Susunan kolaborasi seni meliputi beberapa langkah urutan susunannya dengan benar

MODUL 5

MODUL 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi i

Kata Pengantar Daftar Isi Pendidikan kesetaraan sebagai pendidikan alternatif memberikan layanan kepada mayarakat yang karena kondisi geografis, sosial budaya, ekonomi dan psikologis tidak berkesempatan mengikuti pendidikan dasar dan menengah di jalur pendidikan formal. Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan mengacu pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah hasil revisi berdasarkan peraturan Mendikbud No.24 tahun 2016. Proses adaptasi kurikulum 2013 ke dalam kurikulum pendidikan kesetaraan adalah melalui proses kontekstualisasi dan fungsionalisasi dari masing-masing kompetensi dasar, sehingga peserta didik memahami makna dari setiap kompetensi yang dipelajari. Pembelajaran pendidikan kesetaraan menggunakan prinsip flexible learning sesuai dengan karakteristik peserta didik kesetaraan. Penerapan prinsip pembelajaran tersebut menggunakan sistem pembelajaran modular dimana peserta didik memiliki kebebasan dalam penyelesaian tiap modul yang di sajikan. Konsekuensi dari sistem tersebut adalah perlunya disusun modul pembelajaran pendidikan kesetaraan yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dan melakukan evaluasi ketuntasan secara mandiri. Tahun 2017 Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mengembangkan modul pembelajaran pendidikan kesetaraan dengan melibatkan pusat kurikulum dan perbukuan kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru dan tutor pendidikan kesetaraan. Modul pendidikan kesetaraan disediakan mulai paket A tingkat kompetensi 2 (kelas 4 Paket A). Sedangkan untuk peserta didik Paket A usia sekolah, modul tingkat kompetensi 1 (Paket A setara SD kelas 1-3) menggunakan buku pelajaran Sekolah Dasar kelas 1-3, karena mereka masih memerlukan banyak bimbingan guru/tutor dan belum bisa belajar secara mandiri. Kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud, para akademisi, pamong belajar, guru, tutor pendidikan kesetaraan dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul ini. Kata Pengantar... ii Daftar Isi...iii MODUL 5 KOLABORASI PERTUNJUKAN SENI MUSIK TRADISI... 1 Petunjuk Penggunaan Modul 5... 1 Pengantar Modul 5... 3 UNIT 1 DESAIN PERTUNJUKAN MUSIK TRADISI... 4 A. Pertunjukan Musik Tradisi... 4 B. Teknik Pertunjukan Musik Tradisi... 11 C. Tatakelola Pertunjukan Musik Tradisi... 15 UNIT 2 TUNJUKKAN PENTAS MUSIK TRADISIMU... 20 A. Kebutuhan Properti Panggung... 20 B. Prosedur Pertunjukan... 23 UNIT 3 KRITISI PENTAS MUSIK TRADISIMU... 26 A. Kritik Pentas Musik Tradisi... 26 B. Menilai Pertunjukan Musik Tradisi... 33 RANGKUMAN MODUL 5... 41 PENILAIAN... 43 KRITERIA LULUS Modul 5... 47 KUNCI PENILAIAN TUGAS... 47 Saran Referensi... 52 Daftar Pustaka... 52 Jakarta, Desember 2017 Direktur Jenderal Harris Iskandar ii Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi iii

KOLABORASI PERTUNJUKAN SENI MUSIK TRADISI Petunjuk Penggunaan Modul 5 1. Mempelajari modul mata pelajaran Seni Budaya Musik Paket C Tingkatan V Setara Kelas X ini sangat disarankan untuk dilakukan secara berurutan. Adapun keseluruhan modul terdiri atas 5 modul yaitu (a) Modul 1 Keragaman Musik Tradisi; (b) Modul 2 Kehidupan Sosial Mendayu Melalui Musik Tradisi; (c) Modul 3 Musik adalah Hidupku; (d) Modul 4 Harmoni dalam Musik Tradisi; dan (e) Modul 5 Kolaborasi Pertunjukan Musik. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan juga dipelajari secara tidak berurutan, kecuali Modul 3 dan Modul 4 yang merupakan modul berkesinambungan sehingga harus dipelajari secara berurutan. 2. Menggunakan sumberdaya, kearifan lokal, tradisi dan budaya atau muatan daerah setempat sebagai ciri khas mata pelajaran. 3. Menggunakan alat, bahan dan media sesuai yang tercantum pada setiap penugasan. 4. Menggunakan berbagai referensi yang mendukung atau terkait dengan materi pembelajaran. 5. Meminta bimbingan tutor jika merasakan kesulitan dalam memahami materi modul. 6. Mampu menyelesaian 75% dari semua materi dan penugasan maka Anda dapat dikatakan TUNTAS belajar modul ini. iv Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 1

Kompetensi Dasar dan Indikator Modul 5 Pengantar Modul 5 NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1 3.4. Memahami konsep, 3.4.1 Mendeskripsikan konsep pertunjukan musik tradisi bentuk dan jenis 3.4.2 Mendeskripsikan bentuk pertunjukan musik tradisi pertunjukan musik 3.4.3 Mengidentifikasi kebutuhan pertunjukan musik tradisi tradisi 2 4.4 Membuat analisis dari 4.4.1 Menerapkan konsep pada pertunjukan musik tradisi hasil pertunjukan yang dipilihnya musik tradisi 4.4.2 Menerapkan bentuk pertunjukan musik tradisi 4.4.3 Menampilkan pertunjukan musik tradisi sesuai dengan keragaman budaya setempat Tujuan Yang Diharapkan Setelah Mempelajari Modul Setelah mempelajari Modul 5 Keragaman Musik Tradisional pembelajar diharapkan mampu: 1. mendeskripsikan konsep pertunjukkan musik tradisi; 2. mendeskripsikan bentuk pertunjukkan musik tradisi; 3. mengidentifi kasi kebutuhan pertunjukkan musik tradisi; 4. menerapkan konsep pada pertunjukan musik tradisi pilihan; 5. menerapkan bentuk pertunjukkan musik tradisional; 6. menampilkan pertunjukkan musik tradisi sesuai keragaman budaya setempat. Meminjam pepatah tak kenal, tak sayang, Modul 1 Keragaman Musik Tradisi berupaya memandu pembelajar mengenali dan mencicipi musik tradisional Nusantara yang merupakan salah satu bentuk kekayaan seni budaya Indonesia. Meskipun contoh musik tradisional yang akan dikenali tidak banyak, pembelajar akan lebih tahu cara mengenali dan mencicipi musik tradisional Nusantara. Selanjutnya musik-musik tradisional Nusantara lainnya bisa dicari berbagai sumber lain yang tersedia. Mula-mula pembelajar diajak menjelajahi sambil menikmati musik-musik tradisional, entah dari daerahnya sendiri ataupun musik daerah lain yang diminati. Setelah itu diberikan gambaran pengertian atau hakikat musik tradisional beserta kedudukan dan perannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pendukungnya. Dari langkah-langkah tahap ini pembelajar diharapkan pernah menyadari kehadiran musik tradisional dalam dirinya dan mampu mengambil sikap yang tepat terhadap musik tradisional. Meskipun barangkali tidak bersifat menyukai atau menggemari, paling sedikit pembelajar telah memiliki kecondongan pilihan pada saat dituntut untuk belajar memainkan salah satu musik tradisional. Misalnya, karena terkesan dengan salah satu lagunya, karena tertarik setelah mengetahui nilai penting dari musik itu dalam kehidupan, atau mungkin saja didorong rasa penasaran pada salah satu bunyi alat musiknya. Kini, pembelajar diajak mengenali ragam bentuk alat musiknya, kegunaan dan cara memainkannya. Pengenalan ini mempermudah pertimbangan pada saat harus memilih salah satu alat musik tradisional yang hendak dipelajari. Selanjutnya, pembelajar dipandu cara memainkan alat musik yang telah dipilih. Latihan dimulai dari cara membunyikan suara alat musiknya, cara menghasilkan nada-nadanya, aturan cara memainkannya, hingga cara menyanyikan suatu lagu. Bila perlu lebih lanjut cara belajar hingga menghayati dan mengungkapkan nilainya. Akhirnya, modul juga memandu cara mementaskan musik tradisi hasil belajarnya, baik sendirian (solo) atau bersama orang lain (ensembel). 2 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 3

UNIT A. Pertunjukan Musik Tradisi 1. Pengertian pertunjukan musik tradisi DESAIN PERTUNJUKAN MUSIK TRADISI Maksud musik tradisi yang akan dibahas berikut ini dalam pengertian musik tradisi yang tidak dibedakan secara ketat dengan musik tradisional. Dengan demikian pada saat musik tradisi dipentaskan di luar ketentuan tradisi layak dianggap pertunjukan. Musik tradisi yang dimainkan benar-benar dalam rangka keperluan acara, kegiatan atau upacara adat tradisi tidak layak dianggap pertunjukkan. Pertunjukan musik tradisi merupakan pentas atau mempertontonkan permainan musik tradisional dengan tujuan-tujuan selain murni kepentingan adat tradisi. Misalnya, pagelaran apresiasi seni musik tradisi Nusantara, pertunjukan musik tradisi oleh warga asrama pelajar untuk menghibur, memperkenalkan budaya suku bangsa dan mempererat tali persaudaraan dengan pentas musik tradisi daerahnya. Pertunjukan musik tradisi yang bersifat langsung tidak lain interaksi antara pemusik dan hadirinnya. Seluruh unsur selain materi musik tradisi itu sendiri merupakan penambah semarak suasana sehingga interaksi semakin baik dan kedua belah pihak mendapatkan kepuasan. Unsur-unsur tambahan sebagai pendukung sajian utama yaitu musik tradisi ditata sedemikian rupa dalam suatu paduan utuh yang biasa disebut kolaborasi. Oleh karena itu, kolaborasi pertunjukan musik tradisi tidak lain merupakan pemaduan berbagai sajian seni yang berbeda jenisnya ke dalam satu paket panggung. Penataan unsur-unsur yang dikolaborasikan dibuat sedemikian sedemikian rupa, sehingga meskipun semua tambahan tetap tampak menonjol namun tidak mengaburkan sajian pokok yaitu musik tradisi. Sebaliknya, semua unsur penyemarak tersebut semakin mengukuhkan, mengangkat atau memberikan pemusatan pada sajian utamanya yaitu seni musik tradisi. Dengan demikian semua unsur tambahan pendukung tidak saling berebut perhatian apalagi membajak konsentrasi hadirin terhadap penampilan pokoknya yaitu seni musik tradisi. Istilah teknis yang biasa digunakan adalah pemberian aksentuasi (penekanan) atau spotting (pemusatan) terhadap pertunjukan utama yaitu seni musik tradisi yang hendak diunjukkan. Pada dasarnya, pertunjukan seni musik tradisi dimaksudkan untuk menampilkan suatu sajian pendengaran yang indah berciri khas audio. Unsur-unsur tambahan pendukung semarak umumnya bersifat sajian pandangan mata yang elok berkarakter visual. Kolaborasi menjadikan panggung sebagai sajian audiovisual yang selaras dan seimbang. Kenikmatan pandangan mata hadirin memancing, mendorong, menuntun mengarahkan atau bahkan meningkatkan kenikmatan pendengaran telinga. Sajian unsur pendukung tidak selalu melulu bersifat visual. Kadangkala juga bersifat penciuman hidung, misalnya bau-bauan aromatik yang sesuai dan sensasi pada kulit berupa efek hangat, sejuk, merinding dan sebagainya. Tidak tertutup kemungkinan sajian kuliner berupa aneka minuman, makanan atau sekedar camilan yang selaras dengan musik tradisinya juga dimaksudkan sebagai pelengkap sensasi pencerapan pancaindera (telinga, mata, hidung, kulit dan lidah pencecap). Hasil akhir indah yang diharapkan adalah semakin nikmatnya sajian musik tradisi yang pada dasarnya bersifat pendengaran. Dari telinga turun hati dan membangunkan kesadaran. Sebaliknya, kolaborasi yang tidak tertata dengan baik justru akan mengaburkan, merusak, menggeser atau bahkan mengalihkan perhatian dan kenikmatan dari sajian utama yaitu musik tradisi ke sajian tambahannya. Misalnya, busana (kostum), ornamen dekoratif, wangi- 4 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 5

wangian atau gerak-gerak benda atau tubuh yang tidak sesuai tema pertunjukan dan corak musik tradisi yang dipentaskan akan mempersulit hadirin dalam menikmati sajian, menangkap pesan atau bahkan menghancurkannya. Selain pertimbangan keindahan (estetika), pertunjukan musik tradisi juga perlu mempertimbangkan tatakerama (etika). Rujukan etika pertama adalah ketentuan tradisi yang berlaku terhadap musik tradisi itu sendiri. Hal ini diperlukan agar jangan sampai terjadi demi memburu popularitas, keuntungan atau sejenisnya namun mengorbankan hakikat atau esensi dan martabat tradisi yang merupakan asal, induk dan sumber kedudukan bernilai tradisi atas musik yang ditampilkan. Jika demikian, musik tradisi tersebut dengan sendirinya kehilangan jatidiri dan marwahnya sehingga tidak layak lagi dianggap musik tradisi. Tatakerama ini paling tidak nyata dalam kaidah kemusikan, penempatan suasana maupun cara memainkannya. Rujukan etika ke dua yaitu penyesuaian terhadap lingkungan sosial, budaya dan situasi sesaat sewaktu pementasan. Rujukan keadaan lingkungan pentas bisa jadi sangat cair karena tergantung penangkapan, penerimaan, pemahaman, pemaknaan atau penafsiran (persepsi) kedua belah pihak yaitu penyelenggara dan masyarakat sekitarnya. Meskipun belum tentu bisa diandalkan sepenuhnya, perijinan bisa menjadi penanda yang sederhana. Bila mendapatkan ijin penyelenggaraan, berarti tidak masalah. Sebaliknya, jika tidak mendapatkan ijin penyelenggaraan disertai penjelasan yang benar dan bijaksana bila dilanggar atau dipaksakan bisa menimbulkan masalah. Akhirnya, nilai luhur dari musik tradisi yang dimaksudkan menjadi kabur hanya karena pementasan tanpa tatakerama. Pertunjukan musik tradisi yang sempurna tidak sekedar membangun komunikasi batin antara pemusik dan hadirin penikmatnya. Lebih dari itu, adalah suatu persenyawaan satu hati satu jiwa kedua belah pihak dalam suatu jagad pikir tradisi yang dipahami atau setidaknya diterima dan didukung bersama. 2. Unsur-unsur pertunjukan musik tradisi Pertunjukan musik tradisi secara garis besar mengandung unsur-unsur yang lazim terdapat dalam pertunjukan seni musik lain pada umumnya. Perhatian yang teliti terhadap unsur-unsur ini niscaya pertunjukan akan lebih mudah dikelola. Unsur-unsur tersebut antara lain: a. materi sajian berupa musik tradisi yang ditampilkan itu sendiri; b. pemain yang menyajikan musik tradisinya (musisi); c. hadirin yang menikmati sajian musik tradisi (audiens); d. sarana dan prasarana perlengkapan pentas (properti); dan e. penyelenggara yang menggelar pertunjukan (panitia, organizer). Kualitas suatu musik tradisi yang disajikan tidak seyogyanya diukur dengan cara membandingkannya dengan musik tradisi yang lain, baik yang sedaerah asal budaya apalagi terhadap musik tradisi budaya daerah lainnya. Mutu musik tradisi yang dipentaskan diukur dengan kriteria kelayakan dari musik tradisi yang ditampilkan itu sendiri. Namun demikian, pemain musik tradisi tersebut yang akan mengambil peran penting penyumbang mutu dan keberhasilan penyajian materi musik tradisi yang dipentaskan. Adapun hadirin yang menikmati musik tradisi menjadi pihak mitra interaksi dan saksi keberhasilan penampilan musik tradisi. Penonton juga yang memberikan apresiasi pementasannya. Minat, selera dan kemampuan audiens dalam menikmati penampilan musik tradisi mempengaruhi cara dan tingkat keakraban interaksi maupun apresiasi. Interaksi dan apresiasi akan ideal apabila hadirin memiliki kecocokan terhadap musik tradisi yang disajikan. Anggap saja musik tradisi yang dimainkan pemusiknya benar-benar bisa mempengaruhi secara positif terhadap hadirin. Apabila sarana dan prasarananya sangat mendukung, maka pengaruh positif terhadap hadirin semakin kuat. Sarana dan prasarana penting yang berpengaruh antara lain: Panggung dan dekorasi dirancang untuk menempatkan para pemain bersama alat musiknya. Panggung yang akustik dengan dekorasi tematik yang tepat dan tanpa penghalang bagi hadirin akan membangun suasana yang dibutuhkan. Model bentuk panggung disesuaikan tema, tujuan pertunjukan, konsep pementasan, lokasi panggung, luas dan bentuk ruang atau lahan, lingkungan sekitar, keterjangkauan ongkos dan ketersediaan alat dan bahan, dsb. Busana dan rias diselaraskan daerah asal dan jiwa musik tradisi berguna untuk menghidupkan penampilan para pemainnya menurut suasana pentas yang dimaksudkan. Sound system yang berfungsi memperjelas bunyi alat musik dan suara vokal seyogyanya bisa diatur untuk memperbaiki, memperjelas atau menonjolkan suara asli musiknya. Hal ini mengingat semua alat musik tradisi berjenis akustik; Lampu-lampu pencahayaan untuk pentas malam hari atau permainan sudut cahaya matahari untuk pentas siang hari di dalam atau di luar ruangan dirancang untuk membangun suasana dan menuntun perhatian hadirin. 6 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 7

Akhirnya, keberhasilan suatu pertunjukan juga ditentukan orangorang di balik layar yaitu panitia penyelenggara bersama crew teknisnya. Mereka ini yang bekerja sejak sebelum, sewaktu dan sesudah pertunjukan. Kesibukan diawali dari menyusun rencana, mengatur pelaksanaan dan diakhiri membereskan segala sesuatu setelah pementasan, baik keuangan, sampah hingga pertanggung jawaban terhadap para pemangku kepentingan. Ketepatan berbagi peran sesuai kecakapan, kerapihan dan ketelitian dalam perancangan, keluwesan dalam pelaksanaan serta kejujuran dan rasa tanggung jawab penyelesaian adalah kunci keberhasilan pertunjukan. 3. Tujuan pertunjukan musik tradisi Setiap pertunjukan selalu memiliki tujuan. Tujuan yang disadari dan terumuskan dengan baik akan lebih mudah ditetapkan ciri-ciri dan ukuran keberhasilan dari pertunjukan yang diselenggarakan. Tujuan yang kurang disadari tentunya kurang terumus dengan baik atau malah tidak terumuskan sama sekali. Jika demikian, suatu pentas tidak mudah dianggap berhasil atau gagal. Bisa jadi suatu pertunjukan yang tampak berhasil sesungguhnya gagal, atau sebaliknya terkesan tampak gagal namun sesungguhnya berhasil. Tujuan ini menyatukan pandangan antara maksud penyelenggara dan maksud kehadiran audiens. Semakin sambung di antara keduanya, semakin tipis jurang perbedaan harapan, dan semakin besar peluang mendapatkan kepuasan bersama. Berikut ini beberapa tujuan pementasan yang umum dimaksudkan: a. pengisi acara untuk aksentuasi (menegaskan) kegiatan pokok ataupun selingan sekedar untuk hiburan; b. acara pokok menghibur masyarakat banyak; c. apresiasi seni musik tradisi, baik sejenis maupun aneka macam; d. maksud atau keperluan khusus; e. bisnis atau komersial industri jasa musik tradisi; f. pelestarian musik tradisi. Kadangkala suatu pertunjukan tidak hanya mengandung satu tujuan tunggal. Dengan kata lain sering terjadi berbagai sambung keperluan, baik satu yang utama disertai tujuan tumpangan maupun memang berbagai kepentingan disusun menjadi satu acara terpadu. Perencanaan dan penataan yang baik masing-masing tujuan bisa saling mendukung dan menguatkan. Tujuan-tujuan ini menentukan tema, konsep, bentuk dan model tatakelolanya. Semakin banyak tujuan yang hendak dicapai, semakin rumit mengaturnya. Jika berhasil akan lebih efektif dan efisien, bila gagal akan sangat lemah. 4. Tema pertunjukan musik tradisi Tema merupakan pengikat semua ide, visi dan misi yang hendak dituangkan ke dalam pertunjukan, terutama secara musikal sebagai sajian pokok maupun secara visual pendukung atau seni lain yang dikolaborasikan sebagai pengiring. Tema sangat terkait dengan tujuan, meskipun tidak selalu ditentukan oleh tujuan. Sering kali tema besar telah ditetapkan, baru kemudian tujuan-tujuan kecil dirangkaikan menjadi satu pementasan. Selain terkait tujuan, tema juga bisa untuk menanggapi situasi tertentu. Misalnya, tujuan pertunjukan untuk keperluan khusus, dalam suasana perayaan hari besar kepahlawanan, sedang hangat keprihatinan kerukunan bangsa dan baru saja terjadi peristiwa alam dahsyat. Tema apa yang kira-kira cocok untuk menyatu-padukan semuanya? Tema besar atau tema kecil sering kali hanya dirumuskan dalam satu kata kunci. Contoh kata kunci tema besar: lingkungan hidup, kebangsaan, kemanusiaan, dll. Contoh kata kunci tema kecil: air, kebhinekaan, gotong-royong. Besar atau kecil suatu tema pada dasarnya relatif. Tema yang tampak kecil apabila masih bisa dirinci menjadi tema lebih kongkrit, berarti tema tersebut bisa dianggap tema besar. Sering kali tema dirumuskan dalam satu ungkapan, dan langsung dipasang pada backdrop atau layar dekorasi panggung atau dipajang pada banner-banner publikasi. Tema yang dirumuskan dalam bentuk ungkapan biasanya sudah mengandung pesan dari tujuan. Akhir-akhir ini orang cenderung membuat tema-tema kecil dan dirumuskan secara ringkas meskipun kegiatannya sangat besar dan meriah. Contoh: tema besar lingkungan hidup, sub-tema air, ungkapan yang mengandung pesan keadilan: airku, airmu, air kita. 5. Konsep pertunjukan musik tradisi Konsep pertunjukan musik tradisi berperan untuk mewujudkan tema yang sudah ditetapkan. Konsep pertunjukan sangat bervariasi dan kreatif. Seperti halnya tema bisa mengakomodasi banyak maksud pertunjukan, suatu konsep juga bisa menyatukan banyak ide penampilan. Misalnya, konsep menyatu dengan alam sekaligus menyatukan para hadirin bersama para pemain musik dalam suasana akrab, gembira namun tidak hura-hura, saling memandang sekaligus memandang bersama, dan sebagainya. Konsep pertunjukan menentukan lokasi, model panggung, penataan ruang, corak dekorasi, pencahayaan, kebutuhan peralatan, kerja crew, dan sebagainya. 8 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 9

6. Bentuk pertunjukan musik tradisi Pada dasarnya bentuk pertunjukan musik tradisi berupa instrumental, vokal atau perpaduan vokal-instrumental. Instrumental dan vokal bisa tunggal (solo), ensembel kelompok kecil (duet, trio, kuartet) atau kelompok besar. Musik vokal kelompok kecil tanpa iringan namanya acapela. Kelompok besar instrumental dengan aneka macam alat musik dengan atau tanpa vokal disebut orkestra. Sedangkan vokal kelompok besar tanpa iringan biasanya disebut paduan suara. Tugas Menemukan rancangan pertunjukan musik tradisi di lingkungan sekitar. Tujuan Pembelajar mampu: 1. menuliskan rancangan pertunjukan musik tradisi; 2. mengambil makna dari pengalaman menuliskan rancangan pertunjukan musik tradisi. Alat dan Media 1. Alat tulis: pulpen, pensil dan kertas untuk mencatat dan melaporkan. 2. Media: panggung pertunjukan, perangkat rekam audio/audiovisual. Langkah-Langkah 1. Bacalah dengan teliti Pertunjukan Musik Tradisi di atas. 2. Catatlah pokok-pokok pikiran yang diperlukan untuk menemukan rancangan pementasan musik tradisi yang diselenggarakan di lingkungan. 3. Carilah dan catatlah pendapat pembanding dari sumber-sumber lain di internet dan perpustakaan. 4. Carilah pertunjukan musik tradisi di lingkungan sekitar. 5. Amatilah pementasannya, carilah informasi seputar pementasan tersebut. 6. Gunakan pokok-pokok pikiran di atas untuk mengarahkan perhatian pada hal-hal yang diperlukan untuk menyusun perkiraan rancangan pertunjukan musik tradisi tersebut. 7. Catatalah semua temuan yang berguna untuk menyusun rancangannya. 8. Apabila mengalami kesulitan, mintalah bimbingan tutor atau orang yang mampu membantu. 9. Buatlah rancangan pertunjukan dari pementasan musik yang baru saja disaksikan di lingkungan sekitar, disertai uraian makna yang bisa dipetik dari pengalaman menuliskan rancangan pertunjukan tersebut. 10. Rancangan dibuat rangkap dua, satu diserahkan tutor yang lain disimpan sendiri. 11. Bila memungkinkan unggahlah rancangan ke media sosial agar mendapatkan komentar atau pendapat. 12. Catatlah komentar atau pendapat orang tentang rancangan yang diunggah. 13. Diskusikan komentar atau pendapat media sosial dengan tutor atau orang yang telah membantu. 14. Catatlah hasil diskusi dan lampirkan pada rancangan yang telah dibuat. B. Teknik Pertunjukan Musik Tradisi Teknik pertunjukan musik tradisi menyangkut beberapa aspek pokok yaitu karya musik yang hendak dipentaskan, penempatan pemain di panggung, kejiwaan pemain sewaktu pentas, kesiapan dan penguasaan materi musik. 1. Karya musik yang hendak dipentaskan Karya musik yang hendak dipentaskan merupakan materi sajian musik. Sebuah pentas yang bukan sekedar spontanitas, tentu memiliki durasi waktu atau lama pentas. Lama pentas ini membutuhkan beberapa lagu panjang atau lebih banyak lagu pendek sesuai durasi masing-masing lagu. Lagu-lagu tersebut harus ditata dalam urutan sedemikian rupa agar lancar peralihannya. Dalam musik tradisi Jawa, terutama pada gendhing-gendhing tertentu, lagunya tampak sangat panjang dengan durasi sangat lama, bisa lebih dari 12 menit. Namun apabila dicermati, sesungguhnya lagu yang terasa sangat panjang tersebut terdiri dari beberapa lagu yang disambung-sambung sedemikian rupa sehingga tidak kentara peralihannya. Ada beberapa hal perlu diperhatikan pada saat menyusun urutan lagu: (1) pilihan makna lagu; (2) corak irama; (3) durasi tiap lagu; dan (4) keselarasan keseluruhan gabungan lagu. Makna lagu yang dipilih masing-masing harus sesuai tujuan, tema dan suasana yang hendak dibangun. Lebih baik lagi, setelah masing-masing lagu diurutkan bisa berupa alur perasaan dan pemikiran sehingga membangun suatu kesadaran tertentu sesuai tujuan. Selain itu, kendali ketercukupan waktu bisa terukur. Corak irama masing-masing lagu yang hendak diurutkan juga diperhatikan, agar satu sama lain bisa selaras, terpadu dan mengalirkan suasana tertentu. Lagu yang baik biasanya ada keselarasan antara isi atau makna lagu, semangat yang hendak digetarkan dan corak irama yang dipilih. Durasi tiap lagu juga perlu dipertimbangkan, agar seimbang, dinamis, tidak membosankan tetapi juga tidak merusak suasana yang telah terbangun. Hal ini nantinya akan terkait dengan keselarasan gabungan keseluruhan urutan lagu-lagu yang disajikan. Idealnya, keselarasan ini meliputi keselarasan makna, keselarasan irama, dan keselarasan suasana yang hendak dibangun atau dihadirkan. Namun demikian, tidak mudah dan mungkin saja hanya satu dua keselarasan yang bisa tertata dengan baik. 10 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 11

2. Penempatan pemain musik di panggung Penempatan pemain musik di panggung tidak hanya menyangkut efektivitas, efi siensi dan kepraktisan fungsi, tetapi juga terkait estetika dan etika penampilan musik tradisi. Estetika dan kepraktisan, misalnya, terkait bentuk dan ukuran alat musik dan cara memainkannya. Penempatan pemain merupakan bagian dari tatalaksana musik tradisi. Sering kali alatalat musik tradisi itu sendiri sudah merupakan simbol tertentu. Susunannya sudah diatur sedemikian rupa oleh ketentuan adat tradisi sehingga bermakna. Selain, secara akustik memang bukan tanpa tujuan. Contoh, kempul dan gong dalam musik gamelan tradisi Jawa selalu diletakkan di belakang. Pertama, ukurannya yang besar jangan sampai menutup alat-alat musik lain yang lebih kecil. Kedua, pemainnya berlindung di balik alat musiknya, baik oleh karena tertutup besarnya ukuran alat musik maupun makna simbolik terkait peran mental yang diemban. Ketiga, fungsi gong adalah penutup lagu dan pemantap kesimpulan. Keempat, ruang gong adalah tempat meletakkan sesaji yang harus aman terlindungi, tidak perlu tampak dari pandangan, tersembunyi di balik permukaan layaknya doa yang tidak perlu dipertunjukkan di hadapan orang lain, dan getaran bunyi gong menggaung lembut membahanakan keheningan doa batin terdalam pemain musiknya. Penabuh gong adalah adalah orang yang paling sedikit memainkan alat musiknya, namun harus mengikuti seluruh lagu dari awal hingga akhir. Tugas penabuh gong adalah merenungkan setiap jejak makna lagu yang mencerminkan dinamika dan warna-warni kehidupan. Nanti, pada saat akhir lagu ia harus meneguhkan kesimpulan kisah hidup dengan bunyi gongnya. Bersamaan dengan itu puncak doa di kedalaman batin ia gaungkan dengan lembut, kuat, mantap dan melegakan ke hadirat Sang Pencipta kehidupan. Musik tradisi yang dimainkan kawan-kawan bersama dirinya, tidak lain sebentuk doa. Penempatan pemain, yang sering terikat oleh penempatan jenis alat musiknya, juga harus mempertimbangkan keluasan area dan bentuk model panggungnya. Bentuk panggung di atas hadirin satu arah, berbeda dengan panggung arena di bawah tribun hadirin melingkari semua arah. Panggung sudut ruang dalam gedung sempit, berbeda dengan panggung di tengah-tengah hall atau ruang besar. Penempatan pemain juga mempertimbangkan arah aliran gerak perjalanan naik-turun atau keluar-masuk panggung dan rencana pamit pada saat penutupan penampilan. Dalam kasus penempatan pemain dan alat musiknya yang tidak terikat aturan adat tradisi, barangkali perlu mempertimbangkan pemusatan perhatian hadirin pada tokoh pemain atau alat musik yang hendak ditonjolkan. 3. Kondisi kejiwaan pemain musik sewaktu tampil Ketrampilan memainkan alat musik dan mental panggung pemain adalah dua hal berbeda yang saling melengkapi, saling mendukung dan saling mempengaruhi. Kecakapan hebat dan mental yang unggul tentu bisa tampil istimewa. Kemahiran memainkan alat musik bisa menumbuhkan percaya diri. Mental yang tangguh bisa menjaga kemampuan memainkan alat musik pada saat terjadi kesalahan atau dalam suasana yang menyebabkan kerawanan konsentrasi bermain. Kejiwaan pemain sangat berhubungan dengan kualitas penghayatan nilai musik tradisi yang ditampilkan. Musik tradisi bersuasana gembira, membutuhkan kondisi mental yang dan ceria bila perlu jenaka. Musik tradisi yang bernuansa mistis, membutuhkan sikap mental yang tenang, dalam dan meditatif. Musik tradisi bersuasana giat dan semangat memerlukan kondisi mental yang dinamis, optimis, dan mantap. Seperti halnya dalam pertunjukan musik yang lain, pada saat pentas para pemain musik haruslah memancarkan inner beauty, daya tarik simpatik dari dalam jiwanya. Kualitas kejiwaan ini tidak bisa dipalsukan dengan penampilan menarik yang dibuat-buat. Artinya, kualitas jiwa ini memang merupakan keadaan nyata sehari-hari di luar pentas di atas panggung. Untuk memperoleh kondisi kejiwaan ini orang perlu pembiasaan hidup positif dan senantiasa beres dengan hidupnya sendiri. Saat pentas ia tidak lagi sibuk dengan dirinya sendiri, berebut mencari panggung dengan rekan pentas dan hadirin. Ia fokus pada musik, menghantar rekan pemusik agar berhasil dan menarik dan penuh perhatian komunikatif pada hadirin. 12 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 13

Sikap-sikap jujur, rendah hati, ramah, tidak mementingkan diri dan mau menang atau enaknya sendiri, memahami keadaan lalu dengan cepat mengambil peran melayani untuk mengatasi situasi, dan lain-lain. Dengan menghayati musik tradisi sepenuhnya, jiwanya semakin menjadi pribadi matang yang bernilai kehidupan bagi dirinya dan orang lain. Kualitas kejiwaan seperti ini menghindarkan diri dari sindrom tenar yang merugikan diri sendiri dan kelompok musik tradisinya. 4. Penguasaan materi musik Menguasai materi musik merupakan modal paling nyata untuk pentas di panggung pertunjukan. Sebaik apapun kejiwaannya, apabila tidak mampu memainkan musik dengan baik, dengan sendirinya tidak akan mampu pentas bagus seperti yang semestinya. Sebaliknya, mungkin saja kejiwaannya tidak terlalu bagus, namun apabila penguasaan materi musiknya luar biasa seseorang tetap masih bisa pentas dengan bagus. Hanya saja mungkin tampak kering dan kurang mencerminkan hakikat musik tradisi yang diemban sendiri atau bersama rekan sejawat dan hadirin pendukung musik tradisinya. Agar menguasai materi musik dan berbagai teknik penghiasnya, seseorang perlu berlatih tekun dan bersemangat maju menuju yang terbaik. Cara berlatihnya benar, tatakerama tradisinya baik, dan energinya terarah baik, tentu materi musik dan tuntutan ikutannya akan dikuasai dengan baik. Bakat dan minat memberi andil keberhasilan, namun pengasahan yang rajin dan terencana menjadi pangkal perubahan kemampuan. Berlatih, baik secara individu maupun bersama kelompok, tidak hanya di luar panggung dalam sanggar atau lingkungan komunitasnya. Ada baiknya sebelum pentas terlebih dahulu latihan gladi bersih di panggung calon tempat pertunjukkannya. Selain untuk pengenalan medan dan peralatan pentas, juga untuk memperkirakan kebutuhan penyesuaian-penyesuaian seperlunya. Tugas Menemukan teknik pertunjukan musik tradisi di lingkungan sekitar. Tujuan Pembelajar mampu: 1. menyebutkan aspek-aspek teknik pertunjukan musik tradisi; 2. mengambil makna atau nilai yang berarti bagi diri sendiri dari pengalaman menemukan aspek-aspek teknik pertunjukan musik tradisi di lingkungan. Alat dan Media 1. Alat tulis: pulpen, pensil dan kertas untuk mencatat dan melaporkan. 2. Media: panggung pentas lingkungan sekitar, internet, perpustakaan Langkah-Langkah 1. Bacalah dengan teliti teknik pertunjukan musik tradisi di atas. 2. Catat hal-hal yang dianggap penting dari bacaan untuk mengamati teknik pertunjukan musik tradisi di lingkungan. 3. Carilah pendapat pembanding dari internet atau orang yang mampu membantu. 4. Catat hal-hal yang dianggap penting dari pendapat pembanding. 5. Buatlah laporan ringkas dengan cara menyebutkan gambaran aspek-aspek teknik pertunjukan musik tradisi, disertai uraian makna yang bisa dipetik dari pengalaman menuliskan aspek-aspek teknik pertunjukan musik tradisi tersebut. 6. Laporan dibuat rangkap dua, satu diserahkan tutor yang lain disimpan sendiri. 7. Bila memungkinkan unggahlah laporan ke media sosial agar mendapatkan komentar atau pendapat. 8. Catatlah komentar atau pendapat orang tentang laporan yang diunggah. 9. Diskusikan komentar atau pendapat media sosial dengan tutor atau orang yang telah membantu. 10. Catatlah hasil diskusi dan lampirkan pada laporan yang telah dibuat. C. Tatakelola Pertunjukan Musik Tradisi Pengelolaan dan pengorganisasian pertunjukan bisa dilakukan secara individu ataupun kelompok. Apabila dilakukan oleh individu, berarti individu yang bersangkutan berperan sebagai pemimpin, manajer, oraganisator dan sekaligus pemilik proyek. Individu memiliki kewenangan dan kebijakan untuk menentukan segala sesuatu dan bertanggung jawab penuh atas segala sesuatunya, termasuk anggaran dan risiko pertunjukan. Apabila terdapat keuntungan menjadi miliknya dan bila terjadi kerugian menjadi tanggungan dirinya. Adapun tim pelaksana yang dibentuk merupakan mengikuti arahan dan bertanggung jawab kepada individu pemilik atau pemimpin proyek. Jika pengelolaan dan pengorganisasian dilakukan secara kelompok, maka segala sesuatu dikerjakan oleh kelompok. Pemimpin kelompok bertanggung jawab sebagai organisator. Tugastugas manajemen dibagi habis di antara anggota kelompok. Organisator berperan memimpin jalannya kerja kelompok dan tanggung jawab ditanggung bersama. Kelompok masih bisa membentuk tim pelaksana operasional kegiatan. Kelompok pelaksana kegiatan ini disebut organizing committee, sedangkan kelompok penanggung jawab kegiatan disebut steering committee. 14 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 15

Steering committee pada umumnya bersifat kolegial, semua anggota berkedudukan sederajat. Namun demikian, bisa juga salah satu menjadi ketua atau penatua. Sedangkan organizing committee atau panitia pelaksana/tim pelaksana terdiri dari pengurus inti dan perangkat kelengkapannya. Pengurus atau panitia inti terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Perangkat kelengkapan dibentuk secukupnya, sejauh dibutuhkan. Berikut ini contoh susunan panitia pelaksana pokok yang dibutuhkan dalam untuk melaksanakan kegiatan pertunjukan musik tradisi. 1. Ketua 2. Sekretaris 3. Bendahara a. Seksi Musik (termasuk mengurus rekruitmen dan latihan) b. Seksi Properti (termasuk mengurus crew pentas tambahan) c. Seksi Acara (termasuk mengurus petugas among tamu dan MC d. Seksi Dana (termasuk mengurus sponsor dan ticketing) e. Seksi Publikasi (termasuk mengurus press release) f. Seksi Konsumsi (prapentas, pentas dan pascapentas) g. Seksi Dokumentasi (sering digabung dengan publikasi) h. Seksi Keamanan dan Ketertiban (termasuk mengurus tamu berisiko, petugas negara, parkir, petugas tambahan) Entah dilakukan secara individu ataupun kelompok, langkah-langkah setiap tahapan tatalaksana pertunjukannya tetap sama. Tahapan dan langkah-langkah tersebut antara lain: 1. Persiapan a. menetapkan tujuan pertunjukan b. menentukan tema pertunjukan c. menentukan pesan pertunjukan d. menentukan sasaran audiens e. menentukan bentuk pertunjukan f. menentukan konsep pertunjukan g. menentukan waktu sementara pertunjukan h. menentukan tempat sementara pertunjukan i. menentukan batas waktu kegiatan j. menentukan hal-hal atau catatan khusus k. membidik calon tim pelaksana l. membidik calon sponsor bila diperlukan m. menyusun pedoman kegiatan 2. Pengorganisasian a. membentuk tim pelaksana b. menyerahkan rancangan dasar kegiatan c. memberi pengarahan tim pelaksana d. mendelegasikan tugas tim pelaksana e. menyediakan anggaran/modal awal tim pelaksana f. menyediakan fasilitas kerja tim pelaksana 3. Pelaksanaan a. kegiatan teknis pengelolaan menerjemahkan tujuan, tema, pesan dan konsep ke dalam rancangan memilih karya musik tradisi yang hendak dipentaskan merancang teknis konsep pertunjukan merancang teknis bentuk pertunjukan menetapkan waktu pertunjukan menetapkan tempat pertunjukan merancang teknis penyelenggaraan pertunjukan menyusun jadwal kegiatan menyusun rundown acara menginventarisasi kebutuhan sarana dan prasarana menghitung anggaran menyusun rancangan/rencana teknis kegiatan menyusun proposal kegiatan rekruitmen calon pemain rekruitmen calon petugas pentas order tempat mengurus perijinan mencari sponsor order peralatan/perlengkapan teknis mencetak tiket/undangan/publikasi sosialisasi/publikasi b. kegiatan teknis pementasan seleksi calon pemain seleksi calon petugas teknis latihan dan evaluasi persiapan pemain latihan dan evaluasi persiapan petugas pentas menata tempat/lokasi menata panggung 16 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 17

menata perlengkapan gladi bersih dan evaluasi pentas pemain gladi bersih dan evaluasi petugas pentas pementasan pemberesan 4. Pemantauan a. pelaksanaan teknis administratif b. pelaksanaan persiapan teknis pementasan c. pelaksanaan pementasan d. pelaksanaan pemberesan e. mengidentifikasi gejala masalah f. mengatasi masalah 5. Penilaian a. menyusun lembar penilaian pekerjaan manajerial pekerjaan administratif dan teknis kualitas penampilan musik dan pemain kualitas penampilan panggung dan tempat b. mengisi lembar penilaian dan melakukan penilaian c. merumuskan saran dan anjuran (rekomendasi) 6. Pelaporan a. menyusun laporan kegiatan dan keuangan b. mempertanggung jawabkan kepada pemangku kepentingan 7. Penyelesaian a. rekonsiliasi masalah b. penghargaan prestasi c. pembubaran tim Alat dan Media 1. Alat tulis: pulpen, pensil dan kertas untuk mencatat dan melaporkan. 2. Media: internet, perpustakaan Langkah-Langkah 1. Bacalah dengan teliti strategi tatakelola pertunjukan musik tradisi di atas. 2. Catat hal-hal yang dianggap penting dari strategi tatakelola pertunjukan musik tradisi pada bacaan. 3. Carilah pendapat pembanding dari internet, perpustakaan atau orang yang mampu membantu. 4. Catat hal-hal yang dianggap penting dari pendapat pembanding. 5. Buatlah laporan ringkas dengan cara menyebutkan strategi tatakelola pertunjukan musik tradisi dengan bahasa atau ungkapan sendiri berdasarkan bacaan dari modul dan pendapat orang lain yang telah dicatat, disertai petik makna pengalaman belajar stategi tatakelola pertunjukan musik tradisi. 6. Laporan dibuat rangkap dua, satu diserahkan tutor yang lain disimpan sendiri. 7. Bila memungkinkan unggahlah laporan ke media sosial agar mendapatkan komentar atau pendapat. 8. Catatlah komentar atau pendapat orang tentang laporan yang diunggah. 9. Diskusikan komentar atau pendapat media sosial dengan tutor atau orang yang telah membantu. 10. Catatlah hasil diskusi dan lampirkan pada laporan yang telah dibuat. Tugas Menemukan strategi tatakelola pertunjukan musik tradisi. Tujuan Pembelajar mampu: 1. menyebutkan strategi tatakelola pertunjukan musik tradisi; 2. mengambil makna atau nilai yang berarti bagi diri sendiri dari strategi tatakelola pertunjukan musik tradisi. 18 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 19

UNIT A. Kebutuhan Properti Panggung TUNJUKKAN PENTAS MUSIK TRADISIMU Kebutuhan properti panggung tidak hanya perlengkapan terkait panggung, tetapi juga terkait lokasi tempat panggung diletakkan. Kebutuhan perlengkapan panggung disesuaikan tujuan, tema, pesan, konsep dan lokasi pertunjukan yang telah ditentukan. 1. Lokasi pentas Lokasi pentas perlu diperjelas kategorinya, karena akan berpengaruh terhadap tataruang dan model panggung. a. di luar ruang gedung (outdoor) lapangan olahraga tanah lapang/lahan kosong/lahan parkir taman (kota, lingkungan, tempat hiburan) tribun olahraga tribun kesenian alam bebas (gunung, bukit, sungai, pantai) b. di dalam ruang gedung (indoor) ruang sempit/ruang sudut (rumah tangga, kantor) ruang lebar dalam gedung (hall, aula, basement) lapangan olahraga beratap 2. Panggung pentas Beberapa jenis panggung bisa dipilih: a. rig (berupa anjungan, beratap atau tanpa atap); b. level (boks kayu/plastik/fiber yang bisa disusun); c. permanen (indoor atau outdoor); d. alam (formasi alam). Beberapa model/bentuk panggung bisa dipilih: a. bundar (segala arah) b. panggung oval (dua arah) c. tapal kuda (oval/bundar terpotong satu ujungnya) d. bujur sangkar (segala arah) e. persegi panjang (dua arah) f. sudut/segi tiga (satu arah melebar) 3. Properti Beberapa jenis kelompok properti yang biasanya dipergunakan: a. panggung bongkar-pasang (knock down level box/rig) b. backdrop c. layar dekorasi d. lampu (penerangan, sorot dan hias) e. layar buka tutup model f. banner bentang g. banner berdiri (standing banner) h. sound system (bisa dilengkapi recorder dan streamer) i. genset, server, accu (catu daya listrik) j. perangkat komunikasi (HT, HP) k. peralatan pendukung alat musik (bila diperlukan) l. perlengkapan adat tradisi (tempat sesaji, tempat pusaka) Pemilihan bahan dan ukuran panggung disesuaikan jenis alat musik dan cara memainkannya. Alat-alat yang berat membutuhkan panggung yang kuat. Cara memainkan yang dinamis dengan gerak tubuh, memerlukan panggung yang luas dan kuat. Oleh karena suatu konsep tertentu, sering kali penempatan alat musik dan para pemainnya tidak terkumpul di panggung. Sebagian alat musik dan pemainnya disebar bersama hadirin. Fungsi panggung tempat untuk mendudukkan unsur yang hendak mendapatkan spot. 20 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 21

Dalam praktek penataan panggung, meskipun jenis panggung yang dipilih termasuk segala arah pandangan, biasanya tetap ada satu arah yang diutamakan. Arah panggung ini umumnya menghadap ke hadirin utama. Dalam hal pertunjukan musik tradisi, sering arah hadap panggung mengikuti arah mata angin tertentu. Hal ini perlu diikuti apabila tujuan dan kententuan adat mewajibkan. Perlu diingat, pentas musik tradisi tidak sepenuhnya bebas seperti pentas musik umum. Tugas Menemukan kebutuhan properti panggung dari pentas musik tradisi di lingkungan. Tujuan Pembelajar mampu: 1. menyebutkan kebutuhan properti panggung pentas musik tradisi yang ada di lingkungan; 2. memberi saran perbaikan apabila terdapat kekurangan pada panggung tersebut. Alat dan Media 1. Alat tulis: pulpen, pensil dan kertas untuk mencatat dan melaporkan. 2. Media: panggung pertunjukan dan perangkat rekam audio/audiovisual, internet, perpustakaan. Langkah-Langkah 1. Bacalah dengan teliti kebutuhan properti panggung di atas. 2. Carilah pendapat pembanding dari sumber-sumber lain. 3. Carilah pertunjukan musik tradisi di lingkungan sekitar, amatilah. 4. Perhatikan dan catat kebutuhan properti panggung pada pentas tersebut. 5. Temukan apa yang telah terpenuhi, belum terpenuhi, tidak tepat terpenuhinya dan lainlain terkait properti panggung untuk pentas musik tradisi di lingkungan tersebut. 6. Apabila mengalami kesulitan, mintalah bimbingan tutor atau orang yang mampu membantu. 7. Buatlah laporan ringkas dengan cara menyebutkan properti apa saja yang telah terpenuhi, belum terpenuhi, terpenuhi tidak tepat dan saran perbaikan dalam pertunjukan musik tradisi di lingkungan tersebut. 8. Laporan dibuat rangkap dua, satu diserahkan tutor yang lain disimpan sendiri. 9. Bila memungkinkan unggahlah laporan ke media sosial agar mendapatkan komentar atau pendapat. 10. Catatlah komentar atau pendapat orang tentang laporan yang diunggah. 11. Diskusikan komentar atau pendapat media sosial dengan tutor atau orang yang telah membantu. 12. Catatlah hasil diskusi dan lampirkan pada laporan yang telah dibuat. B. Prosedur Pertunjukan Prosedur pertunjukan tidak jauh berbeda dari tatakelola pertunjukan, hanya saja lebih berupa urutan langkah pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pertunjukan memudahkan pengendalian dan pemantauan jalannya pertunjukkan, sejak persiapan awal hingga penyelesaian akhir. Semakin rinci butir-butir prosedurnya semakin mudah dievaluasi dan dipertanggung jawabkan. Lebih-lebih apabila pertunjukannya melibatkan banyak orang dan dari berbagai macam kelompok kerja. Rincian pekerjaan juga mempermudah perjanjian dan penghitungan ongkos apabila tiap rincian pekerjaan diborongkan pada pihak lain (outsourcing). Kelemahan kerincian butir pekerjaan adalah merumitkan perencanaan dan menjadikan kakunya proses pelaksanaan. Apabila terjadi kesulitan atau kemacetan pada salah satu butir pekerjaan dan harus segera dilakukan penyesuaian, diperlukan klausul pelepas dan pemberian kewenangan kepada penanggung jawab untuk membuat keputusan perubahan secara berjenjang. Kelebihannya, pembagian kerja, cakupan kewenangan dan batasan tanggung jawab menjadi jelas. Pertunjukan bisa dikerjakan secara lebih profesional. Berikut ini prosedur pertunjukan skala kecil dalam bentuk butir-butir pokok yang di dalamnya mengandung rincian lebih rinci. Format prosedur dibuat untuk keperluan check list monitoring kegiatan oleh tutor pendamping. KARTU KENDALI KEGIATAN PERTUNJUKAN KARAWITAN PAKET C Monitoring Tahap..., Tanggal... 2017 NO BUTIR PEKERJAAN SUDAH BELUM KETERANGAN A PERSIAPAN Steering Committee 1 Menyusun pedoman pertunjukan 2 Membentuk tim pelaksana 3 Mengorientasi tim pelaksana 4 Menyerahkan dana dan fasilitas kerja 5 Tim Pelaksana 6 Menyusun rancangan kegiatan utuh 7 Menyusun proposal perijinan 8 Menyusun proposal sponsor 9 Mengurus tempat 10 Mengurus perijinan 11 Memesan properti 12 Menghubungi sponsor 13 Merekruit pemain 14 Merekruit crew/petugas tambahan 15 Melibatkan mitra seni pendukung 16 Mencetak sarana publikasi 22 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 23

17 Publikasi lewat banner, leafl et, brosur 18 Publikasi lewat media massa 19 Publikasi lewat media sosial 20 Publikasi langsung lewat telepon 21 Publikasi langsung lewat sosialisasi 22 Mencetak undangan VIP 23 Mencetak tiket 24 Mengadakan latihan pemain 25 Mengadakan latihan crew/petugas 26 Menata lokasi, tempat & lingkungan 27 Menata panggung 28 Mengadakan gladi bersih pentas 29 Mengadakan gladi bersih 30 Memeriksa semua properti 31 Mengevaluasi keseluruhan persiapan B PELAKSANAAN Tim Pelaksana PENTAS MUSIK TRADISI 32 Dokumentasi 33 Press release C PENYELESAIAN 34 Membereskan souvenir 35 Membereskan tempat dan panggung 36 Membereskan keuangan 37 Membereskan selain keuangan 38 Mengirim ucapan terima kasih 39 Menerima umpan balik dari hadirin 40 Evaluasi kegiatan pertunjukkan 41 Menyusun LPJ Steering Committee 42 Menerima LPJ 43 Apresiasi 44 Rekonsiliasi masalah 45 Pembubaran Tim Pelaksana Yogyakarta,... 2017 Tutor Pendamping,... Tugas Menemukan prosedur pertunjukan musik tradisi. Tujuan Pembelajar mampu: 1. menyebutkan prosedur pertunjukan musik tradisi; 2. mengambil makna atau nilai yang berarti bagi diri sendiri dari prosedur pertunjukan musik tradisional. Alat dan Media 1. Alat tulis: pulpen, pensil dan kertas untuk mencatat dan melaporkan. 2. Media: internet, perpustakaan Langkah-Langkah 1. Bacalah dengan teliti prosedur pertunjukan musik tradisi di atas. 2. Catat hal-hal yang dianggap penting dari pengertian musik tradisional dari bacaan. 3. Carilah pendapat pembanding dari internet atau orang yang mampu membantu. 4. Catat hal-hal yang dianggap penting dari pendapat pembanding. 5. Buatlah laporan ringkas dengan cara menyebutkan prosedur pertunjukan musik tradisi dengan bahasa atau ungkapan sendiri berdasarkan bacaan dari modul dan pendapat orang lain yang telah dicatat, disertai makna yang bisa dipetik bagi diri sendiri dari prosedur pertunjukan musik tradisi tersebut. 6. Laporan dibuat rangkap dua, satu diserahkan tutor yang lain disimpan sendiri. 7. Bila memungkinkan unggahlah laporan ke media sosial agar mendapatkan komentar atau pendapat. 8. Catatlah komentar atau pendapat orang tentang laporan yang diunggah. 9. Diskusikan komentar atau pendapat media sosial dengan tutor atau orang yang telah membantu. 10. Catatlah hasil diskusi dan lampirkan pada laporan yang telah dibuat. 24 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 25

UNIT A. Kritik Pentas Musik Tradisi KRITISI PENTAS MUSIK TRADISIMU Kritik pentas seni musik tradisi berbeda dari kritik musik tradisi. Meskipun berpola kritik pertunjukan seni musik pada umumnya, kritik ini ada perbedaannya. Pengertian kritik juga bukan mencari cacat, kekurangan atau kelemahan kemudian diberikan solusi atau upaya perbaikan. Kritik juga bukan evaluasi baik atau buruk sesuatu. Kritik pentas musik tradisi adalah tinjauan ilmiah beserta suatu introspeksi (mawas diri) dan refleksi (permenungan) jujur mendalam. Kritik membongkar penampakan pertunjukan seni musik tradisi sehingga ditemukan kebenaran dan nilai-nilainya di balik kenyataan yang kelihatan atau diketahui. Kritik yang baik bisa membantu memandang kenyataan secara lebih jernih, lebih cermat dan membuka cara pandang baru yang memberikan energi untuk berkembang. Kritik yang baik membentangkan prospek masa depan yang lebih terang dan jelas. Kritik yang sehat memberikan daya kekuatan untuk bergerak dinamis memasuki peluang melampaui cakrawala harapan lama sebelumnya. Kritik yang berbobot membantu mengenyam nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam seni musik tradisi yang diperlukan untuk perubahan diri menjadi lebih baik. Kekuatan dan kehandalan kritik tidak selalu pada kerumitan tinjauannya. Makin sederhana, ringkas dan bersahaja, kebenaran beserta nilai-nilai kebaikannya semakin nyata dan mudah dicerna. Kritik bisa dilakukan orang lain, tetapi juga bisa dilakukan oleh dirinya sendiri yang biasa disebut otokritik. Kritik orang lain bisa lebih cermat dan apa adanya. Namun sering kurang mampu masuk ke dalam relung-relung keunikannya. Sedangkan otokritik, meskipun mudah tergelincir pada pemujaan, pembenaran dan pembelaan diri atas keakuan, bisa menolong pembebasan dari belenggu kelekatan menuju kemerdekaan, kedaulatan, kesadaran dan pemenuhan diri. Untuk melakukan otokritik perlu pembiasaan membuat jarak antara dirinya dan karyanya sendiri. Berikut ini pedoman atau panduan praktis untuk melakukan otokritik atas pentas yang diselenggarakan sendiri. Sebagai contoh, diambil beberapa segi yang perlu dikritik dalam praktik pementasan seni musik tradisi. OBJEK NO OTOKRITIK 1 Tujuan pementasan: 2 Tema pementasan: 3 Konsep pementasan 4 Materi sajian musik 5 Pemain/pemusik (termasuk diri sendiri sebagai pemusiknya) 6 Sasaran utama hadirin OTOKRITIK PENTAS SENI MUSIK TRADISI PAKET C Tanggal... Tempat... HAKIKI INTROSPEKSI REFLEKSI Atas dasar apa tujuan pementasan itu dipilih? Atas dasar apa tema pementasan itu dipilih? Atas dasar apa konsep pementasan itu dipilih? Atas dasar apa karya musik itu dipilih? Atas dasar apa pemusik itu dianggap layak memainkan karya musik tradisi yang dipilih? Atas dasar apa hadirin itu dipilih untuk menyaksikan pentas? 7 Panggung Atas dasar apa corak panggung itu dipilih untuk mementaskan karya musik tradisi yang dipilih? 8 Pementasan Atas dasar apa model tatalaksana pentas itu dipilih untuk menghadirkan karya musik tradisi yang dipilih? Apa yang mendorong memilih tujuan pementasan itu? Apa yang mendorong memilih tema pementasan itu? Apa yang mendorong memilih konsep pementasan itu? Apa yang mendorong memilih karya musik itu? Apa yang mendorong pemberian kepercayaan kepada pemusik itu agar memainkan karya musik tradisi yang dipilih? Apa yang mendorong memilih hadirin itu agar menyaksikan pentas? Apa yang mendorong memilih corak panggung itu untuk mementaskan karya musik tradisi yang dipilih? Apa yang mendorong memilih model tatalaksana pentas itu untuk menghadirkan karya musik tradisi yang dipilih? Apakah tujuan yang dipilih itu benar-benar diperlukan? Apakah tema yang dipilih itu benar-benar diperlukan? Apakah konsep yang dipilih itu benar-benar diperlukan? Apakah karya musik yang dipilih itu benarbenar diperlukan? Apakah pemusik yang dipercaya itu benarbenar diperlukan untuk memainkan karya musik tradisi yang dipilih? Apakah hadirin yang diilih itu benar-benar diperlukan untuk menyaksikan pentas? Apakah corak panggung yang diilih itu benar-benar diperlukan untuk mementaskan karya musik tradisi yang dipilih? Apakah model tatalaksana pentas yang diilih itu benarbenar diperlukan untuk menghadirkan karya musik tradisi yang dipilih? 26 Seni Budaya Paket C Tingkatan V Modul Tema 5 Kolaborasi Pertunjukan Seni Musik Tradisi 27