Senyawa yang dapat bersifat asam maupun basa disebut

KOMPAS.com - Bagi mereka yang memiliki sakit lambung, pasti akan merasakan bahwa asam di lambungnya sedang tinggi. Sehingga membutuhkan obat yang bisa meredakan gejalanya.

Salah satu sifat obat lambung adalah sifat basa. Sifat ini bisa menetralkan asam lambung yang tinggi. Tahuah kamu apa itu asam dan basa? Berikut penjelasan teori asam dan basa dari Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis:

Teori Asam Basa Arrhenius

Teori asam basa Arrhenius dikemukakan oleh Swedia Svante Arrhenius pada tahun 1884 menjadikannya teori pertama yang mengklasifikasikan senyawa menjadi asam dan basa.

Dilansir dari Chemguide, menurut Arrhenius, asam adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen (H+) dalam larutan sedangkan basa adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam larutan.

Asam dan basa dapat bereaksi menghasilkan air dan senyawa ionic garam, reaksi tersebut disebut dengan reaksi netralisasi.

Misalnya reaksi asam sulfat (H2SO4) dan kalium hidroksida (KOH) yang menghasilkan air dan senyawa ionic garam kalium sulfat (K2SO4).

Baca juga: Asam Traumalin: Fungsi dan Perannya

Senyawa yang dapat bersifat asam maupun basa disebut

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Persamaan reaksi asam sulfat dan kalium hidroksida


Asam memiliki sifat melepaskan ion H+, berasa yang asam, tajam, menyengat, dan mengubah kertas lakmus menjadi merah.

Adapun basa memiliki sifat melepaskan ion OH-, berasa yang pahit, bau khas yang tidak tajam menyengat, dan mengubah kertas lakmus menjadi warna biru.

Teori Asam Basa Bronsted-Lowry

Johannes Nicolaus Bronsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 mengembangkan teori Arrhenius dengan nama teori asam basa Bronsted-Lowry.

Dalam teorinya, Bronsted dan Lowry menjawab kekuranngan yang ada dalam teori Arrhenius yang tidak dapat menyimpulkan senyawa asam basa yang reaksinya tidak membentuk larutan.

Teori asam basa Bronsted-Lowry menjadikan transfer proton (H+) untuk menentukan sifat asam atau basa suatu senyawa.

Definisi asam menurut Bronsted-Lowry adalah zat yang dapat menyumbangkan (donor) proton, sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima (penerima donor) proton.

Dilansir dari Khan Academy, asam mengandung hidrogen yang dapat berdisosiasi menjadi H+, sedangkan basa harus memiliki setidaknya satu pasang elektron bebas untuk dapat menerima donor proton.

Baca juga: Menentukan Pasangan Asam Basa Konjugasi

Misalnya reaksi antara gas ammonia (NH3) dan gas asam klorida (HCl) yang tidak dapat ditentukan asam basanya dalam teori Arrhenius karena tidak menghasilkan ion hidrogen, dapat dipecahkan dalam teori asam basa Bronsted-Lowry.

Senyawa yang dapat bersifat asam maupun basa disebut

Kompas.com/SILMI NURUL UTAMI Persamaan reaksi amonia dan asam klorida


Dari reaksi terlihat ammonia menerima donor proton karena menerima proton dan berubah menjadi muatan positif. Sehingga ammonia (NH3) merupakan basa dan ion amonia (NH4+) adalah asam konjugasi.

Adapun asam krlorida adalah yang mendonorkan proton karena melepaskan proton dan berubah menjadi muatan negatif. Sehingga asam krlorida (HCl) adalah asam dan ion klorida (CL-) adalah basa konjugasinya.

Adapun perbedaan asam lemah dan kuat pada teori asam basa Bronsted-Lowry dapat dilihat dari tingkat disosiasi zat dalam laruan.

Dilansir dari Chemistry Libretexts, senyawa asam kuat akan terdisosiasi, terurai menjadi ion H+ dalam larutan secara sempurna.

Sedangkan asam lemah tidak akan terdisosiasi secara sempurna dalam larutan. Hal tersebut juga berlaku pada penentuan basa kuat.

Baca juga: Daftar Rumus Kimia Asam

Senyawa yang dapat bersifat asam maupun basa disebut

khanacademy.org (1) Asam kuat HCl yang terdisosiasi secara sempurna dalam air dan (2) asam lemah HF yang tidak terdisosiasi secara sempurna dalam air

Contoh asam kuat adalah asam klorida (HCl), asam bromide (HBr), asam iodida (HI), asam nitrat (HNO3), dan asam sulfat (H2SO4). Contoh asam lemah adalah asam fluorida (HF), hidrogen sulfide (H2S), hidrogen sianida (HCN), dan asam format (HCOOH).

Contoh basa kuat adalah natrium hidroksida (NaOH), litium hidroksida (LiOH), kalium hidroksida (KOH), rubidium hidroksida (RbOH), dan hidroksida lain dari golongan I (logam alkali) juga golongan II (logam alkali tanah).

Adapun contoh basa lemah adalah ammonia (NH3), piridin (C5H5N), kelompok amino (NH2), dan senyawa metil (CH3).

Teori Asam Basa Lewis

Tidak seperti dua teori sebelumnya, teori asam basa Lewis tidak menyebutkan tentang atom hidrogen. Teori asam basa Lewis dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis pada tahun 1923 dan merupakan pengembangan dari teori Bronsted-Lowry.

Dilansir dari Purdue University College of Science, asam Lewis adalah zat apapun yang menjadi akseptor pasangan elektron. Maka basa adalah kebalikannya, yaitu zat yang menjadi donor (penyumbang) pasangan elektron.

Sehingga reaksi antara asam dan basa menurut Lewis adalah reaksi perpindahan (transfer) elektron dari zat bersifat basa ke zat yang bersifat asam.

Baca juga: Apa Itu Hujan Asam?

Misalkan reaksi yang terjadi antara ammonia (NH3) dengan boron trifluorida (BF3) yang tidak terjadi perpindahan proton (ion hidrogen) di dalamnya.

Senyawa BF3 tidak memenuhi aturan oktet karena tidak semua kulitnya terisi. BF3 hanya memiliki 6 buah elektron valensi, sehingga kekurangan 2 buah elektron valensi untuk mencapai keadaan stabil sesuai aturan oktet.

Senyawa yang dapat bersifat asam maupun basa disebut

courses.lumenlearning.com Reaksi antara ammonia dengan boron trifluorida

Hal ini membuat NH3 yang memiliki pasangan elektron bebas berikatan dengan BF3. Sepasang elektron bebas NH3 kemudian mengisi orbital yang kosong pada BF3 dan membentuk kompleks asam-basa dengan ikatan kovalen.

NH3 yang menyumbangkan (donor) pasangan elektron disebut dengan basa Lewis, sedangkan BF3 yang menerima donor (akseptor) pasangan elektron disebut dengan asam Lewis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta -

Kamu pasti sering mendengar istilah asam dan basa yang mana kedua zat ini sering digunakan dalam kehidupan kita. Larutan asam basa memiliki sifat yang saling menetralkan ketika dicampurkan sehingga sifat asal keduanya dapat menghilang.

Kata asam (acid) berasal dari bahasa Latin 'acetum' yang berarti 'cuka', sedangkan basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti 'abu'. Yuk kita bahas satu per satu tentang asam dan basa.

Mengutip dari Modul Belajar Kimia XI yang disusun oleh Arni Wiyati (2020), pengetahuan tentang asam basa dapat membantu kita mempelajari titrasi asam basa yaitu suatu metode untuk menentukan konsentrasi larutan dengan larutan standar.

Hal ini dapat kita manfaatkan dengan bijak dalam penggunaan bahan-bahan kimia untuk meminimalisasi efek samping dan bahaya suatu bahan. Tapi sebenarnya apa itu asam basa?

Pengertian dan Sifat Asam Basa

Secara umum, asam dan basa memiliki sifat yang berbeda. Sifat asam yaitu korosif, sedangkan sifat basa yaitu kaustik. Lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini berdasarkan teori asam basa Arrhenius.

Seorang ahli kimia asal Swedia, Svante August Arrhenius (1859-1927) menjelaskan asam adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan terurai dan menghasilkan ion H+. Contoh zat asam misalnya hidrogen klorida (HCl), saat dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H+ dan ion Cl-.

Ciri-ciri asam yaitu:

  • Sebagian jenis asam aman untuk dikonsumsi yang jika dirasakan lidah akan terasa masam
  • Asam jenis kuat tidak dianjurkan untuk dimakan karena dapat merusak jaringan kulit.
  • Jika senyawa asam diukur alat khusus pH nya lebih kecil dari 7 atau pH < 7
  • Asam yang kuat jika kena ke kulit akan terasa perih, selain itu dapat merusak kayu
  • Sifatnya korosif yang membuat karatan ketika terkena besi atau logam
  • Mengandung elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik

Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari misalnya ada pada produk makanan, minuman, hingga cairan pembersih rumah. Asam yang dapat dikonsumsi misalnya jeruk atau lemon. Selain itu, cuka dapur juga mengandung asam asetat untuk penambah rasa.

Sedangkan basa adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-. Contohnya yaitu senyawa natrium hidroksida NaOH yang jika dilarutkan akan terurai Na+ dan OH-. Reaksi basa dengan asam akan menghasilkan senyawa 'garam'.

Ciri-ciri basa yaitu:

  • Memiliki rasa pahit
  • Basa murni bentuknya seperti kristal padat
  • pH basa lebih besar dari 7 atau >7
  • Jika dipegang jari terasa licin
  • Bersifat kaustik yang merusak jaringan kulit apabila kadarnya tinggi
  • Digunakan untuk mengemulsi minyak
  • Terdapat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik

Contoh larutan basa yaitu natrium bikarbonat yang ada pada soda kue. Beberapa contoh basa lainnya yaitu bisa kita temui pada produk sabun, sampo, pasta gigi, obat maag, hingga pupuk tumbuhan.

Klasifikasi Asam dan Basa

Asam basa diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu asam kuat & basa kuat dan asam lemah & basa lemah. Berikut penjelasannya berikut ini.

1. Asam kuat dan Basa kuat

Asam kuat merupakan asam yang jika dilarutkan dalam air mudah melepaskan ion H+, larutan tersebut akan mengalami disosiasi total dalam larutan. Contoh asam kuat yaitu HCl, HNO3, H2SO4, dan HClO4.

Sementara basa kuat adalah senyawa basa yang jika dilarutkan dalam air mudah melepaskan ion OH-, larutan basa ini juga akan mengalami disosiasi total. Contoh basa kuat misalnya kalium hidroksida (KOH), natrium hidroksida atau sodium hidroksida (NaOH), dan barium hidroksida (Ba(OH)2).

2. Asam Lemah dan Basa Lemah

Asam lemah merupakan senyawa yang dalam air sulit melepaskan ion H+ dan mengalami disosiasi dalam larutan, contoh asam lemah yaitu asam nitrit (HNO2) , asam asetat (CH3COOH), asam fosfat (H3PO4) dan lainnya.

Sedangkan basa lemah yaitu senyawa yang ketika di dalam air sulit melepaskan ion H- dan mengalami disosiasi dalam larutan, contoh basa lemah yaitu natrium bikarbonat atau sodium bikarbonat (NaHCO3) dan amonium hidroksida (NH4OH).

Indikator Asam Basa

Sering dengar tentang indikator asam basa? Indikator asam basa adalah zat yang warnanya bergantung pada pH larutan sehingga menunjukkan sifat asam, basa atau netral dalam larutan tersebut.

Indikator yang baik dapat menunjukkan warna berbeda pada suatu larutan baik itu asam maupun basa. Terdapat beberapa indikator yang perlu kamu ketahui yaitu indikator buatan dan indikator alami.

Indikator ini berasal dari bahan-bahan alami yang diekstrak, biasanya dari tumbuhan yang warnanya mencolok. Beberapa indikator alami yang dapat menentukan asam basa yaitu kubis merah, kembang sepatu, bunga mawar, kunyit, dan lainnya.

Indikator ini dibuat di laboratorium dengan alat dan beberapa bahan kimia. Dua macam indikator buatan yang biasanya digunakan untuk pH larutan yaitu indikator kertas dan larutan.

Pada indikator kertas, kamu mungkin sudah tidak asing dengan penggunaan kertas lakmus yang berwarna merah dan biru. Jika bersifat asam, kertas akan berwarna merah, sedangkan jika bersifat basa akan berwarna biru.

Sementara indikator larutan yaitu fenolftalein, metil merah, dan bromtimol biru. Larutan tersebut akan berubah warna jika dicampur dengan larutan yang bersifat asam atau basa. Misalnya fenolftalein akan berwarna merah pada larutan basa.

Demikian pembahasan asam basa yang perlu kamu ketahui, detikers! Sudah pernah coba menentukan larutan asam basa dengan indikator di atas?

Simak Video "Dokter Spesialis Sebut Mag Tak Menyebabkan Kematian"



(pal/pal)