Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Karya seni yang berawal dari suatu konsep yang berupa gagasan atau ide pencipta yang akan dikomunikasikan kepada para apresiator atau penonton. Konsep tersebut kemudian dituangkan ke dalam media ungkap teater yang melahirkan sebuah karya teater. Terdapat proses produksi yang diawali dengan konsep hingga menjadi suatu karya teater dapat diseut sebagai kekaryaan teater.

Nilai nilai dari suatu karya seni teater dan lainnya terdapat pada keunikannya, Istilah lainnya dapat dikatakan sebagai orisinal yang memiliki arti bahwa karya  karya seni itu tidak ada duannya dan sama sekali belum diciptakan atau digagas oleh orang lain sebelumnya.

Sesuatu yang unik tersebut adalah sesuatu yang lain daripada yang lain, utuh ciptaan seorang seniman atau suatu kelompok seniman yang tergabung dalam suatu produk karya seni. Kebutuhan, orisinalitas, keunikan meruakan hal yang menjadi target dalm proses penciptaan karya cipta seni .

Keunikan bukanlah semata mata keinginan dari seorang seniman atau kelompok pencipta seni, tetapi juga harapan dan tuntutan dari apresiator atau penikmat seni.

Antara karya seni yang diciptakan oleh seniman yang akan disajikan kepada apresiator seni yaitu penonton tersapat tujuan, yaitu komunikasi.

Komunikasi tersebut dapat terjalin lancar apbila ada kesesuaian antara karya seni teater dan apresiator seni, oleh karena itu dalam penyajian karya seni khususnya seni teater senantiasa mempertimbangkan unsur seni sehingga dapat terwujud sebuah komunikasi.

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Konsep  kekaryaan seni teater merupakan gagasan ide mengenai karya seni yang dibuat dan dipergelarkan. Konsep ini dapat dikomunikasikan kepada penonton dengan pengungkapan gagasan, melalui bahasa verbal, visual, dan audio.

Teknik Pengungkapan Gagasan

Keunikan suatu gagasan seni dapat ditanggapi melalui teknik dalam pengungkapan  ide dalam bentuk media ungkap seni. Teater yang selalu menyertakan berbagai media ungkap seni memerlukan kemampuan teknis dalam mengkomunikasikan karya seni tersebut kepada para apresiator atau penonton.

Teknik pengungkapan gagasan dalam teater banyak tertumpu pada para pemain. Pemain merupakan unsur pokok dalam teater, sedangkan yang lainnya adalah unsur pendukung untuk memperkuat para pemain. Jika unsur pokoknya jelak maka pertunjukan tersebut dapat dibilang gagal.

Untuk para pemeran karya seni teater terdapat tiga hal yang perlu dilakukan dalam proses pencarian atau pemahaman karakter tokoh sesuai dengan lakon, antaralain sebagai berikut :

  • Memahami isi naskah yang akan digarap dengan membacanya.
  • Observasi, mengadakan pendekatan kepada tokoh ceritayang terdapat dalam naskah.
  • Latihan yang giat.

Dalam proses melakukan latihan terdapat tiga cara seperti berikut :

  1. Olah tubuh, yaitu dengan caramelatih anggotabadan kita agardapat mencapai kelenturan.
  2. Olah Vokal, Suarajuga membutuhkan kelenturan dan keterbiasaan, jika tidak diolah maka dapat menimbulkan serak dan masalah yaitu tidak dapat mencapai tokoh cerita yang diharapkan.
  3. Olah Sukma, yaitu kita melatih daya konsentrasi agar dapat terbiasa dalam memusatkan pikiran kita terhadap sesuatu. Jika kita memiliki konsentrasi penuh maka dapat terhindar dari lupa dialog dan lupa bloking ( permainan tempat ) serta gestur ( sikap badan ).

Dengan penuh konsentrasi maka kita akan cepat menghafal, cepat paham termasuk menerima peajaran yang baru. Sebaliknya apabila kita tidak dalam kondisi penuh konsentrasi maka kita tidak dapat menghafal dan paham sama sekali mengenai naskah drama.

Dalam memerankan suatu tokoh cerita tidak bleh secara berlebihan atau over acting baik pada dialog atau gerakan. Terdapat gerak gerak yang dilakukan oleh aktor atau aktris  dalam menyajikan karya seni teater. Gerakan tersebut sangat penting karena dapat menegaskan watak atau karakter yang sedang dibawakan.

Dibawah ini macam macam gerak yang dilakukan pemain dalam pertunjukan drama atau teater, antara lain sebagai berikut :

Movement: Perpindahan tempat para pemain dari satu tempat ke tempat yang lain.
Gestures: Gerakan badan dengan angautannya, ke kiri atau ke kanan dan berputar ke belakang dengan salah satu kaki sebagai porosnya.
Business: Gerakan gerakan kecil yang dilakukanoleh tangan, jari, serta kepala.
Gait: Gerakan besar seperti cara berjalan
Detail

: Gerakan yang lebih kecil, seperti : kedipan mata, menarik nafas, mengrnyitkan Alis dan sebagainya.

Prosedur Berkarya Teater

Selain dari konsep gagasan dan teknik pengungkapan dalam karya seni teater diperlukan prosedur yang baik dan benar menurut kekhasan karya cipta teater.

Prosedur yangdimaksud diatas adalah sebagaiberikut :

  1. Tujuan Penciptaan.
  2. Media pengungkapan, serta
  3. Tata kelola proses produksi teater.

Tujuan dari tata kelola teater merupakan mengkomunikasikan gagasan kehidupan melalui media pertunjukan teater. Media pengungkapan terdiri dari bahasa verbal dan bahasa non verbal. Adapaun tata kelola merupakan serangkaian cara, strategi, serta teknis produksi untuk mewujudkan gagasan artistik yang diharapkan.

Dalam proses produksi, Sutradara berperan menjadi koordinator di bidang artistik. Mulai dari menjelaskan konsepnya kepada parapenata, samapai mengarahkan parapemain untuk memerankan tokoh yang diharapkan oleh naskah. Tugas terberat oleh sutradara adalah mengatur laku parapemain toloh teater.

Menyusun Naskah Drama

Naskah atau yang disebut lakon dibuat oleh seorang seniman atau penulis naskah ( sastrawan ). Dia merupakan seniman utama, karena dengan karya sastranya dapat mengilhami parainsan teater untuk mewujudkan sebuah karya pertunjukan.

Dalam naskah terdapat gagasan pengarang mengenai pengalaman batinnya yang akan disampaikan kepada para apresiator atau penonton karya seni.  Gagasan juga dapat disebut sebagai ide pengarang apabila dirinci dalam satu kesatuan yang kecil, yaitu nilai kehidupan yang dialami oleh pengarang tersebut yang ingin disampaikan kepada para penonton karya seni.

Seperangkat nilai itu bersatu kemudian menjadi suatu tema, dlam suatu lakon terdapat beberapa tema tetapi ada juga lakon yang memiliki satu tema, contohnya  fragmen yang merupakan sajian drama yang ceritannya merupakan pengalaman dari cerita utuh.

Dalam Naskah terdapat tokoh cerita yang menghidupkan naskah itu sendiri. Tokoh tersebut diklasifikasikan sebagai berikut :

  1. Peran utama yang disebut protagonis
  2. Peran lawan yang disebut dengan antagonis
  3. Peran ketiga yang mendukung peran protagonis dan antagonis, yangkemudian disebutdengan tritagonis.
  4. Peran pembantu

Selain terdapat tema, ide, nilai dan para tokoh pemain, di dlam naskah juga terdapat struktur dramatik. Struktur tersebut terdiri dari : bagian pertama adalah proses pemaparan( eksposisi ), bagian kedua adalah konflkasi, serta bagian ketiga adalah konflik, bagian keempat disebut klimaks, bagian kelimat disebut anti klimaks dan yang terakhir bagain keenam adalah keputusan.

Analisis Naskah Drama

Hal yang arusdiperhatika dalam membuat naskah drama, antara lain sebagai berikut :

  1. Struktur cerita
  2. Karakter
  3. Diksi (bahasa)
  4. Ide atau gagasan
  5. Perlengkapan

Unsur unsur dala karya seni teater antara lain :

  1. Naskah atau lakon sebagai bahan baku pergelaran teater
  2. Tempat pertunjukan
  3. Sutradara
  4. Pemain
  5. Properti

Properti dalam permainan drama. Properti merupakan perkakas perlengkapan permainan. Apakah benda yang dihadirkan sebagai pelengkapa pemain sesuai dengan tema.

Referensi :

Soedarsono. 1998. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi, Jakarta: direktorat jendral pendidikan tinggi, departemen pendidikan dan kebudayaan.

*Penulis: Femi Ardiani

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Perbesar

Ilustrasi seni teater. (Bambang E. Ros/Fimela)

Liputan6.com, Jakarta Teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Secara spesifik, seni teater merupakan sebuah seni drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting.

Teater dalam seni drama seni yang hampir secara eksklusif berkaitan dengan pertunjukan langsung. Di mana aksinya tepat dan direncanakan untuk menciptakan rasa drama yang koheren dan signifikan. Dalam arti sempit teater adalah pertunjukan, seperti ketoprak, ludruk, wayang, wayang orang, sintren, atau dagelan.

Teater juga dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti anak-anak bermain sebagai dokter dan pasien atau bermain perang-perangan. Selain itu teater juga sebagai pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual, seperti upacara adat atau kenegaraan.

Teater yang sering kita lihat dalam panggung pementasan, masih memiliki segudang arti yang perlu Anda ketahui. Berikut penjelasannya mengenai pengertian teater, karakteristik, hingga jenisnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (10/6/2021).

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Perbesar

Ilustrasi Seni Teater. (Liputan6.com/ Dinda Rizky)

Dalam sejarahnya, kata 'teater' berasal dari bahasa Inggris theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre dan dari bahasa Yunani theatron. Sedangka menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teater adalah gedung atau ruangan tempat pertunjukan film, sandiwara, dan sebagaianya. Teater adalah ruangan besar dengan deretan kursi-kursi ke samping dan ke belakang untuk mengikuti kuliah atau untuk peragaan ilmiah. Teater juga merupakan pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi, seni drama, sandiwara, drama.

Dengan demikian teater adalah jenis kesenian pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung. Sedangan menurut para ahli, pengertian teater adalah sebagai berikut :

Balthazar Vallhagen

Teater adalah seni drama yang melukiskan mengenai sifat serta watak manusia dengan melalui gerakan.

Moulton

Teater adalah suatu kisah hidup yang digambarkan atau diilustrasikan di dalam bentuk gerakan atau disebut dengan life presented in action.

Anne Civardi

Teater adalah suatu seni drama yang menceritakan mengenai sebuah kisah dengan melalui kata-kata serta gerakan.

RMA. Harymawan

Teater adalah aktivitas melakukan kegiatan atau aktivitas di dalam seni pertunjukan (to act) sehingga kemudian tindak tanduk pemain di atas pentas disebut dengan sebutan acting.

Seni Handayani dan Wildan

Teater adalah suatu bentuk karangan yang berpijak di dua cabang kesenian, yaitu seni sastra serta seni pentas.

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Perbesar

Ilustrasi Seni Teater. (Bambang E. Ros/Fimela)

Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan. Sebagai seni, teater tidak hanya menjadi konsumsi masyarakat sebagai hiburan semata, namun juga berperan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungsi seni teater, antara lain:

1. Teater sebagai Sarana Upacara

Pada awal munculnya, teater hadir sebagai sarana upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo. Teater yang  berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan penonton karena  penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara dikenal dengan istilah teater tradisional.

2. Teater sebagai Media Ekspresi

Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek suara dan seni tari yang menekankan pada keselarasan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

3. Teater sebagai Media Hiburan

Dalam perannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu harus dengan persiapkan dengan usaha yang maksimal. Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang digelar.

4. Teater sebagai Media Pendidikan

Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya diperlukan kerja tim yang harmonis. Jika suatu teater dipentaskan diharapkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan kepada penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan hanya membaca lewat sebuah cerita.

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Perbesar

Ilustrasi Seni Teater. Foto: Istimewa.

Berikut ini terdapat beberapa karakteristik teater, antara lain:

1. Pada seluruh cerita berbentuk dialog, baik pada tokoh maupun narator. semua ucapan ditulis dalam sebuah teks.

2. Semua dialog tidak menggunakan sebuah tanda petik (“…”). Dialog drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh sebab itu, naskah drama tidak memakai sebuah tanda petik.

3. Naskah drama dilengkapi sebuah petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemerannya. Petunjuk ditulis dalam tanda kurung (…) atau dengan memberikan suatu jenis huruf yang berbeda dengan huruf dialog.

4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Perbesar

Ilustrasi Seni Teater. (Liputan6.com/Nurul Basmalah).

Dalam pertunjukan seni teater dikenal ada beberapa jenis pertunjukan teater, antara lain:

1. Teater Boneka

Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak zaman kuno, sisa peninggalannya ditemukan di makam-makam india kuno, Mesir dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah-kisah religius. Berbagai jenis bonek dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah, marionette atau boneka tali digerakkkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.

2. Drama Musikal

Merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni menyayi, menari dan akting. Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi dan gerak dari pada dialog para pemainnya. Di panggung Broadway jenis pertunjukan ini sangat terkenal dan biasa disebut dengan pertunjukan kabaret.

3. Teater Gerak

Teater gerak merupakan pertunjukan teater yang unsur utamanya ialah herak dan ekspresi wajah serta tubuh pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Teater gerak, tidak dapat diketahui dengan pasti kelahirannya tetapi ekspresi bebas seniman teater terutama dalam hal gerak menemui puncaknya dalam masa commedia del’arte di Italia.

4. Teater Dramatik

Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin.

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan

Perbesar

Ilustrasi Seni Teater. (Liputan6.com/Nurul Basmalah).

Unsur-unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua, yaitu unsur internal teater dan unsur eksternal teater. Berikut ini penjelasannya :

1. Unsur Internal Teater

Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana keberlangsungan pementasan suatu teater. Tanpa unsur internal tidak akan ada suatu pementasan teater. Unsur internal yang terdapat dalam seni teater ialah:

a. Naskah atau skenario

b. Pemain atau pemeran atau tokoh

c. Sutradara

d. Properti

e. Penataan

f. Seluruh pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antara lain: tata rias, tata busana, tata lampu dan tata suara.

2. Unsur Eksternal Teater

Unsur eksternal teater adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal di antaranya, yaitu:

a.  Staf produksi

Staf produksi adalah sekelompok tim atau individual yang berkenaan dengan pimpinan produksi sampai semua bagian yang ada di bawahnya. Adapun tugasnya sebagai berikut:

1)  Produser/pimpinan produksi.

2)  Mengurus semua hal tentang produksi.

3)  Menetapkan personal (petugas), anggaran biaya, fasilitas, program kerja, dan lain sebagainya.

b.  Sutradara atau derektor

Adapun tugas sutradara sebagai berikut:

1) Pembawa sekaligus pengarah jalannya naskah.

2) Koordinator semua pelaksanaan yang menyangkut pementasan.

3) Mencari dan menyiapkan aktor.

4) Menyiapkan makeup dan juga men-setting segala sesuatu yang dipegang oleh bagian desainer beserta kru.

c. Stage manager

Adapun tugas stage manager sebagai berikut:

1) Pemimpin dan penanggung jawab panggung.

2) Membantu sutradara.

d. Desainer

Menyiapkan semua aspek visual yang menyangkut setting tempat atau suasana, properti atau perlengkapan pementasan, kostum, tata lampu dan pencahayaan, serta perlengkapan lain (seperti audio).

e. Crew

Crew merupakan pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di antaranya bagian pentas/tempat, bagian tata lampu (lighting), bagian perlengkapan, dan tata musik.

Lanjutkan Membaca ↓

Seni teater selalu membutuhkan lakon, hal ini biasa disebut dengan