Sanksi yang diberikan jika melanggar norma kesusilaan dalam diri sendiri yaitu

Jakarta -

Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari dalam hati nurani setiap orang tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Oleh karena itu, sanksi terhadap norma kesusilaan bersifat individual.

Norma kesusilaan menghasilkan akhlak sehingga seseorang dapat membedakan sesuatu yang dia anggap baik dan sesuatu yang dianggap buruk.

Berdasarkan kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia memiliki potensi akan nilai-nilai kesusilaan. Hal ini sebanding dengan hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Potensi nilai-nilai kesusilaan yang tersimpan di dalam hati nurani setiap manusia disebut sumber norma kesusilaan.

Ketentuan-ketentuan norma kesusilaan tidak lepas dari ketentuan norma agama. Hal itu karena nilai-nilai keagamaan dan kesusilaan berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bentuk pelanggaran kesusilaan merupakan pengingkaran terhadap hati nurani.

Dalam buku bertajuk Pendidikan Kewarganegaraan SMP VII karya Mochlisin dan Pendidikan Kewarganegaraan karya Drs Sri Murtono M.Pd, Drs Hassan Suryono M.Pd, dan Martiyono S.Pd, fungsi norma kesusilaan yakni mewujudkan keharmonisan hubungan antarmanusia.

Sanksi atas pelanggaran norma ini muncul dalam bentuk penyesalan, rasa malu, dan kegelisahan.

Namun dalam kenyataannya kita telah berbicara bohong kepada orang lain sehingga kita tentu merasa menyesal dan gelisah karena kita telah berbohong.

Contoh norma kesusilaan seperti dikutip dari buku bertajuk Pasti Bisa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Tim Ganesha Operation:

1. Jujur dalam perkataan dan perbuatan2. Menghormati sesama manusia3. Membantu orang lain yang membutuhkan4. Tidak mengganggu orang lain5. Mengembalikan utang.6. Menghargai orang lain tanpa melihat kedudukan atau keturunan orang7. Berbuat baik kepada orang lain tanpa melihat kedudukan atau keturunan orang

8. Berlaku jujur, adil, dan benar dalam kehidupan bersama orang lain.

(nwy/pal)

Suara.com - Hampir semua orang pasti tahu istilah "norma", tapi belum paham betul tentang pengertian norma, contoh, hingga sanksi jika melanggar. Mungkin anda juga belum tahu macam-macam norma.

Perlu dikethaui, norma berasal dari bahasa Belanda yaitu "norm" yang artinya patokan, pedoman, atau pokok kaidah. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah sebuah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat.

Norma-norma yang ada memiliki beberapa fungsi, di mana satu di antaranya adalah sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, norma pada dasarnya dibuat untuk dilaksanakan, ada norma yang sifatnya dogmatis hingga mengikat.

Di Indonesia, ada beberapa tatanan norma yang harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat. Mulai dari norma agama, norma hukum, kesusilaan, dan kesopanan atau adat. Macam-macam norma tersebut harus dipahami, baik pengertian, contoh, hingga sanksi jika melanggarnya. 

Baca Juga: Apa Itu Norma Kesopanan? Contoh di Kehidupan Sehari-hari

1. Norma Agama

Norma agama menjadi pedoman hidup bagi manusia yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Isi dari norma ini berupa perintah, ajaran, dan juga larangan.

Contoh norma agama adalah melakukan sembahyang kepada Tuhan, tidak berbohong, tidak boleh mencuri, dan lain sebagainya. Sanksi jika melakukan pelanggaran norma agama berupa dosa dengan balasan di akhirat kelak.

2. Norma Kesusilaan

Norma Kesusilaan adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari manusia. Norma kesusilaan mendorong manusia untuk berbuat baik dan juga menghindari perbuatan buruk. Jika seseorang melanggar norma kesusilaan ini, biasanya mereka akan mendapatkan sanksi berupa penyesalan, dicemooh, bahkan dikucilkan dari masyarakat.

Baca Juga: Norma Kesopanan: Definisi, Jenis, Tujuan dan Contoh di Kehidupan Sehari-hari

Sebagai contoh, pamit pada orang tuanya mau sekolah, tetapi ternyata malah mengajak temannya bermain game online. Orang tersebut tidak hanya berbohong, namun juga memaksa orang lain untuk menuruti keinginannya.

Penampakan penyesalan yang dialami seseorang karena telah melanggar norma kesusilaan. Foto: Pixabay

Norma kesusilaan merupakan bagian pedoman hidup yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada norma kesusilaan, sebenarnya tidak lepas dari ketentuan yang berlaku dalam norma agama.

Dirangkum berdasarkan buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP oleh Mochlisin (2008: 05), norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia dan berlandaskan ajaran Tuhan Yang Maha Esa.

Norma kesusilaan menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan sesuatu yang dianggap baik dan sesuatu yang dianggap buruk.

Berdasarkan kodrat kemanusiaannya, hati nurani setiap manusia memiliki potensi akan nilai-nilai kesusilaan. Hal ini sebanding dengan hak asasi manusia yang dimiliki setiap manusia, sebagai anugerah yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Potensi nilai-nilai kesusilaan yang tersimpan di dalam hati nurani setiap manusia disebut sumber norma kesusilaan. Lantaran berasal dari dalam hati seseorang, potensi adanya pelanggaran terhadap norma kesusilaan juga sangat tinggi.

Lalu, bagaimana sanksi pelanggaran norma kesusilaan? Lebih jelasnya, simak uraian lengkapnya berikut ini.

Sanksi berupa penjara merupakan salah satu hukuman bagi pelanggar norma kesusilaan. Foto: Pixabay

Sanksi Pelanggaran Norma Kesusilaan

Kepatuhan terhadap norma kesusilaan akan menimbulkan rasa bahagia, karena yang bersangkutan merasa tidak mengingkari hati nuraninya. Sebaliknya, pelanggaran terhadap norma kesusilaan merupakan pengingkaran terhadap hati nuraninya sendiri.

Sanksi terhadap pelanggaran norma kesusilaan akan berwujud pengucilan, baik secara fisik (dipenjara dan diusir) maupun psikis (dijauhi orang-orang).

Selain itu, seseorang yang melanggar norma kesusilaan akan merasakan malu, gelisah, hingga penyesalan dan rasa bersalah yang sangat mendalam.

Namun, hukuman yang dirasakan ini hanya muncul pada orang yang memiliki akhlak dan moral yang baik. Bagi seseorang yang tidak memiliki hati nurani, tentunya tidak akan timbul rasa penyesalan atas kesalahan yang diperbuatnya.

Sebagai contoh, hati nurani dalam diri seseorang memerintahkan “Hendaklah engkau berkata jujur”. Namun, dalam kenyataannya seseorang telah berbicara bohong kepada orang lain. Ketika melakukan itu, ia pasti akan merasa gelisah dan menyesal karena telah berbohong.

Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani yang dapat menimbulkan rasa bersalah ketika melanggarnya. Foto: Pixabay

Mengutip dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VII karya Sri Nurhayati, S.Pd dkk (2020: 45), norma kesusilaan bersifat umum, universal, dan dapat diterima oleh seluruh umat manusia.

Adapun contoh-contoh sikap yang mencerminkan patuh terhadap norma kesusilaan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya sebagai berikut.

  1. Mengembalikan utang secara baik-baik.

  2. Menghargai orang lain, tanpa melihat kedudukan atau keturunannya.

  3. Berbuat baik kepada orang lain, tanpa memandang kedudukan atau jabatannya.

  4. Berlaku jujur, adil, dan benar dalam kehidupan bermasyarakat.

  5. Tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya.

  6. Tidak berlaku kasar dan dilarang membunuh terhadap sesama manusia.

  7. Membantu orang lain yang membutuhkan.

  8. Tidak mengganggu orang lain.