Salah satu olahraga yang dilakukan oleh disabilitas | Freepik.com.
Ada satu poin penting juga yang menjadikan olahraga memiliki manfaat tersendiri bagi penyandang disabilitas. “Manfaat olahraga bagi penyandang disabilitas adalah sebagai kesempatan untuk berubah, kesempatan untuk memfasilitasi potensi mereka bagi integrasi sosial, meningkatkan kebugaran, dan mempromosikan kemampuan diri, yang mengarah pada peningkatan harga diri dan meningkatkan nasib diri sendiri,” tambah dr. Yoyos. Meskipun begitu, masih ada yang diperlukan dalam kegiatan olahraga untuk disabilitas. Salah satunya adalah tujuan kegiatan olahraga yang dilakukan adalah untuk menjaga kesehatan dan tetap produktif. Kemudian ketersediaan fasilitas olahraga yang memadai demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Maka dari itu sehubungan dengan Hari Disabilitas Internasional, pemerintah dan masyarakat yang ada dapat lebih membangun kesadaran dan membantu terciptanya kesamaan hak. Salah satunya dengan kehadiran fasilitas olahraga untuk mendukung penyandang disabilitas. Sebenarnya sudah tidak asing lagi olahraga untuk penyandang disabilitas ini. Salah satu buktinya sudah banyak ditemui atlet disabilitas serta cabang perlombaan olahraga khusus disabilitas yang bisa ditemui di Indonesia. Satu hal yang pasti dengan meningkatnya derajat kesehatan penyandang disabilitas dari adanya kegiatan olahraga, juga dapat menyumbang kontribusi positif bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. “Pendapat kami para dokter manfaat beraktivitas fisik dan olahraga dapat berdampak pada kesehatan, kebugaran dan produktivitas serta prestasi bagi penyandang. Olahraga bagi penyandang disabilitas (ini) diharapkan memberikan kontribusi positif bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia,” tutup dr. Yoyos
Olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang setelah olahraga. Olahraga juga adalah satu tingkah laku aktif yang menggiatkan metabolisme serta memengaruhi manfaat kelenjar didalam badan untuk menghasilkan system kekebalan badan dalam usaha menjaga badan dari masalah penyakit dan stress. Oleh karenanya, benar-benar disarankan setiap orang untuk lakukan aktivitas olahraga dengan cara teratur serta tersetruktur dengan baik. Aktivitas olahraga biasanya identik untuk orang-orang normal yang dapat bergerak bebas tanpa ada kendala yang berarti. Olahraga juga dapat dilakukan oleh orang-orang disabilitas yang sebenarnya sangat berguna untuk fisik maupun psikis mereka. Manfaat ataupun kegunaan olahraga untuk disabilitas diantaranya penyandang disabilitas yang sering berolahraga akan mempunyai tingkat kepercayaan diri lebih tinggi, tingkat kemarahan dan stress akan lebih rendah daripada penyandang difabel yang tidak aktif, memperbaiki suasana hati, meningkatan harga diri dan dapat menambah teman baru, pengalaman baru dan lain-lain. Penyandang disabulitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak (UU No. 8 Tahun 2016 ). Data yang diambil dari (Arie, 2017) jumlah penyandang disabilitas di Indonesia adalah 11,580,117 orang dengan diantaranya 3,474,035 (penyandang disabilitas penglihatan), 3,010,830 (penyandang disabilitas fisik), 2,547,626 (penyandang disabilitas pendengaran), 1,389,614 (penyandang disabilitas mental), dan 1,158, 012 (penyandang disabilitas kronis). Sejalan dengan penghitungan WHO, diperkirakan 10% dari penduduk Indonesia (24 juta) adalah penyandang disabilitas. Ragam penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada UU No 8 Tahun 2016 pasal 4 ayat (Widinarsih, 2019) menjabarkan bahwa 1) penyandang disabilitas fisik adalah terganggunya fungsi gerak, antara lain amputasi, lumpuh layuh atau kaku, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat stroke, akibat kusta dan orang kecil 2) penyandang disabilitas intelektual adalah terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdaan dibawah rata-rata, atara lain lambat belajar, disabilitas grahita dan down syndrom 3) penyandang disabilitas mental adalah terganggunya fungsi pikir, emosi dan perilaku antara lain psikososial diantara skizofrenia, bipolar, depresi, anxietas, dan gangguan kepribadian; dan disabilitas perkembangan yang berpengaruh pada kemampuan pada interaksi sosial diantaranya autid dan hiperaktif 4) penyandang disabilitas sensorik adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca indera, antara lain disabilitas netra, disabilitas rungu, dan/atau disabilitas wicara. Ragam penyandang disabilitas dpaat dialami secara tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu lama yang ditetapkan oelh tenaga medis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyandang disabilitas ganda atau multi adalah penyandang disabilitas yang mempunyai dua atau lebih ragam disabilitas, antara lain disabilitas runguwicara dan disabilitas netra-tuli. Dalam jangka waktu lama adalah jangka waktu paling singkat 6 bulan dan/ata bersifat permanen. Di Indonesia pada anak usia 5-17 tahun 2018 terdapat 3,3% mengalami disabilitas. Proporsi disabilitas meningkat pada kelompok umur yang lebih tua, lali-laki lebis besar proporsinya dibandingkan perempuan dan penduduk perkotaan lebih besa proporsinya dibandingkan pedesaan (Riskesdas, 2018). Penderita penyandang disabilitas dapat melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang dapat bermanfaat untuk tubuh mereka khususnya untuk anak-anak. Untuk anak penyandang disabilitas down syndrom sangat bergantung pada indera penglihatan untuk menstabilkan tubuh mereka maka dapat melakukan latihan sensorik menggunakan keseimbangan statis yaitu senam sensorik yang mendukung peningkatan keseimbangan statis pada orang dengan retardasi ringan. Latihan pada permukaan yang tidak stabil meningkatkan sensibilitas pada anak-anak dengan disabilitas intelektual dalam percobaan dengan mata tertutup (Jankowicz-szymanska, Mikolajczyk, & Wojtanowski, 2012). Anak-anak penyandang cerebral palsy dapat melakukan olahraga dengan permainan bola, dapat menggunakan bola dengan ukuran kecil dengan suasana yang menyenangkan. Olahraga tersebut bertujuan untuk meningkatkan koordinasi otot. Salah satu masalah utama anak cerebral palsy adalah kurang lentur atau athetosis, koordinasi fungsi lengan dan kaki sulit bahkan mungkin tidak bisa. Disfungsi tersebut dapat membahayakan kemampuan diri sendiri. Bagi anak penyandang cerebellar ataxia yang mengganggu kesimbangan yang menyebabkan masalah dalam berjalan. Olahraga atau aktivitas fisik yang dapat dilakukan dengan lempar cakram dan lempar lembing. Olahraga tersebut dapat meningkatkan keseimbangan, selain itu memberi kesenangan, anak menjadi aktif serta dapat melempar dengan jarak jauh. Untuk anak yang menggunakan kursi roda dapat melakukan olahraga renang. Berenang bermanfaat untuk memerangi kyphosis dan mengurangi ancaman kontraktur di sekitar sendi seperti pundak dan panggul (Klapwijk, 2016). Pada anak penyandang disabilitas tunagrahita ringan dapat melakukan permainan tradisional yang berasal dari sunda yaitu engklek. Permainan engklek dapat meningkatkan gerak lokomotor kasar anak yaitu melompat. Manfaat dari gerak lokomotor dapat meningkatkan perkembangan koordinasi yang melibatkan otot-otot besar, pertumbuhan otot, daya tahan dan stamina dan dapat memberikan rasa gembira pada anak (Olahraga, Sunda, Engklek, Fandy, & Sholikan, n.d.). Aktivitas di alam juga dapat bermanfaat untuk anak-anak penyandang disabilitas, salah satunya outbound. Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang memanfaatkan keunggulan alam. Kegiatan outbound sendiri bertujuan untuk menumbuhkan dan menciptakan suasana salaing mendorong, mendukung serta memotivasi dalam sebuah kelompok. Selain mengembangkan kelompok juga memberikan kontribusi memupuk jiwa kepemimpinan, kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung jawab dan empati. Yang diterjemahkan melalui experiental learning yang akan memberikan pengalaman langsung kepada anak dengan simulasi permainan. Pserta langsung dapat merasakan sukses dan gagal dalam melakukan tugas (Bangun, 1945). Dengan melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang diperuntukkan untuk anak disabilitas dapat meningkatkan kemampuan fisik maupun psikis yang dimiliki oleh anak-anak penyandang disabilitas. AM Wulandari (Mahasiswa PKO Universitas Negeri Malang) Rujukan Arie, P. (2017). Inklusi Penyandang Disabilitas di Indonesia. Jurnal Refleksi Hukum, 1, 1–4. Bangun, S. Y. (1945). Pengembangan Pengetahuan Anak Difabel Melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Outbound. 70–77. Jankowicz-szymanska, A., Mikolajczyk, E., & Wojtanowski, W. (2012). Research in Developmental Disabilities The effect of physical training on static balance in young people with intellectual disability. Research in Developmental Disabilities, 33(2), 675–681. https://doi.org/10.1016/j.ridd.2011.11.015 Klapwijk, A. (2016). The multiple benefits of sports for the disabled. 9147(May). https://doi.org/10.3109/03790798709166246 Olahraga, P., Sunda, T., Engklek, M., Fandy, K., & Sholikan, A. (n.d.). ( TUNAGRAHITA RINGAN ) SLB SISWA BUDHI SURABAYA. 219–224. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016. Penyandang Disabilitas Widinarsih, D. (2019). Penyandang Disabilitas Di Indonesia: Perkembangan Istilah Dan Definisi. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial, 20(2). Riskesdas 2018, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan |