Tuliskan nilai semangat apa saja yang bisa siswa teladani terhadap sikap positif para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara?


Semangat 45

1.  Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk, terutama penjajahan dari suatu bangsa terhadap bangsa lain.

2.      Semngat pengorbanan seperti pengorbanan benda, jiwa dan raga

3.      Semangat tahan derita dan tahan uji

4.      Semangat kepahlawanan

5.      Semangat persatuan dan kesatuan

6.      Perpacaya pada diri sendiri.

7.    Sifat, Jiwa dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap postip generasi muda terhadap makna proklamasi dan suasana kebatinan konstitusi yang pertama. 

Selain sifat, jiwa dan semangat 45 di atas yang harus kita jadikan contoh terdapa pula pula ekses negatif angkatan 45 yang perlu kita hindari, yakni:

1. Kolabortor dan koperator dalam arti kerjasama dengan pihak penentang kemerdekaan;

2.  Persaingan tidak sehat antar golongan

3.  Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan

4. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak manapun ia berdiri.

Terdapat banyak cara untuk menunjukan sikap postif kita terhadap proklamasi kemerdekaan, salah satunya  dengan mempertahankan kemerdekaan serta mengisinya  dengan pembangunan dalam segala aspek kehidupan. Dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan itulah sifat, jiwa dan semangat 45 perlu kita teladani, dan ekses negatif yang disebutkan di atas perlu kita hindari.

Bagaimana cara mengisi kemerdekaan itu sendiri? Tentu banyak cara yang dapat dilakukan. Seorang petani misalnya, dia harus giat bekerja untuk mendapat hasil yang lebih baik, seorang dokter harus bekerja secara baik agar mendapatkan hasil yang optimal, begitu pula seorang siswa harus belajar dengan baik untuk mempersiapkan kehidupan di masa yang datang, dan banyak contoh lainnya.

Lalu bagaimana sikap positif kita terhadap suasana kebatinan konstitusi yang pertama (UUD 1945)? Sebagaimana telah kita bahas pada bagian terdahulu bahwa inti suasana kebatinan konstitusi yang pertama (UUD 1945) adalah Pancasila. Oleh karena itu, sikap positip yang harus ditampilkan terhadap suasana kebatinan UUD 1945 adalah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

1.   Berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kita wajib percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2.   Berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dalam pergaulan kita tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan ras atau warna kulit, suku bangsa, golongan, pangkat, kdedukan dan hal lainnya yang merendahkan harkat dan martabat orang lain.

3.   Berdasarkan sila Persatuan Indonesia; kita harus bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia, menggunakan produk dalam negeri, menempatakan persatuan dan kesatuan, dan lainnya.

4.   Berdasarkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pemusyawaratan/perwakilan, kita harus menghargai pendapat orang lain dalam bermusyawarah, ikut serta dalam pemilihan umum dengan penuh rasa tanggung jawab.

5.   Berdasarkan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kita wajib menghargai hasi karya orang lain, mau melaksanakan gotong royong,  dan kegiatan kerjabakti.

Ilustrasi NIlai Semangat Pendiri Negara. (Foto: https://pixabay.com)

Dalam masa penjajahan, para pahlawan bahu-membahu menghadapi musuh. Mereka berjuang sesuai dengan bidang masing-masing. Ada yang berjuang di bidang politik seperti Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, di bidang sosial seperti R. A. Kartini dan WR. Supratman, di bidang pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, K. H. Ahmad Dahlan, dan ada juga yang berjuang di bidang militer seperti Supriyadi, Sudirman, dan sebagainya.

Adapun para pendiri negara Indonesia memiliki semangat dan komitmen yang tinggi dalam mencapai kemerdekaan dari penjajah. Karakter semangat berarti berkemauan untuk berjuang dan berusaha untuk mencapai tujuan tertentu, yang mana tujuan yang akan dicapai adalah tujuan bersama untuk merdeka.

Salah satu usaha pendiri negara untuk memerdekakan bangsa Indonesia adalah merumuskan dan menetapkan dasar negara. Mereka saling bekerja sama demi mencapai satu tujuan, yakni menetapkan dasar negara yang akan digunakan bangsa Indonesia.

Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai nilai semangat pendiri negara yang patut diteladani.

Nilai Semangat Pendiri Negara

Ilustrasi NIlai Semangat Pendiri Negara. (Foto: https://pixabay.com)

Dikutip dari buku Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII yang ditulis oleh Tim Ganesha Operation (2017: 7), berikut komitmen dan nilai semangat pendiri negara yang patut diteladani oleh masyarakat Indonesia di masa kini:

  1. Semangat kebersamaan yang tampak pada para pendiri negara adalah dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Pendiri negara berusaha untuk menghargai pendapat orang lain, meskipun pastinya pendapat setiap orang saling berbeda. Selain itu, mereka juga mau menerima dan melaksanakan keputusan yang telah disepakati bersama.

  2. Semangat cinta tanah air para pendiri negara dalam perumusan Pancasila, yaitu sikap rela berkorban. Para pendiri negara tersebut rela mengorbankan jiwa dan raganya bagi Indonesia. Mereka juga mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingannya sendiri atau kelompok.

  3. Semangat pantang menyerah para pendiri negara dalam perumusan dasar negara ialah bekerja keras tanpa mengenal lelah. Para pendiri negara telah mengerahkan seluruh kemampuan dan tenaganya ketika proses perumusan Pancsila berlangsung. Mereka mengungkapkan pendapatnya masing-masing hingga akhirnya sampai kepada keputusan yang menajadi kesepakatan bersama.

Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)