Apa hukumnya seorang istri marah pada suami?

Berandang-Bengkulu. Tidak kaget bila dalam sebuah rumah tangga perjalanannya terjadi percekcokan antar pasangan. Ntah masalah tersebut kecil atau masalah besar perlu diingat oleh istri, bahwa bagaimana pun kondisinya sang istri harus mengecilkan suaranya dalam artian merendahkan nada bicaranya ketika berdebat dengan sang suami.

Dalam kehidupan Rumah Tangga berlangsung sedikit perbedaan pendapat pada suami istri yakni hal yang wajar. Dengan kondisi seperti apa pun seorang istri mesti memelankan suaranya saat bicara dengan suaminya walaupun dia mengganggap gagasannya benar.

Seorang suami adalah orang yang paling mesti ditaati dan dihormati oleh istri. Seperti kita kenali kalau Rasulullah dalam beberapa haditsnya menunjukkan begitu tinggi kedudukan suami untuk istrinya :

“Seandainya saya bisa memerintahkan seorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri untuk sujud pada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi)

“Tidaklah layak untuk seorang manusia untuk sujud pada manusia yang lain. Kalau pantas/bisa untuk seorang untuk sujud pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri untuk sujud pada suaminya karena besarnya hak suaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)

“Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak suka membicarakan suatu hal yg tidak berguna, tidak cerewet serta tak suka bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i)

Jika suami berbuat salah atau salah, Jadi telah semestinya untuk sang istri untuk mengingatkan suami dengan baik, dengan suara lemah lembut, tidak membentak (bertemura keras), dan tidak juga menyinggung perasaannya.

Sikap kasar istri pada suami dan atau sebaliknya menandakan kurangnya pengetahuan dan keburukan akhlak. Rasulullah SAW bersabda :

“Sebaik-baiknya wanita untuk suami adalah yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang suaminya baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang dibenci suaminya” (H. R. Ahmad)

Sebagaimana anak dapat dikira durhaka pada orang tua, jadi istri dapat juga dikatakan durhaka pada suami saat berani membentaknya. Wallahu A’lam.

Bidadari Geram pada Istri yang Memarahi Suaminya

Jika seseorang suami dibentak atau di dzalimi oleh istrinya, jadi beberapa bidadari di surga bakal geram pada istri yang memarahi suaminya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,

“Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya didunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR. At-Tirmidzi)

Ini seharusnya jadi pelajaran untuk para istri tidak untuk mendzalimi suaminya. Saingannya berat, saingannya bukanlah lagi madumu atau yang lain. tetapi sainganmu yaitu bidadari yang Allah subhaanahu wa ta’ala mensifatkannya di dalam al-Qur’an. (QS an-Naba’ : 31-33), (QS. At-Tur : 20), (QS. Ar-Rahman : 70)

Solusi Bila Terpaksa Ingin Marah Pada Suami

Bila kemarahan menempa dan telah tidak tertahankan, tentunya tidak dianjurkan untuk mengekspresikan lewat cara meledak-ledak di depan pasangan. Terlebih dengan cara membentak. Ada beberapa hal yang dapat kita kerjakan bila tengah ingin geram pada suami.

Hal yang pertama dilakukan ialah katakan istighfar. Mohon ampunlah pada Allah. Istighfar bakal memperingan hati kita. Setelah itu, klarifikasi secara detil duduk persoalan. jangan ikuti nafsu lantaran emosi bakal makin meluap-luap. Namun sebisa mungkin, tahanlah dahulu emosi.

Lantaran bicara dalam kondisi emosi cuma bakal memperburuk kondisi, lantaran terkadang kita menginginkan menumpahkan kekesalan, bahkan juga kekesalan yang sudah lalu.

Bila di rasa telah dapat mengendalikan diri, Ambil air wudhu kemudian lakukan shalat dan berdoalah. Adukan semua masalah pada Allah. Semua kekesalan, kecewa, adukan saja. Dan tidak lupa, mintalah pada-Nya untuk diberikan jalan keluar.

Jika diri telah tenang, awalilah bicara dengan suami. Ingat, yang bakal dibicarakan yakni dalam rangka mencari jalan keluar, bukanlah untuk menambahkan kericuhan. Tidak lupa, ada unsur saling menasehati dalam rumah tangga. Berikan nasehat pada pasangan atas kesalahan yang dikerjakan.

Nah, sahabat itulah penjelasan mengapa sang istri tidak boleh bicara bernada tinggi atau bahkan membentak suami. Ingatlah para istri sainganmu adalah bidadari.

Semoga setelah ini tidak ada sang istri yang bicara nada tinggi serta membentak sang suami meski suami yang salah. Semoga keluarga anda semua dijadikan keluarga yang sakinah mawadah warahmah.

*(Dody Mardiansyah, SH.I. Alumni IAIN Bengkulu)

Hubungan pernikahan memang akan selalu dinamis. Ada kondisi di mana pasangan suami istri menghadapi konflik, dan terkadang si istri memilih diam sebagai bentuk responnya. Lantas seperti apa ajaran agama memandang hal ini, bagaimanakah hukum istri mendiamkan suami?

Sebelum masuk ke pembahasan lebih jauh, Bunda sendiri pernah nggak mendiamkan si Ayah? Nah, kalau jawabannya iya, apa saja alasan Bunda melakukan hal tersebut?

Pada dasarnya ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih untuk mendiamkan pasangannya. Misalnya, ada yang mengambil jurus diam karena ia ingin pasangan berpikir dan menyadari kesalahan yang ia lakukan. Namun ada pula yang mendiamkan pasangan tanpa alasan yang jelas.

Artikel terkait: Suami Tolak Ajakan Istri untuk Berhubungan Intim, Apa Hukumnya dalam Islam?

Apa hukumnya seorang istri marah pada suami?

Islam sebagai ajaran yang menyeluruh tentu memberikan tuntunan agar seorang muslim dapat menjalankan kehidupannya dengan baik. Mulai dari urusan ibadah atau hubungan dengan Allah swt hingga masalah muamalah yang berkaitan dengan interaksi dengan sesama manusia.

Dalam hubungan suami istri, berselisih paham adalah hal yang lumrah. Wajar saja jika sekali waktu timbul gesekan di antara keduanya.

Nah, berkaitan dengan perselisihan dan perbedaan pendapat tersebut, tak jarang istri melakukan aksi mogok bicara. Pasangan itu pun kemudian tak saling bertegur sapa.

Sikap tersebut dikenal dengan istilah hajr atau menghajr. Yaitu suatu tindakan mendiamkan orang lain secara sengaja dengan maksud tertentu. Sebenarnya hajr (mendiamkan), hukum asalnya terlarang dan hanya dibolehkan ketika dalam keadaan yang dirasa perlu.

Apa hukumnya seorang istri marah pada suami?

Rasulullah pun mengajarkan bahwa jika hendak menghajr atau mendiamkan seseorang, tidak dilakukan lebih dari tiga hari. Hal ini sesuai dengan sabda Beliau dalam hadist berikut ini.

وَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ, فَيُعْرِضُ هَذَا, وَيُعْرِضُ هَذَا, وَخَيْرُهُمَا اَلَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal bagi muslim memutuskan persahabatan dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Mereka bertemu, lalu seseorang berpaling dan lainnya juga berpaling. Yang paling baik di antara keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.” (Bukhari dan Muslim)

Tindakan istri yang mendiamkan suami dibolehkan jika dilakukan dengan maksud untuk menghindari pertengkaran yang sia-sia serta mendorong introspeksi diri. Namun jangan berlama-lama ya, Bun.

Bunda dan Ayah diharapkan lebih mengedepankan komunikasi dan segera berbicara dari hati ke hati. Utarakan apa yang membuat Bunda marah atau kecewa, lalu jangan lupa untuk saling memaafkan.

Artikel terkait: Ini Hukum Suami Memukul Istri, Sudahkah Pasangan Anda Mengetahuinya?

Pandangan dari Sisi Psikologis

Apa hukumnya seorang istri marah pada suami?

Sekarang, mari menilai perilaku mendiamkan pasangan dari sudut pandang psikologis. Ketika sikap diam dilakukan dengan maksud mengambil jeda untuk memikirkan semuanya dan kemudian membahas lagi masalah itu nanti, hal itu sah-sah saja. Tetapi akan lain ceritanya jika diam digunakan sebagai cara memberi tekanan psikis dan menyakiti pasangan. Perlakuan diam semacam ini dikenal dengan sebutan silent treatment.

Melansir VeryWellMind, silent treatment adalah taktik manipulasi yang dapat membuat masalah penting dalam hubungan malah tidak terselesaikan. Hal itu juga dapat membuat pasangan merasa tidak berharga, tidak dicintai, terluka, bingung, frustrasi, marah, dan tidak dianggap.

Apa hukumnya seorang istri marah pada suami?

Mereka yang melakukan silent treatment bisa saja bersikap seolah mereka adalah korban. Atau, berpura-pura tidak tahu ada masalah terjadi dan merasa berhak mengabaikan perasaan pasangannya.

Silent treatment jelas tak menyelesaikan masalah dan bahkan memperburuk keadaan. Dalam hal ini, silent treatment dianggap sebagai bentuk emotional abuse terhadap pasangan. Lebih jauh lagi, pasangan bisa merasa stres dan trauma secara emosional.

Kebiasaan mendiamkan pasangan bukan tak mungkin menimbulkan rasa pengkhianatan karena tak dihargai dan tak dianggap penting. Malah jadi masalah baru kan, Bun?

Jadi, pada akhirnya komunikasi menjadi jalan paling baik untuk menyelesaikan konflik. Hindari kebiasaan ngambek dan sikap cuek tanpa alasan yang jelas. Semoga ulasan tentang hukum istri mendiamkan suami dan penjelasannya dari sisi psikologis ini bermanfaat, ya!

Baca juga:

id.theasianparent.com/omelan-istri

id.theasianparent.com/kewajiban-suami-terhadap-istri

id.theasianparent.com/silent-treatment

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Apakah dosa jika istri mendiamkan suami?

Dalam Islam, hukum seorang istri mendiamkan suami sebenarnya diperbolehkan, dengan catatan jika tujuannya untuk menghindari pertengkaran yang sia-sia.

Jika suami sedang marah apa yang harus dilakukan istri?

Jangan Bingung!.
Memberi jeda waktu. ... .
2. Jangan ikut tersulut amarah. ... .
3. Beri pasangan waktu dan ruang sendiri. ... .
Menjadi pendengar yang baik. ... .
Hindari selalu mencoba memberi solusi. ... .
6. Hindari perdebatan yang tidak perlu. ... .
7. Jangan mudah berasumsi. ... .
Jangan menyalahkan pasangan..

Apa hukumnya jika istri membenci sifat suami?

Hukum Istri Marah pada Suami dalam Islam Dikutip dari Dalam Islam, marah terhadap suami merupakan perilaku yang dapat mendatangkan murka Allah SWT. Membentak atau memarahi suami termasuk ke dalam jenis dosa besar dalam Islam sebab suami adalah orang yang harus dipatuhi dan dihormati.

Kenapa istri sering marah pada suami?

Seorang istri yang sering marah, bisa dipengaruhi karena sedang memiliki banyak pikiran. Ada kemungkinan istri stres karena beradaptasi dengan kehidupan mengurus rumah tangga, suami dan anak. Sebaiknya suami mengajaknya komunikasi dan memberikan perhatian padanya.