Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu

Isi: 

Bab ini membicarakan perbedaan antara orang Kristen yang sejati dengan orang yang hanya tampaknya saja Kristen. Yesus membicarakan kedua macam orang ini (Yohanes 15:1-8). Yesus membandingkan orang-orang yang mengaku Kristen dengan ranting-ranting dari pohon anggur, ada yang berbuah dan ada yang tidak.

Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu

Pertama, Yesus berkata bahwa Allah Bapa seperti tukang kebun yang memotong setiap ranting yang tidak berbuah (Yohanes 15:2). Ini menggambarkan bahwa mungkin orang-orang yang tampak seperti orang percaya sebenarnya bukan orang percaya yang sungguh-sungguh. Cara hidup mereka mungkin seperti orang Kristen, tetapi di dalam dirinya tidak ada kehidupan rohani, mereka mati secara rohani. Ketika Yesus berkata, "setiap ranting pada-Ku yang tidak menghasilkan buah," yang Ia maksudkan adalah "Setiap ranting yang memiliki hubungan dengan-Ku, tetapi hidupnya tidak bersumber dari pada-Ku".

Banyak orang yang mengagumi Yesus Kristus. Mereka menganggap Dia sebagai teladan untuk diikuti. Mereka bahkan mungkin mengatakan bahwa mereka menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Namun, mereka tidak bersandar pada-Nya untuk menghapus dosa mereka dan mendamaikan mereka dengan Allah. Mereka yang berada "di dalam" Kristus hanya di dalam hal yang sangat umum. Mereka menyukai Dia, mereka mengakui hidup-Nya benar, mereka melakukan apa yang Ia lakukan. Namun, mereka tidak memperoleh dari-Nya seluruh pengharapan keselamatan dan kehidupan rohani mereka. Yesus mengatakan bahwa orang-orang seperti itu tidak berbuah.

Coba kita pikirkan seperti ini. Sebuah ranting yang diikat ke pohon bisa terlihat seperti ranting yang tumbuh dari pohon itu. Padahal, betapa berbeda keduanya! Ranting yang tumbuh dari pohon mendapatkan hidupnya dari pohon itu, ranting itu hidup! Ranting yang diikatkan ke pohon tidak mendapat kehidupan dari pohon, ranting itu mati! Demikian juga, mungkin ada orang-orang yang suka disebut Kristen, tetapi hanya menempel saja di bagian luar cara hidup Kristen.

Koreksi dari Allah, apabila sungguh-sungguh diterima, membuat orang-orang percaya semakin mengasihi Tuhan Yesus Kristus dan membuat mereka menjadi seperti Dia.

Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu
Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu
Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu
Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu

Bagaimana cara mengenali kekristenan nominal ini? Ia tidak berbuah, tidak ada tanda-tanda kehidupan rohani, tidak ada dukacita terhadap dosa, tidak ada seruan kepada Allah untuk memohon pengampunan dan belas kasih-Nya, tidak ada kebergantungan sepenuhnya pada Yesus Kristus untuk berdamai dengan Allah, tidak ada kerinduan untuk hidup bagi Yesus Kristus sehingga ia dapat menyenangkan Allah. Karakter orang Kristen nominal sama sekali tidak akan menyerupai Yesus Kristus. Mereka tidak memiliki kerendahan hati, mereka tidak mengontrol kekuatannya, mereka merasa sulit menyangkal diri, mereka tidak membenci dosa, dan mereka tidak hidup seperti orang yang sedang bersiap untuk masuk ke dalam kekekalan. Tentu saja tanda-tanda ini tidak selalu dapat terlihat karena kehidupan rohani sebagian besar tersembunyi.

Namun demikian, kadang-kadang kehidupan seseorang tidak berbuah dapat tampak dengan jelas: masalah-masalah, pencobaan-pencobaan, atau keberhasilan memperlihatkan kekosongan kehidupan rohani seseorang. Karena itu, marilah kita melihat diri kita sendiri. Apakah kita berbuah atau tidak? Apakah kita hanya sekadar tertarik kepada cara hidup orang Kristen, atau apakah kita bersandar pada Yesus Kristus untuk kehidupan rohani kita?

Kedua, Yesus berbicara tentang membersihkan ranting yang berbuah, yaitu orang-orang yang memiliki kehidupan baru dari Allah di dalam mereka. Paulus berkata, "Barangsiapa dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru" (2 Korintus 5:17). Berada "di dalam Kristus" berarti orang-orang percaya dipilih Allah untuk menerima hidup baru ini; bahwa Allah telah mengampuni mereka karena penderitaan dan kematian Kristus di kayu salib dan telah menyatakan mereka benar di hadapan-Nya. Sekarang, mereka memiliki iman yang hidup dan kudus. Sebagaimana Paulus berkata, "Tetapi bukan lagi aku sendiri lagi yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20). Orang-orang percaya demikian bagaikan ranting yang memperoleh hidupnya dari pohon. Yesus berkata, "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak berbuah di dalam Aku" (Yohanes 15:4). Buah yang dimaksudkan oleh Yesus adalah hati yang hancur karena dosa, jiwa yang menyesal, kerendahan hati dalam memandang diri, dan bersandar sepenuhnya pada Yesus untuk memperoleh keselamatan. Apakah kita mengerti hidup yang menghasilkan buah ini? Hidup seperti ini akan menghasilkan hidup yang kudus, itulah kehidupan rohani yang sesungguhnya.

Yang dimaksud Yesus dengan "memangkas" atau "membersihkan" adalah bahwa Allah akan mengambil dari kita hal-hal yang mengganggu kehidupan rohani kita. Alkitab mengatakan bahwa Allah memperbaiki kehidupan orang-orang percaya, atau "memangkas" mereka, karena Ia mengasihi mereka (Ibrani 12:10). Orang-orang Kristen tidak selalu mengerti cara kerja Allah atas hidup mereka. Mengapa ada orang-orang Kristen yang saleh, tulus, penuh kasih, harus menderita kesulitan dan kekecewaan? Mereka tidak dapat menjawabnya, tetapi mereka tahu bahwa Allah hanya akan memberikan yang terbaik bagi mereka. Mereka tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan mereka (Roma 8:28).

Bagaimana menjelaskan perbedaan antara ibadah yang benar dan ibadah yang palsu

Pemangkasan atau pembersihan ini tidak melemahkan kehidupan rohani orang-orang percaya. Allah memelihara kehidupan yang telah diberikan-Nya sendiri sejak awal. Maksud dari pemangkasan adalah, seperti kata Yesus, "supaya lebih banyak berbuah" (Yohanes 15:2). Koreksi dari Allah, apabila sungguh-sungguh diterima, membuat orang-orang percaya semakin mengasihi Tuhan Yesus Kristus dan membuat mereka menjadi seperti Dia.

Apakah kita adalah orang Kristen yang berbuah? Allah memiliki rencana supaya umat-Nya berbuah lebih banyak. "Dalam hal inilah Bapaku dipermuliakan," kata Yesus, "yaitu jika kamu berbuah banyak." (Yohanes 15:8)

Audio: Orang Kristen yang Sejati dan yang Palsu

Jawaban

Doktrin adalah “serangkaian ide atau kepercayan yang diajarkan atau diyakini benar.” Doktrin alkitabiah adalah ajaran yang selaras dengan Firman Allah yang diwahyukan dalam Alkitab. Doktrin palsu adalah ide yang menambah kepada, mengurangi, berlawanan, atau meniadakan doktrin yang telah diberikan dalam Firman Allah. Sebagai contoh, ajaran apapun yang menolak kelahiran Yesus dari seorang perawan adalah doktrin palsu, karena bertentangan dengan ajaran Alkitab yang jelas (Matius 1:18). Seawal abad pertama, doktrin palsu telah menyusup ke dalam gereja, dan banyak surat-surat dalam Perjanjian Baru ditulis guna melawan penyesatan tersebut (Galatia 1:6-9; Kolose 2:20-23; Titus 1:10-11). Paulus menasehati murid didikannya, Timotius, supaya waspada terhadap mereka yang menyebarkan ajaran sesat dan mengacaukan para jemaat: “Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat--yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa...” (1 Timotius 6:3-4). Sebagai pengikut Kristus, karena kita memiliki “seluruh maksud Allah” (Kisah 20:27) dalam bentuk Alkitab yang lengkap, kita sudah tak beralasan jika tidak mengetahui teologi. Ketika kita berusaha “supaya engkau layak di hadapan Allah” (2 Timotius 2:15), maka kita tidak mudah disesatkan oleh nabi palsu yang menata kata. Ketika kita mengenal Firman Allah, “kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan” (Efesus 4:14). Cukup penting bagi kita untuk mampu membedakan antara doktrin palsu dan perselisihan denominasi. Berbagai kelompok jemaat mempunyai anggapan masing-masing dalam halnya penafsiran Alkitab yang sekunder. Perbedaan ini tidak selalu disebabkan oleh doktrin palsu. Kebijakan gerejawi, peraturan pemerintah, tata cara ibadah, dsb. semuanya masih boleh didiskusikan, karena terkadang Alkitab tidak mengungkitnya secara langsung. Isu yang sudah jelas diajarkan di dalam Alkitab pun kenyataannya sering diperdebatkan oleh para pengikut Kristus yang sejati. Perbedaan dalam penafsiran atau praktek tidak selalu berarti doktrin palsu, dan perbedaan itu hendaknya tidak memecah-belah Tubuh Kristus (1 Korintus 1:10). Doktrin palsu adalah doktrin yang menentang kebenaran pokok atau kebenaran yang penting bagi keselamatan. Beberapa doktrin di bawah ini dapat dikenali sebagai doktrin palsu: • Penghapusan neraka. Alkitab menggambarkan neraka sebagai tempat penyiksaan kekal yang nyata, sebuah tempat tujuan bagi setiap jiwa yang belum lahir baru (Wahyu 20:15; 2 Tesalonika 1:8). Penolakan neraka secara langsung berlawanan dengan ajaran Yesus (Matius 10:28; 25:46) dan oleh karena itu merupakan doktrin palsu. • Ide bahwa ada “berbagai jalan menuju Allah.” Filsafat ini sedang populer karena dianggap toleran. Doktrin palsu ini mengklaim bahwa, karena Allah adalah kasih, Ia akan menerima semua daya upaya beragama selama yang menunaikannya tulus. Relatifisme ini bertentangan dengan keseluruhan Alkitab dan menyingkirkan kebutuhan bagi Anak Allah untuk menjelma sebagai manusia dan disalibkan bagi kita (Yeremia 12:17; Yohanes 3:15-18). Doktrin ini juga bertentangan dengan klaim Yesus bahwa Ia adalah satu-satunya jalan kepada Allah (Yohanes 14:6). • Ajaran apapun yang merubah definisi kepribadian Yesus Kristus. Doktrin yang menolak keilahian Kristus, kelahiran oleh perawan, khodrat-Nya yang tak berdosa, kematian-Nya secara jasmani, atau kebangkitan-Nya secara jasmani adalah doktrin palsu. Sekte sesat atau kultus yang mengklaim diri sebagai Kristen mudah dikenali sebagai kelompok sesat jika kita meneliti doktrin Kristologi mereka yang keliru. Tidak sedikit denominasi umum yang mulai tergelincir ke dalam kesesatan karena mereka sudah tidak berpegang pada penafsiran Alkitab secara harafiah atau berpegang pada keilahian Kristus. Satu Yohanes 4:1-3 menjelaskan bahwa penolakan Kristologi yang alkitabiah adalah “anti-Kristus.” Yesus menggambarkan para pengajar sesat di dalam gereja sebagai serigala yang menyamar sebagai domba (Matius 7:15). • Ajaran keselamatan yang menambahkan persyaratan perbuatan agamawi pada karya Kristus di atas salib yang sudah terselesaikan. Ajaran semacam ini mungkin mengakui keselamatan melalui iman saja, namun masih tetap bersikeras bahwa ritual agama (seperti pembaptisan air) adalah syarat mutlak bagi keselamatan. Adapun kelompok sesat lain yang bahkan mengatur penataan rambut, pakaian, dan diet para anggotanya. Roma 11:6 melarang upaya mencampur kasih karunia dengan perbuatan. Efesus 2:8-9 mengajar bahwa kita diselamatkan oleh kasih karunia Allah, melalui iman, dan tidak ada tindakan kita yang dapat menambah atau menguranginya. Galatia 1:6-9 melayangkan kutukan atas siapapun yang merubah kabar baik keselamatan melalui kasih karunia. • Ajaran yang menggambarkan kasih karunia sebagai izin untuk berdosa. Doktrin palsu ini menyiratkan bahwa yang perlu dilakukan untuk berkenan pada Allah adalah meyakini fakta tentang Yesus, berdoa sebuah doa khusus, dan melanjutkan pola kehidupan yang dikendalikan diri sendiri dengan kepastian bahwa pada akhirnya mereka akan mencapai surga. Paulus mengulas pola pemikiran ini dalam Roma pasal 6. Dua Korintus 5:17 menyatakan bahwa mereka yang berada “dalam Kristus” telah menjadi “ciptaan baru.” Perubahan itu, sebagai respon terhadap iman seseorang dalam Kristus, merubah perilaku eksternal seseorang. Mengenal dan mengasihi Kristus sama dengan menaati-Nya (Lukas 6:46). Setan telah mengacaukan dan menyesatkan Firman Allah sejak di Taman Eden (Kejadian 3:1-4; Matius 4:6). Pengajar palsu, yakni hamba Setan, berusaha menyamar sebagai “pelayan-pelayan kebenaran” (2 Korintus 11:15), namun mereka dapat dikenali dari buahnya (Matius 7:16). Seorang penyamar yang mengajarkan doktrin sesat akan menunjukkan sifat angkuh, keserakahan, dan pemberontakan (baca Yudas 1:11) dan seringkali mereka terlibat dalam percabulan dan zinah (2 Petrus 2:14; Wahyu 2:20). Adalah bijak jika kita mengakui kelemahan kita terhadap penyimpangan dan membiasakan diri mengikuti teladan para penduduk Berea di dalam Kisah 17:11: “setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” Ketika kita bertujuan mencontoh teladan gereja mula-mula, kita dapat terhindar dari bahaya doktrin palsu. Kisah 2:42 mengajar, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Mencontoh ketekunan yang mereka teladani dapat melindungi kita dan memastikan kita berada di jalan yang telah Yesus sediakan bagi kita.

English