Show Majas hiperbola KOMPAS.com - Hiperbola adalah sejenis bahasa kias yang mengandung kata-kata, frasa, maupun kalimat yang berlebih-lebihan dalam jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya. Majas hiperbola bermaksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Majas jenis ini digunakan untuk melebih-lebihkan suatu hal. Rachmad Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi (1990), berpendapat bahwa majas hiperbola berguna untuk menyengatkan, untuk intensitas dan untuk ekspresivitas. Berikut contoh-contoh majas hiperbola.
Baca berikutnya
Contoh Majas Personifikasi, Hiperbola, Litotes, Ironi dan Metafora -- Majas adalah gaya bahasa yang biasa digunakan didalam sebuah karya sastra yang digunakan untuk menggambarkan sebuah peristiwa yang lebih imaginatif sehingga menarik minat pembaca. Majas didalam bahasa Indonesia memiliki banyak jenisnya. Sehingga, tentu majas-majas tersebut juga memiliki perbedaan makna dan perbedaan penggunaannya. Dengan menggunakan gaya bahasa yang menarik maka pembaca akan tertarik untuk terus membaca karya tersebut. Baca juga: Kalimat Imperatif, Kalimat Interogatif dan Kalimat Deklaratif
Bagi Anda yang mampu memahami gaya bahasa yang ada didalam karya sastra tentu nantinya akan sangat berguna bagi diri sendiri ataupun orang lain. Contoh dari manfaat yang jelas dalam pemahaman majas biasanya Anda akan sangat mudah dalam membuat sebuah pantun ataupun puisi. Dua hal ini memang sangat membutuhkan majas dalam penuyusunan setiap isinya. Majas-majas seperti personifikasi, hiperbola, litotes, ironi dan metafora akan menambah daya tarik dari pantun atau puisi yang Anda buat. Tapi satu hal yang harus diingat, jangan sampai memasukkan majas secara berlebihan kedalam karya sastra yang sedang dibuat. Dengan memberikan majas yang sesuai dengan takaran maka makna yang terkandung didalam pantun atau puisi tersebut dapat dicerna dengan mudah. Alhasil, pembacapun tidak akan kesulitan dalam memahami karya sastra tersebut.
Majas Personifikasi adalah majas yang menggambarkan sebuah perumpamaan benda yang di orangkan. Jadi sifat-sifat orang diberikan pada benda-benda sehingga seolah-olah benda tersebut menjadi hidup. Berikut adalah contoh-contoh majas personifikasi.
Majas Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan sesuatu hal. Efek dari melebih-lebihkan ini bertujuan untuk memperhebat, meningkatkan kesan, dan meninggikan daya pengaruh sesuatu hal. Berikut adalah contohnya.
Majas Litotes adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan lemah lembut atau merendahkan diri. Maksud dari majas ini adalah untuk mengungkapkan sesuatu dengan keadaan yang sebaliknya. Contohnya adalah...
Majas Ironi adalah majas yang digunakan untuk memberikan sebuah sindiran halus. Maksud dari majas ini berkebalikan dengan maksud yang sebenarnya.
Majas Metafora adalah majas yang tidak menggunakan makna yang sebenarnya yang diambil dari persamaan dan perbedaan antara benda yang dijadikan kiasan.
Demikianlah Contoh Majas Personifikasi, Hiperbola, Litotes, Ironi dan Metafora. Semoga bermanfaat dan dapat digunakan sebagai wahana memperkaya ilmu. Baca juga: Perbedaan dan Persamaan Antara Pantun dan Gurindam Sudahkah Sobat Pintar mengenal jenis-jenis majas? Eits! Majas atau gaya bahasa itu nggak melulu tentang matpel BIndo, loh. Minimal, kalau jago menggunakan majas, followers-mu bakal bertambah karena indahnya rangkaian kata yang Sobat bikin. Mau atau mau banget nih, Sobat? Nah, yuk belajar tentang majas! Pengertian MajasPhoto byNEOSiAM 2021 on Pexels Dikutip dari Portal-ilmu.com, majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan.Ketika mengiaskan sesuatu dengan menggunakan majas, gaya bahasa kita pun menjadi lebih indah – dan lebih "hidup!" Suasana "hidup" itu membuat pembaca atau pendengar merasakan emosi yang ingin kita ungkapkan. Ingin followers-mu merasakan kegalauan maupun rasa senangmu, Sobat? Kenali dulu yuk, apa saja jenis-jenis majas di bawah ini. Macam-Macam Majas dan ContohnyaPhoto byJohn-Mark Smith on Pexels Tahu tentang arti majas saja tak cukup, Sobat. Untuk menciptakan gaya bahasa yang indah dan menarik, kita perlu tahu tentang jenis-jenis majas yang ada. Kita mengenal empat kelompok majas. Ingin tahu apa saja majas dan contohnya masing-masing pada setiap kelompok? Yuk, lanjut Sobat. PerbandinganSobat Pintar pasti mengenal banyak ragam majas perbandingan dari sekolah. Gaya bahasa yang digunakan dalam kelompok majas perbandingan adalah dengan membandingkan atau menyandingkan – bahwa sesuatu sama, lebih, atau dapat menggantikan yang lain. Beberapa majas dan contohnya yaitu: 1. PersonifikasiMajas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Contoh: Laut yang biru seakanmenatapkudalam keheningan. 2. MetaforaMajas metafora membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa. Kita mengenal gaya bahasa ini sebagai analogi. Contoh: SangRaja Siangbersinar dan membawa kehangatan. 3. AsosiasiGaya bahasa perbandingan dalam majas metafora ditampilkan secara implisit. Dua objek yang dibandingkan sebenarnya berbeda, tetapi dianggap sama. Keduanya dihubungkan dengan 'seperti,' 'bak,' atau 'bagaikan.' Contoh: Apa yang telah kamu lakukan itu seperti duri dalam sekam. 4. HiperbolaMengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan itu... lebay. Eh, bukan, Sobat. Itulah majas hiperbola. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang tak masuk akal untuk disandingkan sebagai perbandingan. Contoh: Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari. 5. EufimismeSaat ada kata yang dirasa kurang etis, kita menggunakan majas eufimisme. Kita menggunakan kata yang lebih sopan dengan makna yang sepadan. Contoh: Tiba-tiba dia terhenyak dari tempat duduknya dan berlari menuju kamar kecil. PertentanganDalam majas perbandingan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan contohnya. 6. LitotesDikenal sebagai lawan dari majas hiperbola, majas litotes mengecilkan atau menyempitkan sebuah ungkapan. Gaya bahasa ini biasanya digunakan untuk tujuan merendahkan diri karena kenyataannya justru tidak seperti yang disebutkan. Contoh: Ini tanda terima kasih kami, sekedar ongkos angkot. 7. ParadoksAdakalanya kita membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang berkebalikan. Saat itulah kita menggunakan majas paradoks. Contoh: Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi. 8. AntitesisCiri khas gaya bahasa ini adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau berlawanan. Pasangan kata tersebut biasanya diletakkan berurutan. Contoh: Setiap perempuan itu cantik, tak jadi soal kurus atau gemuk. SindiranGaya bahasa bermajas sindiran bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi tertentu. Untuk tujuan tersebut, kita menggunakan kata kiasan. Di bawah ini ragam sindiran majas dan contohnya, Sobat. 9. IroniKita menggunakan majas ironi melalui kata-kata yang bertentangan dengan dengan fakta atau kenyataan yang ada. Sekilas kata-kata yang digunakan tampak seperti pujian, tapi tunggu sampai akhir kalimat ya, Sobat. Contoh: Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak. 10. SinismeDalam sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-merta disebut kasar. Contoh: Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku. 11. SarkasmeSindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung kasar. Bahkan, sarkasme bisa terdengar seperti hujatan. Contoh: Kontestan itu suaranya jelek sampai-sampai telingaku sakit dibuatnya. PenegasanGaya bahasa ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar. Sebagian majas dan contohnya ada di bawah ini. 12. PleonasmeMajas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Kesan yang diperoleh memang sepertinya kurang efektif, tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang diinginkan. Contoh: Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu. 13. RepetisiGaya bahasa ini tampak pada pengulangan yang berkali-kali digunakan. Tujuannya sama, pengulangan dilakukan untuk menegaskan. Contoh: Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan. 14. RetorikaMajas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika tak memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat penegasan. Contoh: Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik? 15. ParalelismeLumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora adalah pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian akhir kalimat. Contoh: Cintaitu sabar. Cintaitu lemah lembut. Cintaitu memaafkan. Cintaitu tidak serakah. Kasihitu penyabar. Kasihitu tidak pernah marah. Kasihitu selalu mengerti. Yang terbaik itucinta. Yang terkasih itucinta. Yang paling sempurna itucinta. Perempuan paling hebat itulahibuku. Perempuan yang penuh kasih sayang itulahibuku. Perempuan yang penuh pengertian adalahibuku. Perempuan paling sempurna adalahibuku. (sumber: Portal-ilmu.com) Nah, kita sudah belajar tentang pengertian majas dan contohnya. Sudah siapkah Sobat menambah jumlah followers dengan gaya bahasa yang lebih cetar di akun media sosialmu? Perlu dicatat, masih ada jenis-jenis majas yang lain pada keempat kelompok majas di atas. Terus pelajari dan perbanyak ragam gaya bahasamu biar makin gokil, ya! |