Api adalah oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi, yang menghasilkan panas, cahaya, dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Api (warnanya-dipengaruhi oleh intensitas cahayanya) biasanya digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya). Penemuan cara membuat api merupakan salah satu hal yang paling berguna bagi manusia, karena dengan api, golongan hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman dari hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga dirinya agar tetap hangat. Bahkan masih banyak masyarakat zaman sekarang tetapi terisolir, menganggap api adalah sumber kehidupan segala mahluk hidup. Segitiga api adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran dimana elemen tersebut adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar. CH4 + O2 + (x)panas —-> H2O + CO2 + (Y)panas Tiga unsur Api1. Oksigen 2. Panas 3. Bahan bakar Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung terjadinya pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas. Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung terjadinya pembakaran. a) Benda Padat b) Benda Cair c) Benda Gas Rantai Reaksi Kimia Flammable Range: adalah batas antara maksimum dan minimum konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara normal, yang dapat menyala/ meledak setiap saat bila diberi sumber panas. Di luar batas ini tidak akan terjadi kebakaran. a) LEL / LFL (Low Explosive Limit/ Low Flammable Limit): adalah batas minimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara yang akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu miskin kandungan uap bahan bakarnya (too lean). b) UEL / UFL (Upper Explosive Limit/ Upper Flammable Limit): adalah batas maksimum dari konsentrasi campuran uap bahan bakar dan udara, yang akan menyala atau meledak, bila diberi sumber nyala yang cukup. Kondisi ini disebut terlalu kaya kandungan uap bahan bakarnya (too rich). Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Diumumkan, Tepis Dugaan Penganiayaan? pada 15 Agu 2020, 12:01 WIB Diperbarui 15 Agu 2020, 12:01 WIB Ilustrasi filter udara (Otosia.comO Liputan6.com, Jakarta - Setiap komponen motor memiliki fungsinya masing-masing, yang menunjang performa roda dua kesayangan. Begitu juga dengan filter atau saringan udara, yang memiliki peran untuk menyaring udara bebas dari luar yang masuk ke ruang bakar. Seiring pemakaian, banyak kotoran seperti debu yang menumpuk di saringan udara. Jika tidak dibersihkan dalam waktu yang lama, tentunya akan memberikan dampak buruk bagi motor.
Melansir laman resmi Wahana Honda, kotoran yang menumpuk pada saringan udara membuat suplai udara ke ruang bakar jadi terhambat, sehingga proses pembakaran di ruang bakar jadi tidak maksimal. Akibatnya, performa motor pun jadi berkurang dan tarikan mesin menjadi berat. Selain berakibat menurunnya performa sepeda motor, saringan udara yang kotor pun bisa membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih boros. Terhambatnya volume udara yang masuk ke ruang bakar akibat saringan udara kotor membuat campuran antara bahan bakar dan udara jadi tidak seimbang. Volumenya akan lebih banyak bensin dibanding udara sehingga bensin yang terbakar jadi sia-sia. Dari segi perawatan, jangan bersihkan saringan udara jenis viscous paper element dengan semprotan udara bertekanan atau dicuci karena dapat menghilangkan lapisan oli yang ada di saringan udara. Guna menghindari penurunan performa motor, pemeriksaan saringan udara sebaiknya dilakukan setiap servis berkala dan penggantian dilakukan apabila sudah kotor atau setiap kelipatan 16 ribu km. Sebagai salah satu komponen penting yang menunjang performa mesin, filter udara terdiri dari beberapa jenis. Setidaknya ada tiga jenis filter udara yang beredar di pasaran, yakni Urithane Foam (Busa), Dry Paper (Bahan sejenis kertas), dan Viscous Paper (Bahan sejenis kertas berlapis oli). Filter udara jenis Urithane Foam dan Dry Paper dapat digunakan kembali setelah dibersihkan dan jadwal perawatan berkalanya mengikuti jadwal perawatan rutin. Sementara untuk Viscous Paper, jenis ini mempunyai daya saring yang paling baik namun tidak dapat dibersihkan atau digunakan kembali sehingga diwajibkan untuk melakukan penggantian secara berkala yaitu setiap penggunaan 16.000 km berlaku kelipatan. Penting untuk diketahui, filter udara memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan bahan dasarnya. Oleh karena itu, perawatannya pun berbeda beda sesuai dengan jenisnya masing-masing. Berikut beberapa tips atau cara melakukan perawatan dan membersihkan dengan membedakan dari bahan dasarnya sehingga nantinya tidak akan mempengaruhi terhadap performance sepeda motor tersebut. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merawat filter udara tersebut baik dilakukan sendiri atau ke bengkel resmi Honda (AHASS), di antaranya : 1. Air Cleaner Urithane Foam, jenis ini perlu dilakukan perawatan berkala setiap ±4000 km berlaku kelipatan, caranya adalah : - Filter Udara dicuci menggunakan air detergen (tidak boleh menggunakan cairan yang mudah terbakar) atau cairan pembersih lalu kemudian diperas - Keringkan dengan cara disemprot menggunakan alat penyemprot udara bertekanan - Lumasi Filter Udara menggunakan oli Jenis ini perlu dilakukan perawatan berkala setiap ±4000 km berlaku kelipatan sama dengan jenis Urithane foam tetapi caranya berbeda yaitu : - Semprotkan filter udara dari bagian belakang Filter Udara yang terdapat flame trap. Cara penyemprotannya ada 2 yaitu semprot Filter Udara menggunakan alat penyemprot udara bertekanan dari arah flame trap dengan arah penyemprotan secara Horizontal dengan jarak penyemprotan sekitar 3 cm atau semprot Filter Udara dari arah flame trap dengan arah penyemprotan secara vertical dengan jarak penyemprotan sekitar 3 cm. - Proses ini dilakukan sekitar 2 menit atau sampai terlihat tidak ada udara kotor yang keluar lagi - Semprotkan alat penyemprot udara bertekanan dari bagian depan dengan arah penyemprotannya membentuk sudut 45° dan jarak penyemprotannya 5 cm Lanjutkan Membaca ↓ |