Bagian dari lakon pertunjukan teater modern disebut

tirto.id - Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.

Teater sendiri berasal dari bahasa Yunani, theatron yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, kata teater memiliki arti yang lebih luas dan diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukan di depan orang banyak.

Seni teater bisa diartikan segala keseluruhan yang mencakup gedung, pekerja (pemain dan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pementasan atau peristiwanya).

Ada juga pihak yang mengartikan seni teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan, baik di panggung maupun arena terbuka.

Peristiwa tontonan mencakup tiga kekuatan, yaitu pekerja, tempat, dan komunitas penikmat atau penonton, serta terdiri dari tiga unsur, yaitu kebersamaan, saat, dan tempat, sehingga peristiwa itu disebut sebagai teater.

Mengutip modul Seni Budaya Kelas VIII (2016), pada pelaksanaannya, seni teater memang selalu membutuhkan banyak orang. Teater dikenal sebagai seni kolektif, satu dengan yang lain saling membutuhkan.

Unsur-Unsur Seni Teater

Mengutip modul Penerapan Teater (2017), unsur-unsur di dalam seni teater ada dua yaitu dari dalam dan dari luar. Akan tetapi, unsur inti dari teater yaitu:

1. Naskah atau Skenario

Naskah berisi dialog atau kisah yang akan dipentaskan dan yang akan diperankan oleh seseorang, untuk kemudian dipentaskan. Dari naskah seorang sutradara dapat menentukan kondisi dalam cerita, setting tempat, karakter tokoh, kostum, dan tata pentas.

2. Pemain

Pemain adalah seseorang yang memainkan peran seorang tokoh yang terdapat dalam naskah. Pemain merupakan unsur yang sangat penting dalam pementasan.

Ada tiga jenis pemain yaitu, peran utama, peran pembantu dan peran figuran. Namun ketiga pemain ini sama-sama memiliki arti penting dan juga menentukan sukses dan tidaknya sebuah pementasan.

3. Sutradara

Sutradara adalah orang yang memimpin atau mengatur pembuatan atau pementasan teater.

Sutradara menjadi otak dari jalannya cerita, sekaligus tempat bertanya semua anggota yang terlibat dalam pembuatan teater tersebut, misalnya mengarahkan para aktor, membedah naskah, menciptakan ide-ide tentang pentas yang akan digunakan dan lain-lain.

4. Pentas

Pentas adalah salah satu unsur yang mampu menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain itu, pentas menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya terdapat properti, tata lampu, dan beberapa dekorasi lain yang berkaitan dengan pentas.

5. Properti

Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain sebagainya.

6. Penataan

Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:

  1. Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih sesuai dengan karakter yang akan diperankan.
  2. Tata busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga.
  3. Tata lampu adalah pencahayaan dipanggung.
  4. Tata suara adalah pengaturan pengeras suara.

Fungsi Seni Teater

Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan.

Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat.

Adapun beberapa fungsi seni teater, di antaranya meliputi:

1. Teater sebagai Sarana Upacara

Teater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi

Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan

Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan

Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual, melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis.

Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton.

Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

Baca juga:

  • Apa Itu Seni Teater: Pengertian, Jenis dan Aspeknya
  • Pengertian Drama Musikal Sebagai Seni Teater: Unsur & Ciri-cirinya
  • Bagaimana Langkah-Langkah Membentuk Tim Pementasan Teater Modern?

Baca juga artikel terkait SENI TEATER atau tulisan menarik lainnya Maria Ulfa
(tirto.id - ulf/ulf)


Penulis: Maria Ulfa
Editor: Addi M Idhom

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

ISTILAH-ISTILAH DALAM DRAMA

Sutradara  adalah  orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dalam pementasan drama, pembuatan film

Produser adalah staf produksi yang pertama kali dalam struktur perencanaan pementasan teater. Tugas seorang produser adalah:

a. mengurus produksi secara keseluruhan

b. memilih karyawan

c. menentukan anggaran belanja

d. membuat Program kerja.SEE MORE

  1. Babak
    Babak merupakan bagian dari lakon drama. Satu lakon drama mungkin saja terdiri dari satu, dua, atau tiga babak. Mungkin juga lebih. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda. Baik setting tempat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.
  2. Adegan
    Adegan adalah bagian dari babak. Sebuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dari rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali terjadi penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
  3.  Prolog
    Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon drama. Prolog memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon (cerita) yang akan disajikan. Itulah sebahnya, prolog sering berisi sinopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
  4.  Epilog
    Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambill dari tontonan drama yang baru saja disajikan.
  5.  Dialog
    Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang amat penting karena menjadi pengarah lakon drama. Artinya, jalannya cerita drama itu diketahui oleh penonton lewat dialog para pemainnya. Agar dialog itu tidak hambar, pengucapannya harus disertai penjiwaan emosional. Selain itu, pelafalannya harus jelas dan cukup keras sehingga dapat didengar semua penonton. Seorang pemain yang berbisik, misalnya, harus diupayakan agar bisikannya tetap dapat didengarkan para penonton.
  6. Monolog
    Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya, mungkin ungkapan rasa senang, rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, dan lain-lain.
  7.  Mimik
    Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Ekspresi wajah pemain yang sedang sedih tentu saja berbeda dengan ketika sedang marah.
  8.  Pantomim
    Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tuhuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
  9. Pantomimik
    Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
  10.  Gestur
    Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
  11. Bloking
    Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
  12. Gait
    Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
  13.  Akting
    Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkannya. Bila gerakan-gerakan itu terlalu banyak, dinamakan over akting (laku lajak).
  14.  Aktor
    Aktor adalah orang yang melakukan akting, yaitu pemain drama. Pengertian aktor bisa menjangkau pemain pria dan wanita, khusus pemain wanita disebut aktris.
  15. Improvisasi
    Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan pemeranan.
  16.  ilustrasi
    Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan. Sering juga istilah ilustrasi ini diganti musik pengiring.
  1.  Kontemporer
    Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan atau kelaziman.
  2.  Kostum
    Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakannya pada saat memerankan tokoh cerita di panggung.
  3.  Skenario
    Skenario adalah susunan garis-garis besar lakon drama yang akan diperagakan para pemain.
  4. Panggung
    Panggung adalah tempat para aktor memainkan drama. Biasanya dibuat lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang duduk paling belakang pun dapat menyaksikan apa yang diperagakan aktor di panggung.
  5. Layar
    Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Tidak semua panggung dilengkapi layar.
  6.  Skeneri                                                                                                                                                                  Skeneri adalah dekorasi yang mendukung dan menguatkan suasana permainan.
  7. 25.  Backdrop

Backdrop adalah layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau dinaik-turunkan dan membentuk latar belakang panggung

Macam-macam Drama Berdasarkan Isi Kandung Cerita

  1. Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Drama ini berfungsi menyenangkan hati dan memancing suasana terbahak- bahak dan di dalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan. Drama komedi ini menampilkan tokoh tolol, konyol, atau tokoh bijaksana tapi lucu. Contoh: Office Boy

Drama ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a.  Komedi Situasi, yaitu cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.

b.  Komedi Slapstic, yaitu cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya.

c.  Komedi Satire, yaitu cerita lucu yang penuh sindiran tajam.

d. Komedi Farce, yaitu cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu.

  1. Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. Cerita drama yang termasuk jenis ini adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. Contoh film yang termasuk jenis ini di antaranya Titanic, Romeo dan Juliet atau Ghost. Sementara contoh FTV misteri yang termasuk dalam jenis ini misalnya Makhluk Tengah Malam yang ending-nya bercerita tentang si istri yang melahirkan bayi genderuwo. Cerita ini bukan berakhir dengan kematian, tapi kekecewaan atau kesedihan. Oleh karena itu, cerita Makhluk Tengah Malam dapat digolongkan ke dalam jenis drama tragedi.
  2. Drama tragedi-komedi adalah perpaduan antara drama komedi dan tragedi yaitu cerita yang ada sedih dan ada lucunya. Contoh: Cinta Setaman
  3. Drama misteri Adalah drama yang menahan perhatian penonton dengan suspense/ ketegangan, baik yang berasal dari tindak kriminal atau makhluk gaib. Drama jenis ini dapat dibagi lagi dalam beberapa bagian, yaitu Kriminal, Horor, dan Mistik.

a) Drama kriminal adalah cerita misteri yang sangat terasa unsur ketagangannya, dan biasanya menceritakan seputar kasus pembunuhan atau pemerkosaan.

b) Drama horor adalah drama yang menceritakan hal-hal yang berkaitan dengan roh halus atau makhluk yang menakutkan, semacam setan.

c) Drama mistik adalah drama yang bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan klenik, perdukunan, atau unsur gaib.

  1. Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. Contoh: The Phantom Of The Opera
  2. Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. Contoh: Operet bobo berjudul “Monster Hipokrito”
  3. Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. Contoh: Charlie Chaplin
  4. Passie adalah drama yang mengandung unsur agama/relijius. Contoh: Wali Songo
  5.  Melodrama adalah jenis drama yang bersifat sentimental dan melankolis. Ceritanya cenderung terkesan mendayu-dayu dan mendramatisir kesedihan. Emosi penonton dipancing untuk merasa iba pada tokoh protagonis. Penulis skenario cerita jenis ini jangan terjebak untuk membuat alur yang lambat. Konflik harus tetap runtun dan padat. Justru dengan konflik yang bertubi-tubi pada si tokoh akan semakin membuat penonton merasa kasihan dan bersimpati pada penderitanya. Contoh sinetron jenis ini antara lain Bidadari, Menggapai Bintang, dan Chanda.
  6. Drama sejarah adalah cerita jenis drama yang menampilkan kisah-kisah sejarah masa lalu, baik tokoh maupun peristiwanya. Contoh film yang bercerita tentang peristiwa sejarah antara lain November 1828, G-30-S/PKI, Soerabaya ’45, Janur Kuning, atau Serangan Fajar. Sementara kisah yang menceritakan sejarah tapi lebih ditekankan pada tokohnya antara lain Tjoet Njak Dhien, Wali Songo, dan R.A. Kartini.

Drama Berdasarkan sarana/alat yang digunakan panggung

  1. Drama radio, drama radio tidak¢para aktor dipanggung pertunjukan. bisa dilihat dan diraba tetapi hanya bisa ¢di dengar oleh penikmat.
  2. Drama televisi, dapat didengar dan dilihat.
  3.  Drama film, drama ini hampir sama dengan drama televisi bedanya drama film menggunakan layar lebar dan ¢biasanya dipertunjukkan di bioskop. Drama wayang, ciri khas tontonannya adalah menggunakan wayang sebagai  Drama¢sarananya. boneka, sama juga seperti drama wayang tetapi menggunakan boneka.

Jenis-Jenis Alur

Jenis alur dapat dikelompokkan dengan menggunakan berbagai kriteria. Berdasarkan  kriteria urutan waktu:

Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Peristiwa-peristiwa ditampilkan secara kronologis, maju, secara runtut dari awal tahap, tengah hingga akhir.

Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tengah dan baru kemudian tahap awalnya.

Berdasarkan  kriteria jumlah:

Dalam alur tunggal biasanya cerita drama hanya menampilkan seorang tokoh protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut.

Dalam alur jamak, biasanya cerita drama menampilkan lebih dari satu tokoh protagonis. Perjalanan hidup tiap tokoh ditampilkan.

Berdasarkan kriteria hubungan antarperistiwa:

Alur erat disebut juga alur ketat atau padat. Dalam drama yang beralur cepat, susul menyusul, setiap bagian terasa penting dan menentukan.

Alur longgar berbanding terbalik dengan alur ketat. Hubungan antarperistiwanya longgar, tersajikan secara lambat, dan diselingi berbagai peristiwa tambahan. Pembaca atau penonton dapat meninggalkan atau mengabaikan adegan tertentu yang berkepanjangan dengan tanpa kehilangan alur utama cerita.

Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya:

Dalam drama yang beralur tertutup, penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau secara jelas.

Dalam drama yang beralur terbuka, penampilan kisahnya diakhiri secara tidak pasti, tidak jelas, serba mungkin. Jadi akhir ceritanya diserahkan kepada imajinasi pembaca atau penonton.

Dalam Kamus Istilah Sastra, terdapat alur:

Alur kedua atau tambahan yang disusupkan disela-sela bagian alur utama sebagai variasi. Alur bawahan merupakan lakuan tersendiri tetapi yang masih ada hubungannya dengan alur utama. Ada kalanya alur bawahan ini dimaksudkan untuk menimbulkan kontras, adakalanya sejalan dengan alur utama.

Jalinan peristiwa yang sangat padu di dalam suatu karya sastra, kalau salah satu peristiwa ditiadakan, keutuhan cerita akan terganggu.

Jalinan peristiwa yang tidak padu di dalam karya sastra, meniadakan salah satu peristiwa tidak akan menganggu jalan cerita.

Jalinan peristiwa dalam satu karya sastra yang semakin menanjak sifatnya. (Sudjiman, 1990: 5)