The right man on the right place merupakan pelaksanaan dari fungsi

The right man on the right place merupakan pelaksanaan dari fungsi

Clarymond Simbolon
1 tahun yang lalu PPPK

Materi : Kompetensi Manajerial

Prinsip “the right man on the right place” yang digunakan dalam menetapkan seseorang untuk menempati suatu jabatan dalam organisasi merupakan pelaksanaan dari fungsi ....

  1. Controlling
  2. Planning
  3. Organizing
  4. Actuating
  5. Motivating

Menurut Kamu jawabannya yang mana sih

Pendapat Teman

Belum ada komentar

Dipublikasikan tanggal: 25-04-2018

Manajemen sangatlah penting sekali dalam bidang apapun, dalam organisasi apapun, instansi apapun, tanpa adanya sebuah manajemen maka apapun organisasinya tentulah tidak akan bertahan dan berjalan dengan baik bahkan bisa saja akan menuju ke kehancuran. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam hal penempatan personalia sangat penting sekali menjadi perhatian yang lebih, prinsip The right Man on The Right Place dalam sebuah organisasi pemerintah dan swasta menjadi perhatian serius bagi kita bersama.

Salah satu unsur dalam manajemen Sumber Daya Manusia adalah pendayagunaan yaitu menempatkan orang sesuai dengan kompetensinya sehingga bisa bekerja dengan optimal. Istilah lain yang sering digunakan adalah the right man in the right place. Dalam hal ini para manajer dalam hal ini pengambil kebijakan dalam satu instansi pemerintah harus bisa melihat kemampuan atau kompetensi pegawai sehingga bisa menempatkan dalam posisi yang pas. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Apabila aparatur kita tidak punya kompetensi yang sesuai, maka tentu saja hasilnya tidak akan seperti yang kita harapkan. Sebuah hadist mengatakan ” Apabila kita menyerahkan sesuatu tidak kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (Bukhari – 6015).

Konsep pendayagunaan ini sangat mudah diucapkan namun tidak mudah untuk diterapkan. Terbukti masih banyak aparatur yang menyatakan tidak pas dengan tugas yang diberikan. Padahal mungkin saja memang kompetensi dan kemampuannya tidak pas dibidang yang diberikan. Dalam hal ini diperlukan upaya untuk menilai dan menggali kompetensi seseorang hingga memahami nilai-nilai (values) yang ada pada dirinya, kemudian disesuaikan dengan bidang pekerjaan yang tepat buatnya. Keseluruhan tahap ini memerlukan waktu dan kesabaran dan pemahaman pengetahuan yang baik untuk dapat menerapkannya.

Sebagai pimpinan perlunya menilai, mengevaluasi apakah karakter bawahan, kompetensi dan kemampuannya sesuai atau cocok dengan pekerjaannya. Pimpinan pula tidak perlu membandingkan prestasi pegawai dengan yang lainnya tanpa menilai lebih dalam lagi. Sebagai atasan/pimpinan juga harus melihat aparatur secara pribadi, dari tingkat pendidikan mungkin sama, tetapi bisa jadi ada perbedaan antar yang satu dengan yang lainnya. Menjadi tanggung jawab pimpinan untuk mendayagunakan aparatur tersebut bisa lebih berdaya guna lagi sehingga bisa menghasilkan kinerja yang diinginkan.

Pengangkatan PNS dalam jabatan tentunya berdasarkan kompetensi yang dimiliki melalui prinsip “The right man on the right place” adalah  orang yang tepat pada tempatnya dan menduduki jabatan sesuai kemampuannya, sehingga itu dalam penerapannya hal yang perlu diketahui dari sudut pandang organisasi ialah “Place” nya sebab itu merupakan wadah atau tempat manusia (Man) bekerja. Tempat bekerja inilah yang seringkali secara spesifik di sebut dengan Jabatan.

Penataan organisasi dalam lingkup pemerintahan provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota termasuk penempatan PNS dalam jabatan struktural pada dasarnya merupakan bagian integral dari upaya reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mewujudkan good governance disuatu pemerintahan.

Dilihat aspek reformasi organisasi, filosofinya adalah semua jenjang dan strata organisasi pemerintah berfungsi sebagai instrumen pelayanan publik. Selain itu penataan birokrasi di jajaran pemerintah daerah, tentunya harus dipahami juga jika seorang pegawai akan bekerja secara berdayaguna dan berhasil guna apabila mengetahui dengan jelas posisinya dalam suatu organisasi kerja. Kejelasan tersebut penting bagi setiap pegawai mengetahui peranan dan sumbangan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan kerja secara keseluruhannya. Seorang pegawai harus ditempatkan pada posisi dan peranan yang jelas didalam organisasi kerja.

Dalam penempatan pegawai juga masih perlu diperhatikan persyaratan kesesuaian antara minat, bakat, pengetahuan, keterampilan dan keahlian pegawai dengan jelas dan tingkat pekerjaan/jabatan yang dipercayakan kepadanya. Dengan melakukan penempatan pegawai yang sesuai dengan prinsip tersebut diharapkan akan meningkatkan kinerja pegawai sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.  

Sehingga itu perlu kita melakukan Analisis Jabatan (Anjab) terlebih dahulu untuk menemukan orang yang tepat untuk duduk dan bekerja dalam jabatan tersebut melalui syarat yang sudah ditentukan dengan mempertimbangkan kualifikasi pendidikan, kompetensi, dan pengalaman. Namun kenyataannya ada organisasi tidak merasa perlu untuk membuat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan karena beranggapan bahwa semua pegawai pasti tahu apa yang akan di kerjakan. Hal ini membuat kegundahan yang sangat mendalam pada pegawai karena merasa pekerjaan yang dijalaninya tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan, selain itu pegawai terkadang merasa tidak menemukan kecocokan antara pekerjaan dengan pengetahuannya sehingga pengembangan karirnya juga menunjukkan hasil yang tidak maksimal dan terdapat pula kesenjangan dalam jabatan tersebut.

Adapun tujuan dan manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan adalah untuk Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat, Memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja, Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif.

Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pohuwato sendiri telah melakukan inovasi dan merumuskan formula yang sedikitnya dapat mengurangi kesenjangan jabatan melalui sistem e-carrier develovment. Sistem informasi ini sangat informatif dalam menyelenggarakan proses penyetaraan dan pemenuhan ekspektasi pegawai yang dibutuhkan oleh Organisasi.

Sistem e-carrier development sendiri yang didalamnya terdapat Informasi Jabatan yang sesuai dengan hasil analisis jabatan, peta jabatan, dan standar kompetensi manajerial serta kesenjangan jabatan menjadi patokan utama pemerintah kabupaten pohuwato sendiri dalam penataan dan pemetaan jabatan Aparatur Sipil Negara dilingkungan kabupaten pohuwato. Selain itu e-carrier develovment menjadi suatu sistem aplikasi yang efektif dalam melakukan usul formasi melalui data yang tersedia dan telah terimput didalamnya dengan berpatokan pada data riel yang ada saat ini sehingga memudahkan permintaan data usul formasi baik dari Kemenpan maupun BKN.

Hal ini terus di genjot oleh bidang kajian pembinaan, pengembangan dan diklat aparatur dalam mendapatkan data riel yang ada sehingga proses update data terus dilakukan secara berkala setiap bulannya.

The right man on the right place merupakan pelaksanaan dari fungsi

Foto : istimewa

Pertanyaan:Bu Rossa, saya sudah sering mendengar tentang konsep the right man on the right place dalam dunia kerja. Namun, setelah saya menjadi bagian dari divisi HRD perusahaan, baru saya sadari bahwa tidak semudah itu untuk menentukan orang yang tepat pada posisi yang tepat.Mohon penjelasannya Bu, bagaimana agar kita tidak salah menentukan dan bagaimana aplikasinya dalam pekerjaan.Jawaban:The right man on the right place adalah filosofi fungsi organisasi dalam strategi manajemen sumber daya manusia yang bertujuan untuk menentukan orang yang tepat di posisi yang tepat. Namun bagaimana cara untuk memastikan bahwa orang tersebut memang yang orang yang tepat pada jabatan itu serta bagaimana cara mengaplikasikan konsep ini dalam dunia kerja? Silahkan simak penjelasan berikut ini.Pengertian "The Right Man on the Right Place"The right man on the right place memiliki pengertian menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuan atau keahliannya. Dengan menerapkan filosofi ini dalam perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan maupun produktivitas perusahaan.Filosofi ini berguna untuk memberdayakan sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan menjadi sumber daya manusia unggul. Hal ini juga dilakukan untuk memajukan perusahaan guna mencapai visi dan tujuan yang sudah dicanangkan.Tujuan dari Filosofi "The Right Man on the Right Place"

Sebuah filosofi dibentuk karena memiliki tujuan dan maksud tertentu. Lalu, apa tujuan filosofi ini?

1. Pembagian Kerja Berdasarkan Kemampuan
Dengan menempatkan seseorang dalam posisi yang tepat, dapat mempermudah dalam pembagian kerja. Pembagian kerja merupakan hal penting dalam menentukan alur kerja yang baik. Karena menempatkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, pastinya pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan cepat dan tepat tanpa banyak kesalahan serta mengerjakannya tanpa beban.

2. Dapat Melaksanakan Tugas dengan Penuh Tanggung Jawab
Karena mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuan, pastinya lebih bertanggung jawab akan tugas tersebut. Selain itu, pekerjaan akan dilakukan dengan rasa senang dan tanpa beban, serta membuat rasa memiliki terhadap pekerjaan tersebut menjadi semakin besar.

3. Meningkatkan "Skill"Memberikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan bukan berarti kemampuan yang dimiliki hanya akan sampai di situ saja, melainkan akan meningkatkan kemampuan tersebut hingga batas maksimal dan bahkan dapat memperoleh kemampuan baru. Misalnya, Anda diberikan tanggung jawab dalam menjual suatu produk dan Anda memang andal dalam bagian sales. Bukan hanya skill negosiasi yang semakin terasah, namun public speaking dan market research juga bertambahKendala Menerapkan "The Right Man on the Right Place"

Penerapan konsep ini memiliki beberapa hambatan dalam pengaplikasiannya. Mari kita pelajari satu per satu.

1. Mudah JenuhBila kita memplotkan seorang karyawan berdasarkan resume atau CV yang dimiliki pada database karyawan, seseorang dapat mudah jenuh dengan pekerjaan yang berulang. Tidak sedikit karyawan yang ingin menamba skill-nya dalam bidang lain. Sehingga hal ini membuat karyawan menjadi mudah jenuh dengan pekerjaan dan produktivitas menurun.2. Kurangnya Pengalaman

Salah satu kendala yang cukup banyak ditemui yaitu kurangnya pengalaman karyawan tersebut. Walaupun memiliki latar belakang yang baik dan sesuai kualifikasi, namun dengan kurangnya pengalaman atau bahkan tidak memiliki pengalaman membuat hal ini menjadi cukup sulit, terutama dalam pekerjaan formal seperti akuntan atau pekerja proyek.

3. Persaingan Antar Karyawan yang Cukup Sengit
Walaupun lapangan pekerjaan terbuka lebar, namun keterampilan yang dipunyai setiap karyawan hampir sama. Oleh karena itu, persaingan antar karyawan semakin sengit. Dalam situasi ini HRD dituntut untuk lebih jeli dan detail agar dapat menemukan the right man on the right place. Perbedaan sedikit skill antar karyawan juga ikut mempengaruhi performa perusahaan suatu saat nanti. Jadi, pastikan karyawan bersaing secara sehat untuk meningkatkan kinerja perusahaan, bukan untuk kepentingan individu semata.

4. Salah PenilaianTerhadap Sumber Daya ManusiaSalah penilaian bisa menjadi hambatan dalam penerapan filosofi ini. Misalnya, ada seorang karyawan memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, namun karena hobi dan kesukaannya terhadap menggambar, membuat dia lebih fokus pada design graphic atau apapun diluar ranah akuntansinya.

Hal ini bisa menyebabkan HRD salah dalam menentukan penempatan posisi. Di satu sisi, memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan yang cukup baik namun design graphic lebih ditekuni sehingga lebih expert. Oleh karena itu, filosofi ini bisa menjadi bimbang dan salah penempatan. Hal ini dapat terpecahkan dengan bertanya bagian mana yang lebih disukai dan mengerjakannya dengan sepenuh hati.

5. "Mindset" yang Kurang TepatThe right man on the right place dapat disalahartikan jika seorang individu memiliki mindset yang salah. Sering kali seorang individu merasa posisi tersebut hanya cocok dengan orang yang memiliki kualifikasi yang sama persis, sehingga membuat kesempatan bagi yang lain akan pupus. Sebenarnya bukan itu tujuannya. Karena filosofi itu dimaksudkan agar memudahkan dalam memposisikan seseorang di kantor tersebut.Pastinya setiap perusahaan memiliki pertimbangan mengapa seseorang diberikan jabatan terlepas dari faktor skill dan lainnya.Apa yang Harus Dilakukan untuk Menerapkan "The Right Man on the Right Place"?Setelah Anda mempelajari tujuan dari filosofi ini dan hambatan yang sekiranya akan dihadapi, ada hal-hal yang harus Anda lakukan agar filosofi ini dapat diterapkan dan tepat sasaran, antara lain:• Evaluasi minat dan latar belakang karyawan,• Bertanya pada karyawan goals yang ingin diambil selama bekerja di perusahaan ini,• Sharing pengalaman yang menarik dan kurang menarik selama bekerja,• Pimpinan wajib peka terhadap karakteristik karyawan,

• Mengenal satu sama lain agar tidak membuat gap yang terlalu besar.


Redaktur : Ilham Sudrajat