Halodoc, Jakarta - Setiap ibu tentu ingin anaknya tumbuh dengan kemampuan kognitif yang optimal, sesuai usia. Namun, apa sih sebenarnya kemampuan kognitif itu? Secara sederhana, kemampuan kognitif adalah bentuk perkembangan yang mengacu pada kemampuan untuk memperoleh makna pengetahuan dari pengalaman dan informasi. Show Kemampuan kognitif sangat dibutuhkan anak untuk bisa mempelajari berbagai hal, termasuk saat ia sekolah nanti. Itulah sebabnya, ibu perlu tahu cara meningkatkan kemampuan kognitif anak sejak dini. Bagaimana caranya? Yuk simak pembahasan berikut ini! Baca juga: Belajar Online di Rumah, Ini Pengaruhnya pada Perkembangan Kognitif Anak Tips Meningkatkan Kemampuan Kognitif AnakKemampuan kognitif sebenarnya lebih dari sekadar mempelajari informasi. Melainkan kemampuan untuk memikirkan informasi baru, memprosesnya, membicarakannya, serta menerapkan informasi baru tersebut ke informasi lain yang diperoleh sebelumnya. Ketika anak-anak menjadi dewasa, mereka mengembangkan kemampuan untuk berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi. Mereka dapat memproses informasi dengan lebih terampil dan membuat koneksi ke informasi lain dengan lebih mudah. Dengan kata lain, kemampuan berpikir mereka semakin baik. Anak-anak harus dapat meningkatkan kemampuannya untuk fokus, mengingat informasi, dan berpikir lebih kritis seiring bertambahnya usia. Kemampuan kognitif memungkinkan anak-anak untuk memahami hubungan antara ide-ide, untuk memahami proses sebab-akibat dan meningkatkan keterampilan analitis mereka. Jadi, meningkatkan kemampuan kognitif tidak hanya dapat bermanfaat bagi anak di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Lantas, bagaimana cara meningkatkan kemampuan kognitif anak? Berikut ini beberapa tipsnya: 1.Ajak Membaca Buku Selain bisa menjadi salah satu cara untuk bersantai bersama menjelang waktu tidur, membiasakan anak membaca buku juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Membaca buku dapat mengembangkan keterampilan berpikir anak, melatih penalaran, dan pemecahan masalah. Penting untuk memerhatikan buku-buku yang dipilih untuk dibaca bersama anak-anak. Sebab, ibu tidak hanya ingin melibatkan mereka dalam cerita yang bagus, tetapi juga ide yang baik untuk memilih buku yang akan meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Baca juga: 4 Tahapan Perkembangan Kognitif Si Kecil dalam Teori Piaget 2.Bermain atau Mendengarkan Musik Bersama Aktivitas lainnya untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak adalah bermain atau mendengarkan musik bersama. Memainkan alat musik adalah salah satu cara untuk merangsang secara emosional untuk mengembangkan koordinasi dan imajinasi. Instrumen yang paling menarik bagi anak-anak adalah drum, keyboard, dan piano. 3.Ajak Bermain Berbagai Permainan Seiring bertambahnya usia anak, ada baiknya untuk membuat mereka tetap bermain dengan berbagai permainan dan aktivitas yang membantu merangsang kemampuan berpikir. Cobalah ajak anak bermain petak umpet, permainan papan, teka-teki, puzzle, dan berbagai permainan lainnya. Permainan seperti itu dapat melatih mereka memecahkan masalah, menjadi kreatif, dan membuat keputusan. 4.Membuat Karya Seni dan Kerajinan Selain melatih kreativitas, mengajak anak untuk membuat karya seni dan kerajinan juga meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Sediakan kotak berisi perlengkapan seni dan kerajinan, seperti cat jari, krayon, kertas, lilin mainan, dan kapur berwarna. Lalu, biarkan anak berkreasi, membuat apapun yang ia inginkan. Cara ini dapat melatih anak untuk berpikir kreatif, dan membuat keputusan artistik. Dengan membuat karya dan kerajinan seni, anak juga akan terlatih untuk menyelesaikan atau bertanggung jawab atas apa yang ingin mereka lakukan. Baca juga: Anak Mudah Lupa, Waspada Gangguan Kognitif Ringan 5.Minta Anak Menyebutkan Warna dan Bentuk Hal ini bisa dimulai sejak anak berusia 1-2 tahun. Setelah mengenalkan berbagai warna dan bentuk, cobalah untuk minta ia menyebutkannya. Hal ini dapat menjadi cara untuk melatih anak mengidentifikasi hal-hal yang sudah dikenal atau diajarkan pada mereka. Itulah beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak. Perlu diingat bahwa setiap anak memiliki tingkat tumbuh kembang, minat, dan bakatnya masing-masing. Sebagai orangtua, penting untuk memberi stimulasi sebanyak-banyaknya, tetapi jangan berfokus pada prestasi akademik saja. Penting juga untuk mengenali minat dan bakat anak, serta senantiasa menjaga kesehatannya. Jika anak mengalami masalah kesehatan, gunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter anak lewat chat, kapan dan di mana saja. Referensi:Very Well Family. Diakses pada 2021. Why Cognitive Skill Milestones Are Important.Moms. Diakses pada 2021. 5 Ways To Improve Your Child's Cognitive Abilities.Raising Children. Diakses pada 2021. Thinking and Play: Toddlers.Help Me Grow. Diakses pada 2021. Ways to Encourage Cognitive Development.
Bapak dan Ibu Guru rasanya membahas soal mengajar memang tidak ada habisnya, ya. Nah, ngomongin soal mengajar, apakah Bapak dan Ibu Guru pernah menerapkan teori Belajar Kognitif? Kalau belum, metode belajar ini bisa jadi referensi mengajar Bapak dan Ibu Buru. Mengapa? Sebab, menurut Piaget (2005), kognitif adalah proses bagaimana seseorang beradaptasi dan menginterpretasikan objek serta kejadian yang ada di sekitarnya. Nah, salah satu contoh tindakan kognitif adalah proses memperoleh pengetahuan dan pemahaman melalui pemikiran, pengalaman, dan indera. Setiap orang punya pengalaman dan pengetahuan berbeda, yang tersusun rapi dalam bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan itu yang membuat proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Terus, apa kaitannya kognitif dengan belajar? Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori Belajar Kognitif? Simak penjelasannya di bawah ini ya, Bapak dan Ibu Guru! Mengenal Teori Belajar KognitifPiaget dalam Lefudin (2017) menyebutkan kalau teori Belajar Kognitif adalah teori yang menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran. Teori Belajar Kognitif berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam proses belajar. Sebenarnya teori ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran behavioristik yang memandang bahwa perubahan perilaku seseorang dapat diamati dan diuji berdasarkan hal yang terlihat jelas. Teori belajar kognitif memandang bahwa belajar sebagai proses pemungsian unsur-unsur pikiran (Dok. Freepik)Aktivitas belajar individu ditekankan pada proses internal dalam berpikir yaitu pengolahan informasi. Ibaratnya pikiran kita itu seperti sistem dalam komputer, sedangkan logika untuk memproses informasi. Dalam teori Kognitif, belajar bukan cuma sekadar interaksi antara stimulus dan respon, tapi juga melibatkan berbagai faktor yang ada dalam diri individu. Karena itu, teori Belajar Kognitif menekankan bahwa proses belajar meliputi kegiatan mental yang aktif dalam rangka mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Prinsip-Prinsip Teori Belajar KognitifTeori Belajar Kognitif lebih mementingkan proses daripada hasilnya. Pembelajaran kognitif merupakan gaya belajar aktif yang fokusnya memaksimalkan potensi otak. Melalui metode ini, peserta didik bisa lebih mudah menghubungkan informasi baru dengan ide-ide yang sudah ada. Secara umum, prinsip-prinsip dasar teori Belajar Kognitif antara lain:
Baca Juga: Proses Belajar yang Efektif, Bagaimana Caranya? Komponen Pembelajaran KognitifKalau pembelajaran tradisional mengutamakan hafalan, pembelajaran kognitif berusaha meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik akan materi. Dalam prosesnya, pembelajaran kognitif meliputi tiga komponen dasar yaitu pemahaman, memori, dan penerapan. Lingkaran pembelajaran kognitif. (Dok. valamis.com)Agar pembelajaran kognitif berjalan efisien, siswa harus punya pemahaman tentang alasan mempelajari suatu materi sejak awal pembelajaran. Nah, di sini peran Bapak dan Ibu Guru untuk menjelaskan tujuan pembelajaran di awal. Pembelajaran kognitif bantu proses informasi tersusun secara rapi dan runtut dalam memori atau ingatan. Selanjutnya, strategi pembelajaran kognitif yang baik dapat membantu peserta didik untuk menerapkan informasi atau keterampilan baru dalam berbagai situasi di kehidupannya. Secara tidak langsung, kemampuan mereka untuk memecahkan masalah akan terus berkembang. Baca Juga: Lev Vygotsky, Psikolog Berpengaruh Dalam Dunia Pendidikan Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar KognitifDalam teori Belajar Kognitif, pengetahuan didapatkan dari hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, yang meliputi perolehan keterampilan dan pengalaman baru. Menurut Piaget, kedua hal tersebut memungkinkan anak menjadi semakin kritis dalam berpikir. Selain itu, ada beberapa keutamaan lain dari teori Belajar Kognitif, antara lain:
Dibalik berbagai kelebihannya, penerapan teori Belajar Kognitif tentunya punya beberapa kekurangan, di antaranya:
Setelah mendapatkan pemahaman tentang teori Belajar Kognitif, apakah Bapak dan Ibu Guru tertarik untuk menerapkannya di kelas? Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan teori Belajar Kognitif, baca artikel ini sampai habis ya! Baca Juga: Hybrid Learning Jadi Solusi Efektif Pembelajaran? Contoh Penerapan Teori Belajar KognitifDalam menerapkan teori Belajar Kognitif, Bapak dan Ibu Guru perlu fokus pada proses berpikir siswa dan memberikan strategi yang tepat berdasarkan fungsi kognitif mereka. Libatkan siswa dalam berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi mereka untuk bertanya, kesempatan untuk membuat kesalahan dan memperbaikinya berdasarkan, serta merefleksikan diri agar dapat membantu mereka dalam memahami proses mental. Siswa adalah peserta aktif dalam proses pembelajaran kognitif. (Dok. Freepik)Nah, contoh kegiatan yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan dalam pembelajaran kognitif antara lain:
Demikian penjelasan tentang teori Belajar Kognitif yang berpendapat bahwa ketika anak-anak tumbuh, mereka akan membangun pemahaman tentang dunia sekitar mereka. Setelah membaca artikel ini, apakah teori Belajar Kognitif sesuai untuk diterapkan dalam kelas Bapak dan Ibu Guru? Teori-teori belajar, termasuk teori Belajar Kognitif dapat membantu Bapak dan Ibu Guru dalam mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Selain menggunakan teori belajar yang tepat, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan Zenius untuk Guru dalam proses belajar mengajar. Melalui beragam fitur yang ada, Zenius untuk Guru dapat memudahkan Bapak dan Ibu Guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran, menyampaikan materi, serta melakukan penilaian. Bapak dan Ibu Guru bisa membagikan ribuan video materi dan latihan soal ke siswa melalui kelas virtual, memberikan penugasan secara praktis, dan melihat progres belajar siswa secara langsung. Referensi Baca Juga Artikel Lainnya Metode Flipped Learning untuk Melatih Kemandirian Siswa Eksperimen Sains Sederhana Agar Belajar Jadi Lebih Seru 5 Permainan Edukatif yang Mendukung Belajar Mengajar |