Apa yang terjadi jika selaput darah robek

Ketika berbicara tentang selaput dara banyak orang yang akan mengaitkannya dengan keperawanan. Umumnya seorang perempuan akan langsung dianggap tidak perawan ketika selaput daranya sobek. Namun, apakah anggapan tersebut benar? Berikut ini fakta yang perlu kamu tahu mengenai selaput dara.

 

Mengenal Selaput Dara

 

Selaput dara merupakan jaringan serabut pada vagina dan berbentuk seperti lapisan tipis. Pada saat kecil, selaput dara ini sangat tipis dan sensitif. Namun seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan pada hormon estrogen dan berpengaruh pada lapisan ini sehingga semakin menebal dan elastis. Terdapat lubang kecil pada lapisan ini yang berfungsi sebagai jalan keluarnya cairan dari vagina, termasuk saat menstruasi.

 

Penyebab Selaput Dara Sobek

 

Pernyataan bahwa “perempuan yang sudah berhubungan seks, maka selaput daranya sobek”, itu memang benar. Namun, selaput dara tidak selalu sobek karena sudah berhubungan seks saja. Artinya, tidak semua perempuan dengan kondisi selaput dara sobek sudah tidak perawan. Sebab, ada banyak hal yang bisa menyebabkan sobeknya selaput dara, yaitu:

  • Cedera
  • Masturbasi
  • Penggunaan tampon
  • Olahraga
  • USG Transvaginal
  • Masalah kesehatan

 

Kamu bisa memeriksakan keutuhan selaput daramu ke dokter jika merasa penasaran. Namun, jika seandainya selaput dara tersebut sudah sobek, maka akan sulit untuk mendeteksi penyebab sobeknya. Sebab, tidak semua perempuan mengalami pendarahan atau mengeluarkan darah saat selaput dara ini sobek. Bahkan, beberapa perempuan juga tidak merasakan sakit sama sekali sehingga tidak menyadarinya.

 

Selaput dara setiap perempuan juga bisa berbeda. Dari ketebalannya, bentuknya, tingkat elastisitasnya, dan sebagainya. Itulah mengapa, mungkin sobeknya lapisan selaput dara akan terjadi secara berbeda juga, ada yang mudah sobek tetapi ada juga yang tidak.

 

Selain kondisi selaput dara yang utuh, keluarnya darah saat pertama kali berhubungan seks juga sering dijadikan pertanda keperawanan. Padahal seperti yang telah disebutkan, sobeknya selaput dara tidak selalu menyebabkan pendarahan. Tidak hanya itu saja, beberapa perempuan bahkan ada yang terlahir tanpa memiliki selaput dara.

 

Namun, beberapa perempuan lain justru bisa mengalami pendarahan lebih banyak saat selaput dara sobek. Biasanya terjadi jika lapisan selaput dara cukup tebal. Apalagi, jika ternyata kamu melakukan hubungan seks menjelang hari menstruasimu tiba sesuai siklus menstruasi, maka ada kemungkinan pendarahan terjadi akibat sobeknya selaput dara dan darah menstruasi.

Apa yang terjadi jika selaput darah robek

Dalam kondisi ini, kamu bisa menggunakan Laurier Active Day X-Tra dengan pengunci bocor instan yang mengunci cairan seketika sehingga permukaan tetap kering. Dengan penyerapan 2x lebih maksimal, vagina akan terjaga kebersihannya dan kamu pun tetap merasa nyaman saat beraktivitas.

 

Hal penting yang harus kamu perhatikan terkait dengan selaput dara dan keperawanan yaitu, meskipun sobeknya selaput dara tidak bisa dijadikan sebagai penanda keperawanan, ada baiknya jika kamu tetap berhati-hati saat melakukan seks. Sebab, ada banyak risiko lain, seperti penularan penyakit kelamin, penyakit menular lain seperti HIV AIDS, serta risiko kehamilan tetap bisa terjadi.

Hal paling umum saat haid dan pecahnya selaput dara adalah munculnya darah dari vagina. Namun, Moms perlu tahu bahwa tentu saja keduanya berbeda. Cara termudah untuk mengetahui perbedaan selaput dara dan darah haid adalah dengan memeriksa konsistensi dan warnanya. Akan tetapi, bagaimana melakukannya?

Hal paling pertama yang perlu dilakukan adalah memahami perbedaan selaput dara dan darah haid, meski keduanya sama-sama keluar dari lubang vagina. Melansir Everyday Health, selaput dara adalah selaput tipis yang biasanya menutupi bagian pembukaan vagina.

Lubang selaput dara biasanya akan melebar saat usia seorang gadis mendekati pubertas. Selama ini, selaput dara kerap identik dengan keperawanan seseorang, terlebih salah satu penyebab robeknya selaput dara adalah hubungan seksual.

Namun, faktanya beberapa gadis dilahirkan tanpa selaput dara. Selain berhubungan seksual, selaput dara juga bisa robek saat pemasangan tampon, kegiatan olahraga dan juga prosedur medis.

Sementara dalam Cleveland Clinic dijelaskan, haid adalah peluruhan bulanan lapisan rahim wanita. Haid juga dikenal dengan istilah menstruasi, masa haid, dan siklus.

Darah haid, yang sebagian darah dan sebagian jaringan dari bagian dalam rahim, mengalir dari rahim melalui leher rahim dan keluar dari tubuh melalui vagina.

Baca Juga: Darah Haid Menggumpal dan Berwarna Hitam, Ketahui Penyebab dan Pengobatannya

Apa yang terjadi jika selaput darah robek

Foto: darah haid (Orami Photo Stocks)

Foto: india.com

Untuk mengetahui perbedaan selaput dara dan darah haid secara lebih detail, Moms bisa membaca artikel ini sampai selesai. Dan berikut adalah 10 perbedaan selaput dara dan darah haid:

1. Datang Setiap Bulan

Perbedaan selaput dara dan darah haid adalah, darah haid akan keluar setiap bulan dan berlangsung selama tiga sampai lima hari. Beberapa orang mengalami masa menstruasi hanya dua hari, beberapa selama 6 atau 7 hari.

Tidak ada aturan karena semua orang berbeda. Setiap orang mengalami menstruasi mereka secara berbeda.

Meski begitu, beberapa perempuan mengalami haid yang tidak teratur. Hal itu biasanya terjadi pada perempuan yang kegemukan, sedang menyusui, perimenopause, atau sedang tertekan. Selain itu, menstruasi juga biasanya diikuti dengan rasa sakit yang parah.

2. Sel Telur

Darah haid yang keluar merupakan siklus alami yang terjadi setiap bulan. Ini juga merupakan tanda bahwa sel telur akan matang dan siap dibuahi oleh sel sperma, selepas siklus menstruasi selesai.

Saat hal itu terjadi, hormon otomatis akan memberi tahu ovarium Moms untuk melepaskan sel telur yang matang dan proses ini disebut ovulasi. Ketika sel telur meninggalkan ovarium, ia bergerak melalui salah satu saluran tuba menuju rahim.

Sementara jika Moms tidak hamil, tubuh tidak membutuhkan lapisan tebal di rahim. Lapisan Moms akan rusak, dan darah, nutrisi, dan jaringan mengalir keluar dari tubuh melalui vagina Moms.

Ini juga menjadi salah satu perbedaan selaput dara dan darah haid.

Baca Juga: 12 Penyebab Terlambat Haid, Tidak Selalu Karena Hamil Lho

3. Selaput Dara Bukan Bagian yang Menutupi Vagina

Perbedaan selaput dara dan darah haid lainnya adalah, selaput dara bukanlah bagian datar dari jaringan yang menutupi vagina, yang tertusuk selama hubungan seksual. Jika demikian, anak perempuan tidak akan bisa haid sebelum kehilangan keperawanannya karena tidak ada tempat keluarnya darah haid.

Biasanya, selaput dara terlihat seperti pinggiran jaringan di sekitar lubang vagina. Itu bukan sepotong jaringan utuh yang menutupinya. Beberapa gadis dilahirkan tanpa selaput dara, yang lain hanya memiliki sedikit jaringan.

4. Selaput Darah Setiap Orang Berbeda

Perbedaan selaput dara dan darah haid lainnya adalah bentuk selaput dara setiap orang berbeda. Ini sama seperti bentuk mata, hidung, payudara setiap orang.

Bahkan beberapa perempuan tidak dilahirkan dengan selaput dara. Tidak ada yang bisa mengetahui apakah selaput dara akan rusak karena bermain sepeda atau berhubungan seksual dengan seseorang.

Meski begitu, selaput dara yang rusak seringkali diikuti dengan pendarahan. Meski sering jadi fokus, namun faktanya banyak wanita yang belum pernah melakukan hubungan intim tidak mengeluarkan darah saat pertama kali berhubungan karena selaput daranya sudah rusak.

Baca Juga: Cara Mengetahui Selaput Dara Sudah Robek atau Belum

5. Selaput Dara Tidak Pecah

Perbedaan selaput dara dengan darah haid yang lain adalah selaput dara tidak akan pecah saat melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya. Yang terjadi, selaput dara mungkin akan meregang, karena selaput dara sudah berlubang.

Kita tahu, tampon dan jari bisa masuk ke saluran vagina tanpa selaput dara menghilang. Ini bertentangan dengan banyak bahasa yang kita kenal ketika kita berbicara tentang keperawanan. Pada kenyataannya, tidak ada fisik yang hilang, dan saat pertama kali berhubungan seks tidak ada perubahan biologis pada tubuh seseorang.

6. Meninggalkan Noda Pink

Selaput dara juga dikenal dengan cherry. Saat rusak, selaput dara akan meninggalkan lingkaran 'tanda' merah muda kecil di ujung bawah vagina yang dikenal sebagai tanda dara, yang biasanya menyusut seiring waktu.

Namun hal itu tak terjadi pada darah haid. Saat haid, darah yang keluar akan lebih dari sekedar tanda kecil dan itu akan berlangsung selama beberapa hari. Kondisi ini juga yang menjadi perbedaan antara selaput dara dan darah haid.

7. Sindrom Premenstruasi (PMS)

Perbedaan selaput dara dengan darah haid juga bisa dilihat dari PMS. Perempuan yang akan memasuki masa haidnya akan mengalami gejala seperti sakit kepala, kelelahan, kembung, lekas marah, selama satu atau dua minggu sebelum haid datang.

Semantara perempuan yang mengalami kerusakan selaput dara tidak akan mengalami gejala-gejala tersebut. Bahkan, saat melakukan hubungan seks pertama yang konon disebut menjadi penyebab rusaknya selaput dara pun tidak akan terasa menyakitkan seperti saat datang bulan.

Baca Juga: Mengenal Selaput Dara, Hal yang Sering Jadi Perdebatan

8. Menoragia

Menoragia adalah perdarahan menstruasi yang sangat banyak. Periode khas menghasilkan 2 sampai 3 sendok makan darah menstruasi.

Orang dengan menoragia dapat menghasilkan lebih dari dua kali jumlah itu. Lebih dari 10 juta wanita Amerika memiliki kondisi ini, seperti perkiraan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat negara tersebut. Kondisi tersebut menjadi salah satu perberdaan selaput dara dan darah haid.

9. Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD)

Perempuan yang haid juga biasanya mengalami PMDD. Gejala yang mirip dengan PMS, tetapi lebih parah.

Gejala ini menyebabkan depresi, ketegangan, perubahan suasana hati yang parah, kemarahan atau iritabilitas yang bertahan lama. Para ahli memperkirakan sekitar 5% wanita mengalami PMDD.

Kondisi ini juga tidak akan dialami oleh perempuan yang mengalami kerusakan selaput dara. Hal itu juga menjadi perbedaan selaput dara dan darah haid.

10. Endometriosis

Apa yang terjadi jika selaput darah robek

Foto: selaput dara (everydayhealth.com)

Foto: everydayhealth.com

Endometriosis juga merupakan perbedaan selaput dara dan darah haid. Endometriosis menyebabkan jaringan rahim tumbuh di luar rahim. 

Selama periode, hormon membuat jaringan yang salah tempat ini menyakitkan dan meradang. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, kram, dan menstruasi yang berat.

Baca Juga:Berhubungan Seks di Awal Haid, Bisakah Hamil?

Uji Keperawanan Tidak Diakui Secara Medis

Apa yang terjadi jika selaput darah robek

Foto: selaput dara (steadyhealth.com)

Foto: Orami Photo Stock

Tidak ada yang bisa mengetahui apakah seorang wanita telah melakukan hubungan seks atau tidak hanya dengan melihat vaginanya. Seperti yang dibahas sebelumnya, setiap selaput dara terlihat berbeda, jadi tidak ada standar yang ditetapkan untuk menemukan bukti penetrasi.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan tes keperawanan merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang perbedaan selaput dara dan darah haid. Sudah tidak bingung lagi kan? Semoga bermanfaat!

Apa yang dirasakan jika selaput dara sudah robek?

Tanda-Tanda Robeknya Selaput Dara Sedikit pendarahan atau bercak darah. Timbul rasa tidak nyaman atau rasa sakit pada lubang vagina. Selaput robek 1-2 cm dari lubang vagina. Tidak terdapat indikasi adanya selaput pada vagina, yang biasanya bisa ditemukan pada lubang vagina.

Jika selaput dara robek apakah bisa kembali lagi?

Menurut Planned Parenthood, secara alami, selaput dara yang telah robek tidak bisa kembali seperti kondisi semula. Ya, himen yang sudah terbuka tak dapat tertutup kembali, apapun faktor penyebabnya, baik olahraga maupun hubungan seks.

Berapa lama darah keluar saat selaput dara robek?

Bila yang anda maksudkan adalah perdarahan karena robeknya selaput dara, maka biasanya perdarahan yang terjadi hanya sedikit saja, akan berhenti dalam beberapa jam saja hingga 2 hari.

Bagaimana cara mengetahui selaput dara robek atau tidak?

Selaput dara yang rusak dapat diketahui melalui beberapa tanda, seperti terdapat luka kecil atau berdarah. Lalu, terdapat rasa tidak nyaman atau nyeri di sekitar lubang vagina dan terdapat kulit robek sekitar 1-2 cm di dalam lubang vagina.