Apa fungsi placenta pada kebuntingan hewan

Plasenta atau lebih akrab disebut ari-ari merupakan organ yang terbentuk sejak awal kehamilan. Kehadiran plasenta untuk menemani janin di dalam kandungan bukan tanpa alasan, lho, Bun. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui apa saja fungsi plasenta.

Plasenta terbentuk sejak awal kehamilan, kira-kira 2 minggu setelah pembuahan. Organ dengan bobot sekitar 500 gram ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, serta melindunginya dari penyakit. Dengan bentuknya yang bervariasi, plasenta umumnya menempel pada bagian atas, belakang, atau samping rahim.

Apa fungsi placenta pada kebuntingan hewan

Fungsi Plasenta Selama Kehamilan

Seperti yang telah disebutkan di atas, plasenta memiliki peranan yang penting untuk menunjang perkembangan bayi di dalam kandungan. Nah, berikut ini adalah fungsi plasenta selama kehamilan:

1. Menyalurkan oksigen dan nutrisi pada janin

Janin membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk bisa hidup serta berkembang selama di dalam kandungan. Namun untuk mendapatkannya, bukan berarti janin bernapas melalui hidung atau makan melalui mulut, lho, Bun. Oksigen dan nutrisi yang didapat oleh janin diperoleh dari tubuh Bunda.

Oksigen dan nutrisi dari tubuh Bunda akan dibawa oleh darah dan dialirkan ke dalam plasenta. Setelah itu, asupan tersebut akan ditransfer langsung ke janin melalui tali pusar yang terhubung dari plasenta ke janin.Proses ini mulai terjadi di bulan 2 kehamilan.

2. Membuang zat sisa dari darah janin

Selain memasok oksigen dan nutrisi, plasenta juga berfungsi untuk membuang sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. Zat sisa tersebut akan dialirkan kembali ke aliran darah Bunda dan kemudian dikeluarkan bersama sisa metabolisme yang Bunda hasilkan.

3. Memproduksi hormon pendukung kehamilan

Fungsi plasenta yang tidak kalah penting lainnya adalah memproduksi hormon kehamilan, yaitu estrogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon-hormon tersebut sangat penting dalam mendukung perkembangan janin dan menjaga kehamilan.

4. Melindungi janin dari infeksi bakteri

Plasenta juga berfungsi sebagai penghalang bagi bakteri yang mungkin ada pada tubuh Bunda. Jadi jika Bunda mengalami infeksi bakteri, plasenta akan melindungi janin agar tidak tertular infeksi tersebut.

5. Menyalurkan antibodi dari ibu ke janin

Di masa akhir kehamilan, plasenta akan menyalurkan antibodi yang Bunda miliki ke janin. Antibodi ini dapat memberikan kekebalan tubuh untuk Si Kecil agar terhindar dari penyakit. Namun setelah Si Kecil dilahirkan, antibodi dari Bunda hanya bisa bertahan hingga usianya mencapai 3 bulan. Jadi, penting bagi Si Kecil untuk tetap mendapatkan imunisasi.

Melihat berbagai macam fungsi plasenta, organ ini bisa dibilang merupakan komponen yang sangat penting dalam kehamilan. Gangguan pada plasenta dapat berbahaya bagi kesehatan janin. Jadi, tidak heran jika setiap kali ibu hamil melakukan kontrol, dokter akan memeriksa kondisi plasenta.

Oleh karena itu, penting sekali bagi Bunda untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin selama kehamilan. Selain itu, Bunda juga perlu menjaga gaya hidup sehat agar kondisi kehamilan dan plasenta senantiasa baik.

Hormon plasenta adalah hormon yang dihasilkan plasenta selama kebuntingan seekor hewan betina atau wanita. Hormon ini dioerlukan untuk memepertahankan kebuntingan, memulai, dam mempermudah proses kelahiran. Berdasarkan susunan kimia, hormon plasenta dapat dibedakan menjadi dua yaitu hormon protein dan ateroid. Hormon protein terdiri dari Gonadotropin (HCG dan PMSG)dan RElaksin, sedangkan hormon ateroid terdiri dari progesteron dan estrogen. Plasenta juga menghasilkan prostaglandin, walaupun tidak termasuk dalam definisi hormon tapi preparat biologi ini berhubungan erat dengan proses hormon reproduksi.

Kelahiran kembar pada sapi adalah sesuatu yang sangat menggembirakan bagi para peternak. Dengan adanya kelahiran kembar, peningkatan populasi ternak dalam suatu peternakan akan menjadi lebih cepat. Namun tidak jarang pada kasus kelahiran kembar terjadi kelainan yang disebut dengan freemartin atau freemartinisme. Dengan mengetahui apa itu freemartin, kita akan dapat mengambil langkah awal sehingga dapat lebih meminimalisir akibat yang ditimbulkan.

Freemartinisme adalah bentuk khusus kasus interseksualitas pada sapi, dan merupakan bentuk intersexuality yang paling umum ditemukan. Patologi jenis ini juga dapat diobservasi pada kerbau dan ruminansia kecil, meskipun pada kambing dan domba bentuk lain interseksualitas lebih sering ditemukan dibandingkan sindrom freemartin.

Fenotip freemartin tampak pada kebuntingan kembar dizygotic dimana satu anak adalah jantan dan kembarannya adalah betina. Akibat dari terbentuknya penyambungan yang belum saatnya (precocious anastomoses) antara sistem vaskular plasenta dari kedua fetus, molekul-molekul maskulinisasi menjangkau fetus betina dan menganggu differensiasi sexual secara normal, sedangkan pada fetus jantan efek dari anastomosis ini biasanya minimal. Pada sapi kondisi ini didapatkan pada kebuntingan kembar jantan betina dan terjadi sekitar 90 sampai 97%.

Sebagai akibat dari anastomosis plasenta antara fetus kembar heterozygot, maka terjadilah Chimera darah (satu individu memiliki lebih dari satu fenotip darah), selain itu terjadi penyeberangan hormon-hormon dan faktor-faktor penentu gonad (seperti anti-mullerian hormon serta hormon androgen) yang menyebabkan terganggunya differensiasi gonad dari embryo betina serta mengganggu perkembangan saluran genital. Dibandingkan perubahan dramatis yang terjadi pada betina freemartin, kembaran jantan hanya menunjukkan cacat yang minimal, meskipun telah dilaporkan juga adanya penurunan fertilitas.

Individu freemartin adalah seekor fetus betina yang termaskulinisasi akibat kehadiran kembarannya yang berjenis kelamin jantan, yang pada akhirnya fetus betina terlahir sebagai betina steril. Cacat saluran genital dengan derajad keparahan bervariasi didapatkan pada hewan yang freemartin. Cacat yang sering adalah supresi dan disorganisasi dari organ ovarium menjadi mirip dengan testis namun rudimenter yang diturunkan dari sel sel germinal. Cornua uteri mungkin menjadi hypoplastic (mengecil) atau malah abnormal sehingga menjadi struktur yang mirip seperti jantung dan tergantung pada ligament yang lebar. Sering pula didapatkan hilangnya kesinambungan anatomis antara uterus dengan vagina, sehingga kedua organ tersebut menjadi tidak saling terhubung, serta dapat ditemukannya kelenjar vasicular yang rudimenter (kehilangan fungsi dan mengecil). Pada alat kelamin luar biasanya terdapat klitoris yang membesar, vulva yang mengecil serta dapat ditemukan bulu yang menonjol seperti pada hewan jantan.

Organ genital luar dari betina freemartin biasanya tampak feminim, namun terdapat sedikit perbedaan yang akan didapatkan pada pemeriksaan lebih dekat, dan hewan tersebut juga biasanya tumbuh sebagai betina. Namun, organ reproduksi betina internal terjadi maskulinisasi sampai beberapa derajad sehingga menganggu reproduksi dan fertilitas individu tersebut. Cacat yang biasanya dapat ditemukan antara lain tidak adanya ketersambungan anatomis antara vagina dan uterus, uterus yang berukuran kecil atau tidak memiliki uterus, gonad hypoplastic, juga keberadaan kelenjar vesicular.

Pada sapi, trend kelahiran kembar memiliki kaitan dengan latar belakang genetis yang berhubungan dengan regulasi hormonal yang mengakibatkan ovulasi ganda pada induk. Namun berbagai kajian menyebutkan, penentu genetik pada pembentukan kebuntingan kembar sepertinya memiliki pengaruh lebih kecil jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan manajerial dan lingkungan, khususnya pada sapi perah. Pada sapi perah, khususnya yang produksi susunya tinggi, telah sejak lama disebutkan bahwa meningkatnya kelahiran kembar merupakan akibat dari gangguan hormonal dan gangguan metabolik pada keseimbangan energi saat awal masa setelah melahirkan. Jika terjadi peningkatan insiden kelahiran kembar pada sapi, maka biasanya akan diikuti dengan  sedikit peningkatan kejadian freemartin pada suatu peternakan.

Kelainan freemartinisme biasanya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik (pengujian melalui golongan darah atau karyotyping bisa dilakukan tetapi akan menjadi beban tambahan biaya bagi peternak). Kejadian sapi freemartin merupakan cacat bawaan yang tidak dapat diobati. Jika kita mendapatkan kelahiran dengan jenis kelamin berbeda, langkah yang sebaiknya diambil adalah, sapi dara yang lahir kembar bersama dengan sapi jantan harus kita curigai sebagai sapi steril dan dilakukan identifikasi seawal mungkin untuk tidak memasukkannya dalam kelompok calon indukan. Sapi betina ini bisa dilakukan penggemukan secara intensif untuk kemudian dilakukan penyembelihan dan peternak menghindari untuk melakukan perkawinan terhadapnya.

Apa fungsi placenta pada kebuntingan hewan

Anastomosis (penyambungan) antara dua fetus sapi yang berbeda jenis kelamin (berdasarkan literatur)

Sumber bacaan:

“Ruminants Anatomy, Behavio and Diseases”. 2012. Evandro Mendes. Nova Science Publisher, Inc. New York.