Tanda adanya edema tingkat berat pada pasien anak gizi buruk adalah

Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis, merupakan salah satu bentuk malnutrisi. Malnutrisi itu sendiri dapat dipahami sebagai kesalahan dalam pemberian nutrisi. Kesalahan bisa berupa kekurangan maupun kelebihan nutrisi.

Pada dasarnya kwashiorkor bisa diartikan sebagai kondisi dimana seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein. Padahal protein dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan sel-sel baru. Selain itu, asupan ini juga turut membantu proses perbaikan sel-sel yang rusak.

Kwashiorkor kebanyakan menyerang anak-anak di negara-negara berkembang –termasuk Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sebanyak 54% kematian bayi dan balita disebabkan kondisi gizi buruk. Bahkan risiko kematian anak dengan gizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak normal.

Artikel Lainnya: Makan Ikan Bisa Jadi Solusi Gizi Buruk di Indonesia

Komplikasi akibat gizi buruk atau kwashiorkor sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila komplikasi terjadi, anak dapat mengalami tahap-tahap perkembangan menjadi lebih lambat dibanding anak normal seusianya. Selain itu anak juga dapat mengalami kesulitan belajar, mudah terserang penyakit berat, gangguan berbagai macam organ, hingga dapat terjadi kematian.

Tanda adanya edema tingkat berat pada pasien anak gizi buruk adalah

Diagnosis gizi buruk atau kwashiorkor dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap riwayat kesehatan anak. Kekurangan asupan makanan bergizi bisa dilihat dari kebiasaan makan anak.

Selain itu, adanya gejala dan tanda-tanda kwashiorkor akan membantu dokter dalam mendiagnosis. Untuk membedakannya dengan jenis gizi buruk lainnya seperti marasmus, dokter akan memastikan apakah penderitanya memiliki gejala yang diserta pembengkakan tubuh (edema).

Kadang, pada anak dengan gizi buruk atau kwashiorkor juga turut terdiagnosis penyakit lainnya. Penyakit yang paling sering terdeteksi adalah penyakit infeksi akibat kekebalan tubuh yang rendah.

Pemeriksaan penunjang bisa saja dilakukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium hingga radiologi yang sesuai untuk mendiagnosis penyakit infeksi penyerta tersebut.

Artikel Lainnya: Wasting dan Dampak Buruknya pada Tumbuh Kembang Anak

Gejala gizi buruk atau kwashiorkor yang akan tampak adalah:

  • Pucat, kurus, perut cembung, dan kehilangan massa otot pada keempat anggota geraknya
  • Anak terlihat sering gelisah
  • Terjadi gangguan pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan
  • Rambutnya menjadi mudah tercabut, tampak kusam, kering, dan sering terjadi perubahan warna
  • Dapat pula terjadi perubahan pada kulit, kulit menjadi bersisik, terdapat bercak-bercak putih dan merah muda dengan tepi kehitaman
  • Anak juga akan menderita anemia akibat kekurangan nutrien seperti zat besi dan vitamin B kompleks.

Untuk mengatasi gizi buruk atau kwashiorkor dibutuhkan asupan nutrisi berupa kalori dan protein yang mencukupi. Namun, pemberian nutrisi tersebut harus dilakukan secara bertahap.

Pada tahap awal harus diberikan asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energinya tanpa melibatkan asupan protein terlebih dahulu. Jika kebutuhan kalori sudah tercukupi, barulah asupan protein nisa mulai diberikan.

Pemberian protein dapat dilakukan dari kadar yang rendah yang secara bertahap terus ditambah. Hal ini dilakukan supaya saluran cerna penderita tidak kaget bila langsung diberi asupan tinggi kalori tinggi protein.

Penanganan dirumah bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang bagi anak. Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.

Namun ingatlah untuk memberikannya secara perlahan dan terkontrol. Untuk tahap awal, pastikan Anda melibatkan bantuan dokter dalam mengontrol kondisi anak dengan gizi buruk atau kwashiorkor yang Anda rawat.

Untuk mencegah terjadinya gizi buruk atau kwashiorkor pada anak Anda, berikanlah makanan dengan gizi yang seimbang. Cukupi kebutuhan karbohidrat, lemak dan proteinnya.

Sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari produk hewani seperti susu, keju, daging, telur, dan ikan. Anda juga bisa juga memanfaatkan protein nabati yang didapat dari kacang hijau dan kacang kedelai

Penyebab gizi buruk atau kwashiorkor adalah karena anak tidak memeroleh makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Umumnya hal ini sering dikaitkan dengan tingkat perekonomian yang rendah.

Itulah sebabnya kasus gizi buruk atau kwashiorkor banyak terjadi di negara berkembang. Selain dikarenakan rendahnya tingkat perekonomian, kurangnya pengetahuan orangtua akan nutrisi yang diperlukan tubuh anak juga turut memengaruhi.

Pada dasarnya gizi buruk atau kwashiorkor bukanlah gangguan yang terjadi secara mendadak. Kondisi ini berlangsung secara perlahan. Karena itu penting untuk mencegah agar anak tidak mengalami kondisi ini dengan cara memberikan asupan makanan cukup gizi.

Tanda adanya edema tingkat berat pada pasien anak gizi buruk adalah

Klikdokter

Kwashiorkor dan marasmus merupakan dua jenis kondisi malnutrisi yang sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang. Bila dibiarkan tanpa penanganan, kedua kondisi ini tidak hanya mengganggu tumbuh kembang anak, tetapi juga bisa membahayakan nyawa.

Kwashiorkor dan marasmus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling umum dialami oleh anak-anak. Di Indonesia, masalah gizi tersebut masih ditemukan pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Tanda adanya edema tingkat berat pada pasien anak gizi buruk adalah

Angka kemiskinan yang menyebabkan sulitnya memperoleh asupan makanan bergizi merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya kedua masalah gizi ini.

Selain angka kemiskinan, kondisi ini juga dapat terjadi di negara-negara dengan tingkat pendidikan yang rendah, sedang mengalami situasi politik yang tidak stabil, baru saja mengalami bencana alam, dan kekurangan bahan makanan.

Lebih Jauh Seputar Kwashiorkor dan Marasmus

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui seputar penyakit kwashiorkor dan marasmus:

Kwashiorkor: kekurangan protein

Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan protein. Padahal, protein merupakan jenis nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya adalah untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru.

Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit atau edema akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya di kaki.

Selain pembengkakan, anak yang mengalami kwashiorkor juga mengalami gejala atau tanda lainnya, seperti:

  • Rambut yang kering, jarang, dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi putih atau kuning kemerahan seperti rambut jagung
  • Muncul ruam atau dermatitis
  • Lebih rewel
  • Terlihat lesu dan selalu mengantuk
  • Gangguan tumbuh kembang, termasuk berat dan tinggi tidak bertambah
  • Perut membesar
  • Kadar albumin darah rendah (hipoalbuminemia)
  • Infeksi yang terjadi terus menerus akibat lemahnya kekebalan tubuh
  • Kuku pecah dan rapuh
  • Penurunan massa otot
  • Diare

Pada kasus yang lebih parah, penderita kwashiorkor juga dapat mengalami syok karena dehidrasi berat. Kondisi ini perlu segera mendapat penanganan medis oleh dokter di rumah sakit.

Marasmus: kekurangan asupan energi dan protein

Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan energinya cukup, maka marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.Ini merupakan salah satu bentuk gizi buruk.

Berikut ini adalah ciri-ciri fisik anak yang menderita marasmus:

  • Kekurangan berat badan
  • Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak
  • Pertumbuhan terhambat
  • Kulit kering dan rambut rapuh
  • Terlihat lebih tua dari usianya
  • Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu
  • Diare kronis

Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut, seperti infeksi saluran pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkulosis.

Tak hanya dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit, kondisi malnutrisi energi protein juga dapat mengancam nyawa. Meski telah ditangani, tetapi anak-anak yang pernah mengalami kwashiorkor dan marasmus tetap berisiko mengalami komplikasi kesehatan.

Pada kasus kwashiorkor yang parah, sebagian anak bahkan tetap mengalami gangguan fisik dan mental seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisi anak agar ia tidak mengalami malnutrisi.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter terkait cara memenuhi kebutuhan gizi anak, termasuk jenis nutrisi, jumlah asupannya, maupun makanan dan minuman apa saja yang harus diberikan kepada anak agar ia terhindar dari kwashiorkor dan marasmus.