Apakah boleh hamil muda melakukan perjalanan jauh?

TANYA: Assalamualaykum, saya mau konsultasi tentang kehamilan saya. Apakah boleh ibu hamil 2 bulan berpergian jauh dengan kendaraan bermotor (kira-kira 7 jam perjalanan)? Amankah untuk saya dan bayi? Atas nasihatnya kami sampaikan jazakillahu khairan.

JAWAB: Wa’alaykumussalam. Pada dasarnya jika kehamilan itu sehat dan tidak ada masalah, berpergian tidak dilarang, tetapi yang perlu diingat adalah faktor kecapkan dan kurang istirahat yang bisa mengganggu kehamilan tersebut.

Pada kondisi tertentu, semisal hamil muda kurang dari 4 bulan, rentan saat melakukan perjalanan jauh. Karena perlekatan janin pada dinding rahim belumlah begitu kuat, sehingga apabila terkena guncangan dari luar tubuh yang berlebihan akan dapat mengakibatkan keguguran atau abortus.

Perjalanan jauh dirasa aman untuk dilakukan apabila kehamilan telah memasuki trisemester kedua, yaitu antara 4 hingga 6 bulan lebih sedikit. Memasuki tri semester ketiga, harus hati-hati lagi, karena janin bisa lahir kapan saja pada trisemester tersebut.

Apabila perjalanan jauh itu harus ditempuh, maka hal yang perlu diperhatikan adalah istirahat selama 2 jam perjalanan atau setiap kali terasa lelah. Jangan menunggu kelelahan karena ini akan mengakibatkan tubuh kita terforsir dan bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Bawa makanan kecil dan minuman yang sehat, buah segar, jus dan cemilan lain. Jika perlu, bawalah selalu obat dan vitaminsaat melakukan perjalanan jauh. Bawa bajuganti yang cukup. Semua hal tersebut di atas untuk mengantisipasi di dalam perjalanan jika da hal atau kejadian di luar dugaan kita. Demikian sedikit ulasannya, semoga berkenan. []

Sumber: Majalah Al-Mawaddah Vol. 96

Apakah boleh hamil muda melakukan perjalanan jauh?

Thinkstock

Alasan kesehatan membuat ibu hamil tidak disarankan bepergian selama trimester pertama.

GridHEALTH.id - Ketika seorang ibu dinyatakan hamil, salah satu pertanyaan yang kerap diajukan adalah, apakah aman bepergian selama kehamilan?

Memang benar, kita tidak mungkin tinggal di rumah terus selama sembilan penuh sampai bayi lahir.

Meskipun perjalanan rutin seperti pulang pergi kerja atau sesekali mengunjungi pusat perbelanjaan tidak disarankan, namun merencanakan perjalanan jarak jauh harus dilakukan dengan hati-hati.

Dokter mungkin menyarankan  untuk tidak merencanakan perjalanan jarak jauh melalui udara atau jalan raya selama trimester pertama atau tiga bulan pertama kehamilan.

 Ada alasan logis  untuk hal yang sama. Risiko keguguran atau aborsi spontan selama tiga bulan pertama cukup tinggi.

Namun, jika USG dan tes darah tidak menunjukkan adanya masalah kesehatan yang serius bagi ibu dan bayinya, dokter mungkin mengizinkan ibu hamil melakukan perjalanan singkat selama trimester pertama jika kondisi mendesak.

Baca Juga: Ini Pentingnya Pemeriksaan Antenatal di Trimester Pertama Kehamilan

Baca Juga: Minum Atau Tidak Minum? Saat Lalat atau Nyamuk Masuk ke Dalam Minuman

Tetapi alasan kesehatan tertentu membuat ibu hamil tidak disarankan bepergian selama trimester pertama dan berikut ini beberapa di antaranya;

- Jika memiliki riwayat persalinan prematur dan aborsi berulang.

- Jika memiliki plasenta previa atau plasenta  menempel di bagian bawah rahim.

- Jika serviks tidak tertutup rapat atau memiliki serviks yang tidak kompeten, USG pertama akan membantu mengetahuinya.

- Jika  mengalami komplikasi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, atau nyeri berulang di perut.

Meskipun ibu hamil terlihat bugar dan baik-baik saja selama kehamilan dan tidak memiliki masalah kesehatan yang disebutkan di atas, tetap lebih baik menghindari bepergian selama trimester pertama.

Beberapa alasan praktis yang membuat ibu hamil tidak disarankan bepergian selama trimester pertama adalah:

- Munculnya risiko morning sickness, mual dan muntah terutama saat melakukan perjalanan darat karena dapat membuat ibu lelah dan letih yang dapat berdampak pada bayi.

BACA JUGA: Kandungan Garam pada Makanan Kemasan 2,5 Kali Lipat, Risiko Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Meningkat

Baca Juga: Risiko Pneumonia Muncul Bila Musim Hujan Jemur Pakaian di Dalam Rumah

- Frekuensi buang air kecil meningkat selama kehamilan dan jika sedang dalam perjalanan dan harus menggunakan toilet umum, hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terkena infeksi saluran kemih.

- Stres umum karena melakukan perjalanan jarak jauh selama trimester pertama dapat merugikan ibu dan bayinya.

- Kemungkinan besar terkena infeksi dari polutan lingkungan dan racun yang dapat membahayakan bayi yang organ vitalnya baru terbentuk selama trimester pertama.

Baca Juga: Kaki Sering Kram, Dari Sekadar Lelah Hingga Tanda Ginjal Bermasalah

Baca Juga: Kanker Kulit Melanoma dan Non-Melanoma Apa Bedanya? Ini Penjelasan Ahli

- Karena kekebalan ibu ditekan selama masa ini (dan selama kehamilan) ada kemungkinan tinggi untuk tertular penyakit menular seperti campak, gondongan, rubella atau cacar air yang berakibat fatal dan dapat menyebabkan kelainan perkembangan yang parah pada janin. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Apakah boleh hamil muda melakukan perjalanan jauh?

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Video Pilihan

Bolehkah ibu hamil 1 bulan perjalanan jauh?

Faktanya, wanita yang sedang hamil muda tetap boleh bepergian jauh, kok. Asalkan, kondisi kehamilan sehat dan tidak ada komplikasi.

Kapan bumil boleh perjalanan jauh?

Minggu ke-14 sampai ke-28 masa kehamilan, biasanya dapat menjadi waktu terbaik untuk bepergian jauh saat hamil. Biasanya, 12 minggu awal dan sesudah minggu ke-36 masa kehamilan, Ibu hamil dianjurkan untuk tidak bepergian jarak jauh.

Bolehkah ibu hamil muda naik motor jarak jauh?

Boleh-boleh saja jika ingin mengendarai atau naik motor saat sedang hamil. Namun, disarankan setelah memasuki trimester kedua kehamilan. Hal tersebut juga dilakukan dengan catatan, yaitu kondisi ibu dan janin sehat dan tidak berisiko apa pun.

Bolehkah ibu hamil muda naik mobil?

Sebenarnya, baik sebagai pengemudi maupun penumpang, ibu hamil naik mobil untuk perjalanan jarak jauh atau pendek tidak akan menjadi masalah. Dokter biasanya tetap membolehkan ibu hamil naik mobil. Selama kondisi kehamilan Anda sehat, tidak masalah untuk mengemudi selama hamil.