Bagaimanakah cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah

Tidak dipungkiri lagi bahwa di era kehidupan moderen sekarang ini, kerjasama atau kolaborasi  merupakan hal yang amat  penting dalam sebuah organisasi, sebagai bagian yang terpisahkan dari upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, sekolah sebagai sebuah organisasi perlu terus – menerus berupaya membangun semangat kerjasama seluruh anggotanya, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal. Berkaitan dengan cara membangun semangat kerjasama di lingkungan sekolah, Michael Maginn (2004) mengemukakan 14 (empat belas) cara, yakni:

  1. Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa.  Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.
  2. Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing.
  3. Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.
  4. Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi.  Seorang pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
  5. Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga  ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan..
  6. Ajarkan rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
  7. Selalulah bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim  seharusnya menciptakan lingkunganyang terbuka dengan gagasan  setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
  8. Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan.
  9. Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai  kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif.
  10. Perangi virus konflik, dan jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani.
  11. Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi,  tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya  berawal dari  kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu konflik.
  12. Saling memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain.
  13. Evaluasilah tim secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim.
  14. Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.

Demikianlah, empat belas cara membangun semangat kerjasama di sekolah yang bisa kita pilih dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Sumber:

==========================

Diambil dan disarikan dari: Direktur Tendik Ditjen PMPTK Depdiknas. 2008. Menumbuhkan Semangat Kerjasama di Lingkungan Sekolah (bahan diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah). Jakarta.

Selamat membangun kerjasama di sekolah dan tempat tugas Anda masing-masing! Semoga sukses!

===========

-7.002979 108.457279

Asked by wiki @ 03/08/2021 in PPKn viewed by 27846 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in PPKn viewed by 25339 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in PPKn viewed by 23430 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in PPKn viewed by 21781 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in PPKn viewed by 21437 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in PPKn viewed by 21090 persons

Asked by wiki @ 30/07/2021 in PPKn viewed by 20374 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in PPKn viewed by 20206 persons

Asked by wiki @ 14/08/2021 in PPKn viewed by 16760 persons

Asked by wiki @ 12/08/2021 in PPKn viewed by 8345 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in PPKn viewed by 6252 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in PPKn viewed by 3813 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in PPKn viewed by 3761 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in PPKn viewed by 3692 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in PPKn viewed by 3465 persons

AsikBelajar.Com | Tips 14 Cara Menumbuhkan Semangat Kerjasama di Lingkungan Sekolah:
[ Bagi yang lagi malas membaca dapat melihat tayangannya di YouTube melalui LINK KLIK DISINI ]

  1. Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa.  Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut. 
  2. Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing. 
  3. Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi.  
  4. Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi.  Seorang pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani.
  5. Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga  ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan.
  6. Ajarkan rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu ”diajari” bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem.
  7. Selalulah bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim  seharusnya menciptakan lingkunganyang terbuka dengan gagasan  setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik.
  8. Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan. 
  9. Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai  kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif.
  10. Perangi virus konflik, dan jangan sekali-kali ”memproduksi” konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani.
  11. Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi,  tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya  berawal dari  kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu konflik. 
  12. Saling memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain.
  13. Evaluasilah tim secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim. 
  14. Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.

Sumber:
Anonim. 2008. Menumbuhkan Semangat Kerja Sama. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Manajemen

Bangsa Indonesia dikenal memiliki sifat dan sikap gotong royong, sehingga semangat kerjasama harus selalu dibina termasuk di dalam lingkungan sekolah. Apalagi mengingat peran sekolah adalah rumah kedua bagi para siswa dimana teman, guru dan staf ibarat keluarga. Kerjasama yang baik akan menumbuhkan rasa persatuan pada siswa dan membuat sekolah menjadi lingkungan yang nyaman.

Apakah yang dimaksud dengan kerjasama itu? Kerjasama merupakan suatu usaha yang didalamnya melibatkan dua orang atau lebih untuk melakukan kegiatan bersama-sama supaya apa yang menjadi tujuan bersama bisa dicapai. Di sekolah banyak sekali kegiatan siswa yang sangat berguna untuk memupuk semangat kerjasama tersebut.

Cara untuk Menumbuhkan Semangat Kerjasama di Sekolah

Bagaimana cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah? Cara yang paling mudah dan cukup efektif adalah melalui beberapa kegiatan berikut ini.

1. Memberikan Tugas Kelompok

Guru bisa lebih sering memberikan tugas-tugas yang harus diselesaikan secara berkelompok baik di dalam atau di luar kelas. Siswa akan dibentuk berkelompok dimana setiap kelompok tersebut harus mengerjakan tugas yang diberikan guru dan dinilai. 

Saat mengerjakan tugas tersebut agar nilainya bagus maka siswa di dalam satu kelompok harus bekerjasama dan diskusi. Semakin sering diberikan tugas kelompok maka siswa akan makin terbiasa untuk bekerjasama.

2. Membuat Jadwal Piket per Kelas

Membuat jadwal piket per kelas juga merupakan salah satu cara untuk memupuk semangat kerjasama pada siswa. Setiap hari mulai dari Senin hingga Sabtu kelompok siswa yang mendapatkan jatah piket sesuai jadwal harus menyapu ruang kelas, membersihkan meja kursi dan sebagainya sebelum pelajaran dimulai.

3. Melakukan Olahraga Bersama

Umumnya di sekolah pada setiap hari Jumat dilakukan kegiatan senam pagi bersama. Selain membuat tubuh lebih sehat dan bugar kegiatan senam pagi tersebut merupakan sebuah cara untuk memupuk rasa kebersamaan. Jenis olahraga berkelompok lainnya seperti basket, kasti dan sepak bola juga bermanfaat untuk melatih kerjasama dalam diri siswa di sekolah.

4. Kegiatan Ekstrakurikuler

Siswa bisa melatih dan mengembangkan semangat kebersamaan dengan teman lainnya melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti kelompok ilmiah, Pramuka, kelompok bahasa, kesenian dan sebagainya. Siswa wajib memilih jenis kegiatan ekstrakurikuler yang disukainya. Selain menjadi media penyaluran minat dan bakat kegiatan ekstrakurikuler juga bermanfaat untuk melatih kerjasama.

5. Kegiatan Organisasi Sekolah

Melibatkan siswa dalam kegiatan organisasi seperti OSIS misalnya menjadi metode yang tepat bagaimana cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah. Sebagai pengurus OSIS siswa harus bekerjasama dan melakukan diskusi setiap ada kegiatan sekolah contohnya ketika ada acara bakti sosial. Tanpa kerjasama antara pengurus OSIS maka acara yang dilakukan sekolah tidak akan berjalan sukses dan lancar.

6. Lomba Antar Kelas

Mengadakan perlombaan antar kelas yang dilakukan setiap awal tahun pelajaran baru juga bermanfaat untuk melatih kerjasama pada setiap siswa. Agar bisa menang lomba kelas maka siswa-siswa pada setiap kelas harus bekerjasama melakukan yang terbaik.

Contoh lomba antar kelas tersebut misalnya lomba kebersihan kelas, menghias kelas, pertandingan olahraga, seni, mading dan lain-lain. Perlombaan antar kelas biasanya dilakukan juga menjelang akhir semester setelah selesainya ujian yang dikenal sebagai class meeting. Jika kelas menjadi juara tentu akan membuat bangga seluruh anggota di kelas tersebut.

Semangat kerjasama tersebut terutama sangat penting dipupuk di dalam sekolah berkonsep asrama atau boarding school. Para siswa boarding school setiap hari selalu berinteraksi dengan teman, guru dan juga staf sekolah sehingga tanpa adanya kerjasama tentu akan membuat kehidupan di lingkungan tidak nyaman.

Kerjasama yang baik juga membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi terbaiknya seperti yang dilakukan oleh SMA Dwiwarna [Boarding School] Bogor, Jawa Barat.

Video yang berhubungan