Berikut yang termasuk dampak lain mobilitas sosial dari faktor fisiologi kecuali

tirto.id - Dinamika kehidupan sosial membuat tiap orang tidak jarang mengalami mobilitas sosial. Kendati begitu, mobilitas sosial dapat memberikan dampak negatif dan positif.

Dilansir dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII (2017), secara etimologis "mobilitas" berasal dari bahasa latin, yaitu mobilis. Mobilis berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain.

Sementara kata sosial pada istilah tersebut mengandung makna seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.

Sehingga, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain.

Umumnya, seseorang yang mengalami perubahan kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain baik menjadi lebih tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami perubahan kedudukan dikenal dengan istilah mobilitas sosial.

Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Contoh mobilitas sosial yaitu seorang politikus di partai politik dapat melakukan mobilitas sosial di partai politik yang ia ikuti.

Lantas, mengapa politikus itu bisa melakukan mobilitasnya? Ternyata, hal ini disebabkan karena mobilitas sosial memiliki salurannya sendiri.

Sementara itu, berikut ini adalah beberapa saluran-saluran dalam mobilitas sosial:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah saluran bagi mobilitas vertikal yang sering digunakan. Hal ini disebabkan, karena melalui pendidikan seseorang dapat mengubah statusnya.

Umumnya, lembaga-lembaga pendidikan adalah saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.

Sehingga dalam hal ini, pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang perguruan tinggi.

Setelah lulus, ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha. Setelah ia berhasil menjadi pedagang, secara otomatis status sosialnya juga meningkat.

2. Organisasi Politik

Tidak sedikit contoh seseorang yang memulai perjuangan karier di organisasi politik dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Sebagai contoh, Presiden Republik Indonesia pertama Seokarno.

Ketika ia mendirikan Partai Nasional Indonesia, Seokarno tidak memiliki jabatan di pemerintahan. Namun, melalui perjuangan politiknya, Seokarno semakin dikenal rakyat dan penjajah. Kemudian, pada saat kemerdekaan, Sukarno dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

3. Organisasi Ekonomi

Organisasi ekonomi dapat bergerak dalam bidang perusahan ataupun jasa. Organisasi ini mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. Organisasi ekonomi itu, contohnya koperasi dan badan usaha.

4. Organisasi Profesi

Contoh organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Himpinan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), dan

organisasi profesi lainnya.

Sebagai contoh, organisasi profesi guru Persatuan Guru Republik Indonesia merupakan salah satu sarana perjuangan para guru dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan guru. Selain memperjuangkan pendidikan di Indonesia, PGRI juga memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru.

Perjuangan PGRI tentu diperhatikan oleh pemerintah Indonesia sehingga kesejahteraan guru di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Dampak Positif Mobilitas Sosial

Berikut ini adalah beberapa dapak positif dalam mobilitas sosial:

1. Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju

Terbukanya kesempatan untuk pindah dari kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju di berbagai bidang.

Hal ini terbukti dari kisah yang terjadi sejak masa penjajahan, banyak rakyat kecil yang tidak memiliki cita-cita menjadi camat, bupati, atau gubernur. Hal ini karena tidak adanya kesempatan untuk itu.

2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial

Mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contohnya, Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.

Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya manusia yang berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan.

3. Meningkatkan Integrasi Sosial

Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial. Contohnya, seseorang akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai, dan norma-norma yang dianut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi sosial.

Perubahan sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat akan mendapat respons yang berbeda dari masyarakat lain. Respon tersebut dapat berupa tentangan, tapi juga dapat berupa penerimaan.

Penerimaan pengaruh yang diakibatkan mobilitas sosial tentu merupakan salah satu contoh terjadinya integrasi dalam masyarakat.

Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Berikut dampak negatif mobilitas sosial apabila masyarakatnya kurang harmonis, seperti dikutip dari laman Rumah Belajar.

1. Konflik Antarkelas sosial

Masyarakat memiliki berbagai bentuk kelas sosial atau stratifikasi sosial. Sehingga, jika terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial maka dapat memicu terjadinya konflik.

Contohnya, konflik antarburuh dan pemimpin perusahaan yang menuntut kenaikan upah karena adanya tujuan untuk menaikkan pendapatannya yang dapat berpengaruh pada status sosialnya.

2. Konflik AntarKelompok Sosial

Kelompok sosial di dalam masyarakat dapat diakibatkan dari ideologi, profesi, agama, suku dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk mendominasi kelompok lain maka akan timbul konflik.

Contohnya, konflik antara para tukang ojek dengan para tukang becak dalam pembagian batas daerah penumpang (konsumen).

3. Konflik Antargenerasi

Konflik antargenerasi disebabkan karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain.

Ditambah lagi, generasi yang lain itu memiliki nilai-nilai baru dengan adanya keinginan untuk mengadakan perubahan.

Baca juga:

  • Mengenal Apa Saja Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
  • 5 Faktor yang Memengaruhi Mobilitas Sosial dan Jenis-Jenisnya
  • Rangkuman Sosiologi: Teori Mobilitas Sosial Robert MZ Lawang

Baca juga artikel terkait MOBILITAS SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Ega Krisnawati
(tirto.id - ega/ulf)


Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Maria Ulfa
Kontributor: Ega Krisnawati

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Kehidupan manusia sangat ditentukan oleh adanya strata atau status sosial, meskipun dari sisi tingkat kebahagiaan tidak ditentukan oleh hal tersebut. Dalam mobilitasnya sebagai makhluk sosial atau biasa disebut mobilitas sosial, manusia memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk berpindah baik secara horizontal maupun bertingkat. Dan dampak mobilitas sosial itu ada, baik secara negatif maupun posisitf.

Secara umum, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan status seseorang atau kelompok di dalam suatu struktus sosial masyarakat. Dimana, perpindahan ini ditandai dengan  terjadinya perubahan baik dalam perilaku atau interaksi seseorang baik secara pribadi maupun kelompok.

Dalam proses mobilitas ini ada dampak yang ditimbulkan terhadap seseorang atau kelompok. Dampak yang ditimbulkan dari mobilitas sosial ini dapat berupa dampak positif maupun negatif. Kira-kira apa saja?

Dampak Positif Mobilitas Sosial

Dampak positif dari mobilitas sosial merupakan dampak yang menguntungkan dan memberikan manfaat bagi orang yang melakukan mobilitas sosial. Dampak positif mampu mendorong orang untuk berkembang menjadi lebih baik. Ada beberapa contoh dampak positif dari mobilitas sosial antara lain:

  • Meningkatkan Integrasi Sosial

Integrasi sosial berarti proses penyesuaian diantara beberapa unsur yang berbeda di dalam suatu kelompok sehingga menghasilkan pola kehidupan yang memiliki keserasian fungsi dan tujuan. Mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat menyebabkan berubahnya keadaan sosial, baik dari gaya hidup maupun pola pikirnya.

  • Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial

Dengan adanya mobilitas sosial, kehidupan seseorang akan berubah mengikuti status sosialnya. Perubahan sosial dapat menjadi perubahan yang baik apabila diikuti dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi kehidupan seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang bagus akan mempengaruhi pola pikir, gaya hidup serta mata pencehariannya.

  • Mendorong Seseorang Untuk Lebih Maju

Dengan melihat orang lain yang melakukan mobilitas sosial, kita akan terdorong untuk lebih maju dengan meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing dengan orang lain.

  • Meningkatkan Kesejahteraan Hidup

Indikator kesejahteraan menurut UU No 10 tahun 1992 “Jika dapat memenuhi kebutusan dasar minimum, kebutuhan psikologis, dan kebutuhan pengembangan”. Adapun kebutuhan dasar minimum meliputi kebutuhan primer seperti makanan, pakaian serta tempat tinggal.

(Baca juga: Pengertian dan Faktor Mobilitas Sosial)

Kebutuhan psikologis meliputi agama dan hiburan. Sedangkan kebutuhan pengembangan meliputi kesehatan dan pendidikan. Individu yang memiliki status sosial yang tinggi cenderung mampu memenuhi ketiga kebutuhan tersebut, sehingga dapat dikatakan mampu mencapai kesejahteraan hidup.

  • Meningkatkan Kualitas Hidup

Jika telah mencapai kesejahteraan hidup, maka akan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Contohnya, membeli kendaraan yang lebih bagus, memakan makanan yang bergizi, dan memilih lembaga pendidikan dengan kualitas yang baik.

Dampak Negatif Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif. Dimana, dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari mobilitas sosial adalah sebagai berikut :

Konflik muncul akibat adanya penolakan terhadap mobilitas sosial yang terjadi pada orang lain. Hal ini dapat diatasi jika kita introspeksi diri dengan kemampuan serta berusaha meningkatkan kemampuan kita dengan bercermin dari prestasi orang lain. Jika kita tidak bisa menerima pencapaian orang lain, maka akan lahir konflik yang merugikan bagi diri sendiri bahkan orang lain.

Dalam hal ini, munculnya ketakutan dan kecemasan akibat melihat mobilitas sosial yang terjadi pada orang lain secara berlarut-larut. Gangguan psikologis dapat membahayakan diri sendiri serta membawa beberapa penyakit diri sendiri.

  • Munculnya Keretakan Dalam Suatu Hubungan

Hubungan yang baik akan retak jika terdapat sikap iri atau sombong. Mobilitas sosial dapat menyebabkan orang lain iri dan orang yang melakukan mobilitas sosial bersikap berbeda dari biasanya atau pamer kepada orang lain karena prestasi yang telah diraihnya.