(2) Universitas Medan Area Show
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja. Subjek penelitian ini melibatkan 86 orang Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala dan metode dokumentasi.Metode skala yang digunakan yaitu skala kepuasan kerja dan skala motivasi kerja.Dokumen berupa nilai prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil yang diperoleh dari bagian kepegawaian.Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, berdasarkan analisis data, diperoleh bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima,yaitu ada ada hubungan kepuasan kerja dan motivasi kerja dengan kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini dibuktikan melalui perhitungan analisis Regression, dengan nilai F = 8.406 dengan nilai Sig = 0.000, Hal ini berarti nilai p<0.05 yang artinya signifikan. Kepuasan kerja dan motivasi kerja memberikan kontribusi terhadap kinerja sebesar R = 0.410 (41%). Serta secara umum, kepuasan kerja dan motivasi kerja tergolong baik terhadap kinerja, dengan diketahui dari (mean hipotetik kepuasan kerja 67,5< mean empirik kepuasan kerja 77). Begitu juga dengan (mean hipotetik motivasi kerja 145 < mean empirik motivasi kerja 170). Kinerja, Kepuasan Kerja, Motivasi Kerja
Alamsyah, Indra. 2015. Pengaruh Motivasi Dan BebanKerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah Daerah Istimewah Yogyakarta. Sripsi. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UniversitasNegeri Yogyakarta. Colquitt, Jason A. Jeffery A. Lepine. Michael J. Wesson, Organization Behavior. Singapore: McGraw-Hill. 2011. Handoko, T.H. 2000.Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Marliani, M.Si. 2015. Psikologi Industri Dan Organisasi. Bandung: PT.Pustaka Setia Merihot T. E. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia. Peraturan Perundang-undangan (PP 11 Tahun 2017) BAB VI tentang penilaian kinerja pasal 228 Peraturan Perundang-undangan (PP 11 Tahun 2017) pada paragraf 6 pasal 142, tentang target kinerja dan uji kompetensi pejabat pimpinan tinggi Peraturan Perundang-undangan (PP 11 Tahun 2017) pada paragraf 7 pasal 144 tentang pemberhentian dari jabatan pimpinan tinggi Robert L. Mathis John H. Jackson. 2006. Sumber Daya Manusia.Terj. Jimmy Sadeli. Jakarta: Empat. Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi. Edisi Dua Belas. Jakarta: Salemba Empat Sihar, 2015. Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan PT. Keretaapi Medan di UPT Balai Yasa Pulubrayan Medan. Skripsi. Medan: Fakultas Psikologi Universitas Medan Area. (tidak dipublikasikan). Undang-undangNomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Undang-undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara Wexley, K.N. and Yukl, G. 1997. Organizational Behavior and PersonnelPsychology.Home wood. Illinois, Richard D. Irwin Inc.profits. 5th ed. New York: McGraw-Hill, Inc Yusmanita.2013. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Lotte Shopping Indonesia Pekanbaru.Skripsi.Riau : Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. (tidak dipublikasikan) DOI: https://doi.org/10.31289/diversita.v5i2.2862 PDF - 0 times
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License ISSN 2461-1263 (Print), ISSN: 2580-6793 (Online)
Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan? Apakah hal ini terjadi pada semua sumber daya manusia? Dewasa ini, masalah kepuasan kerja memang sangat diperhatikan. Hal ini mengingat sumber daya manusia yang menjadi salah satu aset utama perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, mari simak apa hubungan kepuasan kerja dengan kinerja karyawan yang akan dibahas tuntas melalui artikel Finansialku kali ini. Tujuan: Peningkatan Kinerja KaryawanDalam zaman modern ini, bisnis semakin berkembang dan pemainnya pun semakin banyak. Alhasil, timbul tingkat persaingan yang cukup tinggi. Setiap perusahaan berupaya unggul dari para pesaingnya. Salah satu yang cukup diperhatikan dalam persaingan adalah kinerja sumber daya manusianya. Di mana hal ini memang memiliki pengaruh cukup besar terhadap performa perusahaan. Banyak faktor yang terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah faktor sumber daya manusia (SDM). Manusia berfungsi sebagai penggerak perusahaan karena eksistensi perusahaan tergantung pada manusia-manusia yang terlibat di belakangnya. Untuk dapat mencapai tujuan dari perusahaan, diperlukan sumber daya manusia dengan kinerja yang memuaskan pula. [Baca Juga: 20 Cara Seorang Pemimpin Meningkatkan Semangat Kerja Tanpa Mengandalkan Uang. Silakan Anda Buktikan Sendiri!] Umumnya perusahaan mengharapkan kinerja yang baik dari masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sebuah perusahaan. Namun sayangnya hal ini tidak dapat dilakukan secara searah saja. Dibutuhkan juga upaya dari pihak perusahaan untuk dapat mengoptimalkan kinerja karyawan atau sumber daya manusia tersebut. Oleh karena itu, Handoko (2003: 195) mengungkapkan bahwa kualitas sumber daya manusia senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Berdasarkan sebuah studi, salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia adalah dari segi kepuasan kerjanya di perusahaan tersebut. Bagaimana kepuasan kerja bisa berpengaruh terhadap kinerja karyawan? Yuk simak pembahasannya berikut ini! Suatu permasalahan tentu akan terjadi pada siapa dan kapan saja. Hal ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya masalah keuangan. Ketika perencanaan keuangan tidak dilakukan dengan baik, alhasil uang yang sudah didapatkan bisa saja habis percuma tanpa alur yang jelas. Itulah mengapa, perencanaan keuangan yang baik sangat disarankan bagi siapapun, termasuk para karyawan. Miliki panduan dalam melakukan perencanaan keuangan melalui ebook gratis dari Finansialku. Anda bisa mengetahui hal apa saja yang harus direncanakan saat ini dan masa mendatang secara keuangan. Gratis Download Ebook Perencanaan Keuangan untuk Usia 30 anDownload sekarang juga dan rasakan manfaatnya! Pengertian Kinerja dan Faktor yang MemengaruhinyaUntuk dapat memahami mengapa kinerja merupakan sebuah faktor utama yang diutamakan dalam sebuah perusahaan, Anda perlu memahami pengertiannya terlebih dahulu. Sudah banyak ahli yang mendefinisikan kinerja menurut pendapatnya masing-masing, antara lain sebagai berikut:
Melalui definisi di atas, dapat dilihat bahwa kinerja merupakan sebuah hasil atau pencapaian atas sebuah tujuan di mana karyawan diharapkan dapat mencapai persyaratan atau tanggung jawab tertentu. Menurut Gibson (2002:56), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut: #1 Atribut IndividuDengan adanya berbagai atribut yang melekat pada individu, tentu dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, terdiri dari:
#2 Kemauan Untuk BekerjaBerbagai atribut yang melekat pada individu dapat pula menunjukan adanya kesempatan yang sama dalam mencapai suatu prestasi. Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha dan kemauan untuk bekerja keras, karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang dapat memicu usaha kerja yang lebih terarah dalam melakukan suatu pekerjaan. [Baca Juga: Sudahkah Anda Tahu: Tunjangan dan Kompensasi Kerja? dan Bagaimana Cara Memanfaatkan dengan Benar?] #3 Dukungan OrganisasiDalam mencapai tujuan karyawan yang tinggi diperlukan adanya dukungan atas kesempatan dari organisasi atau perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun dari perusahaan. Misalnya: perlengkapan peralatan dan kelengkapan kejelasan dalam memberikan informasi. Pengertian Kepuasan Kerja dan Faktor yang MemengaruhinyaBerdasarkan pembahasan di atas, diungkapkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi kinerja karyawan adalah kemauan untuk bekerja. Kemauan untuk bekerja ini timbul akan adanya kemauan untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan. Kemauan untuk bekerja ini sering dikaitkan dengan dukungan organisasi yang akan memberikan sebuah kepuasan kerja bagi karyawannya. Oleh karena itu, mari mengenal lebih dalam mengenai kepuasan kerja ini melalui pengertiannya berikut ini:
Faktor–faktor yang menentukan kepuasan kerja menurut Robbins (1996:181-182) adalah sebagai berikut: #1 Pekerjaan yang Secara Mental MenantangKaryawan cenderung lebih menyukai pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dengan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik. Dengan demikian pekerjaan tidak menimbulkan kebosanan.
#2 Gaji atau Upah yang PantasPara karyawan, termasuk saya tentunya, menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang adil dan sesuai dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. #3 Kondisi Kerja yang MendukungKaryawan peduli akan lingkungan yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk mempermudah mengerjakan tugas yang baik. Studi membuktikan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar yang aman, tidak berbahaya, dan tidak merepotkan. [Baca Juga: 10 Tips Meningkatkan Produktivitas Kerja Setelah Pulang Kampung dan Libur Lebaran] #4 Rekan Kerja yang MendukungBagi kebanyakan karyawan, bekerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan apabila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung akan mengarah ke kepuasan kerja yang meningkat. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. #5 Kesesuaian Kepribadian dengan PekerjaanTeori “kesesuaian kepribadian–pekerjaan” Holland menyimpulkan bahwa kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dan okupasi akan menghasilkan seorang individu yang lebih terpuaskan. Orang–orang dengan tipe kepribadian yang sama dengan pekerjaannya memiliki kemungkinan yang besar untuk berhasil dalam pekerjaannya, sehingga mereka juga akan mendapatkan kepuasan yang tinggi. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja KaryawanTelah banyak studi yang mengkaji dampak dari ketidakpuasan kerja. Hal yang akan digarisbawahi di sini adalah dampak ketidakpuasan kerja terhadap kinerja di mana para ahli berpendapat bahwa kinerja setara dengan kepuasan kerja. Artinya, kinerja dapat ditingkatkan setara dengan peningkatan kepuasan kerjanya. Bisa dibilang kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dari kinerja atau sebaliknya. Berdasarkan banyak penelitian, pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan dengan beberapa faktor. Mayoritas hasil menunjukkan skor tertinggi indikator kepuasan kerja terdapat pada indikator kepuasan terhadap gaji. [Baca Juga: Para HRD Ketahui 5 Hal yang Harus Dibahas Pada Pelatihan Persiapan Pensiun Karyawan] Misalnya jika besaran gaji pokok yang akan diterima karyawan itu berdasarkan hitungan jumlah target kerja yang dapat diselesaikan oleh karyawan, maka mereka akan berusaha lebih keras untuk menunjukkan kinerja yang prima demi gaji yang lebih tinggi. Selain itu, faktor lainnya yang juga sering muncul dalam penelitian adalah beban kerja, di mana pekerjaan yang terlalu santai dan tidak menantang akan membuat pekerja bosan dan tidak semangat bekerja. Ini merupakan faktor yang juga diungkapkan oleh Robbins (1996:181-182). Dampak Ketidakpuasan Kerja dan Bagaimana MengatasinyaJika Anda sudah mengetahui bagaimana hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, kini tentunya Anda perlu melihat dampak negatifnya. Dampak negatif ini timbul apabila kepuasan kerja karyawan tidak tercapai sehingga muncul perilaku tertentu yang mengecewakan perusahaan. Menurut Robbins (2003) ada empat cara tenaga kerja mengungkapkan ketidakpuasannya yaitu sebagai berikut:
[Baca Juga: Ini Dia Hak Karyawan Berdasarkan UU Ketenagakerjaan yang Perlu Diketahui] Oleh karena itulah, Riggio (2005) mengungkapkan peningkatan kepuasan kerja yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: #1 Melakukan Perubahan Struktur KerjaMisalnya dengan melakukan perputaran pekerjaan (job rotation), atau dengan pemekaran (job enlargement), atau perluasan satu pekerjaan sebagai tambahan dan bermacam-macam tugas pekerjaan. #2 Melakukan Perubahan Struktur PembayaranMisalnya perubahan sistem pembayaran dengan berdasarkan pada keahliannya (skill-based pay), atau berdasarkan jasanya (merit pay). Sistem pembayaran yang ketiga adalah Gainsharing atau pembayaran berdasarkan pada keberhasilan kelompok (keuntungan dibagi kepada seluruh anggota kelompok). #3 Pemberian Jadwal Kerja yang FleksibelMisalnya memberikan kontrol pada para pekerja mengenai pekerjaan sehari-hari mereka, sehingga mereka tidak merasa tertekan dan terikat. #4 Mengadakan Program yang MendukungMisalnya perusahaan mengadakan program-program yang dirasakan dapat meningkatkan kepuasan kerja para karyawan, seperti: health center, profit sharing, dan employee sponsored child care. Kesimpulan: Pentingnya Kepuasan Kerja terhadap Peningkatan KinerjaMelihat pembahasan tadi, artinya penting untuk mengupayakan kepuasan kerja demi peningkatan kerja karyawan dalam sebuah perusahaan. Memang betul dibutuhkan biaya terutama untuk menjalankan beberapa upaya peningkatan kepuasan kerja tersebut, namun perlu diingat bahwa tujuannya semata-mata adalah demi keuntungan perusahaan juga.
Apakah Anda memiliki pertanyaan mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan lainnya? Tinggalkan komentar Anda di bawah. Jika ada pertanyaan, silakan ajukan pertanyaan Anda pada kolom di bawah ini. Sumber Referensi:
Sumber Gambar:
keyboard_arrow_leftPrevious |