Apakah kegunaan garam pada pewarna kimia?

Jawaban:

- Pewarna Naptol

- Pewarna Indigosol

- Pewarna Protion

- Pewarna Base

- Pewarna Rapit

Penjelasan:

  • Pewarna Naptol

Pewarna Naptol biasanya digunakan untuk pencelupan. Untuk pencelupan 1 potong kain ukuran taplak digunakan 10 gr Naptol, 5 gr kustik, Garam Diazo 30 gr.

Contoh penggunaan pewarna Naptol:

1. Warna Biru Muda

Naptol AS + Kustik fixasi dengan Garam Diazo Biru Bb.

2. Warna Biru Tua

Naptol AS + Kustik difiksasi dengan Garam Diazo Biru B.

3. Warna Merah Muda

Naptol BS + Kustik difiksasi dengan Garam Diazo Merah R.

4. Warna Merah Tua / Merah Marun

Naptol AS BO + Kustik difiksasi dengan Garam Diazo Merah B + Biru B.

5. Warna Kuning

Naptol ASG + Kustik difiksasi dengan Garam Merah B.

6. Warna Ungu / Violet

Naptol ASG + Kustik difiksasi dengan Garam Violet B.

7. Warna Orange

Naptol AS OL + Kustik difiksasi dengan Garam Kuning Gc / Orange Gc.

  • Pewarna Indigosol

Pewarna Indigosol biasa digunakan untuk pewarnaan teknik nyolet dan mewarnai dasar (pencelupan). Untuk teknik nyolet pewarna 5 gr untuk ukuran air ½ gelas aqua ( dilarutkan dengan air panas ). Untuk pencelupan 1 kain taplak dibutuhkan pewarna 20 gr dan air 1 sampai 2 liter ( dilarutkan dengan air panas ).

  • Pewarnaan Protion

Pewarnaan Protion digunakan dalam proses Nyolet dan Nyelup. Untuk teknik Nyolet dibutuhkan warna 5 gr, Soda Kue 2 gr, atau MS ( Resisal ) dan air sekitar 30cc. Untuk teknik Nyelup dibutuhkan warna Protion 20 gr, Soda Kue 10 gr dan air 2 Liter.

Posted in Belajar Batik

Pewarna kain batik ikat celup dapat dikategorikan menjadi dua yaitu zat pewarna alam dan zat pewarna kimia. Zat pewarna alam dihasilkan dari warna warna yang dapat kita peroleh dari berbagai macam tumbuhan misalnya pada bagian buah, akar, daun, atau kulit pohon. Zat pewarna kimia diproses/hasilkan secara kimiawi oleh industri. Zat pewarna kimia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bahan warna yaitu, Napthol, Indigosol, Rapide, Ergan Soga, Kopel Soga, Chroom Soga, dan Prosion.

a. Bahan warna Napthol

Napthol memiliki jenis yaitu AG, AS-D, AS-G, AS-OL, AS-BO, AS-GR, AS-LB, AS-LB (Extra), AS-BS, AS-KN, dan AS-BR. Napthol AS memiliki sifat netral artinya warna yang dihasilkan menurut warna garamnya. Untuk membangkitkan warna dipergunakan jenis Garam Diazo diantaranya adalah Biru B, Biru BB, Violet B, Hitam B, Merah B, Merah GG, Merah GC, Merah R, Merah 3GL Spesial, Bordo GP, Orange GC, Orange GR, Biru Hijau B, dan Kuning GC. Agar pelarutannya bagus, sebaiknya dibuatkan lebih dulu pesta dengan bahan pendukung meliputi Turkish Red Oil (TRO) dan Loog 38 BE (larutan Kaustik Soda / NaoH).

b. Bahan warna Indigosol

Warna Indigosol ini memiliki jenis yaitu Blue 06B, Blue 04B, Yellow FGK, Yellow 1GK, Green 1B, Green 13G, Orange HR, Violet BF, Violet ABBF, Brown IRRD, Abu-abu 1BL, Rosa 1R, dan RED AB. Bahan pelengkapnya adalah Natrium Nitrit (NaNo2) dengan komposisi 2x indigosol, dan TRO. Untuk membangkitkan warna dilakukan dengan mengoksidasikan secara langsung ke panas matahari. Selain itu dengan larutan Asam Chlorida atau Asam Sulfat.

c. Bahan warna Rapide

Bahan ini biasanya untuk pewarnaan teknik colet. Jenis rapide ada tiga macam yaitu Rapide biasa, Rapidosen, dan Rapidosol. Rapide biasa meliputi Kuning GCH, Orange RH, Biru BN, Hitam G, dan Hijau N-16G. untuk membangkitkan warna dipergunakan larutan asam cuka, dengan komposisi 50 cc asam cuka dipakai untuk 1 liter air panas. Sedangkan bahan pendukungnya adalah Turkish Red Oil (TRO) (2x Rapide) dan Loog 380Be.

d. Bahan warna Ergan Soga

Bahan warna ini memiliki tiga jenis yaitu COklat (soga) tua, Coklat (soga) sedang, dan Coklat (soga) muda. Bahan pelarut menggunakan obat hijau (chromfarbesalz), dan pembangkit warnanya memakai beningan larutan air kapur (50 gr untuk 1 liter air dingin).

2. Pewarnaan

Bahan pewarna batik ikat celup sangat beragam, tetapi yang lebih banyak digunakan yaitu bahan pewarna napthol dan remasol, walau tidak ada salahnya juga mencoba jenis pewarna yang lain. Berikut akan dijelaskan cara pewarnaan dengan napthol dan remasol.

a. Pewarnaan Napthol dengan Satu Warna (Celup)

Napthol yang dimaksud untuk pewarna batik ikat celup bukan jenis napthol yang biasa untuk mewarnai kain jeans tetapi jenis pewarna napthol dingin, disebut napthol dingin karena proses pewarnaannya tidak direbus seperti halnya pewarna napthol untuk jeans pewarna napthol untuk batik yaitu pewarna napthol yang harus dibangkitkan dengan pembangkit warna (Garam Diazo). Secara umum proses pewarnaan dengan napthol dingin adalah sebagai berikut:

a)   Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membuat larutan TRO (Turkish Red Oil). TRO berbentuk serbuk putih dan merupakan salah satu bahan pelengkap napthol. Tetapi sebelumnya harus diketahui berapa kuantitas dari napthol, karena perbandingan Napthol dengan TRO yaitu 1 : ½ atau (1/3).

b)   Kain lalu dicelup dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar.

c)  Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda (NaoH) dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol : 1 Liter air.

d)  Kain yang sudah atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes pada kain habis.

e)   Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan garam diazo dalam sedikit air hingga larut, setelah larut tambahkan air dan aduk. Perbandingan napthol dan garam yaitu 1 : 3.

f)    Ketika kain dicelup pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap ke kain.

g)   Setelah warna muncul kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari.

h)   Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris & Dijemur Dicuci air

b. Pewarnaan Napthol dengan 2 warna atau lebih (Celup)

Apabila menginginkan lebih dari satu warna maka setelah setengah kering dilakukan pemalaman/penutupan dengan plastik/tali rafia kembali. Sebelumnya harus sudah dipikirkan bagian mana yang akan tetap berwarna sebelumnya dan bagian mana yang akan diwarna berikutnya. Jika menginginkan warna sebelumnya (warna pertama) tetap ada, maka bagian tersebut ditutup malam/plastik/tali rafia.

c. Pewarnaan Remasol dengan 2 warna atau lebih (Colet)

Remasol adalah pewarna batik yang biasa digunakan untuk teknik colet. Dengan pewarna remasol maka dalam beberapa colet bisa menggunakan lebih dari beberapa warna. Remasol juga biasa dipakai pada lukis batik modern. Teknik pewarnaan colet dengan remasol adalah sebagai berikut:

a) Larutkan remasol dalam air panas kemudian tambahkan poliron dan ludigol. Aduk hingga merata, perbandingan Remasol : Poliron : Ludigol = 1 : 1/2 : 1/2 . Perbandingan remazol dan air panas yaitu 3 gr : 50/100 cc air

b)   Tunggu sampai larutan tersebut dingin, apabila sudah dingin maka pewarna tersebut siap digunakan.

c)  Siapkan kain yang sudah di malam, lalu dengan menggunakan kuas ambil pewarna tersebut dan oleskan pada bagian yang dikehendaki.

d)  Lalu keringkan, pengeringan jangan di bawah matahari. Apabila sudah kering, rendam ke dalam larutan waterglass + air + caustik soda dengan perbandingan1:1. Air dapat dikurangi apabila menginginkan warna lebih pekat.

e)   Kemudian tiriskan dan dijemur sampai kering sekali.

f)   Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Dikuaskan Ditiriskan & dijemur Ditiriskan & dijemur Dicuci air

Bahan pelorodan malam

Bahan untuk melorod (membersihkan malam) kain, diperlukan air panas mendidih di atas tungku dan Soda Abu atau TRO. Fungsi soda abu tersebut untuk menghindari terjadinya penempelan ulang malam di permukaan kain sehingga kain benar-benar bersih dari malam. Bila proses pemalaman telah selesai maka tahap selanjutnya yaitu tahap pewarnaan. Tetapi sebelumnya telitilah kain yang sudah dimalam tersebut, mungkin ada tumpahan atau tetesan kain yang tidak dikehendaki, apabila ada untuk menghapusnya gunakan alat logam yang tahan panas untuk menghilangkannya.

Caranya ujung logam tersebut dipanaskan pada bara api sementara kain yang terdapat malam yang tidak dikehendakitsb dibasahi dengan air ssabun atau deterjen. Setelah ujung logam panas tempelkan pada malam yang telah dibasahi tadi. Hal ini dapat dilakukan berulang kali sampai malam yang akan dihapus hilang. Penggunaan malam di wajan juga harus diperhatikan, malam yang terlalu lama dipanaskan akan berubah warna menjadi hitam dan timbul serbuk hitam (pasir) di dasar wajan. Kondisi seperti ini disebut Gentho, dan sebaliknya jangan dipakai membatik lagi karena cenderung lebih kental dan susah menempel/meresap pada kain, serta akan membuat canting sering tersumbat. Untuk itu, segera buanglah gentho tersebut dan bersihkan wajan serta gantilah dengan malam yang baru.

Mengapa kita perlu menambahkan garam pada saat Pewarna?

Menggunakan Garam untuk Mencegah Warna Pakaian Luntur Saat dicuci, pakaian juga bisa diberi tambahan 1/4 cup garam. Garam memang sering digunakan sebagai senyawa yang mengatur pewarna, pada proses pewarnaan awal zaman dulu. Garam juga masih digunakan untuk membuat pewarna kain organik.

Apa kegunaan garam dalam proses pengasinan?

Garam sebagai pengawet makanan Kondisi makanan yang kering mencegah mikroba yang dapat merusak makanan untuk tumbuh, sebab mikroba tumbuh di suhu yang lembab. Biasanya orang mengawetkan makanan dengan garam melalui proses brining.

Apa fungsi dari garam?

Garam mengandung natrium yang berfungsi untuk menahan cairan dalam sel-sel tubuh. Dengan mencukupi konsumsi garam setiap harinya, Anda pun akan terhindar dari kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.

Apa yang dimaksud dengan zat pewarna?

Pewarna kimia didapat dari berbagai zat kimia/ sintetis (buatan) yang dapat menghasilkan warna untuk tekstil. Pewarna kimia ini diperkenalkan oleh pedagang-pedagang dari bangsa lain. Sifat dari warna kimia ini menghasilkan warna-warna terang, dan varian warnanya jauh lebih banyak dari warna alami.