Sedangkan nama ahmad hanya disebutkan satu kali dalam al qur an yaitu pada

Terdapat sebuah kaidah dalam tradisi orang Arab yang berbunyi:

كثرة الأسماء تدل على شرف المسمى

“Banyaknya nama, menunjukkan mulianya pemilik nama-nama tersebut”

Imam An Nawawi dalam Tadzhibul Asma’ berkata:

“Ketahuilah bahwa banyaknya nama menunjukkan agungnya si pemilik nama-nama tersebut. Hal tersebut sebagaimana Allah memiliki banyak nama dan Rasulullah juga memiliki banyak nama”.

Di dalam Islam terdapat beberapa hal yang mulia yang memiliki banyak nama, yang nama-nama tersebut memang diberikan oleh Allah dan Rasulnya. Selain Allah dan Nabi sebagaimana disebutkan oleh Imam An Nawawi di atas, juga terdapat Al Quran, Al Fatihah, ibadah shalat, dan hari kiamat yang memiliki banyak nama yang bersumber dari Al Quran dan Hadis.

Pada tulisan kali ini akan disampaikan beberapa nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tulisan ini –insya Allah– akan dilanjutkan dengan beberapa tulisan berikutnya tentang nama-nama lain dari Al Quran, Al Fatihah, ibadah solat, dan hari kiamat. Adapun nama-nama Allah, alhamdulillah sudah banyak pembahasan yang disampaikan di berbagai tempat di web ini.

Tujuan utama dari mengetahui nama-nama lain tersebut adalah agar kita lebih kenal dengan pemilik nama. Dengan kita semakin kenal, maka rasa cinta akan semakin besar pula. Sebagaimana pepatah Arab: seseorang akan menjadi musuh bagi apa yang ia tidak kenali. Atau dalam pepatah Indonesia: tak kenal maka tak sayang. Berikut nama-nama nabi Muhammad:

Nama-Nama Yang Disebutkan Secara Jelas Dalam Nash

1. Muhammad

Nama Muhammad adalah nama beliau yang paling utama dan yang paling terkenal. Allah menyebut nama ini di dalam empat tempat di dalam Al Qur’an. Yaitu dalam ayat-ayat berikut:

Surat Ali Imran ayat 144:

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ

“Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul yang sudah didahului oleh beberapa orang Rasul sebelumnya.”

Surat Al Ahzab ayat 40:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan penutup para Nabi”

Surat Muhammad ayat 2:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh serta beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepada Muhammad yang itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah mengampunkan dosa-dosa mereka dan memperbaiki keadaan mereka.”

Surat Al Fath ayat 29:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

Muhammad adalah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir dan bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama mereka.”

2. Ahmad

Nama Ahmad hanya disebutkan sekali oleh Allah di dalam Al Quran, yaitu dalam surat As Shof ayat 6:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ

“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad“.

3. Al Mahi, Al ‘asyir dan Al ‘Aqib

Nama beliau Al Mahi, Al ‘Asyir, dan Al ‘Aqib disebutkan sendiri oleh beliau dalam sebuah hadis:

إِنَّ لِي أَسْمَاءً : أَنَا مُحَمَّدٌ ، وَأَنَا أَحْمَدُ ، وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمَيَّ ، وَأَنَا الْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ أَحَدٌ

“Aku memiliki nama-nama. Aku adalah Muhammad dan aku juga Ahmad; Aku adalah Al Mahi karena Allah menghapuskan kekufuran dengan perantara diriku; Aku adalah Al Hasyir karena manusia dikumpulkan di di atas kakiku; dan aku adalah Al ‘Aqib, karena tidak ada lagi nabi setelahku.” (HR Bukhori 2354 dan Muslim 4896).

4. Al Muqaffi, Nabiyyur Rohmah, dan Nabiyyut Taubah

Tiga nama ini terdapat dalam sebuah hadis yang diriwayatan oleh sahabat Abu Musa Al Asyari:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يسمي لنا أسماء . فقال ” أنا محمد ، وأحمد ، والمقفي ، والحاشر ، ونبي التوبة ، ونبي الرحمة “

“Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memberitahu kepada kami nama-nama beliau. Beliau bersabda: ‘Aku Muhammad, Ahmad, Al Muqaffi, Al Hasyir, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyut Taubah‘” (HR. Muslim 2355).

Beliau bernama al-Muqaffi karena inti ajaran yang beliau sampaikan sama dengan ajaran para Rasul sebelumnya yang mengajarkan tauhid dan memperingatkan kesyirikan. Sedangkan makna Nabiyut Taubah dan Nabiyur Rahmah dijelaskan oleh Imam An Nawawi adalah karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dengan taubat dan kasih sayang. Melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah membukakan pintu taubat bagi penduduk bumi, penduduk bumi pun bertaubat dengan taubat yang tidak pernah dilakukan oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah orang yang paling banyak istighfarnya.

5. Al Mutawakkil

Nama Al Mutawakkil terdapat dalam sebuah hadis:

عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّوْرَاةِ قَالَ أَجَلْ وَاللَّهِ إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ بِبَعْضِ صِفَتِهِ فِي الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ أَنْتَ عَبْدِي وَرَسُولِي سَمَّيْتُكَ المتَوَكِّلَ لَيْسَ بِفَظٍّ وَلَا غَلِيظٍ وَلَا سَخَّابٍ فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma, lalu aku berkata,”kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam Taurat!’

Dia menjawab, “Baiklah. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam Alquran, (yaitu), ’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan Rasul-Ku. Namamu Al Mutawakkil, bukan keras dan bukan pula kasar,’ dan Allah ‘Azza wa Jalla tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan agama yang telah bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. (HR Bukhari)

6. Abul Qosim

Nama Abul Qosim adalah nama kun-yah beliau. Sebagaimana beliau pernah bersabda:

سَمُّوْا باسمي ولا تَكَنَّوْا بكنيتي ، فإني أنا أبو القاس

“Silakan memberi nama dengan namaku, namun jangan ber-kun-yah dengan kun-yah-ku. Kun-yah-ku adalah Abul Qasim” (HR. Bukhari 3114, Muslim 2133)

Nama Yang Merupakan Deskripsi Sifat Beliau

Selain nama-nama yang disebutkan secara jelas dan tegas di dalam Al Quran dan hadis, ada juga nama yang pada hakikatnya adalah deskripsi sifat yang melekat pada beliau yang juga disebutkan di dalam banyak tempat pada Al Quran dan hadis, seperti:

1. Asy Syahid, Al Mubasyyir, An Nadzir, Ad Da’i, Sirojul Munir

Keempat sifat tersebut terdapat dalam surat Al Ahzab 45-46, dimana Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا . وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا.

“Hai Nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi (Asy Syahid), pembawa kabar gembira (Al Mubassyir), dan pemberi peringatan (An Nadzir). Dan juga sebagai penyeru (Ad Da’i) kepada agama Allah dengan izinnya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi (Sirojul Munir)”

2. Khotamun Nabiyyin

Sebagaimana dalam surat Al Ahzab ayat 40 yang telah disampaikan di atas:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

“Bukanlah Muhammad itu bapak bagi seseorang lelaki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasul Allah dan khotamun nabiyyin (penutup para Nabi)”

Berapa Sebenarnya Jumlah Nama Beliau?

Syaikh Bakr Abu Zaid menjelaskan dalam kitabnya Mu’jam Al Manahiy Al Lafzhiyyah:

“(nama-nama Nabi) yang bersumber dari al Quran dan Hadis bisa jadi merupakan nama sungguhan (yang ini jumlahnya sedikit), atau bisa jadi juga merupakan sifat/deskripsi (yang ini jumlahya banyak). Yang selain itu, maka tidak boleh dijadikan nama beliau, dalam rangka mencegah sikap berlebih-lebihan. Hal tersebut akan semakin keras larangannnya apabila dalam nama yang tidak ada asalusulnya dari Al Quran dan Hadis tersebut memang terdapat pengagungan yang berlebihan

Perlu diketahui, bahwa banyak kitab yang telah dikarang dalam rangka menyebutkan nama-nama dan sifat-sifat Nabi, akan tetapi nama dan sifat tersebut tidak bersumber dari Al Quran dan Hadis, bahkan dalam nama dan sifat tersebut terdapat pengagungan yang terlarang terhadap Nabi. Kekeliruan ini dijelaskan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid:

Sebagian orang (yang menghitung jumlah nama Nabi) menjadikannya berjumlah sama dengan asmaul husna yang berjumlah 99. Dan sebagian lagi ada yang menjadikannya 70an nama dari nama-nama Allah. Bahkan Al Jazuli telah menghitung dalam kitabnya Dalail Khoirot (bahwa jumlah nama Nabi) 200 nama. Dan dilanjutkan oleh Ibnu Dahiyyah dalam kitabnya Al Mustawfa fi Asmail Mustofa menjadi sekitar 300 nama. Bahkan sebagian orang Sufi sampai (menyebutkan jumlah nama Nabi adalah) 1000. Orang-orang Sufi tersebut berkata: Allah memiliki 1000 nama dan Rasulullah juga memeiliki 1000 nama”.

Lalu Syaikh Bakr Abu Zaid menyebutkan banyak contoh penamaan yang berlebih-lebihan tehadap Nabi, seperti: nurul anwar (cahaya dari segala cahaya), Al hijab Al A’zhom (hijab yang agung), Al Asbab fi Kulli Mawjud (sebab adanya segala sesuatu).

Jika ingin mengetahui nama dan sifat Nabi yang lain yang memang berasal dari Al Quran dan Hadis, silakan rujuk ke kitab-kitab karya ulama Ahlus Sunnah. Ada lebih dari 40 karya karya ulama Ahlus Sunnah yang merinci nama dan sifat beliau yang memang bersumber dari Al Qur’an dan Hadis, seperti Al Qodhi ‘Iyadh yang menulis As Syifa bi Ta’rifi Huquqil Mustofa, atau Al Hafizh Ibnu Asakir yang menulis bab khusus dalam bukunya Tarikh Dimasyq tentang pembahasan ini.

Penulis: Muhammad Rezki Hr

Artikel Muslimah.Or.Id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khairan

🔍 Tauhid Rububiyyah, Sahabat Dalam Alquran, Shalat Tarawih Di Rumah Bagi Wanita Berapa Rakaat, Keistimewaan Hari Jumat Bagi Wanita, Hadis Buhori Muslim, Shalat Sunat Wudhu, Hadits Riwayat Tirmidzi Tentang Kebersihan, Wanita Terbaik Dalam Islam, Cara Mengobati Batuk Pilek Pada Anak, Ayat Menenangkan Hati Yang Sedih