TRIBUNJABAR.ID - Jagat media sosial kini sedang diramaikan meme kocak tuman. Biasanya, meme tuman yang beredar di media sosial adalah gambar dua sosok laki-laki botak. Dalam meme tuman itu, dua sosok lelaki botak terlihat saling berhadapan. Bahkan, di meme tuman tersebut, satu sosok laki-laki botak tampak menampar pipi pria yang satunya lagi. Biasanya, terdapat kalimat-kalimat kocak berbau sindiran yang disematkan di gambar atau meme itu. Kalimat sindiran di meme tersebut, akan diakhiri dengan kata tuman. Nah, meme tuman itu misalnya bertuliskan seperti ini, "niatnya ngenalin gebetan ke teman, eh malah ditikung". • 20 Meme Valentine Lucu yang Bisa Bikin Jomblo Ketawa Bahagia, Cocok Dibagikan Via WhatsApp Nih Akhirnya, meme tuman ini terus berkembang, warganet pun semakin kreatif. Gambar di meme tuman ini tak hanya menampilkan sosok botak saja, ada juga yang diedit dengan foto orang lain. Dilansir TribunJabar.id dari Tribunnews.com, Sabtu (16/3/2019), arti kata tuman ini, pada beberapa kasus, memang memiliki arti yang agak negatif. Halaman selanjutnya arrow_forward Sumber: Tribun Jabar
'Tuman' digunakan dalam bahasa Jawa dan Sunda Media sosial tiada henti-hentinya menghadirkan hal-hal unik heboh yang selalu menarik untuk diikuti. Bahasa-bahasa yang jarang digunakan sehari-hari, tiba-tiba muncul dan dalam waktu sekejap menjadi viraldi masyarakat. Kalian pasti masih ingat dengan tercyduk, atau negara berflower,mantul, ntapsoul, dan lain sebagainya. Bahasa-bahasa tadi tentu sangat aneh jika digunakan di dunia nyata, namun karena populer di dunia maya, banyak akun menggunakan bahasa-bahasa semacam iti, penggunaan di dunia nyata pun menjadi ikut tidak aneh. Akibatnya banyak orang yang menggunakan bahasa-bahasa tidak populer pada percakapan sehari-harinya. Kini muncul kembali satu perkataan yang sedang viral di media sosial karena sering dijadikan meme yaitu “tuman”. “Tuman” memang bukan bahasa baru. Gimana selama ini dikenal karena sering digunakan oleh masyarakat Jawa dan Sunda. Tapi kini tiba-tiba “tuman” menjadi populer karena digunakan untuk menghakimi suatu kondisi yang erat hubungannya dengan masyarakat. makassar.tribunnews.com Saat ini media sosial tengah ramai dengan meme ‘tuman’. Isi meme ‘tuman’ yang saat ini banyak berseliweran di linimasa pun bervariasi. Ada yang menyinggu soal pertemanan, ada yang menyentil percintaan, masalah utang-piutang, dan masalah sehari-hari lainnya. Meme ‘tuman’ ini mempunyai gambar yang sangat khas, yakni gambar seorang yang menampar orang di depannya. Gambar tersebut dilengkapi dengan sindiran-sindiran yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, meme ‘tuman’ menjadi viral karena sangat dekat dengan kehidupan netizen. www.tribunnews.com Sebenarnya kata ‘tuman’ ini merupakan ungkapan dalam percakapan sehari-hari yang biasanya digunakan dalam bahasa Jawa dan bahasa Jawa. Arti dari kata ‘tuman’ pun tertera dalam Kamus Lengkap Jawa-Indonesia. Dalam Kamus Lengkap Jawa-Indonesia, kata ‘tuman’ mempunyai arti terbiasa, selalu senang akan, ingin mengulangi lagi (karena sudah pernah merasakan enaknya). Kata ‘tuman’ juga mempunyai kata turunan, yakni ‘numani’ yang berarti yang menyebabkan ingin mengulangi lagi. Kemudian arti kata ‘tuman’ juga dditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Dalam KBBI, kata ‘tuman’ berarti menjadi biasa (suka, gemar, dan sebagainya) sesudah merasai senangnya, enaknya, dan sebagainya. Sekarang sudah paham dong arti kata ‘tuman’? Jadi, kalau sebelumnya kamu masih bingung dengan maksud meme ‘tuman’ yang lagi viral itu, sekarang kamu sudah bisa mengerti maksud dari sindiran-sindiran meme ’tuman’. Kalau kamu suka ikut-ikutan bikin meme di media sosial, bisa juga nih ikut membuat meme ‘tuman’ untuk semakin meramaikan lini masamu. Sentil saja masalah-masalah yang akrab dengan keseharian, pasti meme ‘tuman’ buatanmu akan ikut viral di media sosial.
Istilah tuman menjadi viral di media sosial, isinya menyajikan gambar berbentuk meme dengan narasi kocak yang bikin kita tersenyum-senyum. Tapi, apakah kamu tahu apa arti dari istilah tuman yang dimaksud? Tuman sejatinya merupakan perkataan sehari-hari yang biasanya dipergunakan dalam perbincangan bahasa Jawa dan Sunda. Istilah tuman termasuk ke dalam kamus bahawa Jawa dan Kamus bahasa Indonesia. Istilah Tuman memiliki kemiripan definisi baik dalam bahasa Jawa, Sunda, dan bahasa Indonesia. Jika definisinya diperas, tuman ialah kebiasaan. Berikut adalah arti, makna, dan pengertian dari Tuman: Menurut kamus bahasa Jawa. Tuman adalah terbiasa, atau senang mengulangi sesuatu secara berulang karena pernah merasakan enaknya melakukan hal tersebut. “Tuman: terbiasa, selalu senang akan, ingin mengulangi lagi (karena sudah pernah merasakan enaknya) Kamus bahasa Sunda. Tuman adalah kebiasaan yang nantinya menjadi buruk. Menurut kamus besar bahasa Indonesia. Tuman diartikan menjadi gemar atau menjadi biasa. “Menjadi biasa (suka, gemar, dan sebagainya) sesudah merasai senangnya, enaknya, dan sebagainya. Contoh penggunaan kata golput
Demikian makna pengertian dan definisi dari arti Tuman berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online dan sumber lainnya. Semoga bermanfaat. tirto.id - Beberapa hari ke belakang, linimasa media sosial diramaikan dengan munculnya kata “tuman" dalam sejumlah meme. Tidak diketahui secara pasti dari mana asal mula meme itu hadir dan kemudian menyebar. Dan seperti watak informasi di era digital, meme dengan sejumlah variasinya kemudian menjalar serupa sampar. Dari meme urusan asmara, sepakbola, hingga politik elektoral, semuanya tak lepas dari kata “tuman" yang berkali-kali muncul dalam linikala Twitter, Facebook, serta Instagram. Selain menyertakan kata “tuman", persamaan dari meme-meme ini adalah hadirnya gambar dua orang bocah gundul—mayoritas tak berbaju—yang seorang dari mereka sedang menampar satunya lagi.
Selain dalam meme, karena tengah ramai digunakan, banyak juga akun-akun media sosial yang mengunggah selain meme tapi menyertakan kata “tuman" dalam caption, seperti misalnya dalam unggahan foto diri, video isu kiamat, foto kebun jagung, dan lain-lain.
Ungkapan Orang Dewasa kepada Anak-AnakKata “tuman" yang banyak dianggap hanya terdapat dalam bahasa Jawa sebetulnya ada juga dalam bahasa Sunda dan bahasa Indonesia. Dalam jilid kedua Baoesastra Djawa (1939) karya W.J.S. Poerwadarminta, kata “tuman" artinya adalah “manuh (matuh, kumudu ngrasakake maneh) marga wis tau ngarasakake enake (kepenake)". Artinya kira-kira “terbiasa, selalu senang akan, ingin mengulangi lagi (karena sudah merasakan enaknya)".
Sementara arti kata “tuman" dalam bahasa Sunda, misalnya yang ditulis R.A. Danadibrata dalam Kamus Bahasa Sunda (2015), adalah “dibiasakan yang nantinya jadi jelek, keenakan [sesuatu yang jelek]". Arti ini tidak jauh berbeda dengan arti kata “tuman" dalam Sundanese English Dictionary (2003) karya R. Hardjadibrata, yaitu “get used to, be familiar with, becoming a habit". Bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring mengartikan kata “tuman" sebagai “menjadi biasa (suka, gemar, dan sebagainya) sesudah sesudah merasai senangnya, enaknya, dan sebagainya". Agaknya, KBBI mengambil arti lema ini dari bahasa Jawa. Dan kata “tuman" yang juga hadir dalam Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko, baik terbitan tahun 2006 maupun 2016, sinonim katanya hanya satu, yakni “kebiasaan". Jika dilihat dari sejumlah arti di atas, tampaknya yang terdapat dalam Tesaurus Bahasa Indonesia ini adalah perasan yang menjadi inti dari semua arti kata “tuman" yang disediakan bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia. Sejumlah meme yang beredar pun hampir semuanya menyiratkan bahwa bocah yang ditampar oleh bocah yang lainnya adalah bentuk tindakan karena kebiasaan atau pengulangan perilaku yang harus dihentikan dengan hukuman.
Baca juga: W.J.S. Poerwadarminta dan Kamus-Kamusnya Menurut Prapto Yuwono, pengajar pada Jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia, dalam kata “tuman" terdapat konteks yang melekat, yakni ungkapan itu diucapkan orang dewasa kepada anak-anak atau remaja, bukan kepada orang dewasa lagi. Oleh karena itu, gambar dua bocah yang hadir dalam meme “tuman" ia anggap hampir mendekati konteks tersebut. “’Tuman’ itu kayak ngelunjak. Seringkali muncul ketika memarahi anak-anak atau remaja yang kebablasan. Nakal yang diulang terus. Sudah dibilangin berkali-kali, sudah diingatkan, tapi perilaku itu dilakukan terus menerus," ungkapnya kepada Tirto, Jumat (15/3/2019). Ia menambahkan, ungkapan kemarahan dengan memakai kata “tuman" tidak digunakan kepada orang dewasa karena dianggap telah mampu mengendalikan diri, sehingga tidak mengulangi kenakalan secara berulang-ulang. Secara normatif dan pertimbangan perkembangan kematangan diri memang seperti itu, sehingga orang dewasa tidak dilekatkan dalam konteks kata ini. “Saya juga melihat fenomena, ada fakta sosial yang kelihatannya meme ini diciptakan untuk menyindir anak-anak milenial yang kebablasan, yang gak sadar-sadar sudah dibilang, tapi masih aja terus ngocol," imbuhnya. Namun, kita tahu, dalam keseharian orang dewasa pun kerap tampil kekanak-kanakan dengan tak jeri mengulang perilaku nakal, persis seperti anak-anak. Sebagai catatan, dalam Kamus Jawa Kuna Indonesia setebal 1.496 halaman karya P.J. Zoetmulder yang bekerjasama dengan S.O. Robson, kata “tuman" tidak ditemukan. Hal ini, menurut Yuwono, karena kata tersebut merupakan kata yang relatif baru dalam bahasa Jawa sehingga tidak terdapat dalam kamus kuno. Meski menurut Yuwono kata “tuman" dilekati konteks usia, artinya ungkapan kemarahan dari orang dewasa kepada anak-anak, tapi meme “tuman" yang beredar di linimasa media sosial jarang yang hadir dengan menyertakan konteks tersebut—mayoritas justru hadir antarsesama usia. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa media sosial adalah ranah egaliter yang tampaknya tidak terlalu hirau dengan perbedaan usia.
Baca juga: Jalan Panjang Lahirnya Kamus Bahasa Sunda
Infografik Tuman
Menambah Khazanah KataContoh lain penggunaan kata “tuman" yang diungkapkan antarsesama usia terdapat dalam kisah yang laris manis di pasaran, yaitu Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990 (2014) karangan Pidi Baiq. Kota Bandung sebagai latar tempat dalam cerita tersebut dapat memastikan bahwa ungkapan “tuman" dalam buku ini adalah “tuman" menurut bahasa Sunda. “Kojek berhenti ketika sudah dekat dengan kami. ‘Hajar aja, lah, Lan!’ kata Kojek. ‘Tuman’ (biar tahu rasa)", tulis Pidi Baiq (hlm. 318). Terlepas dari berbedanya duduk perkara antara kata “tuman" yang dijelaskan oleh Yuwono dengan kata “tuman" yang beredar di linikala, kata ini setidaknya menjadi dikenal khalayak luas setelah lama “tertidur" dalam kamus bahasa Indonesia. Lewat gerakan latah, seru-seruan, dan berbaju viral, kata ini akhirnya “hadir" dalam khazanah ungkapan kekesalan dan kemarahan. “Memang di kamus artinya ‘kebiasaan’, tapi menurut saya kurang pas. Sehingga pada meme [yang beredar itu, kata] “tuman"—di luar konteks usia—menjadi kata yang pas untuk mengingatkan siapa pun yang sudah [diingatkan], didiemin, [tapi] masih berlangsung terus," ucap Yuwono.
Baca juga
artikel terkait
MEME
atau
tulisan menarik lainnya
Irfan Teguh
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|