Apa alasan kota bogor disebut kota hujan

Seperti yang diketahui oleh banyak masyarakat awan bahwa kota Bogor kental akan sebutan kota hujan, entah alasannya apa disebut begitu, ya bagi yang sedikit berfikir pasti kota Bogor sering hujan, itu juga alasan sedkit kepinteran saya, lalu jika benar kota Bogor sering hujan sebenarnya apa sih ya, alasannya begitu?
Well,dari pada penasaran mari ita simak penjelasan dari BMKG yang dilansir oleh detik.com berikut ini,

Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dedi Sucahyono, menjelaskan kepada detikcom, Sabtu (25/7/2015) alasan kenapa Bogor disebut kota hujan.

“Disebut kota hujan karena kemarau pun banyak hujan, di mana musim kemaraunya sangat pendek,” ucap Dedi.

Musim kemarau di Bogor biasanya terjadi pada bulan Juli hingga September. Dengan suhu rata-rata setiap bulannya 30-32 derajat celcius. Setelah itu berganti menjadi musim hujan, namun saat kemarau hujan juga biasanya masih turun.

“Ada spot seperti Ciawi, hujannya masih cukup tinggi,” ucapnya.

Data dari berbagai sumber menjelaskan Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari.

Wilayah Bogor  yang terletak pada kaki Gunung Gede dan Gunung Salak membuat kawasan ini sering dilanda hujan orografi (hujan yang terjadi di daerah pegunungan). Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Kondisi ini membuat Bogor hampir setiap hari turun hujan.

Namun tahun ini sudah lebih dari 1 bulan hujan tak turun di Kabupaten Bogor. Hal ini karena dampak siklus El Nino berjangka lima hingga tujuh tahunan yang membuat udara di Bogor kering. Jika terbentuk awan, awan-awan itu tak menjadi hujan lantaran terhempas aktivitas El Nino Samudra Pasifik.

“Tahun ini musim kemarau lebih lama dan hujannya di musim kemarau tidak ada sama sekali,” ucap Dedi.

Apa alasan kota bogor disebut kota hujan
Ilustrasi Foto: thinkstock

Jakarta - Sudah dua bulan Kota Bogor dilanda kekeringan. Musim kemarau yang panjang membuat air sulit didapat, bahkan warga sampai menggelar salat istisqa atau salat minta hujan. Padahal Bogor dikenal sebagai kota hujan, namun kemarau tahun ini membuat kota hujan itu gersang.Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dedi Sucahyono, menjelaskan kepada detikcom, Sabtu (25/7/2015) alasan kenapa Bogor disebut kota hujan."Disebut kota hujan karena kemarau pun banyak hujan, di mana musim kemaraunya sangat pendek," ucap Dedi. Musim kemarau di Bogor biasanya terjadi pada bulan Juli hingga September. Dengan suhu rata-rata setiap bulannya 30-32 derajat celcius. Setelah itu berganti menjadi musim hujan, namun saat kemarau hujan juga biasanya masih turun."Ada spot seperti Ciawi, hujannya masih cukup tinggi," ucapnya.Data dari berbagai sumber menjelaskan Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 m dari permukaan laut. Udaranya relatif sejuk dengan suhu terendah di Bogor adalah 21,8°C, paling sering terjadi pada Bulan Desember dan Januari. Wilayah Bogor  yang terletak pada kaki Gunung Gede dan Gunung Salak membuat kawasan ini sering dilanda hujan orografi (hujan yang terjadi di daerah pegunungan). Angin laut dari Laut Jawa yang membawa banyak uap air masuk ke pedalaman dan naik secara mendadak di wilayah Bogor sehingga uap air langsung terkondensasi dan menjadi hujan. Kondisi ini membuat Bogor hampir setiap hari turun hujan.Namun tahun ini sudah lebih dari 1 bulan hujan tak turun di Kabupaten Bogor. Hal ini karena dampak siklus El Nino berjangka lima hingga tujuh tahunan yang membuat udara di Bogor kering. Jika terbentuk awan, awan-awan itu tak menjadi hujan lantaran terhempas aktivitas El Nino Samudra Pasifik."Tahun ini musim kemarau lebih lama dan hujannya di musim kemarau tidak ada sama sekali," ucap Dedi.

(slm/gah)

Berikut 6 alasan kenapa Kota Bogor disebut sebagai Kota Hujan :

1️⃣ Berada di wilayah tinggi

Kota Bogor merupakan wilayah yang berada di ketinggian 190-330 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Karenanya, suhu di Kota Bogor termasuk rendah, berkisar antara 21-26 derajat celcius. Suhu yang rendah membuat cuaca di Bogor terbilang cukup sejuk.

2️⃣ Memiliki musim kemarau lebih pendek

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kota Bogor memiliki musim kemarau yang lebih pendek dibandingkan kota-kota lain.

3️⃣ Dikelilingi pegunungan

Letak geografis Kota Bogor dikelilingi oleh beberapa pegunungan, yaitu Gunung Gede, Gunung Salak, dan Gunung Pangrango.

4️⃣ Wilayah hutan yang luas

Selain dikelilingi pegunungan, Kota Bogor juga memiliki sebaran wilayah hutan yang banyak dan luas, seperti Kebun Raya Bogor.

5️⃣ Memiliki kelembaban udara lebih dari 70 persen

Kelembaban udara adalah kadar air dalam udara, sehingga semakin tinggi kelembaban udara, maka curah hujan akan semakin tinggi.

Curah hujan di Kota Bogor dibandingkan wilayah lain terbilang cukup tinggi setiap tahunnya,sekitar 3.500 – 4.000 mm. Curah hujan terbesar di Kota Bogor adalah sekitar Januari.

6️⃣ Termasuk jangkauan uap air dari Laut Jawa

Karena letaknya, uap air dari Laut Jawa yang naik ke udara masuk ke wilayah Bogor.

Uap yang ada di udara kemudian berubah menjadi awan dan terjadi proses turunnya hujan. (Sumber: bogor.pikiran-rakyat.com)

Mau punya rumah di “Kota Hujan” serta dekat obyek wisata? Pilih Dramaga Resort aja

Info lengkap, hubungi marketing yang memberikan informasi ini kepada Anda

Bogor di Jawa Barat dikenal dengan julukan sebagai Kota Hujan. Bukan tanpa alasan, wilayah Bogor memang memiliki curah hujan tertinggi di Indonesia. Hampir setiap hari Bogor pasti dilanda hujan, bahkan ketika musim kemarau sekalipun. Pertanyaannya, kenapa Bogor sering hujan? Padahal daerah lain di sekitarnya tidak. Simak penjelasannya berikut.

Cukup aneh memang, meski berada di provinsi Jawa Barat dan tak jauh dari ibukota Jakarta, Bogor seolah seperti daerah terpisah dengan iklim serta sistem cuaca tersendiri. Musim kemarau di Bogor terjadi pada Juli sampai September, lebih pendek dari daerah lain di sekitarnya. Suhu di Bogor relatif sejuk dengan titik terendahnya adalah 21,8 derajat Celcius.

Intensitas hujan yang tinggi di Bogor disebabkan karena faktor geografi. Bogor berada di ketinggian 190-330 mdpl, terletak di kaki Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak. Hujan yang sering melanda wilayah Bogor termasuk jenis hujan orografi atau hujan di daerah pegunungan. Awan terbentuk di Laut Jawa, kemudian naik ke area pegunungan Jawa Barat.

Uap air akan mengalami kondensasi saat menghadapi suhu dingin dari kawasan pegunungan membuat awan akan mencapai titik jenuh, hingga menyebabkan hujan. Kondisi inilah yang membuat Bogor hampir setiap hari dilanda hujan. Siklus hujan di Bogor dapat terganggu oleh El-Nino yang berjangka 5-7 tahun, seperti terjadi pada tahun 2015 dan 2020 lalu.

El-Nino merupakan fenomena alam berupa peningkatan suhu muka air laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur. El-Nino biasanya berlangsung di bulan Desember, dan menyebabkan suhu udara di daratan terasa sangat panas. Lebih jauh, El-Nino membuat curah hujan menjadi sangat turun drastis. Imbasnya akan terjadi kekeringan, dan musim kemarau panjang.

Pusat Peradaban Sunda

Pada masa Hindia Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg yang bermakna tanpa kecemasan atau aman tenteram. Hari jadi Bogor jatuh pada 3 Juni, diambil dari waktu penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja di Kerajaan Pajajaran. Jauh sebelum masa Hindia Belanda, Bogor merupakan pusat peradaban Sunda. Dimulai dari kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.

Bogor adalah tempat berdirinya Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5 M. Bogor dipilih karena lokasinya strategis, yang secara alamiah membentuk benteng alam sehingga lebih mudah bertahan dari serangan musuh. Selain itu, tanahnya yang subur dan aksesnya juga mudah menuju sejumlah pusat perniagaan. Beberapa kerajaan kecil kemudian bermunculan di sekitarnya.

Setelah runtuh, Kerajaan Sunda pun mewarisi wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Pusat ibukota berada di Pajajaran yang diyakini berada di kawasan Bogor saat ini. Kemudian pada masa kolonialisme Hindia Belanda, di tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff mulai membangun Istana Bogor yang sekarang menjadi istana kepresidenan RI.

bandung bogor jawa barat kota hujan suku sunda sunda wisata indonesia

SHARE :

Warga menggunakan payung saat hujan. Ilustrasi. Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra

jpnn.com, BOGOR - Kota Bogor, Jawa Barat, disebut sebagai Kota Hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan alasan keunikan cuaca di daerah ini.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Dramaga Bogor Budi Suhardi mengatakan, ketika puncak musim kemarau melanda Indonesia, Bogor tetap sering diguyur hujan.

BACA JUGA: Cuaca di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu Diprediksi Tak Bersahabat, Bogor Banyak Petir

“Statement tentang di Bogor sering turun hujan itu kami keluarkan tidak begitu saja. Kami sudah membuat data statistiknya secara otentik,” kata Budi.

Budi mengatakan, dalam hitungan sepuluh hari, intensitas curah hujan yang terjadi di Kota Bogor rata-rata di atas 50 milimeter.

BACA JUGA: Siap-siap Saja yang Pernah Berhubungan dengan Orang Ini

Dalam hitungan BMKG, jika rata-rata curah hujan melebihi 50 milimeter, maka disebut dengan musim hujan, di mana pada saat ini hujan akan sering turun.

Sementara itu, jika rata-rata curah hujan di bawah angka tersebut, maka disebut musim kemarau.

BACA JUGA: Garuda Indonesia dan Batik Air Mendarat Darurat di Bandara Adi Soemarmo

“Data yang kami miliki rata-rata itu di atas 50 milimeter untuk Bogor, sehingga disebut kota hujan, yang artinya banyak hujan, artinya hampir hujan terus. Sehingga diperhatikan setiap saat ngitung bulan-bulan di Kota Bogor enggak ada yang namanya kering banget,” kata Budi.

Menurutnya, Bogor sering diguyur hujan karena berbagai alasan. Pertama, karena wilayah ini dikelilingi oleh pegunungan.

Ada tiga gunung yang berada di sekitar kota ini, yakni Gunung Salak, Pangrango, dan Gunung Gede.

Banyaknya gunung di Bogor membuat pembentukan awan mudah terjadi karena angin dan suhu pegunungan yang dingin mendukung terjadinya pembentukan awan dalam proses hidrologi.

Selain dikelilingi oleh pegunungan, Bogor juga memiliki sebaran hutan yang masih banyak dan luas.

Kemudian, masa udara yang membantu proses pembentukan awan selalu tersedia di Kota Bogor. (pojokbogor)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti