Lihat Foto Show KOMPAS.com - Pemerintah menetapkan bahwa 1 Syawal 1441 Hijriah yang merupakan penanda Idul Fitri 2020 jatuh pada Minggu, 24 Mei 2020. Pengumuman Idul Fitri 1441 Hijriah disampaikan langsung oleh Menteri Agama Fachrul Razi setelah menggelar sidang isbat pada Jumat (22/5/2020). "Sidang isbat secara bulat menyatakan bahwa 1 Syawal 1441 Hijriah jatuh pada hari Ahad atau Minggu, 24 Mei 2020," kata Fachrul Razi. Datangnya Hari Raya Idul Fitri, biasanya ditandai dengan dilakukannya shalat Id yang digelar oleh umat Islam. Baca juga: Berikut Tata Cara Shalat Idul Fitri di Rumah Sesuai Edaran Muhammadiyah Berikut 5 amalan sunah yang dapat dilakukan sebelum dan sesudah shalat Id sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW: 1. Makan dulu sebelum shalat Idul Fitri
Lihat Foto Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama IAIN Surakarta dan pengasuh Ponpes Darul Afkar Klaten, Syamsul Bakri mengatakan, sebelum shalat Idul Fitri, umat Muslim dianjurkan untuk makan atau minum terlebih dahulu. Hal itu dikarenakan salah satu sunah Nabi Muhammad SAW. "Iya sebaiknya makan atau minum dulu. Karena itu sunah Nabi," kata Syamsul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/5/2020). Syamsul menyebut, salah satu hadis yang menerangkan soal perkara tersebut adalah hadis dari Anas bin Malik RA.
"Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma," (HR. Bukhari). Menurutnya, makan sebelum shalat Id hukumnya sunah. Anjuran makan ini untuk menyadarkan orang bahwa pada 1 Syawal dilarang untuk berpuasa. Baca juga: Bolehkah Makan dan Minum Sebelum Shalat Idul Fitri? 2. Mandi sebelum shalat Id
Lihat Foto Selain makan atau minum tadi, mandi sebelum shalat Id juga salah satu sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad SAW bersabda: "Dan dari Abdullah bin Abbas Raliyallahu Anhuma, ia berkata, Bahwasannya Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha." Syamsul menjelaskan, kesunahan mandi saat Idul Fitri ini juga berlaku bagi wanita yang sedang haid atau nifas. Baca juga: Lupa Mandi Besar Saat Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya? Berikut Penjelasan dan Tata Caranya 3. Memakai parfum dan pakaian terbaik
Lihat Foto Syamsul mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan kepada para sahabatnya saat Idul Fitri dengan memakai parfum dan pakaian terbaik. "Baik pria mapun wanita," kata Syamsul.
Hal itu sebagaiamana tertulis dalam sebuah hadis berikut: Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'Anhu, bahwa: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya, dan berkurban dengan hewan yang paling mahal yang kami punya." (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak). Baca juga: Bolehkah Mencium Istri Ketika Sedang Berpuasa? 4. Mengumandangkan takbir
Lihat Foto Mengumandangkan takbir hingga menggema sebelum dan sesudah shalat Id adalah salah satu sunah Nabi Muhammad SAW. Sangat dianjurkan untuk memeperbanyak takbir ketika menuju lapangan. Karena ini merupakan kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat. Takbiran pada saat idul fitri dimulai sejak Maghrib malam tanggal 1 Syawal sampai selesai shalat Id. Berikut dalil-dalilnya: Allah berfirman, yang artinya: "…hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu." (QS. Al Baqarah ayat 185) "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir." (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf). Kendati demikian, dikarenakan situasi seperti saat ini, Syamsul menganjurkan agar takbiran dilakukan di rumah masing-masing. Baca juga: MUI Keluarkan Panduan Takbiran di Masa Pandemi Covid-19, Ini Perinciannya...
Lihat Foto Yang dimaksud yakni semenjak Maghrib terakhir berpuasa Ramadhan. Hal itu sebagaimana diriwayatkan sahabat Abu Umamah berikut ini: "Barangsiapa yang beribadah pada Idul Fitri dan Idul Adha semata-mata mengharap ridha Allah, maka hatinya itu tak akan mati di mana hati-hati orang lain mati." (HR Ibnu Majah). Adapun ibadah yang dimaksud misalnya membaca Al Quran, membaca tasbih, shalat malam, memperbanyak istigfar, dan lain sebagainya. Baca juga: 3 Keutamaan Tadarus Al Quran di Bulan Ramadhan yang Perlu Anda Diketahui
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Panduan Shalat Id di Rumah dan Khotbah Idul Fitri Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Kepastian kapan waktu 1 Syawal 1443 H masih harus menunggu sidang isbat yang dilakukan pemerintah. Namun demikian, umat Islam harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait shalat Idul Fitri yang akan segera dilaksanakan.
Penjelasan ini bisa dijumpai antara lain di kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus; atau Al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î (juz I) karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan 'Ali asy-Asyarbaji.
Shalat id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushallî sunnatan li ‘îdil fithri rak'ataini”. Ditambah “imâman” kalau menjadi imam, dan “ma'mûman” kalau menjadi makmum.
Hal ini sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, disunahkan takbir lagi hingga 7 kali untuk rakaat pertama. Di sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca:
Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca surat al-A'lâ. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak 5 kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Kemudian baca surat Al-Fatihah, lalu surat Al-Ghâsyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam. Sekali lagi, hukum takbir tambahan (5 kali pada pada rakaat kedua atau 7 kali pada rakaat pertama) ini sunah sehingga apabila terjadi kelupaan mengerjakannya, tidak sampai menggugurkan keabsahan shalat id.
Setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga rampung. Kecuali bila shalat id ditunaikan tidak secara berjamaah.
Artikel diambil dari: Tata Cara Shalat Idul Fitri Pada khutbah pertama khatib disunahkan memulainya dengan takbir hingga sembilan kali, sedangkan pada khutbah kedua membukanya dengan takbir tujuh kali. Wallâhu a’lam. |