Berdasarkan hasil dari uji kandungan glukosa di dalam urine a B dan C dapat disimpulkan bahwa

Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi pada manusia. Ginjal berfungsi menyaring darah untuk mengeluarkan sisa metabolisme. Proses pembentukan urin meliputi filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi. Benedict digunakan untuk mengetahui adanya glukosa. Biuret digunakan untuk mengetahui adanya protein.

Pembahasan

Pada suatu pemeriksaan, laboratorium di uji urine seseorang pasien ternyata ketika di uji dengan menggunakan indikator Benedict menunjukan reaksi warna menjadi merah bata, dan ketika di uji dengan indikator biuret menunjukkan rekasi warna ungu. Berdasarkan hal tersebut penyakit yang terjangkit oleh pasien dan bagian ginjal yang mengalami gangguan adalah sebagai berikut:

Dari hasil pengujian urin di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

A. Uji benedict

Uji benedict atau tes benedict digunakan untuk membuktikan adanya monosakarida dan gula pereduksi. Tembaga sulfat di dalam reagen benedict akan bereaksi dengan monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya mengandung aldehida maupun keton bebas. Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, maupun merah bata dan akan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.

Urin yang digunakan untuk uji benedict harus urin 24 jam, yaitu ketika bangun tidur, urin pertama dibuang sedangkan urin kedua hingga urin pertama pada keesokan harinya kita tampung untuk dilakukan uji benedict.

Ketika urine seorang pasien diuji dengan menggunakan indikator Benedict menunjukkan reaksi warna menjadi merah bata maka dapat diketahui bahwa di dalam urin tersebut mengandung glukosa. Kadar glukosa dalam urin disebabkan kandungan glukosa dalam darah tinggi. Tingginya gula darah disebabkan karena:

1. Hormon insulin rendah yang mengakibatkan glukosa darah tidak dapat diubah menjadi glikogen. Kelainan ini sering disebut dengan Diabetes Melitus (DM).

2. Jika kadar insulin normal tetapi urin masih mengandung gula maka diperkirakan terjadi gangguan pada reabsorbsi pada nefron ginjal. Reabsorbsi terjadi pada tubulus kontortus proksimal. Reabsorbsi bertujuan untuk menyerap zat yang masih berguna seperti gula, asam amino dan garam mineral. Kelainanan ini biasa disebut dengan glukosuria yaitu urin mengandung gula.

B. Uji Biuret

Uji biuret dilakukan bertujuan untuk menentukan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam. Reaksi biuret merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptida. Reaksi tersebut positif berwarna ungu jika zat yang diuji mengandung dua atau lebih ikatan peptida.

Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum untuk gugus peptida dan protein. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk senyawa kompleks antara ion tembaga dan nitrogen dari molekul ikatan peptida. Banyaknya asam amino yang terikat pada ikatan peptida mempengaruhi warna reaksi tersebut. Senyawa dengan ikatan dipeptida memberikan warna biru, tripeptida ungu sedangkan tetrapeptida serta peptida kompleks memberikan warna merah. Biuret dihasilkan dengan memanaskan urea kira-kira pada suhu 180 derajat dalam larutan basa. Biuret memberikan warna violet atau ungu.

Ketika urine seorang pasien diuji dengan menggunakan indikator Biuret menunjukkan reaksi warna menjadi ungu maka dapat diketahui bahwa di dalam urin tersebut mengandung protein. Protein di dalam urin terjadi karena terdapat kelainan pada proses filtrasi di glomerolus. Kelainan tersebut dikenal dengan Albuminuria.

Pelajari lebih lanjut

1. lapisan kulit: brainly.co.id/tugas/15244858

2. proses pembentukan urin: brainly.co.id/tugas/11321551

3. organ ekskresi hati: brainly.co.id/tugas/13849611

Detil jawaban

Mapel : Biologi

Kelas: 11

Bab: Sistem Eksresi

Kode: 11.4.8

Kata kunci: ekskresi, organ ekskresi, urin, uji benedict, uji biuret, albuminuria, diabetes melitus, glukosuria

Halodoc, Jakarta – Ada berbagai macam rangkaian tes medis yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, salah satunya tes urine. Dokter sering kali menganjurkan tes ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit yang menjangkiti seseorang. Melalui tes urine, berbagai komponen dalam urine dapat dievaluasi untuk menilai apakah urine masih normal atau menunjukkan adanya suatu gejala penyakit tertentu.

Tes urine bisa dilakukan di ruang praktek dokter, rumah sakit, laboratorium, maupun di rumah sendiri. Yuk, ketahui penyakit apa saja yang bisa dideteksi melalui cek urine.

Urine atau air seni merupakan limbah yang diekskresikan atau dikeluarkan oleh ginjal sebagai hasil dari proses penyaringan zat-zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Normalnya, dalam urine seseorang biasanya terkandung berbagai zat, seperti air, urea, asam urat, amonia, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, dan beberapa zat yang berlebihan dalam darah, misalnya vitamin C serta obat-obatan.

Urine yang sehat akan berwarna jernih transparan dan sedikit kuning karena pengaruh dari zat warna empedu. Tapi, warna urine ini bisa berubah bila ternyata ada yang tidak beres dengan fungsi organ-organ tubuh tertentu. Sederhananya, hasil dari tes urine bisa menunjukkan gejala awal dari penyakit.

Baca juga: 6 Warna Urine Jadi Tanda Kesehatan

Tes urine ini dinilai berdasarkan penampilan fisiknya. Misalnya, dilihat dari warna, kejernihan, dan baunya. Selain itu, penilaiannya juga ditentukan dari pH (tingkat asam dan basa), adanya glukosa (gula), protein, nitrit, sel darah putih dan merah, bilirubin, bakteri dalam urine, dan lain-lain. Berikut penyakit yang bisa dideteksi melalui tes urine:

1. Penyakit Ginjal

Yang dimaksud penyakit ginjal adalah ketika adanya kelainan pada organ ginjal yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, tumor, kelainan bawaan, sampai penyakit metabolik. Gejala yang umumnya menandakan penyakit ginjal, antara lain rasa nyeri, napas berat saat melakukan pekerjaan berat, mudah sesak napas, dan adanya gangguan berkemih. Nah, melalui tes urine, dapat diketahui apakah seseorang mengidap penyakit ginjal atau tidak.

Orang yang mengidap penyakit ginjal akan mengeluarkan urine yang berwarna cokelat, oranye tua, atau kemerahan. Selain itu, urine juga bisa berbusa yang menunjukkan tingginya kandungan protein dalam urine.

Baca juga: 7 Tanda Awal Penyakit Ginjal

2. Diabetes Melitus

Diabetes memang dapat diketahui melalui gejala-gejalanya yang khas, seperti sering haus, mudah lapar, dan sering buang air kecil dengan jumlah urine yang dikeluarkan melebihi jumlah normal. Tapi, untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti, serangkaian pemeriksaan medis tetap perlu dilakukan, salah satunya tes urine. Ini karena kadar glukosa atau gula darah dalam urine bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana tubuh memperlakukan glukosa berlebih.

Pengidap diabetes biasanya memiliki kadar gula dalam urine yang tinggi. Selain itu, warna urine pengidap diabetes juga lebih transparan atau tidak memiliki warna sama sekali serta beraroma manis. Itulah mengapa diabetes sering disebut juga dengan istilah kencing manis.

Baca juga: 5 Gejala Awal Diabetes yang Sering Diabaikan

3. Hepatitis B

Urine yang berwarna cukup gelap juga cukup identik dengan masalah organ hati. Salah satunya hepatitis B. Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B ini seringkali tidak menimbulkan gejala pada pengidapnya. Tapi, pada kasus yang hepatitis B akut, pengidapnya biasanya akan mengalami beberapa gejala, seperti sakit perut, mual, muntah, badan terasa lemah, flu, warna tinja menjadi pucat, mata dan kulit menguning, serta perubahan warna urine yang menjadi kuning gelap.

4. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi Saluran Kemih atau ISK merupakan penyakit di mana terdapat mikroorganisme dalam urine. Gejala umum penyakit ini adalah timbul rasa nyeri saat buang air kecil serta urine mengandung darah, sehingga warnanya menjadi kemerahan. Tapi, pada beberapa kasus ISK, urine yang dikeluarkan juga bisa berwarna hijau karena mengandung nanah di dalamnya.

Baca juga: Pentingnya Cek Urine untuk Kesehatan

Nah, itulah 4 penyakit yang bisa dideteksi melalui tes urine. Kamu juga bisa melakukan cek urine lewat aplikasi Halodoc, lho. Caranya sangat praktis, kamu tinggal pilih Lab Service yang terdapat di aplikasi Halodoc, kemudian tentukan tanggal dan tempat pemeriksaan, lalu petugas lab akan datang menemuimu pada waktu yang sudah ditentukan. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.