Undang-undang yang diterapkan pemerintah Inggris adalah

Pasca perang tujuh tahun, pemerintah Inggris kemudian mengeluarkan berbagai undang undang yang tujuannya adalah menghimpun pajak yang tinggi. Salah satunya adalah Townshend act yang merupakan… .

A. pajak perdagangan gula

B. pelarangan terhadap negara koloni mencetak uang sendiri

C. aturan untuk mencantumkan materi pajak ke semua dokumen

D. pajak impor untuk timah,cat, kertas, gelas dan teh.

E. kewajiban untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan tentara Inggris

Pembahasan:

Undang-undang yang diterapkan pemerintah Inggris adalah

Berbagai undang undang yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris yang diterapkan di negara koloni Amerika yaitu:

  • Sugar act (1764) merupakan pajak perdagangan gula
  • Currency act (1764) merupakan pelarangan terhadap negara koloni mencetak uang sendiri
  • Stamp act (1765) merupakan aturan untuk mencantumkan materi pajak ke semua dokumen
  • Quartering act (1765)  berisi kewajiban untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan tentara Inggris
  • Townshend act yang merupakan pajak impor untuk timah,cat, kertas, gelas dan teh.

Kunci jawaban:

Pasca perang tujuh tahun, pemerintah Inggris kemudian mengeluarkan berbagai undang undang yang tujuannya adalah menghimpun pajak yang tinggi. Salah satunya adalah Townshend act yang merupakan… . D. pajak impor untuk timah,cat, kertas, gelas dan teh.

SEMOGA BERMANFAAT

Undang-undang yang diterapkan pemerintah Inggris adalah

Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih

Kemenangan Inggris dalam Perang Perancis dan Indian (1754-1763) telah membawa keuntungan tetapi juga masalah bagi pemerintah Inggris. Di satu sisi, wilayah koloni Inggris di Amerika bertambah luas, namun di sisi lain perang yang baru berakhir telah menghabiskan banyak biaya sehingga utang Inggris menumpuk. Selain itu, pemerintah Inggris juga membutuhkan dana untuk membiayai tentara yang akan menjaga daerah-daerah koloni di Amerika. Untuk memecahkan masalahmasalah tersebut pemerintah Inggris mulai menerapkan pajak baru di koloni-koloni di Amerika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejumlah pajak yang diterapkan oleh pemerintah Inggris di koloni-koloni di Amerika di era tahun 1763 – 1776 yang akhirnya menjadi pemicu revolusi Amerika. Penelitian ini dilaksanakan dalam kerangka disiplin Pengkajian Amerika, oleh karena itu menggunakan pendekatan interdisipliner yakni pendekatan sejarah, ekonomi, politik dan budaya. Penelitian ini juga metode penelitian pustaka dengan cara mengumpulkan data-data dari berbagai buku, artikel dan referensi pendukung lainnya yang menyangkut tentang sejarah, ekonomi, politik dan budaya Amerika. Data-data yang sudah terkumpul diseleksi lalu dianalisis. Hasil ini kemudian dipaparkan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajak yang diterapkan secara beruntun oleh pemerintah Inggris di koloni-koloni di Amerika dari tahun 1764-1774 merupakan pemicu pecahnya revolusi Amerika pada tahun 1775. Kebijakan pemerintah Inggris memperketat aturan perdagangan serta menekan kolonis dengan pajak yang beruntun mengakibatkan masyarakat di koloni-koloni di Amerika melakukan perlawanan keras terhadap pemerintah Inggris. Mereka menilai pajak yang diterapkan kepada mereka tidak adil dan melanggar hak-hak mereka sebagai orang Inggris. Akumulasi kekecewaan dan kemarahan mereka tela h membangkitkan semangat perlawanan untuk berpisah dari Inggris. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 Amerika mendeklarasikan kemerdekaannya dan bebas dari kolonisasi Inggris.

The victory of British in French and Indian War (1754-1763) has brought profit but also problems to the British Government. On one hand, the territory of the British colony became larger; however, on the other hand the war has spent much money caused the debt of British mounted. Beside that, British Government also needs money to finance the military troops that would keep the colonies. To solve those problems British Government applied new taxes in colonies in America. The objective of this study is to analyze the taxes applied by the British Government in the colonies in America in the era of 1763 to 1776 which has become the trigger of American Revolution. This study is done in the American Studies disciplines, therefore interdisciplinary approaches is used. They are historical, economic, political and cultural approaches. This study is also used library research method by collecting the data from various books, articles and others supported references which cover about history, economic, politic, and culture of America. The collected data are selected and analyzed. The result of analyzes is presented descriptively. The result of the studies shows that the taxes that applied in series by British Government in colonies in America from 1764 to 1774 became the trigger of American Revolution outbreak in 1775. The policy of British Government tightened the rule of trade and oppresses the colonists with series of taxes resulted strong struggle from society in the colonies in America. They marked the applied taxes in the colonies is unjust and destroyed their rights as British. Accumulation of disappointment and anger of people in colonies towards British oppression has raised the struggle to separate from England. Finally, on 4th July 1776 American declare their independence and free from British colonize.

Kata Kunci : Kolonialisme Inggris,Amerika Serikat 1763,1776,Beban Pajak, tax burden, colonize, oppression, revolution

Inggris memberlakukan pajak yang tinggi bagi tiga belas koloni. Hal tersebut ditujukan untuk mengisi kas negara Inggris yang kosong akibat Perang Tujuh Tahun (1756-176). Pajak tersebut meliputi :

  • Sugar Act (1764), perdagangan gula di daerah-daerah koloni dikenai pajak dan bea cukai
  • Currency Act (Undang-Undang Mata Uang) (1764), melarang setiap koloni mencetak mata uang sendiri
  • Stamp Act (Undang-Undang Perangko (1765), Inggris mencantumkan materi pajak ke semua dokumen resmi, lisensi, kontrak dagang, koran, pamflet, dan sebagainya
  • Quartering Act (1765), berisi tentang kewajiban bagi setiap koloni untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan bagi tentara Inggris yang ditempatkan di daerah-daerah koloni
  • Townshend Acts (1767), merupakan pajak impor untuk timah, cat, kertas, gelas, dan teh
  • Tea Act (1773), undang-undang ini mengatur bahwa East India Company (EIC) dapat menjual teh secara langsung ke daerah-daerah koloni (Amerika), tanpa pedagang perantara dan tanpa melewati gudang-gudang di Inggris terlebih dahulu.

Undang-undang yang diterapkan pemerintah Inggris adalah

Yang tidak termasuk ke dalam Undang-undang yang diterapkan pemerintah Inggris adalah?

  1. Stamp Act
  2. Sugar Act
  3. Salt Act
  4. Currency Act
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: C. Salt Act

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, yang tidak termasuk ke dalam undang-undang yang diterapkan pemerintah inggris adalah salt act.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Ahli yang mendukung teori bahwa Islam yang ada di Indonesia berasal dari Persia adalah? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

JAKARTA - Dalam upaya mengumpulkan dana untuk melunasi utang dan mempertahankan wilayah kekuasaan di Amerika, Pemerintah Inggris meloloskan Stamp Act pada 22 Maret 1765.

Stamp Act adalah Undang-Undang (UU) yang memungut pajak langsung pada semua bahan yang dicetak untuk tujuan penggunaan komersial dan legal di daerah koloni, dari surat kabar dan pamflet,hingga kartu remi dan dadu.

Meskipun kebijakan tersebut menerapkan strategi pemungutan dana umum di Inggris, hal tersebut memicu protes.

Selain itu, Pemerintah Inggris juga memberlakukan UU yang dikenal sebagai tiga pajak besar: Sugar Act (1764), yang memungut bea atas impor tekstil, anggur, kopi dan gula; Currency Act (1764), yang menyebabkan penurunan besar dalam nilai uang kertas yang digunakan oleh koloni; dan Quartering Act (1765), yang mengharuskan penjajah menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi pasukan Inggris.

Dengan berlakunya Stamp Act, masyarakat memandang, pemerintah Inggris berusaha merusak kekuatan ekonomi dan kemerdekaan mereka.

Para koloni di Amerika juga mengangkat masalah perpajakan tanpa perwakilan dan membentuk masyarakat yang tergabung dari semua koloni untuk bersatu melawan Inggris dan para bangsawan yang berusaha mengeksploitasi koloni sebagai sumber pendapatan. 

Dilansir dari History, Sabtu 22 Maret, sebanyak 9 dari 13 koloni mengirim perwakilan ke Kongres Stamp Act, di mana para koloni menyusun Deklarasi Hak dan Protes, sebuah dokumen yang mencerca kebijakan kerajaan Inggris. Kongres pada awalnya tampak gagal total, hanya 9 koloni yang mengirim delegasi.

Perwakilan dari Georgia, North Carolina, New Hampshire, dan Virginia yang dianggap sangat penting justru tidak hadir. Kongres dengan cepat terbagi menjadi dua kelompok yaitu radikal dan moderat. Hanya segelintir yang termasuk dalam kelompok ekstrem yang meyakini langkah-langkah lebih kuat terhadap Inggris.

Menyadari bahwa sebenarnya biaya penegakan Stamp Act lebih mahal, pemerintah Inggris akhirnya mencabut pajak tersebut. Stamp Act juga menimbulkan gerakan yang jauh lebih besar dalam perlawanan terhadap Pemerintah Inggris dan pertempuran untuk kemerdekaan. 

Sekelompok pedagang memimpin protes anti-Inggris di Boston dan kota-kota pesisir lainnya. Kelompok pemilik tanah juga datang bersama-sama untuk ikut gerakan protes tersebut. 

Jauh setelah Stamp Act dicabut, masyarakat-masyarakat terus melakukan pertemuan sebagai oposisi terhadap kebijakan kejam dari Inggris. Dari pertemuan mereka, muncul rasa nasionalisme yang memuncak. Satu dekakde kemudian, lahirlah Revolusi Amerika.