Laporan posisi keuangan atau neraca adalah salah satu laporan keuangan yang memberikan informasi tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang disajikan pada akhir periode. Show
Laporan posisi keuangan atau neraca ini merupakan perluasan dari dasar akuntansi. Data untuk membuat laporan ini berasal dari neraca lajur. Jika kamu belum mengetahui apa itu neraca lajur, kami sudah membahas di artikel lain pada situs ini. Salah satu dari laporan keuangan yang satu ini, memberikan informasi yang berhubungan dengan sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan. Atau dalam hal ini adalah kekayaan perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan modal pemilik perusahaan. Oleh karena itu neraca bisa membantu untuk memprediksi waktu, jumlah dan ketidakpastian arus kas di masa depan. Nah untuk lebih jelasnya tetap simak pembahasan artikel ini ya! Berikut merupakan beberapa pendapat dari para ahli yang akan memperjelas pemahaman kamu tentang pengertian neraca. Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim (2002:63)
Sofyan S. Harahap (2006:107)
Weygandt, Jerry. J, Kieso Donald, Kimmel Paul
Soemarso
Munawir (2007:13)
Harahap (2006:107)
Fungsi Laporan Posisi KeuanganTerdapat beberapa fungsi dari laporan neraca, yaitu sebagai berikut.
1. LikuiditasLikuiditas ini bisa dikatakan sebagai acuan atau tolak ukur dalam mencerminkan jumlah waktu yang diperlukan sampai kewajiban bisa dilunasi atau dibayar. Rasio ini bisa membantu para investor dan juga kreditor untuk menilai seberapa besar kemampuan dari perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya. Sedangkan bagi para pemegang saham, rasio likuiditas ini digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan deviden tunai di masa yang akan datang atau untuk menentukan apakah akan membeli lagi saham perusahaan tersebut atau tidak. Oleh Karen itu bisa disimpulkan bahwa semakin besar angka rasio likuiditas suatu perusahaan, maka risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan semakin kecil. Namun sebaliknya jika angka rasio likuiditas suatu perusahaan kecil, maka risiko yang dihadapi suatu perusahaan semakin besar. 2. SolvabilitasSolvabilitas adalah adalah rasio yang beracuan pada kemampuan suatu perusahaan dalam membayar semua utangnya ketika jatuh tempo. Dengan kata lain suatu perusahaan dikatakan beresiko jika perusahaan yang mempunyai utang (jangka pendek / panjang), dan utang tersebut dilunasi dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Seharusnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk melakukan ekspansi dan pengembangan perusahaan, bukan malah untuk menutupi utang – utang perusahaan. Oleh karena itu risiko yang dihadapi bukan hanya aktiva perusahaan saja yang berkurang, tapi yang lebih buruk adalah aktiva habis namun hutang belum bisa dilunasi. 3. FleksibilitasFleksibilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal mengambil berbagai keputusan yang efektif. Keputusan efektif tersebut adalah dalam hal pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan. Jika kondisi keuangan suatu perusahaan dikatakan tidak sehat, maka berbagai keputusan yang dapat diambil ini akan sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya aktiva yang dimiliki pada saat ini. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat fleksibilitas suatu perusahaan, maka akan semakin kecil resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan tersebut. Kelemahan Laporan Posisi KeuanganHampir semua aktiva dan juga kewajiban diukur dan disajikan sebesar nilai historis-nya atau berdasarkan harga perolehan, bukan pada nilai saat ini. Hal tersebut berakibat pada informasi yang diungkapkan mempunyai tingkat realibilitas yang lebih tinggi. Realibilitas yang tinggi artinya informasi yang diungkapkan konsisten. Sementara pemakaian prinsip nilai wajar yang dianggap suatu pilihan yang lebih relevan tidak dilaporkan. Dalam menentukan nilai dari berbagai pos (aktiva, kewajiban, dan modal) melibatkan penggunaan estimasi dan pertimbangan. Misalnya estimasi masa manfaat dari suatu aktiva tetap dan estimasi dari hutang garansi. Dalam menyampaikan laporan posisi keuangan, seringkali terdapat banyak pos yang mempunyai nilai finansial atau merupakan material bagi perusahaan, tapi diabaikan. Hal tersebut diabaikan dengan alasan tidak bisa dicatat secara objektif. Misalnya adalah ketika aktiva tetap tidak berwujud yang merupakan harta paling berharga bagi perusahaan, tapi tidak dilaporkan karena ukuran objektifitasnya sulit untuk dinilai. Dalam beberapa kasus yang terjadi, terdapat banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat dari ketidakpatuhannya pada prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle). Unsur – Unsur NeracaTerdapat 3 kelompok pos atau unsur yang umum ada di dalam laporan neraca, yaitu sebagai berikut. Aktiva / Asset / Harta Aktiva adalah setiap sumber daya suatu perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan berbagai prinsip akuntansi yang berlaku dan diharapkan akan memberikan suatu manfaat di masa yang akan datang. Kewajiban / Utang / Liabilitas Liabilitas adalah suatu kewajiban perusahaan pada saat sekarang yang diakibatkan dari peristiwa yang terjadi di masa lalu, yang penyelesaiannya dilakukan di masa depan akan menimbulkan arus keluar sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Modal / Ekuitas Modal adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban. Persamaan yang timbul dari pos – pos tersebut adalah sebagai berikut. Klasifikasi Laporan Posisi KeuanganNeraca adalah laporan yang melaporkan atau menyajikan tentang ringkasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan secara sistematis. Dalam neraca aktiva dan kewajiban disajikan dengan pengklasifikasian berdasarkan karakteristik operasi perusahaan. Berikut merupakan pengklasifikasiannya. 1. Aktiva Lancar (Current Assets)Aktiva lancar adalah harta yang secara normal bisa dikonfersikan atau diubah menjadi kas dalam jangka waktu maksimal 1 tahun atau dalam siklus kegiatan perusahaan yang normal. Aktiva lancar ini disajikan pada laporan neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut.
2. Aktiva Tetap (Fixed Assets)Aktiva tetap adalah harta yang dipakai dalam suatu perusahaan dan memiliki fungsi yang melebihi satu masa pembukuan atau melebihi 1 tahun, digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan bukan untuk dijual, dan memiliki nilai material tinggi. Yang termasuk ke dalam aktiva tetap adalah sebagai berikut.
3. Aktiva Lain – Lain (Other Assets)Aktiva lain – lain adalah aktiva yang tidak termasuk ke dalam kategori aktiva lancar ataupun aktiva tetap. Contohnya adalah mesin yang sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. 4. Kewajiban Lancar (Current Liability)Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan bisa dilunasi dalam siklus operasi normal atau maksimal 1 tahun. Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban lancar adalah sebagai berikut.
5. Kewajiban Jangaka Panjang (Long Term Liability)Kewajiban jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya atau pelunasannya dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Yang termasuk kedalah kewajiban jangka panjang adalah sebagai berikut.
6. Modal (Equity)Dalam neraca perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), kategori ekuitas mencakup 2 komponen utama yaitu:
Modal disetor adalah modal yang didapatkan pada saat pemilik atau pemegang saham menyetorkan uang dan/atau aset lainnya kepada perusahaan. komponen dari modal disetor terdiri dari:
Laba ditahan adalah komponen dari modal yang menggambarkan kelebihan laba yang diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan setelah adanya pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Untuk perusahaan yang berbentuk perseorangan, modal hanya terdiri dari modal pemilik perusahaan. Sedangkan pengambilan modal oleh pemilik yang dimiliki perusahaan disebut dengan prive. Sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk persekutuan, modal terdiri dari modal sekutu. Dan untuk perusahaan yang berbentuk koperasi modal terdiri dari simpanan pokok anggota, simpanan lain, dan cadangan.
Bentuk dan Contoh Laporan Posisi KeuanganStandar akuntansi keuangan sebenarnya tidak mengatur ketentuan bentuk atau format dari laporan neraca. Terdapat perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan meletakkan aktiva terlebih dahulu selanjutnya diikuti dengan ekuitas dan yang terakhir adalah utang. Pada umumnya praktek penyajian laporan neraca seperti itu dilakukan di daerah Eropa. Ada juga perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan cara meletakkan aktiva lancar di-awal kelompok aktiva dan hutang lancar di-awal kelompok hutang. Pada umumnya praktik tersebut dilakukan di Indonesia dan juga di Amerika Serikat. Namun pada umumnya terdapat 2 bentuk / format laporan neraca yang dapat dijumpai dalam praktek-nya, yaitu:
Bentuk perkiraan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berdampingan atau bersebelahan. Sebelah kiri menyajikan pos aktiva dan sebelah kanan menyajikan kewajiban dan modal. Berikut merupakan contoh laporan posisi keuangan bentuk perkiraan. Bentuk laporan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berurutan ke bawah atau secara portrait. Berikut merupakan contoh laporan neraca bentuk laporan. Akhir Kata Demikianlah pembahasan tentang laporan posisi keuangan atau laporan neraca. Semoga artikel ini bisa membantu kamu dan bisa menambah wawasan. Jika ada saran, kritik, atau pertanyaan silakan tuliskan di kolom komentar. Terima kasih. |