Tuliskan hal hal yang meliputi tentang lahan pada budidaya tanaman

Tuliskan hal hal yang meliputi tentang lahan pada budidaya tanaman

Kita sering mendengar istilah Budidaya Tanaman Sehat, baik pada tanaman padi maupun tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh petani. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, mulai digencarkan budidaya tanaman sehat di seluruh Indonesia sebagai tren masa kini pola hidup sehat generasi milenial, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebetulnya,  Apa Budidaya Tanaman Sehat itu?

            Budidaya Tanaman Sehat adalah suatu metode budidaya yang diadopsi dari salah satu prinsip Pengendalian Hama Terpadu. Dimana strategi membudidayakan tanamannya dengan memadukan semua tehnologi budidaya berbasis ramah lingkungan sehingga dihasilkan tanaman yang sehat. Berawal dari tanaman yang sehat ini maka akan menjadi makanan yang sehat yang akan mendukung pola hidup sehat generasi milenial kita.

            Program Dem Area Budidaya Tanaman Sehat pada Padi dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan memberikan keyakinan kepada petani bahwa membudidayakan tanaman yang ramah lingkungan tanpa bahan kimia bisa diterapkan. Hal ini terlihat dari aktifitas  tiga kelompok tani/gapoktan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Kelompok tani Manunggal Karangmojo Gunungkidul, Kelompok tani Sedyo Makmur Piyungan Bantul, dan Gapoktan Ponjong Gunungkidul yang merupakan tiga dari enam belas kelompok tani/gapoktan yang telah melaksanakan dem area Budidaya Tanaman Sehat di tahun 2019 lalu. Hasilnya sangat memuaskan, dimana rata-rata pH tanah mengalami kenaikan dari sebelumnya, yang semula pH 4 – 5 menjadi pH 5,5 – 6, kandungan bahan organik didalam tanah juga meningkat, penanaman refugia menjadi motivasi tersendiri bagi petani selain untuk konservasi musuh alami juga estetika lahan, penggunaan pupuk dan pestisida kimia sangat minim, dan hasil panen menunjukkan peningkatan antara 11% sampai dengan 23% rata-rata hasil panennya. Selain itu, petani menjadi lebih percaya diri dalam menerapkan budidaya tanaman sehat untuk mendapatkan kualitas tanaman dan lingkungan yang lebih baik.

Berikut beberapa prinsip budidaya tanaman sehat pada padi, meliputi :

1. Perbaikan kesuburan tanah

Perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk organik dan kapur pertanian. Penggunaan pupuk organik dimaksudkan untuk perbaikan fisik dan kimia tanah guna peningkatan kesuburan tanah. Pemberian kapur pertanian (dolomit) pada lahan sawah dimaksudkan untuk meningkatkan pH tanah menjadi netral guna peningkatan struktur tanah. Dengan pH tanah yang netral dan adanya pupuk organik, maka akan meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah, merangsang populasi dan aktifitas mikroorganisme tanah, bahkan dapat menetralisir senyawa-senyawa beracun baik organik maupun anorganik.

2. Pengolahan tanah yang tepat

Pengolahan tanah dilakukan secara bertahap dengan waktu kisaran antara 15 – 21 hari agar diperoleh lapisan tanah yang siap ditanami. Tahap pertama adalah pembalikan lapisan tanah agar terjadi proses fermentasi sisa tanaman di dalam tanah. Tahap kedua, proses penggemburan atau proses pencampuran bahan organik dengan tanah hingga bahan menyatu dengan lapisan olah tanah dan membentuk lumpur. Pada tahapan ini diaplikasikan pupuk organik dan kapur pertanian (dolomit), dan dibiarkan sekitar 7 hari. Tahap ketiga, proses perataan permukaan tanah agar lapisan tanah benar-benar siap ditanami padi pada saat tanam dilaksanakan.

3. Penggunaan Bibit Varietas Unggul

Benih yang akan ditanam dipilih benih yang lebih tahan/toleran terhadap serangan Wereng Batang Coklat.  Benih yang akan disemai diseleksi terlebih dahulu dan direndam dengan air bersih selama semalam serta diperam selama satu hari sampai tumbuh calon batang serta akar. Selanjutnya benih direndam dengan Agensia Hayati selama 10 – 15 menit dan disebar di persemaian. Setelah berumur 15 – 25 hari setelah sebar, bibit ditanam dengan jarak tanam yang dianjurkan menggunakan system tanaman jajar legowo 2:1 atau 4:1.

4. Penanaman Refugia

Refugia adalah mikrohabitat buatan yang di tanam dalam lahan pertanian sebagai salah satu upaya konservasi musuh alami terutama parasitoid dan predator di pertanaman. Fungsi refugia adalah tempat berlindung sementara dan penyedia tepungsari makanan alternatif berbagai musuh alami. Refugia yang ditanam adalah yang berbunga, seperti tanaman bunga matahari, kenikir dan bunga kertas (zinnia) karena mempunyai warna bunga yang mencolok dan diminati serangga musuh alami.

5. Pengendaliaan Hama dan Penyakit

Pengamatan secara rutin dilakukan, agar keberadaan OPT diketahui sejak awal. Aplikasi Agensia Hayati dianjurkan pada saat tanaman berumur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam. Pengendalian OPT dilakukan sesuai dengan Prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Jika populasi masih rendah, aplikasi menggunakan Agensia Hayati atau Pestisida nabati. Jika populasi sudah diatas ambang pengendalian, dapat digunakan insektisida kimia secara bijaksana. Penyiangan gulma dilakukan sesuai dengan kondisi pertanaman. Khusus daerah endemis WBC, PBP dan Kerdil rumput/hampa dianjurkan diaplikasikan karbofuran. Dan daerah endemis penyakit BLB/Kresek dan Blast dianjurkan diaplikasikan Phaenibacillus polimixa.    

       Demikian beberapa prinsip budidaya tanaman sehat pada padi, yang bertujuan agar diperoleh padi yang benar-benar berkualitas baik, aman konsumsi dan sehat. Budidaya Tanaman Sehat pada Padi akan menjadi solusi hidup sehat yang harus selalu kita jaga dan lestarikan untuk keberlangsungan masyarakat yang sehat.

Penulis = DAA. Pertiwi (UPTD BPTP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY)

tirto.id - Budi daya tanaman pangan adalah upaya untuk menghasilkan makanan dengan cara menanam tanaman layak konsumsi di suatu lahan pertanian. Hasil budi daya tersebut tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga diperdagangkan atau dijual kembali sebagai sumber pendapatan petani. Dari definisinya, tanaman pangan adalah seluruh jenis tanaman yang menjadi sumber karbohidrat utama dan juga mengandung protein. Contoh tanaman pangan yang sering dibudidayakan di Indonesia adalah padi, jagung, umbi-umbian, kedelai, dan kacang-kacangan. Untuk mendapat hasil terbaik, budi daya tanaman pangan harus dilakukan dengan baik dan benar. Ada beberapa tahapan penting dalam budi daya tanaman pangan yang berkaitan dengan lahan, benih, pupuk, pengairan, serta pengendalian hama.

Tahapan Budidaya Tanaman Pangan

Tahapan proses dalam produksi budi daya tanaman pangan terdiri dari pengolahan lahan, persiapan benih dan penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, hingga proses pemanenan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan rinci tahap-tahap budidaya tanaman pangan seperti dikutip dari buku Prakarya dan Kewirausahaan (2017) yang ditulis Hendriana Werdhaningsih, dkk.

1. Pengolahan Lahan


Lahan yang siap untuk ditanami adalah lahan yang sudah diolah terlebih dahulu dengan cara dibajak, lalu dihaluskan sampai gembur. Pembajakan lahan dapat dilakukan secara manual, dicangkul, dibajak menggunakan bantuan hewan, hingga dengan traktor. Berikut ini standar penyiapan lahan yang harus dipenuhi:
  • Lahan harus bebas dari pencemaran limbah beracun
  • Pengolahan lahan dilakukan dengan baik agar struktur tanah menjadi gembur sekaligus beraerasi baik. Dengan demikian, akar tanaman pangan dapat berkembang secara optimal.
  • Pengolahan lahan dapat dilakukan secara tradisional atau memanfaatkan mesin pertanian.
  • Pengolahan lahan tidak menyebabkan erosi tanah, longsor, atau kerusakan sumber daya lahan.
  • Pengolahan lahan termasuk upaya pelestarian sumber daya lahan sekaligus sebagai tindakan sanitasi serta penyehatan lahan.
  • Bila diperlukan, pengolahan bisa disertai dengan pengapuran lahan, penambahan bahan organik, pembenahan tanah, serta menerapkan teknik perbaikan kesuburan tanah.

2. Persiapan Benih dan Penanaman Persiapan benih penting dilakukan agar budi daya tanaman pangan menghasilkan produk yang berkualitas. Ketika memilih benih, tentukan yang punya kualitas terbaik. Ciri benih yang baik adalah benih dari varietas unggul, benihnya sehat, memiliki vigor (sifat benih) yang baik, dan tidak memiliki atau menularkan organisme pengganggu tanaman (OPT).Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan benih sekaligus penanamannya:
  • Khusus untuk padi, benih harus melalui proses penyemaian terlebih dahulu, sedangkan benih tanaman pangan lainnya umumnya bisa langsung ditanam.
  • Untuk daerah endemis dan eksplosif, lakukan pencegahan serangan OPT. Caranya, benih yang akan ditanam diberi perlakuan yang sesuai (seed treatment)
  • Penanaman harus dilakukan saat musim tanam yang tepat. Penanaman juga bisa mengikuti jadwal tanam sesuai manajemen produksi tanaman yang bersangkutan.
  • Penanaman benih dilakukan dengan mengikuti teknik budi daya yang dianjurkan. Perhatikan jarak tanam dan kebutuhan benih per hektar, sesuaikan pula dengan persyaratan spesifik untuk setiap jenis tanaman, varietas, sekaligus tujuan penanaman.
  • Lakukan antisipasi agar tanaman tidak mengalami kekeringan, banjir, atau faktor abiotik lain.
  • Waktu atau tanggal penanaman sebaiknya dicatat demi memudahkan jadwal pemeliharaan, penyulaman, hingga pemanenan.

3. Pemupukan Tanaman

Tujuan pemupukan adalah memberi nutrisi pada tanaman agar bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Pemupukan harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan ketepatan jenis, mutu, waktu, dosis, hingga cara pemupukannya.

Pertama, tepat jenis: pupuk harus mengandung unsur hara makro dan mikro yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi kesuburan tanah.

Kedua, tepat mutu: pupuk yang digunakan harus memiliki mutu yang baik dan sesuai standar.

Ketiga, tepat waktu: pupuk diberikan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan stadia/fase pertumbuhan tanaman dan kondisi lapangan.

Keempat, tepat dosis: pupuk diberikan sesuai dengan jumlah yang dianjurkan.

Kelima, tepat cara: aplikasi pemberian pupuk sesuai dengan tanaman dan kondisi tanah.

Selain itu, pemberian pupuk juga sebaiknya mengacu pada analisis kesuburan tanah dan tanaman. Analisis ini lazimnya dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). Selanjutnya, langkah-langkah pemberian pupuk yang benar adalah sebagai berikut:

Penyemprotan pupuk cair secara langsung pada tanaman (foliar spray) tidak meninggalkan residu zat kimia berbahaya, terutama ketika sudah dipanen.

  • Dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi tanah.
  • Penggunaan pupuk tidak mengakibatkan pencemaran air, baik itu air tanah, air permukaan (sungai, waduk, bendungan), maupun air baku untuk konsumsi.
  • Pupuk berupa limbah kotoran manusia harus diberi perlakuan yang sesuai sebelum digunakan.

4. Pemeliharaan TanamanPemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman (mengganti tanaman mati/rusak), dan pembumbunan (tanah digundukkan di pangkal batang tanaman).Setiap tanaman memiliki kekhasan masing-masing. Pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman pangan. Hal ini berguna agar tanaman dapat tumbuh secara optimal dan menghasilkan produk pangan bermutu tinggi.Pemeliharaan juga dilakukan dengan menjaga tanaman agar terhindar dari gangguan hewan, baik hewan liar, ternak, atau hewan lainnya.

5. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Pengendalian OPT dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida. Kendati demikian, pestisida yang digunakan mesti seminimal mungkin untuk mengurangi residu ketika tanaman dipanen.Karena itulah, dianjurkan untuk menggunakan pestisida hayati yang mudah terurai, tidak meninggalkan residu, serta tidak berbahaya bagi manusia dan ramah lingkungan.Standar penggunaan pestisida dalam budidaya tanaman adalah sebagai berikut.

Pertama, penggunaan pestisida harus tepat jenis, tepat dosis, tepat mutu, tepat konsentrasi, tepat waktu, tepat sasaran, serta tepat cara dan alat yang dipakai.

Kedua, penggunaan pestisida tidak membahayakan kesehatan pekerja. Pekerja disarankan memakai pakaian pelindung khusus saat mengaplikasikan pestisida.

Ketiga, penggunaan pestisida harus ramah lingkungan dan tidak memberikan dampak negatif pada biota tanah dan biota air.

Keempat, tata cara aplikasi pestisida harus sesuai dengan aturan yang tertera pada labelnya.

Kelima, pestisida dengan residu berbahaya bagi manusia dilarang diaplikasikan menjelang atau saat panen.

Selanjutnya, penggunaan pestisida juga harus mengikuti standar pengendalian OPT seperti berikut:
  • Penggunaan pestisida harus dicatat jenisnya, dosis, konsentrasi, waktu, serta cara aplikasinya.
  • Pencatatan penggunaan pestisida harus mencakup nama pestisida, lokasi, waktu/tanggal aplikasi, nama distributor, dan nama operator atau orang yang bertugas menyemprot pestisida.
  • Catatan tersebut minimal digunakan selama tiga tahun.

6. Panen dan Pasca Panen Tahap akhir dari proses budi daya tanaman pangan adalah panen. Pemanenan tanaman pangan harus dilakukan pada waktu yang tepat agar kualitas hasil produk tanaman pangan juga optimal ketika dikonsumsi.Selain itu, Penentuan masa panen yang tepat berbeda untuk setiap tanaman pangan dan harus mengikuti standar yang berlaku. Standar panen yang baik adalah sebagai berikut:
  • Cara pemanenan harus sesuai dengan teknik dan anjuran baku untuk setiap jenis tanaman pangan. Dengan demikian, hasil panen akan memiliki mutu tinggi, tidak rusak, segar dalam waktu lama, dan risiko tingkat kehilangan panen pun bisa ditekan seminimal mungkin.
  • Panen dapat dilakukan secara manual atau memanfaatkan mesin pertanian.
  • Wadah atau kemasan yang akan dipakai harus disimpan di tempat yang aman untuk mencegah kontaminasi.