Titrasi asam basa menjadi salah satu istilah yang familiar bagi anda yang mempelajari kimia. Titrasi sendiri merupakan sebuah metode laboratorium umum yang menganalisis kimia kuantitatif. Show
Metode ini seringkali digunakan untuk menentukan seperti apa konsentrasi titrand yang belum diketahui. Pada dasarnya proses titrasi digunakan dalam penghitungan sifat atau molaritas dari sebuah larutan. Misalnya larutan asam atau basa. Proses ini bertujuan untuk menyimpulkan sifat yang tidak diketahui dari larutan lainnya. Pengertian Titrasi Asam BasaApakah anda pernah menyimpan cuka di rumah? Apakah anda pernah mengecek berapa kadar cuka yang tertera dalam kemasannya? Setiap merk cuka bisa saja mempunyai kadar cuka yang berbeda-beda. Kadar cuka bisa dicek melalui proses yang bernama titrasi. Sebenarnya apa titrasi itu? Untuk mengetahui pengertian lengkapnya, kita bisa menyimak pembahasan selengkapnya berikut ini. Pengertian titrasi asam basa adalah sebuah metode analisa kimia yang secara kuantitatif sering digunakan di dalam laboratorium. Fungsinya adalah untuk menentukan reaktan dan juga konsentrasi. Di dalam proses titrasi yang berlangsung, ada titran sebagai larutan yang sudah diketahui. Terdapat pula titran sebagai larutan yang nantinya akan ditentukan titrasinya. Peralatan yang sering digunakan untuk melakukan titrasi bernama titrasi meter. Seperti yang diketahui bahwa kemolaran akan menyatakan jumlah mol zat yang larut dari setiap liter larutan dan bisa digunakan untuk menentukan pengenceran dari sebuah larutan. Di dalam ilmu kimia, larutan asam-basa ini bisanya sering dimanfaatkan dalam menentukan seberapa nilai pH dari sebuah larutan. Lamanya waktu yang diterapkan dalam proses tersebut, membuat larutan penentuakhirnya bisa menghasilkan sifat basa. Itu artinya akan memiliki pH lebih dari 7. Umumnya kasusnya akan berlawanan untuk larutan yang tidak diketahui. Ini berupa asam basa yang punya nilai pH di bawah 7.
Setiap proses titrasi asam basa secara umum berfungsi dengan cara yang pasti, yakni larutan asam dan ditambahkan ke larutan basa untuk bisa memperoleh nilai pH netral 7. Hingga larutan tersebut mencapai nilai pH 7 dan penambahan asam berlanjut. Sesudah indikator pH akan menunjukkan perubahan warna. Ini bisa menjadi petunjuk bagi anda untuk tahu bahwa larutan tersebut sudah mencapai nilai pH seperti yang diinginkan. Proses ini bisa digunakan untuk menemukan berapa persen kemurnian dari unsur unsur kimia. Selain itu, pada umumnya proses ini dilakukan dengan larutan senyawa. Prosedur TitrasiDi dalam proses titrasi sederhana, terdapat prosedur yang perlu diperhatikan. Seperti peralatan yang mengandung termos dari larutan tidak dikenal yang sering disebut dengan titrand. Sementara itu, untuk larutan konsentrasi yang dikenal akan disebut titran.
Semua itu akan dicadangkan di dalam buret tepat di atasnya saat terjadi proses titrasi asam basa. Buret sendiri merupakan tabung yang telah dikalibrasi secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat pada bagian bawahnya. Fungsi buret adalah membantu mengatur aliran cairan ke dalam labu. Saat cairan mengalir ke dalam labu, maka indikator pH akan berubah warna menjadi merah muda. Di dalam kasus lain, warnanya juga bisa menjadi metil orange. Kegunaan TitrasiAda cukup banyak kegunaan yang bisa diambil dari proses yang terjadi antara asam dan basa. Seperti bisa ditemukannya molaritas larutan yang memiliki konsentrasi tidak diketahui. Bisa juga ditemukan massa garam asam atau massa garam basa. Titrasi bisa berguna dalam menentukan tingkat kemurnian dari suatu padatan. Menentukan persentase massa zat yang terlarut di dalam sebuah larutan tertentu. Selain itu, titrasi sederhana juga berguna untuk melakukan tes bagi aktivitas buffering. Titrasi asam basa biasanya terjadi pada berbagai macam proses seperti tes gula darah, nutrisi, atau pada pengujian air yang ada di akuarium. Bisa juga dilihat pada proses anggur, tes kehamilan, dan analisis yang dilakukan pada air limbah. Proses titrasi sendiri bukan hanya digunakan pada laboratorium kimia SMA saja. Akan tetapi, juga bisa digunakan dalam berbagai bidang lainnya, seperti obat-obatan dan industri dalam bidang sains. Sekarang sudah lebih jelas bukan apa pengertian titrasi asam basa, cara kerja, serta kegunaannya dalam mendukung berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. (R10/HR-Online)
This post was last modified on Juni 13, 2020 3:05 PM
Tahukah kamu bagaimana caranya menentukan konsentrasi dari suatu larutan melalui metode analisis kimia? Ya, cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan titrasi. Kali ini akan dibahas mengenai titrasi asam basa dimulai dari konsep titrasi asam basa, jenis – jenis titrasi asam basa, serta contoh soalnya. Untuk lebih jelasnya kamu dapat membaca penjelasan berikut ini. Pendahuluan dan PengertianSumber: liberaldictionary.comTitrasi merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan konsentrasi larutan, dimana suatu larutan (titran) ditambahkan secara perlahan (tetes demi tetes) ke dalam larutan lain (titrat), dan volume larutan yang ditambahkan diukur. Biasanya salah satu konsentrasi larutan (titran) diketahui, sehingga memudahkan untuk menentukan konsentrasi dari titrat (Whitten, 2013). Alat yang digunakan dalam titrasi adalah buret yang berfungsi untuk meneteskan titran, labu ukur/labu titrasi sebagai wadah titrat, serta statif dan klem untuk menyangga buret. Baca juga: Materi Kesetimbangan Kimia Konsep Titrasi Asam BasaTitrasi asam basa didasarkan pada reaksi netralisasi. Reaksi netralisasi merupakan reaksi yang terjadi antara asam dengan basa yang menghasilkan air dan garam. Dalam titrasi terdapat istilah titik ekuivalen dan titik akhir. Titik ekuivalen merupakan titik saat jumlah mol titran sama dengan jumlah mol titrat. Sedangkan titik akhir merupakan titik saat titrat tepat bereaksi dengan titran. Pada saat titik akhir, titrasi harus dihentikan karena kedua pereaksi (titran dan titrat) sudah tepat bereaksi yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada indikator. Rentang pH Serta Perubahan Warna Beberapa Indikator Asam Basa.Sumber: Whitten, 2013Terdapat beberapa jenis titrasi asam basa yang dapat dilakukan yaitu titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam lemah dengan basa kuat, titrasi basa lemah dengan asam kuat, serta titrasi asam lemah dengan basa lemah. Titrasi Asam Kuat dengan Basa KuatTerdapat empat hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pH larutan untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat, yaitu:
Contoh titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH. Indikator yang biasanya digunakan adalah fenolptalein. Titik akhir titrasi akan diperoleh ketika terjadi perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda seulas. Data titrasi 100 mL larutan HCl 0,1 M dengan larutan NaOH: Sumber: Whitten, 2013Kurva titrasi 100 mL larutan HCl 0,1 M dengan larutan NaOH: Sumber: Whitten, 2013Titrasi Asam Lemah dengan Basa KuatPerhitungan pH dari titrasi asam lemah dengan basa kuat ini berbeda dari titrasi asam kuat dengan basa kuat, yaitu:
Sebagai contoh titrasi larutan CH3COOH (asam asetat) dengan larutan NaOH. Indikator yang digunakan adalah metil merah. Data titrasi 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NaOH: Sumber: Whitten, 2013Kurva titrasi 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NaOH: Sumber: Whitten, 2013Baca juga: Materi Laju Reaksi Titrasi Basa Lemah dengan Asam KuatPerhitungan pH dari titrasi basa lemah dan asam kuat ini sama seperti pada titrasi asam lemah dan basa kuat.
Sebagai contoh titrasi 100 mL larutan NH3 0,1 M dengan larutan HCl. Indikator yang digunakan adalah metil jingga. Kurva titrasi 100 mL larutan NH3 0,1 M dengan larutan HCl. Indikator yang digunakan adalah metil jingga: Sumber: Whitten, 2013Titrasi Asam Lemah dengan Basa LemahPada titrasi asam lemah dengan basa lemah, sebelum dan sesudah titik ekuivalen larutan membentuk buffer. Perubahan pH sangat dekat dengan titik ekuivalen, sehingga indikator warna tidak bisa digunakan dalam titrasi ini. Metode fisika seperti pengukuran konduktivitas atau instrumen berbasis elektroda pH dapat digunakan untuk menentukan titik akhir. Sebagai contoh titrasi 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NH3. Kurva titrasi 100 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NH3: Sumber: Whitten, 2013Contoh soal
Jawaban: HCl (aq) + NaOH(aq) → NaCl (aq) + H2O(l) Karena jumlah mol HCl dan NaOH memiliki perbandingan koefisien 1:1, maka saat titik akhir tercapai: Jumlah mol HCl = Jumlah mol NaOH [HCl] x V HCl = [NaOH] x V NaOH [HCl] x 15 x 10-3 L = 0,1 M x 3 x 10-3 L [HCl] = 0,1 M x 3 x 10-3 L / 150 x 10-3 L [HCl] = 0,02 M Contoh soal
Jawaban: HCl (aq) + NaOH(aq) → NaCl (aq) + H2O(l) Karena jumlah mol HCl dan NaOH memiliki perbandingan koefisien 1:1, maka saat titik akhir tercapai: Jumlah mol HCl = Jumlah mol NaOH [HCl] x V HCl = [NaOH] x V NaOH 0,25 M x 10 x 10-3 M = 0,125 M x V NaOH V NaOH = 0,25 M x 10 x 10-3 M / 0,125 M V NaOH = 0,02 L = 20 mL Baca juga: Materi Senyawa Karbon Secara Lengkap Demikianlah pembahasan mengenai titrasi asam basa. Semoga pembahasannya dapat bermanfaat dan menambah pengetahuanmu. Referensi: Chang, Raymond. (2010). Chemistry 10th Edition. New York: McGraw-Hill. Whitten. (2013). Chemistry 12th Edition. Brooks Cole. |