Bagaimana hukum donor darah saat puasa?

Jumlah orang yang donor darah saat puasa biasanya banyak berkurang karena kegiatan ini dinilai bisa membuat badan lemas dan mengganggu jalannya puasa.Akan tetapi, sebetulnya donor darah justru membawa banyak manfaat bagi pendonor dan, tentu saja, penerimanya. 

Oleh karena itu, janganlah ragu untuk menyumbangkan sedikit darah Anda kepada yang membutuhkan. Apalagi selama Ramadan ini justru banyak rumah sakit dan Palang Merah Indonesia yang kekurangan stok darah.

Bolehkah donor darah saat puasa?

Donor darah selama bulan puasa aman dilakukan. Namun, setelahnya ada risiko dehidrasi dan lemas yang perlu Anda perhatikan.

Badan bisa lemas setelah selesai donor karena selama berpuasa Anda tidak menerima asupan makanan sampai belasan jam. Ditambah lagi, persediaan darah secara keseluruhan dalam tubuh akan berkurang drastis sehingga otak jadi kekurangan nutrisi dan oksigen.

Otak yang kekurangan oksigen dan nutrisi tidak bisa bekerja seoptimal biasanya dan pada akhirnya ikut memengaruhi kerja organ tubuh yang lain, seperti jantung.

Ketika otak kekurangan oksigen, kerja jantung ikut melambat untuk memproduksi sel darah merah baru guna menggantikan yang hilang. Jantung yang lebih lambat memompa darah dapat menyebabkan tekanan darah menurun drastis.

Otak yang kekurangan asupan darah sangat berisiko membuat Anda merasa lemas dan bahkan bisa pingsan setelah mendonorkan darah dalam keadaan perut kosong.

Sebab untuk jantung dan otak bisa kembali bekerja dengan optimal, dua organ vital ini membutuhkan “bahan bakar” dari makanan.

Selain itu, Anda juga lebih berisiko mengalami dehidrasi. Perlu diketahui, sebanyak 90% kandungan darah adalah air.

Jadi, saat Anda kekurangan darah artinya Anda juga kekurangan cairan tubuh. Terlebih, Anda juga terus mengeluarkan air melalui keringat atau urine saat buang air kecil.

Meski ada risiko yang mungkin dialami setelah melakukan kegiatan donor darah, namun selama Anda melakukannya sesuai anjuran maka risiko terjadinya badan lemas, dehidrasi, atau bahkan pingsan akan jauh berkurang. 

Bahkan, jika mengutip dari UTD PMI Provinsi DKI Jakarta disebutkan bahwa Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa bahwa donor darah saat puasa tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa. MUI dalam fatwanya juga menyebutkan bahwa memberikan sumbangan darah saat sedang berpuasa di bulan Ramadhan termasuk sebagai salah satu sumber amal.

BACA JUGA: Mengenal Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan dan Persiapan yang Harus Dilakukan

Kriteria orang yang diperbolehkan donor darah saat puasa

Saat puasa, Anda masih boleh donor darah selama memenuhi beberapa persyaratan agar segala risiko yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. Berikut adalah syarat-syarat donor darah yang telah ditetapkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI):

  • Sehat jasmani dan rohani
  • Berusia 17-65 tahun
  • Berat badan 45 kg ke atas
  • Tekanan darah sistolik 110-170 dan diastolik 70-100
  • Kadar hemoglobin berada di rentang 12,5g% s/d 17,0g%
  • Rentang donor darah satu dan lainnya minimal 12 minggu atau 3 bulan.
  • Dalam dua tahun, maksimal donor darah sebanyak 5 kali.

Namun apabila Anda memiliki kondisi di bawah ini, PMI tidak menyarankan Anda untuk donor darah saat puasa:

  • Kanker
  • Penyakit jantung dan paru-paru
  • Diabetes melitus
  • Kelainan darah
  • Epilepsi dan kerap kejang
  • Riwayat hepatitis B atau C
  • Sifilis
  • Ketergantungan alkohol dan narkoba
  • Berisiko tinggi mengidap HIV/AIDS
  • Alasan lainnya yang membuat dokter tidak menyarankan untuk donor darah.

Maka supaya lebih yakin boleh atau tidak Anda donor darah saat berpuasa, baiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter hematologi terdekat.

BACA JUGA: Apakah Boleh Donor Darah Saat Haid? Ini Penjelasannya

Tips aman donor darah saat puasa

Agar Anda boleh donor darah di bulan puasa tanpa takut merasa lemas, ada beberapa hal yang sebaiknya Anda lakukan, seperti:

1. Makan teratur

Makan teratur dengan porsi secukupnya saat berbuka dan sahur di hari sebelum mendonorkan darah membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Makan berat maupun camilan sebelum hari-H penting agar Anda memiliki cukup tenaga sehingga tidak mudah merasa pusing atau kliyengan setelah mendonasikan darah.

Anda juga sebaiknya mengonsumsi makanan dan minuman sehat setelah donor darah. Jenis makanan yang disarankan adalah makanan kaya zat besi, seperti daging dan sayuran hijau, untuk membantu tubuh memproduksi sel-sel darah merah baru.

Saat sahur esok paginya, juga tetap penting untuk memperbanyak makanan tinggi zat besi.

2. Minum cukup sebelum donor

Hampir setengah dari darah yang disumbangkan terdiri dari air. Cairan yang hilang selama donor mampu membuat tekanan darah Anda turun. Akhirnya, Anda pun menjadi lemas dan pusing.

Agar hal ini bisa terhindari, sebaiknya Anda minum air setidaknya 500 ml saat berbuka dan sahur di hari-H donasi. Akan lebih baik lagi bila Anda minum mendekati subuh agar  cairan tubuh Anda tidak berkurang terlalu banyak sesaat sebelum donor.

3. Kurangi intensitas olahraga

Hindari berolahraga berat seperti angkat beban di hari sebelum dan setelah Anda mendonorkan darah.

Tubuh memerlukan istirahat yang cukup agar bisa mengisi cairan yang hilang selama donasi. Ini berguna untuk menghindari pusing saat donasi sehingga Anda tetap fit.

Bila Anda tetap ingin olahraga, pilih jalan kaki saja. Namun, pastikan Anda telah pulih sepenuhnya dan tidak lelah sebelum menyumbangkan darah Anda.

4. Pilih pakaian yang tepat

Salah satu hal perlu diperhatikan saat ingin menyumbangkan darah adalah jenis pakaian yang digunakan. Pilih pakaian berlengan pendek atau yang bisa Anda gulung melewati siku saat donor.

Hal ini memudahkan petugas untuk mendapatkan pembuluh darah. Agar lebih nyaman, Anda bisa kenakan pakaian longgar dan bahan yang menyerap keringat.

5. Tidur cukup

Malam sebelum donor, pastikan Anda sudah cukup tidur sekitar 7 hingga 9 jam.

Meski Anda harus bangun untuk sahur, Anda bisa segera tidur sesaat setelah tarawih dan bangun cukup larut mendekati imsak agar kebutuhan tidur Anda mencukupi.

Tidur cukup membuat Anda terjaga dan segar selama donor darah. Hal ini pun juga mampu mengurangi risiko tidak enak badan setelah donor darah.

Waktu yang tepat untuk donor darah di bulan puasa

Donor darah bagi orang yang sedang berpuasa sebaiknya dilakukan saat pagi hari mengingat aktivitas mungkin belum begitu banyak sehingga Anda masih memiliki cukup tenaga sehabis donor.

Terlebih, keinginan untuk buang air kecil di pagi hari mungkin masih belum setinggi waktu-waktu lainnya. Oleh karena itu, risiko dehidrasi bisa diantisipasi.

Bila tidak memungkinkan, Anda bisa mencari waktu untuk mendonorkan darah setelah berbuka puasa dan memastikan sudah makan serta minum yang cukup. Jadi, kondisi tubuh Anda tetap fit, baik sebelum, saat, dan setelah donor.

Jika Anda ingin menanyakan lebih lanjut terkait keamanan dan tips donor darah saat puasa, konsultasikan secara gratis dengan chat dokter melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.

Apa hukumnya donor darah saat puasa?

"Donor darah di bulan puasa tidak membatalkan puasa, jadi tidak usah khawatir, karena ini tidak membatlkan buasa," imbuhnya.

Apakah sebelum donor darah harus puasa?

KOTA PEKALONGAN – Puasa bukanlah halangan bagi warga untuk mendonorkan darahnya. Para pendonor tak perlu risau karena donor darah saat berpuasa tidak berbahaya bagi kesehatan asalkan dilakukan sesuai ketentuan.

Apakah di Islam boleh donor darah?

Hukum Donor Darah dalam Islam Dalam hal ini, dijelaskan bahwa sebenarnya darah yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk dalam Islam. Namun, jika dihadapkan dengan situasi darurat dan hajat atau kebutuhan manusia, maka donor darah sama sekali tidak dilarang bahkan dianjurkan.