Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah

Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah

Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah
Lihat Foto

SCIENCE SOURCE

Ilustrasi manusia zaman prasejarah

KOMPAS.com - Zaman prasejarah diartikan sebagai periode sebelum dikenalnya tulisan sebagai bahasa komunikasi manusia.

Sejarah mencatat, tulisan digunakan pertama kalinya oleh Bangsa Sumeria pada sekitar 3000 SM.

Pada masa itu, Bangsa Sumeria mulai menggunakan simbol-simbol gambar yang dibentuk menjadi huruf-huruf (piktograf) yang mewakili bunyi-bunyi berbeda.

Lantas, bagaimana bentuk komunikasi pada zaman prasejarah yang digunakan oleh manusia purba?

Lukisan di dinding gua

Bentuk komunikasi primitif yang paling terkenal adalah lukisan gua. 

Pada zaman prasejarah, cara manusia berkomunikasi masih terbatas pada pengenalan bentuk-bentuk yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk menyampaikan berbagai hal yang mereka temukan di sekitar, bentuk komunikasi manusia pada zaman prasejarah adalah dengan membuat lukisan pada dinding-dinding gua dan pada batuan besar.

Mereka umumnya menggunakan metode ini untuk menceritakan pengalaman kegiatan berburu dan menggambarkan binatang hasil buruannya.

Selain itu, para ahli menduga bahwa tujuan manusia purba membuat lukisan di gua adalah untuk memberi tahu orang lain tentang hewan yang aman untuk dimakan.

Metode ini melibatkan pembuatan pewarna alami yang umumnya didapatkan dari menumbuk buah-buahan atau tumbuhan.

Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah

Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah
Lihat Foto

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Kubur batu di Kampung Raja Prailiu, Waingapu, Sumba Timur, Sabtu (13/7/2019). Kuburan batu besar yang identik dengan jaman megalitikum, bisa dengan mudah ditemui di Pulau Sumba.

KOMPAS.com - Perkembangan seni budaya nusantara dimulai sejak zaman prasejarah.

Secara umum perkembangannya dibagi dalam empat periode, diawali dari periode prasejarah, periode klasik, periode Islam, hingga kontemporer.

Pada zaman prasejarah, karya seni rupa yang ditemukan berupa benda tanpa tulisan atau aksara.

Karya karya peninggalan seni budaya nusantara pada fase prasejarah adalah lukisan, bangunan megalitik, patung, ornamen, dan seni kriya.

Perkembangan seni rupa prasejarah nusantara dapat dibagi ke dalam dua periode, yaitu Zaman Batu dan Zaman Logam.

Baca juga: Zaman Arkean: Pembagian dan Ciri-ciri

Pada periode ini, manusia menggunakan peralatan sehari-hari yang dominan terbuat dari batu.

Seni rupa Zaman Batu dapat dibedakan atas empat masa, yaitu Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Tengah (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolitikum), dan Zaman Batu Besar (Megalitikum).

Seni rupa Zaman Paleolitikum

Zaman Batu Tua atau Paleolitikum diperkirakan berlangsung 600.000 tahun lalu.

Karya seni yang dihasilkan berupa alat-alat dari batu dan tulang yang masih sangat kasar, diantaranya:

  • Kapak genggam atau chopper, adalah alat pemotong atau penggali yang bentuknya seperti kapak, tetapi tidak bertangkai dan penggunaannya dengan cara digenggam.
  • Kapak perimbas, digunakan untuk merimbas kayu, memahat tulang, dan sebagai senjata.
  • Alat-alat dari tulang atau tanduk binatang, yang kebanyakan berupa alat penusuk (belati) dengan ujung bergerigi, digunakan untuk mengorek ubi atau menangkap ikan.
  • Flakes, alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon untuk mengupas dan mengumpulkan makanan, berburu, serta menangkap ikan.

Selain alat-alat dari batu dan tulang yang masih kasar, lukisan babi dan telapak tangan berwarna merah pada dinding Gua Leang Pattae, Sulawesi Selatan, juga dikategorikan sebagai peninggalan Zaman Paleolitikum.

Baca juga: Zaman Paleozoikum: Pembagian dan Ciri-ciri

Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah
Fungsi seni lukis pada zaman prasejarah seperti di bawah ini, yang tidak termasuk itu adalah
Seni dalam gua berupa sejumlah lukisan dan ukiran yang ditemukan di  gua – gua Eropa dapat ditelusuri hingga Zaman Es atau Paleolitikum Awal sekitar 40 ribu tahun hinga 14 ribu tahun lalu. Lukisan gua yang pertama ditemukan adalah pada zaman Palaeolitikum, yang berarti asalnya dari Zaman Batu, adalah di gua Altamira di Spanyol. Sedangkan lukisan gua yang paling tua berusia lebih dari 40 ribu tahun dari zaman Palaeolitikum awal ditemukan di sebelah barat Eropa dan di gua Maros, Sulawesi. Kesenian yang ditemukan ini diperkirakan oleh para ahli merupakan pekerjaan dari manusia modern atau Homo Sapiens.

Kebanyakan contoh kesenian di gua ditemukan di Perancis dan Spanyol, namun beberapa juga ditemukan di Portugal, Inggris, Italia, Rumania, Jerman dan Rusia. Total situs yang diketahui memiliki hiasan prasejarah sekitar 400 buah. Kebanyakan gua memiliki lukisan yang dibuat dengan pigmen warna merah atau hitam. Warna merah dibuat dengan hematit atau iron oksida, sementara mangan dioksida dan arang diketahui digunakan untuk warna hitam. Bentuk hewan seringkali menjadi mayoritas yang dilukis di gua – gua tersebut.

Selama milenia awal ketika lukisan gua pertama kali dibuat, seperti pada gua Chauvet Pon’t de-Arc di Perancis yang dianggap paling hebat adalah hewan – hewan yang sudah lama punah seperti singa gua, mammoth, badak purba dan beruang gua. Kemudian kuda, bison, sapi purba, rusa dan kambing purba menjadi lazim dalam lukisan yang terdapat di gua – gua seperti Lascaux dan Niaux. Sedangkan burung dan ikan jarang digunakan sebagai objek lukisan. Selain itu ada tanda – tanda geometris, tergantung kepada periode waktu tertentu ketika lukisan gua dibuat dan dimana lokasinya. Tujuan orang prasejarah melukis di dinding gua belum sepenuhnya diketahui namun diperkirakan berupa beberapa hal berikut ini.

1. Fungsi Spiritual

Lukisan gua umumnya dianggap memiliki fungsi simbolis dan religius atau terkadang keduanya. Tujuan orang prasejarah melukis di dinding gua dianggap oleh beberapa ahli yang berpikir bahwa lukisan mungkin dibuat dibawah kepercayaan dan praktek perdukunan. Salah satu prakteknya melibatkan memasuki bagian dalam gua untuk sebuah upacara dimana seorang dukun atau shaman akan memasuki keadaan trans dan mengirim jiwanya ke dunia lain untuk menjalin kontak dengan para arwah dan mencoba mendapatkan hubungan baik dengan mereka. Contohnya langka di luar Eropa, tetapi ada di Amerika seperti di gua – gua Maya di Meksiko, gua Koonalda di Australia Selatan, dan gua – gua di Kalimantan. Ketahui juga mengenai penemuan artefak di Indonesia,  alat pada manusia zaman batu,  jenis artefak prasejarah dan apa saja artefak manusia purba.

2. Fungsi Supranatural

Sebagian lagi mempercayai bahwa tujuan orang prasejarah melukis di dinding gua adalah untuk mengontrol hewan aslinya. Salah satu teorinya adalah bahwa manusia prasejarah bisa berburu dengan lebih mudah melalui lukisan tersebut, yang akan mempengaruhi tingkah laku hewan buruannya. Konsep supernatural melibatkan situasi kosmis yang kompleks antara paling tidak dua dunia yang berdampingan, atau satu diatas yang lainnya. Kedua dunia ini diperkirakan berinteraksi satu sama lain. Dalam dunia kita, kebanyakan peristiwa dipercaya sebagai konsekuensi dari pengaruh dari dunia lain tersebut.

3. Upacara Keagamaan

Para ahli memperkirakan bahwa gua yang memiliki akustik paling bagus mungkin saja dipilih untuk pekerjaan seni purba yang menggambarkan adegan perburuan dan praktek kebudayaan. Hal ini dilakukan agar gua – gua bisa digunakan pada upacara keagamaan purba yang sering melibatkan dendangan serta nyanyian. Peneliti dari Universitas Paris mempelajari lukisan kuno di gua Niaux dan Le Portel di Ariege, Perancis Selatan dan menemukan bagian yang paling akustik dalam gua tersebut, dimana suara paling bergema atau memantul dengan baik seringkali merupakan tempat yang terdapat lukisan kuno.

Dan walaupun tempat tersebut tidak memungkinkan untuk dilukisi, tetap ada tanda berupa coretan merah yang sering ditemukan seolah – olah sebagai suatu tanda. Namun untuk menentukan apakah tujuan lukisan gua itu benar – benar dipilih karena fungsi akustik dari suatu gua, maka masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut lagi. Bisa saja para pelukis pada masa itu awalnya memilih lokasi yang memiliki batu tidak berpori karena batu tersebut adalah kanvas yang bagus untuk lukisan, dan justru menemukan bahwa lokasi tersebut juga bagus untuk mendapatkan suara yang bergema.

4. Sebagai Catatan Sejarah

Sebagian ahli menyarankan mengenai tujuan orang prasejarah melukis di dinding gua adalah untuk alasan yang lebih praktis. Mungkin saja lukisan dinding dibuat sebagai cara mencatat bagaimana bentuk hewan dan bagaimana perilakunya. Catatan semacam ini bisa berguna ketika ada pemburu – pemburu muda yang sedang belajar bagaimana melacak hewan buruannya. Pemburu yang lebih ahli pun dapat memetik manfaat darinya karena perubahan iklim membuat banyak spesies menghilang selama beberapa generasi. Adanya lukisan seperti ini akan membantu menyimpan pengetahuan mengenai bagaimana cara memburunya hidup – hidup. Ketahui juga mengenai contoh artefak di Indonesia, macam – macam artefak, sistem kepercayaan pada masa praaksara.

5. Meninggalkan Jejak

Tujuan orang prasejarah melukis di dinding gua bisa juga dikatakan sebagai upaya untuk menandai wilayah dan meninggalkan jejak keberadaannya di tempat tersebut. Lukisan yang ditinggalkan di bebatuan di dalam gua bisa jadi merupakan suatu cara untuk menyatakan keberadaan mereka pada satu waktu agar dapat ditemukan oleh generasi selanjutnya, dan bahwa kelompok, spesies atau suku tertentu pernah ada dan menghuni area di sekitar gua tersebut. Bisa jadi itulah cara manusia prasejarah untuk memberitahukan keberadaan mereka kepada dunia. Selain itu juga ditemukan lukisan gua berupa cap tangan misalnya di Maros dan Papua. Ditemukannya lukisan gua yang berupa cap tangan bisa diartikan sebagai penolak bala, tanda berkabung, atau bisa juga menunjukkan hubungan keluarga pra sejarah.

Semua teori mengenai tujuan pembuatan lukisan tersebut masih berupa perkiraan yang kurang pasti karena sampai sekarang belum ditemukan suatu bukti tidak terbantahkan mengenai aktivitas tersebut, siapa yang melukisnya dan apa maksud dari lukisan itu. Mengetahui tujuan orang prasejarah melukis di dinding gua bisa menjadi suatu rujukan untuk menafsirkan mengenai kehidupan manusia di masa lalu khususnya pada masa prasejarah. Penelitian pada lukisan tersebut bisa membawa kita memahami bagaimana mereka beraktivitas dalam kesehariannya, keadaan lingkungannya, dan juga pola pikir manusia di masa itu.

Pengkajian lebih jauh mengenai lukisan dinding akan membuat para ahli lebih dapat memahami sikap hidup manusia prasejarah. Dengan memahaminya, maka hal itu juga akan membuat kita lebih memahami mengenai asal usul kehidupan dan manusia. Sayangnya lukisan gua tersebut juga rentan akan kerusakan akibat tergerus, proses pelapukan, pengelupasan lapisan batuan yang termakan usia, pengendapan kapur, bahkan kerusakan yang disebabkan manusia seperti vandalisme. Dengan semua ancaman yang bisa merusaknya, suatu keajaiban bahwa lukisan tersebut bisa bertahan selama puluhan ribu tahun lamanya hingga ditemukan oleh para ahli di zaman modern ini, dan bisa menjadi bukti bahwa kehidupan manusia prasejarah itu sungguh – sungguh ada.

=Kompas.com, Tempo.co, dan Kpu.go.id Menangkan 02 ?