Sebutkan empat faktor yang menyebabkan kemajuan islam pada abad klasik

Photobucket.com/ca

Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

Rep: Yusuf Assidiq Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Salah satu unsur kejayaan peradaban Islam adalah sains dan teknologi. Bidang ini mengalami beberapa fase, mulai dari kemunculannya, penyebaran, kemajuan, hingga kemunduran. Untuk menunjukkan kemajuan sains dan teknologi Islam pada masa keemasannya, cukuplah kiranya menyebut nama-nama, seperti Jabir bin Hayyan, al-Kindi, al-Khawarizmi, ar-Razi, al-Farabi, at-Tabari, al-Biruni, Ibnu Sina, dan Umar Khayyam. Tak seorang pun, baik di Timur ataupun di Barat, yang meragukan kualitas keilmuan mereka. Lantas, apa faktor-faktor yang menunjang kemajuan sains dan teknologi Islam pada masa lalu itu? Dalam pendahuluan buku Teknologi dalam Sejarah Islam, Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill mengutarakan tujuh faktor kemajuan sains dan teknologi Islam. Ketujuh faktor itu adalah agama Islam, pemerintah yang berpihak pada ilmu pengetahuan, bahasa Arab, pendidikan, penghormatan kepada ilmuwan, maraknya penelitian, dan perdagangan internasional. Pertama adalah agama Islam. Menurut Al-Hassan dan Hill, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini memberikan dorongan yang sangat kuat kepada umatnya untuk melakukan pencapaian-pencapaian di bidang sains dan teknologi. Alquran memerintahkan umat Islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surah Arrum [30] ayat 22; Albaqarah [2] ayat 164; Ali Imran [3] ayat 190-191; Yunus [10] ayat 5; dan al-An'am [6] ayat 97. Firman Allah SWT juga sering disertai pertanyaan afala ta'qilun dan afala tatafakkarun (tidakkah kamu sekalian berpikir). Di samping itu, Islam telah menyatukan seluruh umatnya yang menyebar dari Cina hingga Samudra Atlantik di bawah pengaruh satu bahasa dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, semua orang bebas mengembara ke berbagai kota pusat ilmu pengetahuan, seperti Baghdad, Kairo, Cordoba, dan lain-lain, untuk belajar. Kedua, pemerintah yang berpihak pada ilmu pengetahuan. Howard R Turner dalam Sains Islam yang Mengagumkan mengatakan bahwa pencapaian di bidang sains dan teknologi sudah menjadi ciri-ciri umum semua dinasti Islam, baik itu dinasti kecil maupun besar. Hampir di setiap kota Islam, ketika itu, terdapat gerakan Arabisasi dan penerjemahan. Di samping itu, juga didirikan akademi-akademi, observatorium, dan perpustakaan. Ketiga, bahasa Arab. Sejak awal pemerintahan Dinasti Umayyah, ilmu pengetahuan dari Yunani dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Menurut Al-Hassan dan Hill, para sultan ketika itu sepenuhnya menyadari bahwa tidak mungkin ilmu pengetahuan berkembang di dunia Islam jika ilmu-ilmu tersebut tertulis dalam bahasa non-Arab. Melalui aktivitas terjemahan itu, ilmu pengetahuan menyebar tidak hanya di kalangan penguasa dan intelektual, tetapi juga di masyarakat awam. Melalui penerjemahan itu pula, muncul banyak istilah sains dan teknologi yang baru dari bahasa Arab. Bahkan, bahasa ini dapat dipakai untuk mengekspresikan istilah-istilah ilmu pengetahuan yang paling rumit sekalipun. Keempat, pendidikan. Untuk memacu laju perkembangan ilmu pengetahuan itu, para khalifah mendirikan sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan perpustakaan. Perpustakaan yang sangat terkenal pada masa Dinasti Abbasiyah bernama Bayt Al-Hikmah (Rumah Kearifan). Perpustakaan ini, seperti dicatat banyak sejarawan Islam, memberikan sumbangan yang penting dalam penerjemahan karya-karya ilmuwan dari Yunani dan India ke dalam bahasa Arab. Salah seorang penerjemah buku-buku matematika dari Yunani adalah Tsabit bin Qurrah (836-901). Kelima, penghormatan kepada ilmuwan. Al-Hassan dan Hill mencatat bahwa para ilmuwan pada era keemasan Islam mendapatkan perhatian yang besar dari kerajaan. Para ilmuwan masa itu dipenuhi kebutuhan finansialnya, bahkan diberi uang pensiun. Kebijakan ini diambil supaya mereka bisa mencurahkan waktu sepenuhnya untuk kegiatan mengajar, membimbing murid, menulis, dan meneliti. Keenam, maraknya penelitian. Kerajaan mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian di berbagai bidang. Salah satu contohnya adalah riset ilmu matematika oleh al-Khawarizmi. Sang ilmuwan telah menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer dan masih tetap digunakan hingga sekarang. Angka nol yang ada saat ini kita kenal merupakan hasil penemuannya. Angka ini dibawa ke Eropa oleh Leonardo Fibonanci dalam karyanya Liber Abaci. Ketujuh, perdagangan internasional. Perdagangan internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antarperadaban dan mempercepat proses kemajuan teknologi. Misalnya, karena maraknya kegiatan dagang antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah teknologi navigasi. Demikian gambaran sekilas perkembangan sains dan teknologi Islam. Al-Hassan dan Hill menggarisbawahi bahwa kemajuan sains dan teknologi umat Islam pada masa itu ditentukan oleh stabilitas politik dan ekonomi. Tak mengherankan bila dengan ketujuh faktor itu, dunia Islam menjadi magnet bagi Barat untuk menggali berbagai ilmu pengetahuan dalam Islam. Mulai dari pertanian, perkebunan, kedokteran, perbintangan, kesehatan, kedokteran, matematika, fisika, dan lain sebagainya. Sayangnya, kemajuan ilmu pengetahuan Islam itu tak berlanjut hingga kini. Sebab, dunia Barat yang mulai menguasai ilmu pengetahuan Islam mengambil celah, bahkan mengancam kekhalifahan Islam yang mulai bermasalah karena persoalan internal.

Serangan bangsa Barbar dari Asia Tengah menjadi salah satu tanda kemerosotan sains dan teknologi Islam. Hal ini disebabkan lemahnya politik dan ekonomi umat Islam di Irak.

  • peradaban islam
  • sains dan teknolog

Sebutkan empat faktor yang menyebabkan kemajuan islam pada abad klasik

Jakarta -

Peradaban Islam memiliki sejarah perkembangan yang sangat panjang. Dikutip dari buku Sejarah Perkembangan Peradaban Islam karya Prof Dr H Syamruddin Nasution, M Ag, sejarah perkembangan peradaban Islam dibagi tiga periode.

"Pertama adalah periode klasik, kedua disebut pertengahan yang ditandai jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M, yang ketiga adalah modern," tulis Syamruddin mengutip dari buku Pengantar Sejarah Muslim karya Nourouzzaman Shiddiqi.

Berikut penjelasan lengkap perkembangan peradaban Islam

A. Periode klasik (650-1258 M)

Era ini adalah masa kemajuan, keemasan, dan kejayaan Islam. Periode ini dibagi menjadi fase ekspansi dan disintegrasi

1. Fase ekspansi, integrasi, dan pusat kemajuan

Masa ini berlangsung pada 650-1000 M dengan daerah penyebaran Islam yang makin luas, melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di bumi bagian barat. Islam juga melalui Persia sampai ke India di bumi sebelah timur.

Di masa inilah perkembangan ilmu pengetahuan, agama, bahasa, dan lain-lain mencapai puncaknya. Era ini juga menghasilkan ulama besar misal Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh.

2. Fase disintegrasi

Era pada kurun waktu 1000 - 1250 M ini mulai mengalami kemunduran. Kekuasaan khalifah menurun, hingga akhirnya Baghdad dirampas dan dihancurkan Hulagu Khan pada tahun 1258 M.

B. Periode pertengahan

Sama seperti sebelumnya, periode ini juga terbagi atas tiga fase. Umat Islam yang mengalami kemunduran, bangit kembali melalui tiga kerajaan besar

1. Fase kemunduran

Tahap ini berlangsung pada 1250-1500 M dengan desentralisasi dan disintegrasi yang makin menguat di masyarakat. Perbedaan antara Sunni dan Syi'ah serta Arab dan Persia semakin nyata.

Dunia Islam terbagi menjadi Arab dan Persia. Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika utara berpusat di Mesir.
Bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah berpusat di Iran.

2. Fase tiga kerajaan besar

Masa yang berlangsung pada 1500 - 1700 M dilanutkan dengan fase kemunduran di 1700 - 1800 M. Tiga kerajaan adalah Utsmani di Turki, Safawi di Persia dan Mughal di India.

Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar masih bisa disaksikan hingga kini. Peninggalan tersebut bisa disaksikan dalam bentuk arsitek di Istanbul, Iran
dan Delhi.

C. Periode modern

Pada periode yang berlangsung mulai 1800 hingga sekarang ini, umat mencari tahu penyebab kejatuhan Islam. Para pemimpin dan pemuka Islam memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam.

Di era sejarah perkembangan peradaban Islam ini, kondisi muslim berbanding terbalik dengan periode klasik. Umat Islam yang awalnya menjadi pusat peradaban, kini kagum pada perkembangan budaya dan kemajuan kelompok masyarakat lain.

Simak Video "Jelang Pertemuan Trilateral Iran-Turki-Rusia, Raisi Sambut Erdogan di Teheran"



(row/erd)

Sebelum masuk ke topik utama, elo sudah tahu belum apa yang dimaksud dengan sejarah peradaban Islam di dunia? Sederhananya sih, sejarah peradaban Islam di dunia merupakan ilmu mengenai perkembangan peradaban Islam dari waktu ke waktu nih, guys. 

Menurut Harun Nasution (1985: 56-68) dan Nuruzzaman Shidiqi (1983: 66-68) sejarah peradaban Islam di dunia itu terbagi menjadi tiga yaitu Periode Klasik (650-1250 M), Periode Pertengahan (1250-1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang). 

Meski kelihatannya ada banyak banget, tapi tenang gue akan bahas ketiga periode ini secara singkat dan jelas supaya elo juga bisa paham. 

So, langsung aja yuk kita masuk ke periode pertama yakni Periode Klasik!

Sejarah Peradaban Islam di Dunia

1. Periode Klasik (650-1250 M)

Periode Klasik dimulai sejak tahun 650 M hingga 1250 M nih, guys. Periode ini terbagi menjadi dua yaitu fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M) dan fase sisintergasi (1000-1250 M). 

A. Fase ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M) 

Peradaban Islam di dunia dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah. 

Saat itu, Nabi tidak hanya menjadi pemimpin agama saja, melainkan juga sebagai pemimpin penduduk kota. Ya, bisa dibilang sih Nabi saat itu menjabat sebagai kepala negara juga. 

Di bawah kepemimpinannya, Islam pun semakin kuat. Ini dibuktikan dari banyaknya peperangan yang dimenangkan oleh kaum muslimin. Bahkan, seluruh semenanjung Arabia telah tunduk di bawah kekuasaan Islam. 

Namun, di tahun 632 M ketika Nabi Muhammad wafat mulai banyak kekacauan yang terjadi nih, guys. Ini dikarenakan setelah wafat, beliau tidak menunjuk siapapun sebagai penggantinya. 

Hingga akhirnya, banyak suku yang melepaskan diri dari kekuasaan Madinah. Bahkan, ada beberapa orang yang menolak agama Islam dan mengaku-ngaku dirinya sebagai Nabi, lho. Selain itu, orang-orang juga banyak banget yang nggak mau bayar zakat. Padahal, selama Nabi masih hidup keadaan Madinah itu damai-damai aja, lho. 

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, pergantian pemimpin pun silih berganti nih, guys. Dimulai dari Abu Bakar Ash-Shiddiq (632-634 M), Umar bin Khattab (634-644 M), Usman bin Affan (644-656 M), dan Ali bin Abi Thalib (656 – 661 M).

Setelah berakhirnya masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, kemudian dilanjutkan oleh Bani Umayyah (661 – 750 M). 

Nah, pada Dinasti Bani Umayyah inilah pemerintahan yang tadinya demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Ibu kota negara pun dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. 

Namun, pada zaman ini juga lah terjadi ekspansi besar-besaran. Beberapa wilayah yang berhasil ditaklukan yakni meliputi Afrika Utara, Palestina, Syria, Spanyol Irak, Persia, Afghanistan, Pakistan, Uzbek, dan beberapa wilayah di Asia. 

Setelah berakhirnya dinasti Bani Umayyah, kemudian digantikan oleh Khilafah Abbasiyah. Kekuasaannya berlangsung dari 750 M hingga 1000 M. 

Pada masa pemerintahan Bani Abbas, ibu kota negara yang tadinya Al-Hasyimiyah pun dipindahkan ke Baghdad. Tujuannya untuk menjaga stabilitas negara. 

Pada masa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan berkembang sangat pesat. Selain itu, banyak juga pembangunan seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, keperluan sosial, dan farmasi. Selain itu, banyak juga nih penerjemah buku-buku yang bermunculan.

Sebutkan empat faktor yang menyebabkan kemajuan islam pada abad klasik
Kubah Batu di Kompleks Masjidil Aqsa yang dibangun Bani Umayyah. (Dok. Wikimedia Commons)

B. Masa Disintegrasi (1000-1250 M)

Oke, lanjut ke masa disintegrasi yang dimulai pada tahun 1000 M hingga 1250 M. 

Masa disintegrasi merupakan masa di mana terjadi perpecahan dan kemunduran politik umat Islam nih, guys. Nggak hanya itu, bahkan kekuatan militer Abbasiyah juga mengalami kemunduran, lho. Beberapa dinasti yang melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad antara lain bangsa Persia, Turki, Kurdi, dan Arab. 

Baca Juga: Sumber Sejarah dan Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)

Nah, sekarang kita masuk ke periode kedua nih, yaitu Periode Pertengahan yang dimulai tahun 1250 M hingga 1800 M. Periode Pertengahan terbagi menjadi dua yaitu Masa Kemunduran I dan Masa Tiga Kerajaan Besar.

A. Masa Kemunduran I (1250-1500 M)

Sesuai dengan namanya Masa Kemunduran I, pada masa ini Islam mulai mengalami kemunduran. Sebab, Genghis Khan yang berasal dari Mongolia sedang gencar-gencarnya nih untuk melakukan ekspansi wilayah, dan salah satu kerajaan yang menjadi target adalah kerajaan Islam.

Hulagu Khan yang merupakan cucu dari Genghis Khan pun ikut melancarkan serangan ke Baghdad. Sehingga banyak khalifah dan sebagian besar penduduk yang meninggal. Nggak hanya Baghdad aja nih, namun daerah-daerah lain seperti Syria dan Persia juga ikut diserang olehnya.

Di samping itu, ternyata di Spanyol juga terjadi peperangan antara dinasti Islam dan raja-raja Kristen. Peperangan ini pun berujung kalahnya dinasti-dinasti Islam. 

Sebutkan empat faktor yang menyebabkan kemajuan islam pada abad klasik
Ilustrasi Hulagu Khan. (Dok. Wikimedia Commons)

B. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M)

Meski telah mengalami kemunduran di fase sebelumnya, di Masa Tiga Kerajaan Besar ini Islam mulai mengalami kemajuan lagi nih, guys. 

Apa saja sih tiga kerajaan besar yang dimaksud? 

Nah, tiga kerajaan yang dimaksud yakni Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. 

Kemajuan Islam pada masa ini, diawali dari Sultan Muhammad al-Fatih dari Kerajaan Usmani yang berhasil menduduki Istanbul pada tahun 1453 M. 

Kemajuan Islam pun semakin berkembang semenjak munculnya dinasti-dinasti baru di Persia yang menjadi cikal bakal kerajaan besar di dunia Islam. 

Lalu, Kerajaan Mughal di India yang yang dipimpin oleh Raja Akbar juga mulai menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama din ilahi.

Sebutkan empat faktor yang menyebabkan kemajuan islam pada abad klasik
Raja Akbar dari Kerajaan Mughal, India. (Dok. Wikimedia Commons)

Nah, pada masa kepemimpinan Raja Akbar, kemajuan di bidang politik berkembang sangat pesat nih, guys. Namun sebaliknya, ilmu pengetahuan di masa ini malah mengalami kemunduran. 

Nggak lama setelah masa kemajuan Islam. Di tahun 1700-1800 M, mulai banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan di sejumlah daerah seperti Syria dan lebanon. Hal ini pun menyebabkan Islam pun mengalami kemunduran kembali. Ditambah lagi, negara-negara di Eropa semakin kuat dan berkembang. 

3. Periode Modern (1800-Sekarang)

Nah, kalau Periode Modern ini berlangsung sejak tahun 1800 M hingga sekarang nih, guys. 

So, bagaimanakah peradaban Islam pada masa modern? Apakah sama dengan periode-periode sebelumnya?

Well, terjadinya benturan antara Islam dan kekuatan Eropa akhirnya menyadarkan umat Islam, kalau mereka sudah tertinggal dengan Eropa. Oleh karena itu, banyak pemuka-pemuka agama yang melakukan pembaharuan guna mengembalikan kejayaan Islam seperti Periode Klasik.

Beberapa gerakan tersebut antara lain Gerakan Wahabiyah yang diprakarsai oleh Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah. Kemudian, ada juga gerakan Sanussiyaah di Afrika Utara yang diprakarsai oleh Said Muhammad Sanusi. 

Jadi begitulah sejarah peradaban Islam di dunia, guys. Sekarang elo sudah tahu kan kalau peradaban Islam ternyata sempat mengalami masa kejayaan hingga kemunduran.

Baca Juga: Berdirinya Kesultanan Malaka dan Peninggalannya

Faktor-Faktor yang Mendorong Kemajuan Peradaban Islam

Adapun sebab-sebab kemajuan peradaban Islam pada masa kejayaan, yaitu:

  1. Terjadinya asimilasi antara bangasa Arab dengan bangsa lainnya.
  2. Banyaknya gerakan penerjemah.
  3. Banyaknya perpustakaan yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan.
  4. Stabilitas pertumbuhan ekonomi dan politik.
  5. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik.

Contoh Soal Sejarah Peradaban Islam

Nah, untuk menguji pemahaman elo tentang sejarah peradaban Islam di Indonesia, gimana kalau elo kerjakan contoh soal di bawah ini? 

  1. Di bawah ini mana yang bukan termasuk ke dalam tiga periode peradaban Islam di dunia ….

A. periode klasik

B. periode modern

C. periode pra sejarah

D. periode pertengahan

E. tidak ada yang benar

Jawaban dan Pembahasan:

Periode peradaban Islam di dunia terbagi menjadi tiga periode yaitu Periode Klasik, Periode Pertengahan, dan Periode Modern. Sehingga yang bukan termasuk ke dalam tiga periode adalah C. Periode pra sejarah

2. Apa itu peradaban Islam ….

A. sejarah mengenai perkembangan peradaban Islam dari waktu ke waktu

B. peristiwa tentang revolusi

C. peristiwa mengenai kehidupan 

D. pengetahuan tentang sebab dan akibat

E. tidak ada yang benar

Jawaban dan Pembahasan:

Peradaban Islam merupakan ilmu mengenai perkembangan peradaban Islam dari waktu ke waktu. Sehingga jawaban yang tepat adalah A. 

Oke deh, segitu dulu ya guys contoh-contoh soal tentang peradaban Islam di dunia. Kalau elo masih mau ngerjain soal-soal try out buat persiapan UTBK, elo bisa langsung kunjungi aplikasi Zenius, ya. 

Baca Juga: Pendiri dan Silsilah Kerajaan Mataram Islam

So, dari tadi kan gue udah jelasin tuh peradaban Islam di dunia. Lantas, bagaimana ya, peradaban Islam di Indonesia? Nah, elo bisa banget nih tonton video pembahasannya di aplikasi Zenius. Caranya tinggal klik aja banner di bawah ini!

Sebutkan empat faktor yang menyebabkan kemajuan islam pada abad klasik

Referensi: 

Negara Islam Pada Periode Klasik – Jurnal ASAS, Vol. 7, No. 1 Januari (2015)

Sejarah Peradaban Islam – Dr. Din Muhammad Zakariya, M.Pd.I (2018)

Sejarah Peradaban Islam – Dr.H. Anwar Sewang, MA (2017)