Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut

Tari kecak merupakan tarian yang populer yang kerap dipertunjukkan di kawasan wisata Bali. Disebut tari kecak karena tarian unik yang satu ini tidak diiringi dengan lantunan alat musik, melainkan paduan seni dari suara-suara mulut atau teriakan-teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” disepanjang pertunjukan.

Melansir jurnal berjudul Konstruksi Pesan Tari 'Kecak' pada Masyarakat Badung, Bali, secara ringkas, tarian yang dipentaskan lebih dari 50 orang penari laki-laki atau perempuan yang duduk berbaris melingkar dengan irama tertentu dan sambil menyerukan “cak” serta mengangkat kedua tangannya.

Para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak (disebut kain poleng). Dengan latar belakang kisah Ramayana melawan Rahwana (raksasa) yang menculik Dewi Shinta (istri dari Ramayana) yang akhirnya berhasil diselamatkan Rahwana.

Baca Juga

Sebenarnya, tari ‘Kecak’ berangkat dari ritual Sang Hyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada dalam kondisi tidak sadar ketika melakukan komunikasi dengan para dewa atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari “Cak” atau tari Api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan massal atau hiburan dan cenderung sebagai sendratari yaitu seni drama, karena seluruhnya menggambarkan seni peran yang tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama seperti pemujaan, odalan atau upacara lainnya.

Bentuk-bentuk sakral dalam tari Kecak ini biasanya ditujukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.

Advertising

Advertising

Tari Kecak adalah salah satu pertunjukan budaya paling menonjol yang berasal dari Bali, tetapi tarian ini bukan tradisi “kuno”.

Tari ini diciptakan pada tahun 1930 oleh seorang penari Bali bernama I Wayan Limbak dan seorang pelukis dari jerman yang bernama Walter Spies.

Tari Kecak sendiri terinspirasi dari ritual Bali yang disebut “Tari Sanghyang” di mana penari jatuh ke dalam kesurupan karena dirasuki oleh roh suci.

Sementara itu, asal usul nama dari tarian ini berasal dari para penari pria yang selalu meneriakan kata ‘Cak Cak Cak Cak’. Dari bunyi itulah yang membuat nama tarian ini disebut sebagai Tari Kecak.

Selain itu, musik dari tarian khas Bali ini juga berasal dari suara kerincingan yang diikatkan pada kaki penari yang berperan sebagai salah satu tokoh Ramayana.

Para penari membuat lingkaran yang mengelilingi api unggun, sementara penari lain memainkan perannya masing-masing.

Mereka memainkan tarian yang terinspirasi dari kisah Ramayana yang menyelamatkan Shinta dari kejahatan Rahwana.

Baca Juga

Pertunjukan Ramayana yang diiringi tarian kecak ini mengisahkan perjuangan Rama ketika membebaskan Shinta, sang permaisuri tercinta dari Rahwana.

Ia dibantu oleh Hanoman si kera putih yang memporakporandakan tempat penyekapan Shinta, sampai nyaris terbakar. Selain itu, Rama juga memohon pertolongan kepada Dewata.

Kisah ini menunjukan kepercayaan Rama kepada Tuhan, kerja kerasnya, dan kesetiaan Shinta kepada sang suami yang tentu patut untuk diteladani.

Gerakan Tari Kecak

Berdasarkan buku Pembelajaran Tari dalam Kurikulum PAUD, tari kecak merupakan jenis tarian ritual yang menggunakan pola lantai lengkung yang membentuk lingkaran.

Di dalam ritual sanghyang untuk menolak bala ini, para penari tidak perlu mengikuti setiap tari yang diiringi oleh gamelan, melainkan bisa lebih santai, karena jalan cerita dan perpaduan suara lebih diutamakan.

Seperti tari tradisional lainnya, ada properti khusus yang digunakan di dalam tari kecak, yaitu: bara api, gelang kerincing, bunga kamboja, topeng, selendang hitam-putih, dan tempat sesaji yang membuatnya semakin sakral dan mistis.

Gerakan utama dari tarian ini adalah mengangkat kedua tangan sambil berteriak “cak cak cak”. Sedangkan adegan dalam tari kecak dibagi menjadi 4 bagian.

  1. Adegan pertama mengisahkan mengenai Shinta yang diculik oleh Rahwana saat Rama sedang berburu dalam hutan.
  2. Adegan kedua mengisahkan tentang burung garuda yang mencoba menolong Shinta namun sayangnya tidak berhasil karena Rahwana terlalu kuat.
  3. Lalu adegan yang ketiga menceritakan tentang Rama yang tersesat di dalam hutan. Sehingga membuatnya harus meminta tolong pada Hanoman dalam menyelamatkan Shinta.
  4. Dan untuk adegan yang terakhir berkisah mengenai Hanoman yang berhasil membakar kerajaan Alengka Pura dan memberi kabar pada Shinta untuk menunggu kedatangan Rama.

    Baca Juga

Fungsi Tari Kecak

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa tari ini terinspirasi dari upacara Sanghyang atau upacara tolak bala.
Dan untuk melestarikan hal tersebut, maka dibuatlah sebuah seni tari yang dapat menarik perhatian semua kalangan, yakni Tari Kecak.

Karena tari ini terinspirasi dari upacara Sanghyang maka tari ini memiliki fungsi yang sama, yakni bertujuan untuk mengusir roh jahat dan menolak bala maupun marabahaya.

Saat menari, salah seorang penari akan kerasukan roh, pada saat itulah terjadi sebuah komunikasi dengan leluhur maupun para dewa, penari akan di beri sebuah pesan ataupun petunjuk.

Tarian kecak juga berfungsi sebagai sarana pertunjukan bagi para wisatawan. Sudah terbukti dengan membludaknya para penonton wisatawan lokal maupun mancanegara yang menyaksikan secara langsung setiap hari, khusunya di Uluwatu dan Tanah Lot.

Terakhir dan yang paling penting tarian ini berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan dan mengenalkan budaya Bali.

Baca Juga

Para lelaki yang duduk melingkari api unggun memakai busana adat khas Bali. Penari tersebut akan memaki sarung dengan motif kotak-kotak yang berwarna hitam dan putih, dilengkapi juga dengan kerincingan yang diikat pada pergelangan kaki.

Sedangkan untuk para penari yang memerankan tokoh dalam kisah ramayana akan mengenakan properti dan riasa yang menyerupai karakter yang diperankan.

1. Bara Api

Tari kecak juga dikenal sebagai tari api karena salah satu properti yang digunakan dalam tari ini adalah bara api. Dalam tari ini terdapat atraksi sakral dimana penari menginjak bara api dengan kaki telanjang.

Sehingga atraksi ini terasa mistis, para penari-pun tak merasakan sakit saat menginjak api.

2. Bunga Kamboja

Bunga kamboja sudah menjadi bagian dari masyarakat bali, karena bunga ini dianggap sebagai pembawa pencerahan dan kebaikan. Masyarakat bali percaya bahwa bunga adalah penghubung antara mereka dan alam.

Bunga kamboja juga digunakan menjadi properti dalam tari kecak sebagai pelengkap ritual. Biasanya bunga kamboja di selipkan pada telinga.

3. Gelang Kerincingan

Selain suara “Cak”, gelang kerincingan yang diikatkan pada pergelangan tangan atau kaki penari tokoh ramayana menjadi sebuah iringan alat musik, karena menghasilkan suara yang indah dan cukup keras.

4. Selendang

Para penari yang duduk melingkar atau pengiring tari akan mengenaikan sarung atau selendang warna hitam putih berbentuk kotak-kotan, layaknya papan catur.

Tentu saja selendang tersebut dipakai bukan tidak punya arti, selendang khas Bali itu melambangkan konsep Rwa Bhineda yang telah diyakini masyarakat Bali.

5. Topeng

Propeti ini hanya digunakan oleh penari utama yang berperan sebagai Rahwana, Sugriwa dan Hanoman.

6. Tempat Sesaji

Tentu kita sudah tidak asing lagi jika bali terkenal dengan sesajennya, kita bisa menemui sesaji dimana saja.

Termasuk pada tari kecak, sesaji digunakan sebagai properti yang membuat tari ini semakin sakral dan mistis. Sesaji sendiri dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan dan menangkal kesialan.

Tari kecak merupakan satu dari sekian banyak tari tradisional khas Bali yang mampu menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun asing yang datang ke Bali. Tari Kecak sendiri dapat disaksikan di area wisata Uluwatu pada setiap hari jam 18.00 WITA.

Mengenal Sejarah dan Asal Tari Kecak – Budaya Indonesia sangatlah beragam jenisnya, bahkan keanekaragamannya telah terkenal sampai ke berbagai dunia. Berbicara mengenai tarian tradisional Indonesia, semuanya memiliki sejarah dan nilai luhur masing-masing. Salah satu seni tari yang dimiliki dan perlu dilestarikannya adalah Tari Kecak. Tarian ini mempunyai cerita, sejarah, hingga filosofi tarian khasnya.

Tarian tersebut berasal dari Pulau Bali. Pulau yang terkenal akan destinasi wisata yang cukup banyak tersebut, memiliki tarian yang unik bernama Kecak. Dengan keunikan menjadikan tarian tersebut disukainya oleh beberapa masyarakat pendatang yang berminat untuk mempelajarinya.

“Cak, Cak, Cak” itulah suara khas yang biasa kamu dengar ketika melihat pertunjukan Tari Kecak Bali. Tarian Kecak ini merupakan sebuah seni drama tari yang diperankan oleh 50 sampai 150 orang penari.

Sesuai dengan namanya tari ini, terdiri dari para penari yang sebagian besar yaitu pria yang duduk bersila membentuk sebuah lingkaran. Pakaian yang dikenakannya tersebut berupa kain sarung dan kain kotak yang memiliki warna hitam putih seperti papan catur yang diikatkan melingkar ke pinggang penari.

Bagi kamu yang berwisata atau bertempat tinggal di Bali, tentunya sudah tidak asing lagi dengan Tari Kecak. Tarian ini yang dipertunjukkan ketika ada acara, tamu, ataupun lainnya. Rupanya menarik para simpatik para penonton atau pengunjung yang datang melihatnya. Namun, dibalik kepopulerannya tarian tersebut, tersimpan sebuah asal, sejarah, makna, serta beberapa properti yang digunakannya dalam tarian ini.

Untuk mengenali secara lebih lengkapnya mengenai Tarian Kecak tersebut. Mari simak pembahasan berikut ini.

Asal Tari Kecak

Tarian Kecak yaitu salah satu satu tarian yang cukup populer di Pulau Bali. Tak hanya terkenal saja, tarian ini biasanya juga digunakan sebagai upacara penyambutan tamu, maupun upacara keagamaan.

Nah, namun, tahukah kamu bagaimana asal dari Tari Kecak pada zaman dulu hingga bisa menjadi cukup populer saat ini? Berikut pembahasan selengkapnya mengenai asal tarian kesenian tradisional bernama Tari Kecak.

Tari Kecak merupakan salah satu tarian yang berasal dari Bali. Tarian ini disebut juga dengan nama Tari Api atau Tari Cak. Tarian ini adalah tarian pertunjukan hiburan massal. Tarian ini dipentaskan oleh beberapa penari laki-laki, dengan mengenakan kain penutup kotak-kotak berwarna hitam putih seperti bentuk dari papan catur.

Tarian ini dimainkan tanpa menggunakan iringan iringan alat musik berupa gamelan. Dengan duduk secara berbaris membentuk pola lingkaran dan diiringi seruan irama berbunyi “cak, cak, cak” seraya mengangkat kedua tangan.

Tarian tersebut merupakan salah satu tarian sakral. Tampak dari penari yang terbakar api, tetapi mereka tidak mengalami kesakitan dan tidak terbakar justru mereka menjadi kebal terhadap api.

Selain Tari Api atau Tari Cak, Tari Kecak juga dikenal dengan sebutan Tari Sanghyang yang ditampilkan ketika adanya upacara keagamaan.

Pada saat itu, para penari ini umumnya kemasukan roh halus, dan dapat berinteraksi dengan para leluhur atau dewa yang telah disucikannya. Penari ini dijadikannya sebagai media untuk menyampaikan sabda Nya. Ketika kerasukan, mereka pun melakukan tindakannya diluar dugaan. Contohnya yaitu melakukan beberapa gerakan yang cukup berbahaya maupun mengeluarkan suara yang jarang sekali mereka keluarkan.

Wayan Limbak merupakan seorang figur pencipta dari Tari Kecak. Di tahun 1930, Ia memperkenalkan tarian ini ke berbagai negara, dengan dibantu oleh seorang pelukis dari Jerman bernama Walter Spies.

Para penari laki-laki yang menari ini, akan menyerukan kata berupa “cak, cak, cak”. Dari seruan tersebutlah nama Kecak tercipta.

Tak hanya menyerukan kata itu saja, para penari ini juga diiringi dengan alunan musik berupa suara kerincingan. Suara itu muncul dari kincringan yang diikatkan pada kaki penari dari pemeran tokoh Ramayana.

Di dalam lingkaran tersebut, para penari kemudian beraksi. Dengan memainkan sejumlah tarian yang diambil dari beberapa episode cerita Ramayana yang berusaha untuk menyelamatkan Shinta dari tangan jahat Rahwana. Tak sedikit dari Tari Kecak ini pun melibatkan pengunjung yang tengah menyaksikan aksi tarian tersebut.

Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut
Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut

Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut
Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut

Sejarah Tari Kecak

Indonesia mempunyai berbagai kesenian tradisional yang tersebar di seluruh daerah dan membuat takjub para pengunjung dari mancanegara. Dengan salah satu kesenian yaitu Tari Kecak yang berasal dari Bali.

Tarian ini cukup populer bagi wisatawan nasional maupun internasional yang berkunjung ke Bali. Serta, rasanya ada yang kurang, manakala tidak menyaksikan pertunjukan dari Tari Kecak.

Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah dari Tari Kecak pada zaman dulu hingga sekarang bisa menjadi cukup populer? Berikut penjelasan selengkapnya mengenai sejarah kesenian tradisional bernama Tari Kecak ini.

Alasan Walter membantu Wayan Limbak menciptakan sebuah tarian ini, yaitu karena Walter sangat tertarik dengan kesenian tradisional satu yakni Tari Kecak. Serta mempunyai ketertarikan dengan sejumlah ritual tradisional yang masih cukup kental. Nah, sedangkan seruan kata yang ada atau terdengar ketika para pemain tersebut memainkan tari Kecak, terdapat juga seruan berupa kata “cak cak cak” ketika kamu memainkannya seni tari ini.

Berlangganan Gramedia Digital

Baca SEMUA koleksi buku, novel terbaru, majalah dan koran yang ada di Gramedia Digital SEPUASNYA. Konten dapat diakses melalui 2 perangkat yang berbeda.

Rp. 89.000 / Bulan

Dari tradisi Sanghyang, diangkatlah seni tari ini dari sejumlah bagian dari kisah Ramayana. Sementara itu, asal tarian ini tercipta dari teriakan atau seruan kata yang muncul dari bibirnya yang berbunyi dan bernama “cak cak cak” ketika dimainkannya atau dipertunjukkan.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, Tari Kecak ini berasal dari provinsi Bali. Suara alunan tarian ini menjadi khas ketika para penari mengikatkan krincing pada kaki masing-masing. Ornamen yang dikenakan menjadi lebih lengkap dan bagus, ketika mempertunjukan kesenian ini.

Sebab, tarian ini diiringi oleh alunan musik yang berasal dari kerincingan para penari. Suaranya yang khas itulah menjadi daya tarik tersendiri bagi Tari Kecak ini. Serta memberikan kesan bagi para penonton yang melihat pertunjukan dan mendengar suara kerincingan tersebut.

Walter, dan Wayan berdiskusi menciptakan tarian ini dengan semenarik dan secantik mungkin, kemudian memperkenalkan sampai ke berbagai negara atau mancanegara. Bahkan tak sedikit dari masyarakat setempat mempertunjukan Tarian Kecak tersebut, ketika menyambut para tamu besar.

Mulanya, tarian ini hanya ditampilkan di beberapa desa saja, dengan salah satu desanya yaitu Desa Bona di Gianyar. Seiring berjalannya waktu, pementasan ini semakin berkembang sampai ke semua daerah yang berada di pulau Bali. Tak hanya itu saja, tari ini juga dijadikan sebagai pertunjukan andalan saat adanya kegiatan besar. Misalnya festival yang sering kali dilakukan oleh pihak swasta maupun pemerintah.

Makna dari Gerakannya

Jika kamu melakukan kunjungan untuk berwisata ke pulau Bali. Tentunya, terasa kurang lengkap, apabila kamu tidak melihat beberapa pertunjukan tradisional yang paling indah, dan menawan yang ditawarkan pulau ini. Selain Tari Janger, dan Bangor pertunjukan memukau lainnya yang tidak boleh kamu lewatkan yaitu Tari Kecak, merupakan salah satu mahakarya seni dari Bali berupa tarian dan drama musikal.

Pertunjukan yang dilakukan di tempat terbuka dengan diiringi hembusan udara menjelang matahari terbenam. Pada umumnya pementasan ini diadakan di atas tebing yang menghadap ke laut, cerita ini sepenuhnya bergantung pada cahaya alami di saat hari itu juga. Bermula ketika senja, cerita berlanjut pada kegelapan, saat hanya ada cahaya yang datang dari obor bambu yang berkedip-kedip.

Tarian yang berasal dari Pulau Bali ini tidak cuma sekedar gerakan badan semata saja, akan tetapi terdapat kisah di setiap gerakannya yang bermakna

Tahukah kamu Apa saja makna dari gerakan tarian Kecak ini. Mari simak pemahaman berikut tentang makna dari gerakan tari Kecak.

Saat para penari memasuki panggung, maka awal kisah dimulainya. Lalu, dilanjutkan dengan dibawa atau diculiknya Shinta oleh Rahwana. Kemudian, Rahwana bertarung melawan Jatayu serta Hanoman untuk menyelamatkan Shinta. Di dalam proses penyelamatan itu, Hanoman mengacaukan tempat penyekapan Shinta dengan cara membakar.

Akan tetapi, Hanoman malah terkepung oleh prajurit Rahwana dan hampir saja terbakar. Awalnya, Rama memang mengalami kekalahan. Tapi hal tersebut tak membuat surut Rama dalam menyelamatkan permaisurinya, yakni Shinta.

Raja Rama pun berdoa dengan kesungguhan hati dan kembali lagi berusaha untuk membawa kembali sang permaisurinya tersebut. Hingga akhirnya, Rama pun berhasil mendapatkan Shinta dengan kondisi yang selamat.

Dari kisah itulah, terdapat makna Tari Kecak yang cukup mendalam yaitu adanya kepercayaan pada kekuatan Tuhan. Hal itu dicerminkan pada tindakan Rama saat meminta pertolongan kepada Dewata.

Hal seperti itulah memberikan pelajaran bahwa tarian ini dipercaya sebagai ritual untuk mendatangkan dewi yang sanggup mengusir segala marabahaya, baik itu bencana maupun penyakit yang menimpa masyarakat.

Sementara itu terdapat pesan moral berupa, Tarian Kecak yang mencerminkan perilaku Rama kepada permaisuri kesayangannya yaitu Shinta, dan Burung Garuda yang rela untuk mengorbankan sayapnya demi Shinta.

Selain pesan moral tersebut, terdapat beberapa pesan moral lainnya. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengandung Nilai Seni yang Tinggi

Walaupun tidak diiringi dengan musik maupun alunan gamelan, Tari Kecak tetap tampak indah dan kompak. Gerakan yang dibuat oleh para penari tersebut, dapat tetap seirama. Itulah yang menjadikannya bernilai seni tinggi dan disukai oleh para wisatawan. Meskipun para wisatawan yang datang melihat pertunjukan kesenian tradisional berupa Tari Kecak tidak beragama Hindu, akan tetapi mereka merasa senang melihat pertunjukan tarian kecak. Rasanya seperti ada yang kurang manakala ke Bali tidak menonton tarian ini.

2. Belajar Mengandalkan Kekuatan Tuhan

Pada tari Kecak, terdapat adegan di mana Rama meminta pertolongan pada Dewata. Hal ini membuktikan bahwa Rama mempercayai adanya kekuatan Tuhan untuk menolong dirinya. Tari Kecak juga dipercaya sebagai salah satu ritual guna memanggil dewi yang dapat mengusir penyakit dan melindungi masyarakat dan kekuatan jahat yang datang. Dewi yang umumnya dipanggil dalam ritual ini yaitu Dewi Suprabha atau disebut juga Tilotama.

3. Banyak Pesan Moral

Tari Kecak mempunyai cerita yang cukup mendalam dan menyampaikan beberapa pesan moral bagi para penglihatnya. Misalnya, kesetiaan Shinta terhadap suaminya yaitu Rama. Serta Burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Shinta dari cengkeraman Rahwana. Dari cerita inilah, kita semua juga diajarkan bahwa agar tidak mempunyai sifat buruk seperti Rahwana yang memiliki sifat serakah dan suka mengambil hak milik orang lain secara paksa.

Walaupun Tari Kecak ini tidak diiringi oleh alunan musik berupa gamelan, tetapi gerakannya tetap tampak sangat kompak dan enerjik. Di mana setiap gerakan yang dilakukan sesama penari sangat seirama dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Tarian ini juga bukan cuma ditujukan bagi para penganut agama Hindu semata saja, namun pada semua umat beragama tetap bisa menikmatinya dengan baik. Jadi bagi kamu yang ingin menonton pertunjukan tarian kecak ini, dipersilahkannya atau diperbolehkannya.

Properti Tari Kecak

Kamu pastinya kerap kali mendengar mengenai Tari Kecak. Bahkan, kamu mungkin sudah pernah menonton pertunjukan secara langsung. Pertunjukan tari yang ditampilkan oleh beberapa penari ini diiringi oleh suara “cak cak cak” dari 70 penari laki-laki. Pertunjukan ini memang menjadi sesuatu hal yang tidak boleh terlewatkan ketika kamu berkunjung ke Bali.

Keindahan dan keunikan tariannya tersebut mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun tahukah kamu di dalam Tari Kecak ini terdapat beberapa properti yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan pertunjukan tari Kecak. Nah, Apa saja itu? Mari simak pembahasan berikut ini ya.

1. Bara Api

Bara api merupakan salah satu properti utama yang harus ada dalam pertunjukan Tari Kecak. Bara api ini nantinya, akan diinjak oleh tiap penari tanpa memakai alas kaki maupun hanya sekedar menggunakan kaki telanjang saja.

2. Bunga Kamboja

Properti Tarian Kecak selanjutnya yaitu bunga kamboja. Bagi masyarakat Bali, bunga kamboja tersebut merupakan sari alam yang bisa membawa pencerahan dan sari kebaikan. Bunga kamboja ini pun sering kali dimanfaatkan dalam berbagai upacara ritual khusus yang salah satunya yakni Tari Kecak. Bunga ini pada umumnya diselipkan di daun telinga para penari.

3. Gelang Kerincing

Gelang kerincing merupakan properti yang digunakan dalam tari kecak. Gelang ini mampu menghasilkan suara yang cukup keras untuk mengiringi alunan musik. Dalam Tarian itu, gelang ini hanya dikenakan pada kaki penari laki-laki yang menjadi Ramayana. Selain dipakai di area kaki, gelang kerincing juga dikenakan di area pergelangan tangan.

4. Selendang Hitam Putih

Properti yang harus ada bagi para pengiring tarian Kecak yaitu Selendang hitam putih dengan memiliki motif kotak-kotak. Selendang hitam putih ini disematkan saat sedang menari. Kain yang dipakai tersebut memiliki makna yakni sebagai konsep Rwa Bhineda yang identik dengan warna hitam putih.

5. Topeng

Properti Tari Kecak yang wajib digunakan berikutnya adalah topeng. Topeng ini digunakan oleh penari utama yang memiliki peran sebagai Hanoman, Sugriwa, dan Rahwana.

6. Tempat Sesaji

Properti selanjutnya adalah tempat sesaji yang umumnya diletakkan di beberapa bagian tempat. Hal itu dipercaya bisa membantu mendatangkan keberuntungan dan menolak semua kesialan yang ada.

Itu semua merupakan properti yang digunakan sebelum pertunjukan tari Kecak dimulai. Agar penampilan yang ditayangkan dapat maksimal dan mampu menarik perhatian para penonton.

Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut
Bagaimana kesan tari kecak yang dipertunjukkan di tempat tersebut

Contoh gambar

Berikut ini terdapat beberapa contoh gambar dari Tari Kecak. Diantaranya yaitu:

Sebagai warisan budaya di Indonesia, Tari Kecak ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Tarian tersebut mempunyai sejarah hingga makna yang dimilikinya.

Diatas adalah beberapa pembahasan mengenai kesenian tradisional Indonesia yaitu Tari Kecak. Terdiri dari Asal, Sejarah, Makna gerakan, dan Properti yang digunakannya. Semoga hal diatas dapat memberikan pemahaman mengenai wawasan terhadap budaya di Indonesia.

Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.

  • Custom log
  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien