Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?

Dream – Merintis bisnis tak selamanya membutuhkan modal, khususnya uang, yang besar? Buktinya, Rasulullah SAW dipercaya menjalankan bisnis dengan modal akhlak. Berkat sifat jujur dan amanah, beliau dipercaya membawa dagangan ke luar negeri.

Di antara sekian banyak perempuan di Mekkah, ada seorang perempuan cantik, dewasa, kaya-raya, dan berbudi luhur menjadi seorang pedagang yang biasa berdagang ke negara lain. Wanita itu tak lain adalah Khadijah.

Suatu ketika ia sedang membutuhkan orang untuk membawa dan menjualkan barang dagangannya ke Syam. Ia butuh orang yang jujur, suka bekerja keras, dan bisa dipercaya. Sayangnya, Khadijah belum menemukannya.

Akhirnya, ia dipertemukan dengan seorang pemuda yang menjadi panutan umat islam di dunia, Rasulullah SAW yang menjadi suami Khadijah.

" Aku tahu betapa jujur dan bisa diandalkannya dirimu. Aku membutuhkan orang untuk membawa barang daganganku ke Syam dan menjualnya di sana. Kurasa kaulah orang yang paling tepat untuk melakukan tugas itu. Jadi, aku menawarkan pekerjaan itu kepadamu," kata Khadijah.

Karena kejujuran Rasulullah SAW, Khadijah tertarik untuk menitipkan dagangan untuk dijual olehnya.

Nah, buat kamu yang tertarik untuk sukses berdagang seperti Rasulullah SAW, ada lima tips yang bisa diterapkan.

Yang pertama, usaha adalah ladang menjemput surge. Praktik dagang ala Rasulullah SAW berbeda dengan praktik pedagang saat ini yang cenderung mementingkan keuntungan duniawi. Padahal, kehidupan dunia ini hanya sementara.

Kedua, menjual barang yang berkualitas bagus. Prinsip berikutnya yang dianut oleh Rasulullah SAW adalah menjaga kualitas barang dagangan. Beliau tak pernah menjual barang cacat karena akan merugikan pembeli dan berdosa bagi si penjual.

Ketiga, bersikap jujur. Nah, Rasulullah SAW tak pernah mengurangi takaran timbangan. Beliau selalu mengatakan apa adanya tentang kondisi barang, baik kelebihan maupun kekurangannya. Tak jarang takaran timbangan dilebihkan agar pembeli senang.

Selengkapnya baca di sini.

(Sah)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum dikaruniai risalah kenabian, Rasulullah, Sayyidina Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang sukses. Dalam menjalankan bisnisnya, beliau sangat memegang teguh etika-etika bisnis. Seperti misalnya kejujuran, baginya itulah kunci utama praktik dagangnya. Ia benar-benar jujur menyampaikan kondisi riil barang dagangannya.

Sebagai pedagang, Nabi Muhammad menjunjung tinggi keadilan. Artinya beliau tidak pernah menipu takaran, ukuran dan timbangan. Bahkan etika keadilan Beliau terapkan untuk seluruh kaum, baik muslim maupun kaum lainnya. Begitupun soal promosi, beliau justru selalu membantu mempromosikan barang dagangan pedagang lainnya, jika ia tidak menjual barang tersebut. Ia sama sekali tidak pernah menjelek-jelekan dagangan milik orang lain.

Konon penimbunan barang tradisi pedagang jahiliyah, langkah ini adalah strategi untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Berbeda dengan Nabi, beliau justru tidak pernah melakukannya. Terbukti Ketika berbisnis dengan Khadijah, Nabi selalu menjual barang dagangannya sampai habis. Namun karena keterbatasan alat transportasi Muhammad membawa barang dagangan secukupnya.

Mengenai strategi bisnis ala Nabi dalam buku Marketing Muhammad, ada beberapa tips agar jadi pedagang sukses. Pertama, melakukan segmentasi, maksudnya menetapkan target pasar dan positioning. Sebelum memulai bisnis, Nabi akan melakukan riset mengenai kebiasaan, cara hidup, cara makan dan minum, serta kebutuhan yang diperlukan masyarakat tempat lokasi ia berdagang. Apalagi Nabi juga mahir dalam melakukan targeting.

Strategi kedua adalah diferensiasi atau bauran pemasaran, dan memiliki prinsip kuat dalam berbisnis. Ia berdagang dengan cara-cara yang beda, tidak konvensional sama seperti pedagang lainnya. Caranya beliau menjalin hubungan yang baik atau silaturahim dengan pelanggannya dan melakukan ekspansi usaha ke wilayah-wilayah lain.

Kemudian Rasulullah kerap mematok harga sesuai dengan nilai komoditas barang dagangannya dan tidak melakukan perang harga dengan pedagang lainnya. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Nabi menegaskan hal tersebut. “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu.” Kata Nabi Muhammad saw.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Rasulullah Telah Mengajarkan Tipe Kepemimpinan yang Adil dan Amanah

Sukses dalam berbisnis tentu menjadi harapan semua orang. Banyak yang berhasil meraih cita-cita tersebut, namun masih jarang yang menjalankan sesuai dengan syariat. Selaku Muslim tentu tidak perlu risau, karena bisa mencontoh bisnis ala Rasul. Pada artikel web SEO Anak Sholeh kali ini akan dikupas mengenai cara bisnis ini.

Perjalanan bisnis Rasul dimulai sejak beliau berusia 12 tahun, saat itu beliau ikut pamannya yaitu Abu Thalib berdagang ke Syam. Selanjutnya ketika menuju usia dewasa, Rasulullah memulai usahanya sendiri, beliau mulai dengan berdagang kecil–kecilan.

Beliau membeli barang dari pasar, lalu dijual kembali kepada orang lain. Sampai pada akhirnya banyak investor yang mempercayai uangnya dikelola Rasulullah.

Dalam menjalankan bisnisnya, beliau memperkaya diri dengan kejujuran, keteguhan memegang janji, tanggung jawab sehingga beliau mendapat gelar Al-Amin (yang dapat dipercaya). Setelah menikah, Rasul tetap berbisnis bersama Khadijah, menjalankan bisnis berdua dengan sukses.

Sebagian besar berpikir bahwa modal utama dari berbisnis adalah uang. Tetapi, dikutip dari pengantar buku yang berjudul “Bagaimana Rasulullah Berbisnis” yang dipaparkan oleh Dr. M. Syafi’i Antonio, bahwa modal utama bisnis yaitu kepercayaan.

Kepercayaan di dalamnya meliputi kejujuran, amanah dan pertanggungjawaban. Kedua adalah kompetensi yang meliputi profesionalisme, skill serta penguasaan aspek teknis.

Bisnis ala Rasul

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Ilustrasi Bisnis ala Rasul, Sumber : seoanaksholeh.com

Walaupun Rasulullah adalah seorang Nabi dan Rasul yang harus menyampaikan perintah Allah kepada umat, tetapi Rasulullah tetap berdagang untuk memenuhi kebutahan sehari-harinya. Berikut ini beberapa prinsip dan cara bisnis ala Rasul yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Memahami Hukum & Ilmu Bisnis (Jual-Beli)

Hukum jual beli itu sendiri terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 275 yang artinya: “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

Nah, sudah jelas bahwa Allah menghalalkan jual beli. Dalam transaksi jual beli, Anda tentu harus menguasai produk, menerapkan strategi pemasaran, dan lain sebagainya.

2. Selalu Bersikap Jujur

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Bisnis harus jujur. Sumber akurat.co

Prinsip bisnis ala Rasul yang paling utama ialah kejujuran. Nabi Muhammad tidak hanya jujur kepada rekan bisnisnya, tetapi juga kepada para pelanggannya. Rasulullah selalu menjelaskan apa adanya keunggulan dari barangnya dan juga kelemahan dari barangnya tersebut.

Jadi, kejujuran yang menjadi keunggulan dari bisnis Rasulullah. Sebagai pembeli, Anda tentu akan memilih pedagang yang sudah terkenal jujur, karena merasa aman dan tidak akan ditipu.

3. Sopan Santun & Menghormati Pelanggan

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Selalu ramah pada konsumen adalah kunci keberhasilan bisnis. Sumber Pexels.com

Rasulullah menganggap semua pelanggannya adalah saudaranya. Seperti yang dikemukakan oleh Rasulullah, ‘Sayangilah saudaramu layaknya menyayangi dirimu sendiri’. Konsumen adalah raja, selalu perlakukan konsumen Anda dengan baik, sopan santun dan selalu hormati pelanggan.

Rasulullah juga menganggap segala keuntungan yang didapat adalah hadiah dari usaha. Ketika seseorang terbantukan dengan produk yang Anda jual, itulah seharusnya inti dari bisnis ala Rasul. Kepuasaan konsumen adalah nomor satu.

4. Menepati Janji

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Ilustrasi Menepati Janji, Sumber : dailymail.co.uk

Seperti firman Allah di QS Al Maidah ayat 1, ‘Wahai orang-orang yang beriman penuhilah janjimu.’

Rasulullah dalam berdagang selalu menjaga kepercayaan pelanggan, di antaranya adalah selalu menetapi janji. Beberapa pelanggan yang meminta barang atau memesan barang selalu ditepati janjinya oleh Rasulullah.

Nabi Muhammad selalu mengedepankan tanggung jawab kepada pelanggan dan integritas yang tinggi. Barang-barang yang dipesan oleh pelanggan akan disiapkan dan dikirimkan tepat waktu oleh Rasulullah.

Inilah yang juga harus Anda lakukan, ketika sudah ada perjanjian kepada partner atau pelanggan, usahakan Anda selalu menepatinya. Walaupun perjanjian tersebut tidak ada hitam di atas putih, Anda juga harus selalu menepati janji tersebut. Ingat, kepercayaan pelanggan bertahun-tahun yang hilang akan sulit didapatkan kembali.

5. Tidak Menjelekkan Bisnis Orang Lain

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Jangan mengucapkan hal buruk pada bisnis orang lain. Sumber madaninews.id

‘Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain’ (HR Muttafaq)

Itulah yang dikatakan oleh Rasulullah kepada pengikutnya. Sebab, prinsip berbisnis adalah memuaskan pelanggan, bukan mematikan bisnis orang lain. Anda tidak perlu juga mengatakan bahwa bisnis si A lebih jelek dari pada bisnis Anda sendiri. Anda harus menonjolkan kualitas produk Anda, dan biarkan pelanggan yang menilai.

6. Tidak Menjual Produk Buruk

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Pastikan barang yang Anda jual berkualitas. Sumber wartalombok.piiran-rakyat.com

Rasulullah mengajarkan untuk memilah mana produk yang baik dan produk yang buruk. Bahkan Rasulullah tidak pernah menjual produk yang kualitasnya rendah atau tidak pantas dijual. Dengan begitu, Rasulullah dapat selalu menjaga mutu barang-barang yang dijualnya.

Di samping itu, Rasulullah selalu mengelompokkan harga barang sesuai dengan kualitasnya. Harga barang yang kualitasnya baik akan dihargai lebih mahal dibandingkan dengan kualitas yang biasa-biasa saja.

7. Tidak Menimbun Barang

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Menimbun barang adlaah kejahatan bisnis. Sumber akurat.co

Dalam Islam, menyimpan barang agar mendapatkan keuntungan di kemudian hari disebut ihtikar. Misalnya Anda mempunyai cabai, lalu Anda menyimpan cabai tersebut untuk dijual di kemudian hari karena harga cabai yang murah.

Ini tidak diperbolehkan di dalam Islam karena itu sama saja menimbun. Jika memang kondisi harga seperti itu, Anda harus menjual dengan harga apa adanya.

8. Tidak Mengganggu Ibadah

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Pastikan bisnis Anda tidak mengganggu ibadah. Sumber twitter.com

Allah tidak menyukai orang yang terlalu sibuk berdagang sehingga melupakan kewajibannya, yaitu beribadah. Kebanyakan orang berdagang atau bekerja terlalu keras sehingga lupa waktu sholat dan bahkan lupa untuk membayar zakat. Usahakan Anda selalu menyempatkan waktu untuk sholat dan membayar zakat.

9. Membayar Upah Tepat Waktu

“Berikanlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya”

Itulah yang diucapkan Rasulullah. Sebelum kering keringatnya adalah jangan menunda-nunda gaji atau upah karyawan. Ketika Anda menggaji karyawan setiap tanggal 25, usahakan selalu tepat waktu. Selain itu, pembayaran upah atau gaji harus sesuai dengan kerja yang dilakukan.

10. Membayar Zakat & Banyak Bersedekah

Bagaimana cara Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya sehingga menjadi bisnisman yang sukses?
Ilustrasi Membayar Zakat, Sumber : nu.or.id

Bagi Anda para pebisnis yang aset atau hartanya sudah mencapai nisab, Anda harus mengeluarkan zakat sebagaimana seorang Muslim.

Sejatinya, pebisnis sulit menghindari hal-hal syubhat, karena manusia tak luput dari salah dan khilaf. Maka dari itu, Rasulullah memerintahkan para pebisnis untuk menebus kesalahan atau kekurangan dalam berbisnis dengan bersedekah. Selain untuk menebus kesalahan, sedekah juga dapat membuka pintu rezeki.

Demikianlah ulasan mengenai beberapa prinsip dan cara bisnis ala Rasul. Memang tidak ada manusia yang bisa menandingi kehebatan Rasulullah, namun Anda harus berusaha untuk menjadikan beliau sebagai panutan dalam berbagai hal, termasuk berbisnis. Semoga bermanfaat. Simak artikel seputar bisnis lainnya di SEO Anak Sholeh.

Baca juga: 7 Tips Bisnis Berkah dan Sukses

Meningkatkan keterampilan tim di perusahaan tentang digital marketing yakni khususnya skill SEO (Search Engine Optimization). Dengan teknik SEO wujudkan website perusahaan agar mendapat peringkat terbaik pada halaman pencarian google.

Ayo jadikan perusahaan Anda lebih unggul dari kompetitor!