Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat

DENPASAR – Ritual potong gigi (mepandes) merupakan salah satu ritual Manusa Yadnya yang wajib dilakukan. Dalam agama Hindu, mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa.

“Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu (enam musuh dalam diri manusia),” ujar Wakil Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jayanegara, di upacara Metatah (potong gigi) massal bagi warga  Banjar Abian Timbul, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denbar, Minggu (30/6/2019).

Menurutnya, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu, yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

“Dengan diadakannya ritual ini, diharapkan para peserta atau yang bersangkutan mampu menjadikan diri lebih dewasa dan bijak, baik dalam berpikir, berbuat dan berbicara,” jelas Jaya negara.

Sementara, Kelian Adat Banjar Abian Timbul, Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denbar, I Gusti Putu Sukardi, mengatakan acara ini dilaksanakan sejak Sabtu (29/6), yang diawali dengan melaspas Balai Banjar. Kini dilanjutkan dengan ritual mesangih massal yang dilakukan pertama kali oleh Banjar Abian Timbul.

“Mesangih massal diikuti oleh 34 orang peserta, dan melibatkan Banjaragung, yang salah satunya Wakil Wali Kota Denpasar, Jaya Negara,” ujarnya.

Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat

Putri Puspita

Prosesi Upacara Metatah di Bali. Foto: Putri Puspita | Bobo.ID

Metatah ata dikenal dengan potong gigi adalah salah satu rangkaian upacara Manusa Yadnya dalam kepercayaan masyarakat Hindu.

Akil Balig

Seseorang baru boleh melaksanakan upacara ini setelah akil balig atau sudah menunjukkan tanda-tanda menuju masa remaja. Hal ini menandakan bahwa akan ada perubahan kehidupan bagi seseorang ketika ia sudah mencapai tahapan remaja, mulai dari sikap sampai tanggung jawab. 

Makna

Ada banyak makna yang terkandung dalam upacara metatah, yaitu simbol bahwa seseorang telah menginjak usia dewasa, wujud bakti orang tua kepada leluhur yang telah menjelma sebagai anaknya, dan tumbuh kembang pribadi seseorang.

Metatah juga dianggap suatu jalan menyucikan seseorang. Penduduk Bali percaya bahwa seseorang yang telah disucikan akan lebih mudah menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi, para dewata, dan leluhur  di alam surga. Selain makna di atas, potong gigi juga memiliki makna estetika, yaitu untuk kecantikan atau keindahan agar susunan gigi menjadi lebih rapi.

Enam Musuh

Potong gigi bukan berarti giginya dipotong melainkan hanya dikikir rata, 6 deretan gigi atas termasuk taring, sebagai simbol pembersihan enam musuh yang disebut dengan Sad Ripu. Enam  musuh itu meliputi:

1.      Kama (hawa nafsu yang tidak terkendalikan)

2.      Loba (ketamakan, ingin selalu mendapatkan yang lebih)

3.      Krodha (marah yang melampaui batas dan tidak terkendalikan)

4.      Mada (mabuk yang membawa kegelapan pikiran)

5.      Moha (kebingungan dan kurang mampu berkonsentrasi sehingga seseorang tidak dapat menyelesaikan tugas  dengan sempurna)

6.      Matsarya (iri hati atau dengki yang menyebabkan permusuhan)

Pengendalian Sad Ripu inilah yang dianggap sebagai kepribadian orang dewasa, sehingga metatah merupakan upacara untuk memperingati bertambah dewasanya seseorang

Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat

christoakimas christoakimas

Jawaban:

upacara keagamaan Hindu-Bali bila seorang anak sudah beranjak dewasa dan diartikan juga pembayaran hutang oleh Orang Tua ke Anaknya karena sudah bisa menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia.

Penjelasan:

Potong gigi (bahasa Bali: mepandes, mesangih atau metatah) adalah upacara keagamaan Hindu-Bali bila seorang Anak sudah beranjak dewasa,dan diartikan juga pembayaran hutang oleh Orang Tua ke Anaknya karena sudah bisa menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia. Upacara ini termasuk apa yang disebut dengan istilah upacara manusa yadnya. Ritual yang dilakukan pada saat potong gigi adalah mengikis 6 gigi bagian atas yang berbentuk taring. Tujuan dari upacara ini untuk mengurangi sifat buruk. Metatah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, pernikahan, dan Ngeresi, serta dilakukan pada hari-hari tertentu saja (sad ripu) pada yang bersangkutan.

  • Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat

  • Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat

    Kan contoh pelaksananannya gblk

  • Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat

    Ga Gitu Konsepnya @yandedimas06

  • sillooo, mkasih jawabanya

Upacara Potong Gigi menjadi salah satu upacara tradisional masyarakat Hindu di Bali, yang dilakukan sekali seumur hidup untuk mereka yang sudah mulai menginjak usia dewasa, upacara potong gigi bagi kehidupan manusia ini wajib dilakukan, dan ini merupakan kewajiban yadnya orang tua bagi anak-anaknya.

Bahkan ada yang melakukan upacara yadnya tersebut secara simbolis kepada orang yang sudah meninggal, apabila pada semasa hidupnya belum sempat melakukan upacara potong gigi, walaupun hal tersebut tidak bisa dibenarkan menurut ajaran agama, tetapi kembali merujuk kepada desa (tempat), kala (waktu), patra (keadaan) yang berbeda-beda di setiap tempat.

Seperti diketahui, pulau Bali yang dihuni oleh mayoritas penduduknya beragama Hindu, sangat identik dengan kegiatan upacara keagamaan. Untuk kegiatan upacara keagamaan tersebut dikenal dengan istilah panca yadnya yang berarti 5 jenis persembahan suci yang dilakukan dengan tulus iklas, cinta kasih dan sesuai kemampuan.

lanjut baca; upacara adat tradisional di Bali >>>>

Adapaun 5 persembahan tersebut ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widi (Dewa Yadnya), persembahan kepada leluhur (Pitra Yadnya), persembahan kepada Rsi (Rsi Yadnya), Manusia (manusa yadnya) dan Bhuta Kala (Bhuta Yadnya).

Dari 5 jenis yadnya tersebut di atas tentu terdapat berbagai jenis upacara lagi, seperti salah satunya Manusia Yadnya, yaitu persembahan yang dilakukan untuk kesucian jiwa manusia.

Dalam kaitan dengan Manusa Yadnya ada sejumlah upacara yang dilakukan seperti megedong-gedongan (saat manusia dalam kandungan), kepus puser, tiga bulanan (nelubulanin), 6 bulan (otonan), menek truna/deha (ngraja sewala/ngraja singa), potong gigi (metatah) dan perkawinanan (wiwaha).

Belum lagi berbagai jenis upacara yadnya yang berkaitan dengan Dewa, Pitra, Rsi dan Bhuta Yadnya, sehingga bila diperhatikan hampir setiap hari ada kegiatan yadnya di pulau Dewata ini.

Upacara potong gigi adalah upacara manusa yadnya yang dilaksanakan untuk mengendalikan sifat
foto: kidunghijau.blogspot.co.id

Upacara Potong Gigi atau Metatah di Bali

Sebutan atau kata lain untuk upacara potong Gigi juga dikenal dengan nama metatah, mesangih dan mepandes, sebuah tradisi unik di Bali dalam rangkaian upacara manusa yadnya dalam agama Hindu.

Upacara tersebut dilakukan hanya untuk orang yang sudah menginjak remaja atau sudah dewasa, dengan ketentuan anak perempuan sudah mendapatkan menstruasi pertama, sedangkan anak laki-laki sudah mengalami perubahan suara yang menandakan sudah remaja.

Namun demikian upacara tersebut tidak serta merta dilakukan saat itu juga, bisa menunggu kesiapan atau bisa berbarengan saat upacara pernikahan atau saat upacara Memukur dalam rangkaian upacara Ngaben.

lanjut baca; upacara tradisional Ngaben di Bali >>>>

Pelaksanaan upacara potong gigi tersebut juga tergantung dengan banyak hal, terutama adalah kesiapan finansial atau kemampuan ekonomi bisa digelar dengan meriah ataupun sederhana, bisa dilakukan baik itu mandiri bersama keluarga atau bergabung bersama orang lain.

Pelaksanaan upacara metatah/mesangih ini selain berdasarkan sastra agama juga berdasarkan desa, kala, patra yang menjadi bagian budaya dan tradisi pada tempat masing-masing, sehingga bentuk pelaksanaan upacaranya terkadang sedikit berbeda, walaupun tujuannya adalah sama dan dilakukan dengan tulus ikhlas dan sesuai kemampuan.

Upacara potong gigi atau mesangih ini, adalah kewajiban orang tua atau hutang orang tua kepada anak-anaknya, sehingga sebisanya orang tua bisa melaksanakan kewajibannya ini, terutama untuk anak perempuan, yang nantinya meninggalkan rumah untuk berkeluarga dan menjadi bagian keluarga laki-laki.

Walaupun upacara metatah atau potong gigi tersebut bisa dilakukan semasa hidup, maka akan lebih baik orang tua bisa memenuhi kewajibannya selagi masih produktif dan sebelum si anak menikah menjadi milik orang atau keluarga lain.

baca juga; budaya dan tradisi unik umat Hindu di Bali >>>>

Upacara potong gigi atau metatah/mesangih ini adalah memotong meratakan ujung-ujung 6 buah gigi bagian atas yaitu empat gigi seri dan dua taring. Dalam bahasa halus singgih mesangih adalah Mepandes, bisa dilakukan secara simbolik dipahat sebanyak 3 kali, tapi memang terkadang ada yang melakukannya sampai gigi bagian atas tersebut rata.

Dalam agama Hindu banyak hal dalam kegiatan ritual keagamaan bisa dilakukan dengan simbolik tanpa mengurangi arti filosofinya, sehingga mereka yang punya kelainan gigi dengan sensitifitasnya bisa melakukannya dengan simbolik.

Banyak makna yang terkandung dalam pelaksanaan upacara potong gigi atau metatah tersebut, pada saat itu si-anak sudah menjadi dewasa, mendapatkan pencerahan oleh orang tua mereka.

Selain itu orang tua bisa memenuhi kewajibannya dan mendapatkan kesempatan beryadnya, menuntun dan menumbuh kembangkan kepribadian seorang anak sehingga mencapai kedewasaan dan bisa menjadi anak yang suputra.

Pada upacara potong gigi tersebut diharapkan seseorang bisa mengentaskan dan menghilangkan segela kekotoran diri dan melenyapkan semua musuh dalam diri yang dikenal dengan sad ripu.

baca juga; adat kebiasaan orang Bali >>>>

Upacara potong gigi, metatah, mesangih atau mepandes ini adalah bertujuan untuk penyucian diri yang dilakukan kepada pribadi seseorang agar bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para leluhur.

Adapun 6 buah gigi pada rahang atas yang dipotong adalah untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang dikenal dengan istilah Sad Ripu, adapun 6 musuh tersebut meliputi, hawa nafsu, ketamakan, kemarahan, mabuk, bingung dan iri hati.

Sehingga dengan upacara ini semua musuh manusia tersebut yang ada dalam diri manusia bisa dikendalikan. Sehingga bisa meningkatkan kesucian diri untuk lebih dekat dengan Tuhan dan para leluhur, bisa menghindarkan diri dari kepapaan dan hukuman neraka saat meninggal nanti.

Upacara metatah, mesangih, mepandes atau potong gigi di Bali ini sebisanya dilakukan pada saat seseorang masih hidup dan akan lebih baik saat seseorang menginjak remaja.

Mengapa demikian, dalam lontar Atmaprasangsa disebutkan atma mereka yang saat didunia tidak metatah mendapatkan hukuman dari Betara Yama yaitu tugas menggigit pangkal bambu petung yang keras di alam neraka.

Dalam lontar Pujakalapati dinyatakan tidak akan bertemu dengan roh leluhurnya yang telah suci, dalam kitab Kalatattwa disebutkan Bhatara Kala tidak bisa menghadap Dewa bila belum 4 gigi serta dan 2 taringnya bagia atasnya dipotong.

Begitu juga dalam kitab Smarandahana, bhatara Ganapati yaitu putra Dewa Siwa, sebelum salah satu taringnya patah, tidak akan mampu mengalahkan musuhnya yaitu Nilarudraka.

baca juga; fakta unik di Bali yang jarang diketahui orang >>>>

Namun ada kalanya sebelum sempat melakukan upacara potong gigi atau metatah, seseorang sudah dijemput oleh sang maut, lalu bagaimana orang tua membayar hutangnya kepada si anak yang belum lunas dan untuk menghindari hukuman akhirat.

Dalam situasi hal ini jika orang tua masih merasa memiliki kewajibannya, maka bisa menempuh secara simbolis dan minta tuntunan pemuka agama.