Sebutkan tiga contoh perilaku yang mencerminkan kehidupan yang demokratis

Profesi guru bermakna strategis dalam rangka pembangunan nasional di bidang pendidikan karena mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan

27/02/2020 08:22 - Oleh Administrator - Dilihat 2664 kali

PENANAMAN NILAI DEMOKRASI DALAM KEGIATAN OSIS DI SMA NEGERI 1 PURWOSARI

Alif Al Fiansyah Surel : Universitas Negeri Malang Jalan Semarang Nomor 5

Abstrak:

Indonesia merupakan negara yang berdemokrasi, demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam mengambil keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mendukung terciptanya masyarakat yang aman, adil, dan sejahtera. Maka dari itu, perlu adanya suatu pendidikan yang diberikan kepada masyarakat mengenai apa itu demokrasi agar nilai- nilai demokrasi itu dapat berjalan dengan baik. Pemahaman peserta didik SMA pada nilai demokrasi sangat penting di lingkungan sekolah, dengan memiliki pemahaman  yang baik akan perilaku sesuai nilai-nilai yang terkadung dalam nilai-nilai demokrasi. Organisasi siswa di SMA Negeri 1 Purwosari yaitu OSIS untuk bisa menanamkan nilai-nilai demokrasi di semua anggota OSIS. SMA Negeri 1 Purwosari sebagai tempat penelitian karena belum ada penelitian karena berdasarkan informasi belum ada penelitian mengenai penerapan nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di sekolah ini

Kata Kunci: Penanaman, Demokrasi, Nilai, Kegiatan OSIS.

Indonesia merupakan negara yang berdemokrasi, demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam mengambil keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung maupun melalui perwakilan. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. Menurut Budiarjo [2013:106], demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. Nilai-nilai demokrasi pada dasarnya sudah hadir dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan sejak Indonesia masih belum mengalami masa di mana dijajah oleh negara-negara asing. Nilai-nilai demokrasi yang seharusnya dimiliki siswa yaitu kebebasan berpendapat, kebebasan berkelompok, kebebasan berpartisipasi, kesetaraan, berkedaulat, kerjasama, dan kepercayaan. Oleh karena itu, nilai demokrasi menuntut kita untuk tetap bersatu dalam menjaga kedaulatan NKRI.

Nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mendukung terciptanya masyarakat yang aman, adil, dan sejahtera. Maka dari itu, perlu adanya suatu pendidikan yang diberikan kepada masyarakat mengenai apa itu demokrasi agar nilai- nilai demokrasi itu dapat berjalan dengan baik. Budiarjo [2013:127], menjelaskan perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemahaman secara mendalam lagi terkait dengan sistem domokrasi. Cepatnya arus globalisasi dan adanya pandangan negatif, terhadap demokrasi hingga membuat terjadinya perubahan sistem pendidikan nasional menjadi contoh beberapa faktor yang menjadi penyebab kurangnya pemahaman nilai-nilai demokrasi.

Perkembangan dunia yang modern seperti saat ini, bangsa Indonesia dihadapkan dengan tantangan yang semakin besar dan kompleks yang sejalan dengan semakin derasnnya arus perubahan dan kuatnnya dampak globalisasi yang membuat kondisi saat ini mengakibatkan dampak negatif terhadap cara pandang masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ironisnnya rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak bisa mengenali dirinya sendiri, sehingga budaya-budaya atau nilai-nilai yang datang dari luar yang kurang cocok dengan kehidupan bermasyarakat kita dengan gampangnya masuk dan menjadi kewajiban bagi kaum muda untuk meniru budaya-budaya atau nilai-nilai dari luar tadi, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanamkan sejak dahulu dalam hati para leluhur dinilai using atau kuno. Menurut Sihombing [1984:13] menjelaskan aspek demokrasi khususnya dalam tingkah laku politik mempunyai pengaruh terhadap perwujudan demokrasi Pancasila.

Penanaman nilai-nilai demokrasi ini harus dimulai sejak dini, utamanya adalah dimulai dari lingkungan pendidikan sekolah. Mengingat demokrasi bangsa Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan, dan kebanyakan masyarakat Indonesia tidak tahu atau bahkan lupa akan konsep demokrasi yang sesungguhnya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 4 ayat 1 menjelaskan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa”.

Pendidikan demokrasi dalam dunia pendidikan harus selalu di tanamkan kepada seluruh peserta didik melalui pendidikan kewarganegaraan, agar kualitas demokrasi di Indonesia menjadi baik. Menurut Winarno [2014:3], pendidikan demokrasi dikemas dalam wujud pendidikan kewarganegaraan. Turunnya moral bangsa tidak bisa dibiarkan begitu saja karena hal itu akan merusak moral bangsa. Upaya yang bisa dilakukan dalam menanggulangi masalah ini antara lain melalui pendidikan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Salah satu jenjang pendidikan yang harus dan wajib untuk menanggulangi turunnya moral bangsa adalah jenjang sekolah menegah atas [SMA]. Al-Fandi [2017:5] menjelaskan pendidikan adalah sarana penting dalam membangun peradaban manusia. Sekolah menegah atas merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menjadi wadah pengembangan ilmu-ilmu yang di dapat dari jenjang pendidikan yang di bawahnya. Jenjang pendidikan SMA juga banyak pendidikan formal maupu non formal yang menjadi pengembangan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup untuk melahirkan generasi-generasi penerus bengsa dan Negara yang berdasarkan Pancasila. Di dunia pendidikan memberi banyak manfaat kepada para siswanya untuk bisa memahami nilai demokrasi lebih dalam melalui berbagai mata pelajaran yang diperoleh di dalam proses belajar mengajar di sekolah, dan bisa mengerti mengenai nilai Pancasila dalam lingkungan sekolah contohnya dalam istilah 5S di sekolah yaitu salam, sapa, senyum, sopan, santun yang mengajarkan tata cara bermasyarakat di lingkungan sekolah.

Penanaman nilai demokrasi dalam seorang siswa bisa dilakukan oleh sekolah. Hal ini merupakan kewajiban sekolah untuk mendidik siswa. Penanaman nilai demokrasi bisa dilakukan di dalam kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Tetapi sering berkembangnya jaman sering kali dirasakan kurang. Menurut Alfian [1986:61], menjelaskan prospek pertumbuhan Demokrasi Pancasila amat tergantung pada kemampuan Indonesia menyelesaikan proses itu.  Oleh sebab itu dalam rangka untuk mengaplikasikan nilai demokrasi yang telah diajarkan maka sekolah berkewajiban memberikan sarana kepada siswa berupa organisasi-organisasi. Organisasi ini bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa untuk lebih bersifat demokratis, menghargai sesama dan bertanggung jawab sehingga diharapkan berguna sebagai bekal dasar siswa nantinya dalam menjalani kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu organisasi siswa dalam sekolah yang sangat menerapkan nilai demokratis yaitu OSIS, OSIS merupakan salah satu organisasi yang dapat melaksanakan nilai demokrasi di sekolah karena osis merupakan dalam lingkungan sekolah dan berada dalam pengawasan pihak sekolah.

Penanaman nilai demokrasi melalui OSIS dengan melaksanakan nilai-nilai atau budaya demokrasi pada setiap kegiatan OSIS misalnya dapat diterapkan pada saat pemilihan ketua OSIS, pada saat kegiatan rapat OSIS, pada saat pembagian tugas dalam anggota OSIS dan banyak kegiatan OSIS lainnya. OSIS merupakan kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan di luar jam biasa dan dapat dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah guna bertujuan memperluas pengertahuan siswa. Para siswa di sekolah selain menjadi calon pemimpin bangsa, juga harus menjadi contoh terdepan dalam penerapan nilai-nilai demokrasi di dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat agar dapat di contoh dengan baik sifat sifat toleransi yang terdapat pada nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan mereka. Menurut Sihombing [1984:31], menjelaskan karena Pancasila menempatkan keselarasan antara perorangan dan masyarakat lingkungan, maka harus dapat berkembang penghargaan terhadap hak-hak pribadi dengan segala kesempatan untuk mengembangkan kepribadian dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Rasa toleransi yang diajarkan di sekolah akan memberi siswa rasa kebersamaan, kerukunan, rasa gotong royong dan berjiwa sosial dalam kehidupan di dalam maupun di luar sekolah sebagai tempat pembelajaran sebelum terjun ke masyarakat. Pendidikan merupakan hak setiap warga Indonesia agar memperoleh bimbingan yang benar. Penanaman nilai demokrasi sangat penting di tanamkan pada sekolah menegah atas. Penanaman nilai demokrasi akan mengajarkan anak untuk berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila salah satunya sila ke lima. Nilai-nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan nilai-nilai Pancasila kepada siswa SMA akan membuat perilaku peserta didik sesuai dengan pengamalan Pancasila. Perilaku adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia yang dapat diamati dengan cara tertentu.

Pemahaman peserta didik SMA pada nilai demokrasi sangat penting di lingkungan sekolah, dengan memiliki pemahaman  yang baik akan perilaku sesuai nilai-nilai yang terkadung dalam nilai-nilai demokrasi. Beberapa perilaku yang sebelum tidak sesuai dengan pengamalan nilai-nilai oleh siswa akan sedikit berkurang apabila siswa tersebut memiliki pemahaman yang bagus. Salah satu organisasi siswa di SMA Negeri 1 Purwosari yaitu OSIS untuk bisa menanamkan nilai-nilai demokrasi di semua anggota OSIS. Alasan memilih SMA Negeri 1 Purwosari sebagai tempat penelitian karena belum ada penelitian karena berdasarkan informasi belum ada penelitian mengenai penerapan nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di sekolah ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: [1] Menjelaskan nilai demokrasi yang ada dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, [2] Menjelaskan penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, [3] Menjelaskan faktor pendorong dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, [4] Menjelaskan kendala penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, [5] Menjelaskan upaya mengatasi kendala penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Purwosari Kabupaten Pasuruan. Pendekatan dan jenis penelitian ini menggunakan kualitatif dekskriptif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata yang disusun dalam kalimat, misalnya kata-kata dalam wawancara informan.. Sumber data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, alur analisis data yang dilakukan menggunakan model analisis interaktif, seperti yang diungkapkan oleh Huberman [1992:16], yaitu proses analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses analisis data tersebut dilakukan dalam 4 [empat] tahap, yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan objek penelitian di OSIS SMA Negeri 1 Purwosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan  Jawa Timur. Alasan objek penelitian dilakukan oleh peneliti ini adalah terdapat relevansi antara Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan dengan fokus penelitian yang diambil yaitu Penanaman Nilai Demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari.

BAHASAN

Pada bagian ini dijelaskan secara spesifik mengenai ; [a] Menjelaskan nilai demokrasi yang ada dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari; [b] Menjelaskan penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari; [c] Menjelaskan faktor pendorong dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari; [d] Menjelaskan faktor kendala dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari; [e] Menjelaskan upaya mengatasi kendala penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari

Nilai Demokrasi yang ada dalam Kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari

Pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah mufakad dikembangkan dalam setiap kegiatan OSIS sebagai wujud nilai demokrasi. Pengambilan keputusan u tuk mencapai mufakad sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan OSIS maupun kegiatan-kegiatan lain, dengan pengambilan keputusan secara bersama akan mendapatkan hasil yang terbaik bagi seluruh anggota. Sama hal nya di setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari selalu mengedepankan cara bermusyawarah agar pengambilan keputusan  secara bersama dan disetujui bersama agar memperoleh hasil kegiatan yang disetujui bersama oleh semua anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari.

Persatuan dan solidaritas dikembangkan dalam setiap kegiatan OSIS sebagai wujud nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi yang termasuk Persatuan adalah suatu yang menunjukkan sikap kebersamaan wujud yang hanya satu dan utuh, rasa kesatuan bangsa indonesia dalam satu jiwa bangsa seperti yang dicantumkan dalam sila Pancasila ke 3 yaitu persatuan bagi seluruh rakyat indonesia. Rasa persatuan juga selalu dilakukan dalam setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Sama halnya dengan rasa persatuan, rasa solidaritas juga selalu diterapkan dalam setiap kegiatan OSIS untuk mempersatukan setiap anggota yang berbeda-beda dalam segi agama, budaya, dan bahasa agar bisa selalu berjalan bersama dalam setiap kegiatan apapun untuk mempererat setiap anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari.

Kekeluargaan dan gotong royong merupakan suatu sikap yang selalu di junjung tinggi dalam nilai demokrasi. Kekeluargaan di dalam keanggotaan OSIS juga selalu diterapkan dalam hal apapun untuk selalu menjaga rasa persaudaraan di dalam setiap anggota OSIS. Kekeluargaan merupakan asas penting yang banyak diterapkan di berbagai tempat, aspek, organisasi, sama hal nya di setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Sama halnya dengan rasa kekeluargaan, rasa gotong royong juga bisa mempererat rasa persaudaraan dalam setiap anggota OSIS untuk melakukan kegiatan apapun  dengan rasa gotong royong. Dengan gotong royong diharapkan seluruh anggota OSIS bisa melakukan kegiatan dengan cepat dan mudah untuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam setiap kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Purwosari.

Rasa keadilan pada prinsipnya menghasilkan kesadaran akan nilai buah dari keselarasan dan keseimbangan diantara semua pihak untuk menikmati kesempatan berperan atau fasilitas yang menjadi haknya. Rasa keadilan pada umumnya muncul dari sanubari kita apabila justru dirasa ada sesuatu yang kurang pada tempatnya. Hal itu yang harus dilakukan oleh OSIS SMA Negeri 1 Purwosari di dalam setiap melakukan kegiatan apapun. Rasa keadilan yang terolah leboh jauh akan menjadi kesadaran bagi seluruh anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari agar selalu menerapkan keadilan dalam setiap keputusan yang diambil untuk mendapatkan hasil yang benar bagi seluruh anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari.

Karakter bertoleransi merupakan karakter dalam berbangsa dan bernegara di indonesia, hal ini dapat diartikan sebagai suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok maupun individu. Dalam kehidupan bermasyarakat hal ini dapat dicerminkan dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Sikap toleransi ini dapat diwujudkan dengan tujuan untuk menghindari terjadinya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam masyarakat. Istilah toleransi mencangkup banyak bidang, salah satunya toleransi beragama dengan tujuan menghormati dan menghargai agama lain. Sikap toleransi yang dicerminkan dalam kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Purwosari berorientasi untuk memberikan penanaman karakter saling tolong menolong antar sesama tanpa memandang suku, agama, ras dan antar golongan.

Penunjukan wakil melalui kegiatan pemilu merupakan salah satu proses untuk mengembangkan diri peserta didik melalui pendidikan demokrasi berupa pengetahuan, kesadaran sikap, ketrampilan, dan kemauan serta untuk mengembangkan diri untuk turut aktif dalam berpartisipasi politik di dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Demokrasi sejatinya merupakan lingkup dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, bahkan demokrasi turut hadir dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini juga dijelaskan melalui penunjukan wakil melalui pemilu. Dalam berdemokrasi penunjukan wakil melalui pemilu merupakan salah satu unsur demokrasi yang selalu dilakukan agar memperoleh hasil secara bersama tanpa adanya konflik yang terjadi akibat perbedaan pendapat atau perbedaan pilihan. Siswa merupakan bagian dari generasi muda dan merekalah sebagai penerus perjuangan bangsa.

Berdasarkan uraian diatas mengenai pengambilan keputusan sedapat  mungkin didasarkan atas musyawarah mufakad sesuai dengan pernyataan Pamudji [1985:12-17] menjelaskan bahwa dalam demokrasi Pancasila terdapat aspek penting yang menjadi isi atau esensi dari demokrasi Pancasila. Dalam aspek tersebut terkandung nilai-nilai demokrasi Pancasila. Nilai-nilai tersebut adalah: [a]pengambilan keputusan sedapat mungkin  didasarkan atas musyawarah untuk mufakat; [b] persatuan dan solidaritas; [c] kekeluargaan dan kegotong royongan; [d] keadilan; [e] terciptanya negara kebudayaan; [f] penunjukan wakil rakyat melalui pemilu. Jadi pengambilan musyawarah dalam setiap kegiatan OSIS sesuai dengan penyataan Pamudji dikarenakan setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari selalu mengedepankan musyawarah untuk memperoleh mufakat dalam setiap keputusan.

Penanaman Nilai Demokrasi dalam Kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari

Penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari dilakukan dengan cara mewujudkan nilai-nilai demokrasi diwujudkan dalam setiap kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Purwosari secara konkrit, agar di dalam OSIS tetap menjaga kekompakan dan selalu mengedepankan nilai-nilai demokrasi dalam menunjang kegiatan OSIS yang berlandaskan demokrasi. Melalui kegiatan OSIS yang selalu menanamkan nilai demokrasi ini, juga melatih dan mengembangkan karakter anggota OSIS tentang rasa kekeluargaan, saling toleransi, selalu bermusyawarah dan selalu gotong royong di setiap kegiatan, akan berpengaruh baik dengan prilaku anggota OSIS di masa depan. Melalui pendidikan demokrasi dilaksanakan melaui kegiatan OSIS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winataputra [2002:7] menyatakan bahwa: “warga negara yang demokratis tidak dilahirkan, melainkan diciptakan [dibuat] dalam proses  sosialisasi”. Demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari kaitannya dengan penanaman nilai demokrasi yang sarat dengan adanya partisipasi individu dalam kehidupan bernegara, maka OSIS selaku objek yang mampu melakukan penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari selalu menanamkan nilai demokrasi di setiap kegiatan agar mereka tetap solid dalam mensukseskan kegiatan OSIS

Proses pengembangan nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari sebagian sudah cukup baik, karena di dalam internal OSIS SMA Negeri 1 Purwosari selalu menggunakan cara aktif yaitu dengan melakukan koordinasi dengan Pembina OSIS serta melakukan upaya persuasif untuk mendekatkan antar anggota OSIS. Seperti halnya melakukan pendekatan secara individu antara anggota OSIS dengan pembina OSIS, sehingga proses pengembangan nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari terjalin dengan lancar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syarbaini [2006:120] menjelaskan yang paling utama dalam menentukan berlaku sistem demokrasi di suatu negara ialah ada atau tidak tentang asas-asas demokrasi pada sistem, yaitu:

[1] Pengakuan hak-hak asasi manusia sebagai penghargaan terhadap martabat manusia dengan tidak melupakan kepentingan umum;

[2] Adanya partisipasi dan dukungan rakyat kepada pemerintah. Jika dukungan rakyat tidak ada, sulitlah dikatakan bahwa pemerintah itu adalah suatu pemerintahan demokrasi.

Pengaruh dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari untuk anggota OSIS sendiri sangat baik, karena sebagian besar kegiatan OSIS semua mengandung unsur nilai demokrasi. Sehingga mereka bisaa belajar tentang cara berdemokrasi yang baik dan juga mereka diharapkan bisa menjadi contoh bagi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari maupun seluruh masyarakat di wilayahnya sendiri.

Faktor Pendorong Penanaman Nilai Demokrasi dalam Kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari

Secara umum faktor pendorong penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari terbagi menjadi lima faktor, yaitu:

[1] antusiasme anggota OSIS dalam mengikuti kegiatan,

[2] kerja sama dengan ekstrakulikuler lain,

[3] kewajiban pendidikan kewarganegaraan,

[4] dukungan pihak sekolah,

[5] dukungan orang tua. Apabila dijabarkan faktor pendorong penanaman nilai demokrasi yang ada dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari adalah sebagai berikut:

Berbagai kegiatan OSIS yang berhubungan tentang nilai demokrasi membuat setiap anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari memiliki rasa antusias dalam setiap kegiatan apapun. Hal tersebut terbukti dalam hasil observasi peneliti yang menggambarkan tentang semangat dan antusiasnya anggota OSIS dalam melakukan kegiatan, apalagi kegiatan tersebut dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak OSIS sendiri. Sehingga rasa terbiasa dan ikhlas dalam menjalani tugas menjadi rasa antusiasme dalam setiap melakukan kegiatan apapun.

Faktor pendorong penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari yang kedua adalah kerja sama dengan ekstrakulikuler lain, rasa kekeluargaan dan kerja sama terjalin antara OSIS dengan ekstrakulikuler lain yang di miliki oleh SMA Negeri 1 Purwosari. Sehingga di setiap kegiatan yang dilakukan antara OSIS dengan ekstrakulikuler lain selalu berjalan dengan baik. Rasa persaudaraan yang terjalin di lingkungan SMA Negeri 1 Purwosari membuat OSIS sering bekerja sama melakukan kegiatan secara bekerja sama, hal ini menciptakan nilai demokrasi yaitu toleransi dan gotong royong.

Faktor pendorong penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari yang ketiga adalah kewajiban pendidikan kewarganegaraan, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menjadi pembelajaran yang selalu mengajarkan tentang penanaman nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga seluruh anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana cara berdemokrasi di dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu yang membuat OSIS SMA Negeri 1 Purwosari selalu menerapkan nilai demokrasi dalam setiap kegiatan agar bisa menerapkan langsung tentang nilai demokrasi dalam lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nasution [2011:3] mengatakan bahwa demokrasi merupakan cara, alat, proses, nilai-nilai, norma-norma yang harus menjiwai dan mencerminkan keseluruhaan proses kehidupan kita yang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

Setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari selalu di dukung oleh pihak sekolah, baik itu di dukung melalui pembiayaan dana maupun di dukung fasilitas untuk melakukan setiap kegiatan OSIS. Hal ini yang membuat pendorong bagi OSIS untuk tetap melakukan kegiatan apapun asalkan kegiatan tersebut berguna bagi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari, sehingga menciptakan keadilan bagi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari.

Orang tua menjadi alasan utama seluruh anggota OSIS melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga seluruh anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari mendapatkan dukungan dari orang tua mereka dan para orang tua seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari untuk melakukan penanaman nilai demokrasi dalam setiap kegiatan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Hal tersebut yang membuat dukungan dari orang tua menjadi faktor pendorong dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari.

Faktor pendorong penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari merupakan suatu yang perlu dikembangkan secara efektif, dalam pelaksanaannya penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari sesuai dengan pernyataan Beane [dalam Rosyada, 2004:16] mengemukakan bahwa kondisi yang sangat perlu dikembangkan dalam upaya membangun sekolah demokratis ialah sebagai berikut:

[1] Keterbukaan saluran ide dan gagasan, sehingga semua orang bisa menerima informasi seoptimal mungkin;

[2] Memberikan kepercayaan kepada individu-individu dan kelompok dengan kapasitas yang mereka miliki untuk menyelesaikan berbagai persoalan sekolah;

[3] Menyampaikan kritik sebagai hasil analisis dalam proses penyampaian evaluasi terhadap ide-ide, problem-problem  dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan sekolah;

[4] Memperlihatkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain dan terhadap persoala-persoalan publik;

[5] Ada kepeduliaan terhadap harga diri, hak-hak individu dan hak-hak minoritas;

[6] Pemahaman bahwa demokrasi yang dikembangkan belum mencerminkan demokrasi yang diidealkan, sehingga demokrasi harus terus dikembangkan dan bisa membimbing keseluruhan hidup manusia;

[7] Terhadap sebuah institusi yang dapat terus mempromosikan dan mengembangkan cara hidup demokratis.

Kendala Penanaman Nilai Demokrasi dalam Kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari

Penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari akan efektif jika semua anggota OSIS mendukung penuh setiap kegiatan OSIS baik itu di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Anggota OSIS diharapkan tidak menuntut OSIS untuk memberikan suatu penghargaan untuk setiap anggota OSIS karena kegiatan-kegiatan OSIS untuk kepentingan seluruh anggota OSIS maupun seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari. Seluruh anggota OSIS juga diharapkan dapat mendukung penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari seperti mewajibkan pada seluruh anggota OSIS untuk ikut membuat kegiatan OSIS.

Pelaksanaan kegiatan OSIS yang bekerja sama dengan ekstrakulikuler lain akan efektif jika hubungan antara anggota OSIS dengan anggota ektrakulikuler lain berjalan dengan baik. Anggota OSIS diharapkan sering menjalin komunikasi dengan ekstrakulikuler yang berada di SMA Negeri 1 Purwosari, karena akan memperkuat rasa solidaritas antara seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari dalam melakukan kegiatan apapun terutama di penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari.

Persamaan waktu yang sering terjadi dengan waktu pelajaran akan membuat penanaman nilai demokrasidalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari tidak efektif, karena setiap anggota diharuskan untuk memilih salah satu dimana ikut kegiatan OSIS atau mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dalam hal ini OSIS SMA Negeri 1 Purwosari diharapkan melakukan setiap kegiatan apapun di luar waktu efektif sekolah, sehingga tidak menggangu proses belajar dan pembelajaran di kelas. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya anggota OSIS yang tidak bisa hadir untuk mengikuti kegiatan karena lagi mengikuti proses belajar dan pembelajaran di kelas.

Penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari akan efektif apabila sekolah menfasilitasi penuh setiap kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Purwosari baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Sekolah diharapkan memenuhi kebutuhan dalam setiap kegiatan OSIS untuk mempermudah dan mendukung setiap kegiatan OSIS, agar setiap kegiatan OSIS tidak mengalami kendala yang berarti. Hal tersebut dapat dibuktikan dari ruangan OSIS yang belum bisa dikatakan layak untuk menampung seluruh anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari dan kurangnya ruangan untuk melakukan kegiatan rapat mingguan OSIS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Al-Fandi [2017:5] menjelaskan Pendidikan adalah sarana penting dalam membangun peradaban manusia.

Faktor lingkungan di luar sekolah yang kurang baik akan mempengaruhi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari tanpa kecuali anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari dalam proses kulikuler maupun ekstrakulikuler di sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari yang terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik, seperti sering tidak masuk sekolah, merokok, dan memakai kendaraan yang tidak standart. Hal ini juga pasti akan berpengaruh kepada OSIS SMA Negeri 1 Purwosari dalam melakukan penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zamroni [2001:9] mengatakan pendidikan yang demokratis harus memiliki tujuan menghasilkan lulusan yang mampu berpatisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu mempengaruhi pengambilan keputusan publik.

Berdasarkan paparan temuan di atas telah sesuai dengan penjelasan Budiarjo [2007:50] Demokrasi sangat penting dalam masyarakat karena dengan berdemokrasi dapat diketahui bagaimana suatu masyarakat menjalankan perannya, akan tetapi pemaknaan tentang demokrasi lebih penting untuk masa sekarang, sehingga secara sederhana demokrasi dapat diartikan sebagai kedaulatan ditangan rakyat. Tidak dipungkiri adanya hambatan atau kendala yang dihadapi dalam berdemokrasi di negara selalu ada, namun hal tersebut harus didukung oleh penyediyaan sarana-sarana yang diperlukan untuk pengembangan secara normanl baik materil, moral, dan spiritual. 

Upaya Mengatasi Kendala Penanaman Nilai Demokrasi dalam Kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari

Pihak sekolah selaku pembina OSIS sudah membimbing anggota OSIS dan megajari tentang cara berdemokrasi yang baik menurut nilai-nilai demokrasi agar para anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari yang kurang kesadarannya tentang demokrasi menjadi mengerti tentang demokrasi, sehingga bisa menerapkan dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari.

Dalam peningkatan dari setiap kegiatan OSIS yang bekerja sama dengan ekstrakulikuler yang berada di SMA Negeri 1 Purwosari, menjalin hubungan yang baik antara seluruh anggota OSIS dengan anggota ekstrakulikuler lain sudah dilakukan. Tujuannya agar antara siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari tetap menjaga sikap solidaritas dan kerukunan dalam setiap kegiatan apapun yang berada di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abraham Lincoln [dalam Untari, 2006:28] mendefinisikan “demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”.

OSIS SMA Negeri 1 Purwosari sudah merencanakan kegiatan-kegiatan mendatang dan mengubah waktu yang bersamaan dengan jam efektif sekolah diganti di luar jam efektif sekolah, tujuannya agar tidak mempersulit anggota OSIS dalam mengikuti pelajaran di kelas dengan mengikuti kegiatan OSIS di luar kelas, sehingga penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari akan berjalan dengan efektif tanpa adanya kendala dalam setiap anggota OSIS.

OSIS SMA Negeri 1 Purwosari telah mengajukan ke pihak sekolah untuk memberikan penambahan sarana dan prasarana bagi OSIS untuk meningkatkan kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. OSIS meminta agar diberikan ruangan yang cukup agar bisa menampung seluruh kegiatan OSIS dan menunjang kinerja OSIS. Hasilnya pun masih kurang maksimal dan upaya tersebut dirasa perlu adanya perbaikan untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

Lingkungan masyarakat yang kurang baik menjadi faktor kendala dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, sehingga pihak sekolah selaku pembina OSIS telah mengajarkan kepada seluruh anggota OSIS agar menjauhi kegiatan-kegiatan warga yang kurang baik, seperti pergaulan bebas, merokok dan narkoba. Agar tidak menggangu proses belajar dan pembelajaran disekolah maupun proses kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari.

Dalam menghadapi hambatan yang ada SMA Negeri 1 Purwosari memang harus dituntut mencari solusi terbaik, agar kegiatan penanaman nilai demokrasi di OSIS SMA Negeri 1 Purwosari berjalan sebagaimana mestinya dan dilaksanakan secara optimal. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III pasal 4 ayat 1 menjelaskan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa”. Kewenangan yang disebutkan diatas berdasarkan temuan penelitian telah sesuai dengan terlaksananya pemanfaatan yang dilakukan dengan baik oleh SMA Negeri 1 Purwosari dalam mengatasi kendala dalam penanaman nilai demokrasi di SMA Negerei 1 Purwosari, yakni;

[1] lebih menekan lagi kesadaran anggota OSIS tentang demokrasi,

[2] menjalin komunikasi yang baik dengan ekstrakulikler lain,

[3] membuat waktu yang berbeda dengan waktu pelajaran,

[4] pengajuan sarana dan prasarana,

[5] menghindari lingkungan masyarakat yang kurang baik.

SIMPULAN  DAN SARAN

Berdasarkan uraian informasi pada bagian bahasan, berikut ini disajikan simpulan dan saran yang linier dengan informasi tersebut.

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan mengenai penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, dapat ditarik kesimpulan dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut, seperti yang di bawah ini

[1] Nilai demokrasi yang ada dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari terdiri dari musyawarah mufakat, persatuan dan solidaritas, kekeluargaan dan gotong-royong, keadilan, toleransi, perwakilan. Pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah mufakat merupakan suatu nilai yang dimiliki oleh setiap individu sebagai kelompok untuk memperoleh kesepakatan bersama. Persatuan dan solidaritas merupakan suatu rasa yang terkandung adanya perbedaaan-perbedaan yang biasa terjadi didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga menjadi daya tarik  dalam bekerja sama antar individu. Kekeluargaan dan gotong royong merupakan suatu rasa cinta dan kasih sayang, saling mencintai dan menyayangi, saling mengasihi dan melindungi kebersamaan, serta memiliki rasa tanggung jawab bersama. Keadilan merupakan rasa yang didalamnya mengandung makna tentang mengatur hak yang adil tanpa ada unsur paksaan dan tidak menggungulkan satu dengan yang lainnya. Toleransi merupakan suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok maupun antarindividu untuk menghindari terjadinya diskriminasi antar golongan. Perwakilan merupakan suatu cara untuk memilih perwakilan dari kelompok atau individu secara votting untuk menghindari terjadinya perbedaan pendapat;

[2] Penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari terdiri dari, penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari dilakukan dengan cara mewujudkan nilai-nilai demokrasi dalam setiap kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Purwosari, sehingga OSIS SMA Negeri 1 Purwosari selalu menerapkan nilai-nilai demokrasi di dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari dengan aktif melakukan koordinasi antara pihak sekolah dengan seluruh anggota OSIS untuk selalu mengawasi setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, agar setiap penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari berjalan dengan baik dalam melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan pengaruh dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari sangat baik  karena setiap nilai-nilai demokrasi sangat bermanfaat bagi kehidupan anggota OSIS di dalam lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, sehingga mereka bisa menanamkan nilai demokrasi dalam setiap kegiatan apapun, baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah;

[3] Faktor pendorong terkait dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari yaitu antusiasme anggota OSIS dalam mengikuti kegiatan, rasa antusias ini diharapkan dipunyai seluruh anggota OSIS untuk di setiap kegiatan penanaman nilai demokrasi di OSIS SMA Negeri 1 Purwosari. Selain itu faktor pendorong dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari ada kerja sama dengan ekstrakulikuler lain, kerja sama yang baik antara OSIS SMA Negeri 1 Purwosari dengan ekstrakulikuler di SMA negeri 1 Purwosari akan berdampak baik di setiap penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Faktor pendorong selanjutnya adalah kewajiban pendidikan kewarganegaraan, dalam kegiatan kulikuler di sekolah mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menjadi salah satu pendorong dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari untuk selalu memperkenalkan nilai-nilai demokrasi bagi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari termasuk anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari. Selajutnya faktor pendorong dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS adalah dukungan dari pihak sekolah, dalam hal ini dukungan pihak sekolah sangat penting untuk kelancaran di setiap kegiatan OSIS, sehingga dapat mendorong penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari. Sama halnya dengan dukungan dari pihak sekolah, dukungan dari orang tua juga menjadi pendorong dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari sehingga untuk seluruh anggota OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari dapat melakukan kegiatan apapun tanpa ada larangan dari orang tua anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari ;

[4] Kendala dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari terkait masalah kurangnya kesadaran anggota OSIS tentang pentingnya nilai-nilai demokrasi, anggota OSIS hanya mengetahui kegiatan OSIS tanpa mengetahui kegiatan tersebut mengandung nilai demokrasi atau tidak. Hambatan juga datang dari kurangnya komunikasi dengan ekstrakulikuler lain, dalam hal ini kegiatan OSIS yang bekerja sama dengan ekstrakulikuler lain akan terganggu apabilai antara anggota OSIS dengan anggota ekstrakulikuler tersebut tidak memiliki komukasi yang baik. Hambatan selanjutnya persamaan waktu kegiatan OSIS dengan waktu pelajaran, kegiatan OSIS akan terganggu apabila waktu pelaksanaan kegiatan OSIS bersamaan dengan waktu belajara mengajar di kelas. Selanjutnya kurangnya sarana dan prasarana yang menjadi kendala dari penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, dalam hal ini pihak sekolah seharusnya menfasilitasi seluruh saran dan prasarana untuk semua kegiatan OSIS. Hambatan yang terakhir dalam penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari yaitu lingkungan masyarakat yang kurang baik, sehingga akan menggangu atau mempengaruhi siswa-siswi SMA Negeri 1 Purwosari termasuk anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari dalam berprilaku dalam sekolah maupun di luar sekolah. Akibatnya akan menggangu proses kegiatan di sekolah;

[5] Upaya mengatasi kendala penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari terkait masalah kurangnya kesadaran anggota OSIS dengan lebih menekankan lagi kesadaran anggota OSIS tentang demokrasi, sehingga setiap anggota OSIS akan memahami betul tentang nilai-nilai demokrasi di dalam setiap kegiatan OSIS. Upaya selanjutnya terkait kurangnya komunikasi dengan ekstrakulikuler lain dengan menjalin komunikasi yang baik dengan ekstrakulikuler lain, sehingga diharapkan seluruh anggota OSIS untuk tetap menjaga hubungan yang baik bagi seluruh anggota ekstrakulikuler lain yang berada di SMA Negeri 1 Purwosari. Upaya selajutnya dalam persamaan waktu kegiatan OSIS dengan waktu pelajaran yaitu dengan membuat waktu kegiatan yang berbeda dengan waktu mata pelajaran, sehingga diharapkan untuk seluruh anggota OSIS tidak terggangu dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Upaya selanjutanya dalam kurangnya sarana dan prasarana yaitu dengan pengajuan sarana dan prasarana di sekolah, karena OSIS juga memiliki hambatan dalam kegiatan mereka yaitu kurangnya sarana dan prasarana sehingga diharapkan dengan mengajukan kepada pihak sekolah sarana dan prasarana, pihak sekolah mampu untuk memenuhi pengajuan tersebut. Upaya yang terakhir dalam penanaman nilai demokrasi terkait lingkungan masyarakat yang kurang baik yaitu dengan menghindari lingkungan masyarakat yang kurang baik, sehingga diharapkan untuk seluruh anggota OSIS untuk tetap menjadi contoh yang baik bagi lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai penanaman nilai demokrasi dalam kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari, maka peneliti dapat memberikan saran dari kegiatan penelitian yang telah peneliti lakukan tersebut, diantaranya, yaitu

[1] Bagi SMA Negeri 1 Purwosari hendaknya mendukung penuh kegiatan OSIS SMA Negeri 1 Purwosari untuk selalu melakukan penanaman nilai demokrasi dalam setiap kegiatan OSIS;

[2] Bagi anggota OSIS SMA Negeri 1 Purwosari hendaknya selalu menanamkan nilai demokrasi dalam setiap kegiatan OSIS di SMA Negeri 1 Purwosari maupun kegiatan di luar SMA Negeri 1 Purwosari;

[3] Bagi mahasiswa Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada calon peneliti lain untuk melakukan penelitian tentang Penanaman nilai demokrasi.

DAFTAR RUJUKAN

Al-Fandi, Haryanto. 2017. Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Alfian. 1986. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta:  PT. Gramedia.

Budiarjo, Miriam. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pamudji, S. 1985. Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional. Jakarta: PT Bina Aksara.

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Prenada Media.

Sihombing, Frans Bona. 1984. Demokrasi Pancasila dalam Nilai-Nilai Politik. Jakarta: Erlangga.

Syarbaini, Syahriah. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Untari, Sri. 2006. Ilmu Pemerintahan . Malang: Universitas Negeri Malang.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2 tentang kebebasan beragama, [Pemerintahandiindonesia.blogspot.com/.../isi-pasal-29-uud-1945-tentang-kebebasan.html],diakses pada tanggal 18 November 2018.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, [Kelembagaan, Ristekdikti.go.id/wp.../UU_no_20_th_2003.pdf], diakses pada tanggal 20 November 2018.

Winarno. 2014. Paradigma baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Winatapura, Udin. 2002. Materi dan Pembelajaran Pkn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zamhroni. 2001. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Biograf Publishing.

Video yang berhubungan