Setelah wafatnya Rasulullah tampuk kepemimpinan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin siapa sahabat kah yang pertama kali memimpin?

tirto.id - Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal, tampuk kepemimpinan Islam jatuh ke tangan para Khulafaur Rasyidin. Para pemimpin yang termasuk dalam Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Lantas, apa tugas utama Khulafaur Rasyidin dalam pemerintahan Islam?

Dalam bahasa Arab, Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata, yaitu Khulafa (para khalifah) dan Ar-Rasyidin (yang mendapat petunjuk). Sederhananya, arti istilah tersebut adalah para khalifah yang memperoleh petunjuk.

Ketika Islam kian kuat tanah Arab, pemimpin utamanya adalah Rasulullah SAW. Beliau menyelenggarakan tugas sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, hingga pemimpin umat secara umum.
Selanjutnya, ketika Rasulullah SAW wafat, kekuasaan politik diserahkan kepada Khulafaur Rasyidin. Masa Khulafaur Rasyidin berlangsung selama 30 tahun, yaitu dari 11-40 H atau 632-660 M.

Kendati tergolong singkat, Abdul Malik Nazhim Abdullah dalam Sistem Pemerintahan Khulafaur Rasyidin (2019) menyatakan bahwa era Khulafaur Rasyidin termasuk era paling cemerlang dalam sejarah Islam.

Tugas Khulafaur Rasyidin dalam Islam


Secara umum, para Khulafaur Rasyidin adalah pemimpin umat Islam pengganti Nabi Muhammad SAW. Tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut.

  • Melanjutkan dakwah dan ajaran Rasulullah.
  • Membina, mengatur, dan mengarahkan umat Islam sesuai dengan Al-Quran dan sunah.
  • Melanjutkan pemerintahan yang telah dibangun Rasulullah SAW.
  • Memerangi kaum murtad yang merusak ajaran agama. Kelompok lain yang diperangi adalah orang-orang murtad, orang yang tak mau membayar zakat, hingga para nabi palsu.
  • Memperluas wilayah kekuasaan Islam.
  • Mengembangkan ajaran Islam kepada yang belum mengenalnya.

4 Khalifah dalam Khulafaur Rasyidin


Para khalifah dalam pemerintahan Khulafaur Rasyidin berjumlah empat pemimpin. Pada masa itu, pemilihan khalifah dilakukan dengan musyawarah dan mempertimbangan rekam jejak dan peran sosok tersebut di masa Rasulullah SAW. Selepas Ali bin Abi Thalib terbunuh, pemerintahan Islam diambil alih oleh Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Ia menutup pintu musyawarah dalam pemilihan khalifah. Akibatnya, pemilihan khalifah baru berasal dari anak keturunannya sehingga konsep pemerintahannya beralih menjadi dinasti, bukan lagi Kekhalifahan Rasyidin.

Berikut ini uraian singkat mengenai empat khalifah dalam Khulafaur Rasyidin, mulai dari Abu Bakar As-Siddiq hingga Ali bin Abi Thalib.

1. Abu Bakar As-Shiddiq

Khalifah pertama dalam pemerintahan Khulafaur Rasyidin adalah Abu Bakar As-Siddiq. Usia Abu Bakar lebih tua dua tahun dari Nabi Muhammad. Ia dikenal sebagai sahabat paling dekat dengan beliau SAW. Ketika Rasulullah wafat, umat Islam bersepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah pengganti Rasulullah.

Salah satu jasa paling besar ketika Abu Bakar menjadi khalifah adalah mengumpulkan Al-Quran menjadi satu mushaf, satu kesatuan. Selain itu, ia juga menjaga kehormatan Islam dengan memerangi orang-orang murtad dan enggan membayar zakat. Abu Bakar As-Siddiq wafat karena sakit yang ia derita pada usia 61 tahun, pada 13 H/634 M. Ia dikuburkan di samping makam Nabi Muhammad SAW.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab adalah sahabat nabi yang sangat tegas. Sebelum masuk Islam, ia adalah penentang Islam paling lantang, sampai kemudian terpukau oleh mukjizat Al-Quran. Keislaman Umar adalah momen yang diharapkan Nabi Muhammad SAW.

Suatu waktu, Nabi Muhammad SAW bahkan berdoa: "Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattab,” (H.R. Ibnu Hibban). Menjawab doa nabi, Allah SWT meluluhkan hati Umar bin Khattab, ia pun masuk Islam ketika mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang dibaca saudarinya, Fatimah binti Khattab. Umar bin Khattab adalah khalifah kedua pengganti Abu Bakar. Umar menjadi khalifah dari 13-23 H (634-644 M), sekitar 10 tahun. Semasa kepemimpinannya, Islam menjadi kekuasaan politik yang sangat tangguh. Kebijakan penting yang dilakukan Umar adalah mengefisienkan administrasi negara. Ia mampu memimpin negara Islam yang kekuasaannya sangat luas, ekspansi Islam mencapai kekuasaan Bizantium, Iran, Suriah, hingga Mesir.

Berkat pengaruh dan keberhasilan Umar bin Khattab, Michael H. Hart menobatkan Umar sebagai tokoh ke-51 dari orang-orang yang paling berpengaruh sepanjang masa dalam bukunya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1982).

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan menikah dengan dua anak perempuan Rasulullah SAW. Ketika Ruqayyah binti Muhammad meninggal, Rasulullah menikahkan Utsman dengan saudarinya, yaitu Ummu Kaltsum.

Utsman bin Affan memeluk Islam berkat ajakan dari Abu Bakar As-Siddiq. Ia juga termasuk dalam golongan Assabiqun Al-Awwalun atau orang-orang yang memeluk Islam di masa awal-awal kenabian.

Selepas Umar bin Khattab meninggal karena terbunuh, Utsman menggantikan perannya sebagai khalifah ketiga dalam Kekhalifahan Rasyidin. Salah satu kontribusi paling penting di masa Utsman bin Affan adalah meneruskan dan melengkapi pengumpulan Al-Quran hingga paripurna. Salinan-salinan Al-Quran itu dibuat dan disebarkan di wilayah-wilayah Islam. Di masa pemerintahan Utsman, bangsa Persia juga ditaklukkan hingga selesai. Pada masa khalifah-khalifah sebelumnya, memang sudah dilakukan ekspansi ke sebagian besar wilayah Persia, namun belum benar-benar dituntaskan. Raja Persia yang bernama Yazdigird berhasil memprovokasi para penduduk dan membangkitkan perlawanan terhadap Islam. Namun, pemerintahan Utsman bin Affan berhasil menyisir sisa-sisa pengaruh raja Persia tersebut, serta akhirnya bangsa Persia seutuhnya jatuh ke wilayah kekuasaan Islam.

Dilansir dari laman UGM, saat itu, bukan hanya Persia yang berhasil ditaklukkan, ekspansi Islam juga mencapai Afrika, menaklukkan Romawi, hingga mencapai wilayah Turki.

Di masa Utsman bin Affan juga, armada maritim pertama dalam Islam dibentuk. Pasukan laut itu berperang pertama kali pada pertempuran Dzatusawari atau pertempuran tiang kapal pada 31 H yang dikomandoi oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.

4. Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah keponakan Nabi Muhammad. Nama Ali sendiri diberi oleh beliau SAW. Nama aslinya adalah Haydar bin Abi Thalib.

Ia termasuk golongan pertama yang memeluk Islam dari kelompok anak-anak. Golongan inilah yang pertama kali mengakui bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT dan mereka dijamin masuk surga, termasuk Ali bin Abi Thalib. Di kalangan pemuda Arab, Ali adalah pemuda pandai. Di masa itu, amat jarang ada orang yang bisa membaca dan menulis, termasuk Nabi Muhammad SAW adalah sosok ummi atau buta huruf. Karena itulah, Ali bin Abi Thalib menjadi juru tulis Nabi Muhammad SAW. Ali sering kali menuliskan surat yang didiktekan Rasulullah SAW. Karena kepandaiannya itu, Ali bin Abi Thalib mendapat julukan Babul Ilmi atau Gerbang Pengetahuan. Ali bin Abi Thalib resmi menjadi khalifah keempat dalam Kekhalifahan Rasyidin pada 35 hingga 40 H (655-660 M). Ali bin Abi Thalib meninggal pada Ramadan 40 H ketika salat di Masjid Agung Kufah. Ia diserang oleh Abdurrahman bin Muljam dengan pedang yang diberi racun. Ketika sedang sujud salat subuh, Abdurrahman bin Muljam menusuk Ali bin Abi Thalib, yang berakhir dengan meninggalnya khalifah keempat ini, sekaligus penutup Kekhalifahan Rasyidin.

KOMPAS.com - Khulafaur Rasyidin adalah kekhalifahan Islam yang berdiri setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 masehi atau 11 Hijriyah.

Kekhalifahan ini terdiri atas empat orang sahabat Nabi. Setelah Nabi meninggal, keempat orang sahabat ini yang meneruskan kepemimpinan. Mereka adalah:

  1. Abu Bakar As Siddiq
  2. Umar bin Khattab
  3. Usman bin Affan
  4. Ali bin Abi Thalib

Dikutip dari Khulafaur Rasyidin (2019), berikut sosok empat Khulafaur Rasyidin:

Abu Bakar As Siddiq

Abu Bakar adalah anak dari Abu Kuhafan dan Umul Khair Salamah yang lahir pada 573 M. Kedua orangtuanya adalah bangsawan dan saudagar yang dihormati masyarakat Quraisy.

Baca juga: Mempelajari Keberhasilan Para Pedagang Sahabat Nabi Muhammad

Ia terlahir dengan nama Abdul Ka'bah atau Abdullah bin Qahafah. Nama itu diganti Rasulullah dengan Abdullah. Setelah masuk Islam, namanya menjadi Abu Bakar.

Abu Bakar sudah bersahabat dengan Nabi sebelum datangnya Islam. Setelah Islam datang, Abu Bakar adalah orang pertama di luar keluarga Nabi yang memeluk Islam.

Abu Bakar adalah sahabat yang paling dicintai Nabi. Ia mengorbankan harta bendanya untuk perjuangan Nabi.

Putri Abu Bakar, Siti Aisyah, dinikahkan dengan Nabi.

Gelar As Siddiq yang berarti amat membenarkan diberikan karena Abu Bakar adalah orang pertama yang membenarkan peristiwa Isra Miraj.

Abu Bakar memimpin umat Islam selama dua tahun dari 632-634 M (11-13 H).

Baca juga: Masa Kekhalifahan Abu Bakar As Siddiq

Umar bin Khattab lahir pada 574 M. Nama lengkapnya Umar bin Khattab bin Naufal bin Abdul Uzza.

Ia adalah putra dari Khattab bin Naufal dan Khantamah binti Hisyam. Kedua orangtuanya berasal dari suku Ady, suku yang terpandang di kalangan orang-orang Quraisy.

Leluhurnya adalah pejabat duta besar dan pedagang. Ia kerap ikut orangtuanya berdagang ke luar negeri.

Ketika menginjak dewasa, Umar sering mengikuti lomba pacuan kuda. Keberaniannya membuat ia dijuluki Singa Padang Pasir.

Karena kecerdikannya berdiplomasi seperti moyangnya, ia juga mendapat julukan Abu Faiz.

Umar masuk Islam di usia 27 tahun. Sebelumnya, ia memusuhi Nabi dan para pengikutnya.

Baca juga: Ulasan Ramadhan: Saat Rukyat (Lagi-lagi) Ditolak

Ia bahkan tega menyiksa anggota suku Ady yang ketahuan memeluk Islam seperti Labibah dan Zinnirah.

Ia bahkan menyiksa adiknya Fatimah yang masuk Islam. Namun keteguhan Fatimah mempertahankan agamanya membuat Umar luluh.

Umar pun tergerak untuk membaca ayat Allah dan menemui Nabi. Setelah bertemu Nabi, Umar meninggalkan kebenciannya terhadap Islam dan masuk Islam.

Gelar yang diberikan kepada Umar yakni Al Faruq yang artinya pembeda atau pemisah. Selain itu, Umar tak memakai sebutan khalifah.

Ia memilih disebut Amirul Mukminin, pemimpin orang-orang beriman. Hanya ia khalifah yang menggunakan sebutan ini.

Umar menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakar. Ia memimpin dari 634-644 M atau 13-23 H.

Usman bin Affan

Usman lahir di Taif pada 576 M. Nama lengkapnya adalah Usman bin Affan bin Abu al-'Ashi bin Ummayyah bin Abdussyam bin Abdul Manaf. Panggilannya Abu Abdullah.

Orangtuanya adalah Affan bin Abu Ash bin Umayyah dan Urwa binti Al Baidak binti Abdul Muthalib. Mereka adalah keturunan Bani Muawiyah (Umayyah) yang mulia dan terhormat.

Baca juga: Mendidik Khalifah, karena Manusia Bukan Sekadar Manusia...

Usman disegani karena berasal dari keturunan bangsa saudagar yang kaya raya. Sejak kecil, ia dilatih orangtuanya berdagang melintasi padang pasir ke negeri Syam hingga Hira.

Usman merupakan sahabat karib Abu Bakar. Lewat Abu Bakar, ia bertemu Muhammad dan masuk Islam.

Selain menjadi sahabat Nabi, Usman juga menjadi menantu Nabi karena menikahi dua putri Nabi yakni Rukayah dan Umi Kulsum.

Untuk itu, Usman mendapat gelar Zunnurain yang artinya pemilik dua cahaya.

Usman memerintah selama 13 tahun yakni dari 644-655 M atau 23-35 H.

Ali bin Abi Thalib

Ali lahir di Mekkah pada 603 M. Orangtuanya adalah Abu Talib dan Fatimah binti As'ad.

Nama kecilnya Haidarah sebelum diganti ayahnya menjadi Ali.

Baca juga: PBNU: Islam adalah Agama Peradaban yang Menghargai Perbedaan

Ia berasal dari keturunan Bani Hasyim. Ali adalah sepupu Nabi. Kemudian menjadi menantu setelah menikahi Fatimah az-Zahra.

Ia adalah satu-satunya sahabat yang dididik oleh Rasul sejak kecil.

Kecerdasan Ali membuatnya diberi gelar Babul ‘Ilmi yang artinya pintu ilmu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.