Salah satu tokoh tari terkenal yang mendirikan Akademi Teater tari di Jakarta adalah

Mengenal Tokoh Seni Tari Bagong Kussudiardja, Foto: Kemdikbud

Jika kamu ingin menekuni seni tari, maka kamu perlu mengenal tokoh seni tari Bagong Kussudiardja, untuk menyemangati dirimu.

Beliau pernah adalah salah satu tokoh Indonesia yang diabadikan di dalam Google doodle, lho. Penasaran? Yuk, kenali seniman hebat ini.

Mengenal Tokoh Seni Tari Bagong Kussudiardja

Mengenal Tokoh Seni Tari Bagong Kussudiardja, Foto: sinpusarjakpus.jakarta.go.id

Dilansir dari buku Joget mbagong: di sebalik tarian Bagong Kussudiardja, Purwadmadi Admadipurwa, (2007:8), Bagong Kussudiardja yang lahir pada Selasa Kliwon, 9 Oktober 1928 adalah anak kedua pasangan Raden Bekel Atma Tjondro Sentono dan Siti Aminah.

Ayahnya merupakan putra G.P.H. Djuminah (kakak Sri Sultan Hamengkubuwono VIII). Ini berarti darah biru mengalir di dalam tubuh mereka. Meski begitu, mereka harus menjalani kehidupan yang sulit akibat hukuman kuranthil (hukuman pengasingan atau kurungan rumah).

Hukuman itu dijatuhkan Keraton Yogyakarta kepada G.P.H Djuminah, karena pembelotan yang dilakukan oleh putra mahkota Sri Sultan Hamengkubuwono VII itu.

Meski begitu, beliau tak putus asa untuk menekuni dunia seni dan memperbaiki taraf hidupnya. Bagong mulai berkenalan dengan seni tari Jawa klasik di Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin Pangeran Tedjokusumo, seorang seniman tari ternama.

Beberapa tahun selanjutnya beliau juga bergabung dengan Poesat Tenaga Peloekis Indonesia (PTPI), yang dibangun oleh pelukis Djajengasmoro pada tahun 1945.

Pada tahun 1946, Bagong mulai belajar melukis dan bergabung dengan Sanggar Pelukis Rakyat, di mana beliau banyak belajar dengan sang pendiri sanggar, yakni pelukis Hendra Gunawan dan pelukis Sudiarjo. Selain itu, beliau juga menjadi anggota Perkumpulan Kesenian Irama Tjitra.

Lewat berbagai pengalaman yang Bagong peroleh, pada tahun 1953, beliau menciptakan tari kuda-kuda. Keindahan tarian berdurasi singkat itu membuatnya diutus Presiden Soekarno untuk mengikuti Misi Kesenian Indonesia ke Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1954.

Sukses menampilkan tari kuda-kuda dan mendapatkan respons positif di Tiongkok, beliau pun semakin sering diutus pemerintah ke berbagai acara kesenian yang diselenggarakan berbagai negara, seperti Vietnam, Thailand, Filipina, Cekoslovakia, Jerman, dan Austria.

Di tengah-tengah kesibukannya Bagong memutuskan untuk belajar melukis secara formal di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Kemudian pada tahun 1957-1958, Bagong juga memperoleh kesempatan untuk belajar di Amerika Serikat, tepatnya Connecticut College School of The Dance dan Studio Martha Graham.

Berkat pendidikan dan pengalaman tersebut, karya-karya Bagong pun semakin berkembang. Pada masa orde baru beliau memperoleh banyak pesanan karya seni dari pemerintah, korporat, maupun lembaga-lembaga lainnya.

Di samping itu, beliau tetap menciptakan banyak tarian, bahkan mencapai 200 tarian, antara lain: tari kuda-kuda, tari ganyang nekolim, tari labako, tari yapong, dan tari satria tangguh.

Bagong juga pernah menggabungkan unsur-unsur modern di dalam tarian Jawa dan mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) pada 5 Maret 1958.

Pasa 2 Oktober 1978, beliau juga mendirikan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, yang hingga kini diketuai anaknya, Butet Kartaredjasa.

Pada 1985, beliau menerima Hadiah Seni Pemerintah RI dan penghargaan Sri Paus Paulus VI atas fragmennya tentang Perjalanan Yesus Kristus. Selain itu, beliau juga memperoleh medali emas dari pemerintah Bangladesh, berkat lukisan abstraknya yang dipamerkan di Dacca, Bangladesh pada tahun 1980.

Setelah mengenal tokoh seni tari Bagong Kussudiardja, yuk, semangat di dalam menekuni seni tari! (BRP)

Huriah Adam (lahir di Padangpanjang, Sumatera Barat, 6 Oktober 1936 – meninggal di Kepulauan Katang-Katang, Bengkulu, 10 November 1971 pada umur 35 tahun) adalah seorang koreografer (penata tari) Indonesia.

Latar belakang

Huriah merupakan putri seorang ulama Minangkabau, Syekh Adam Balaibalai. Meskipun seorang ulama, ayahnya memiliki minat besar untuk mengembangkan kesenian Minangkabau. Selain Huriah, anak-anak Syekh Adam : Bustanul Arifin Adam, Irsjad Adam, dan Achyar Adam juga menyukai seni, khususnya di bidang seni musik. Huriah sendiri tertarik di bidang tari, seni lukis, dan seni pahat. Ia mengikuti pendidikan dasar dan menengah pertama di Padangpanjang, kemudian melanjutkan ke INS Kayutanam. Setelah itu ia melanjutkan di ASRI Yogyakarta, namun tidak lulus. Selain pendidikan umum, Huriah juga menimba pendidikan kesenian di Gedung Kesenian Padangpanjang pimpinan Muhammad Sjafei.

Kehidupan

Huriah banyak menggali kekayaan tari Minang berdasarkan gerak-gerik silat. Setelah bersekolah di Yogyakarta, ia kembali ke Padangpanjang dan kemudian menikah dengan Ramudhin, seorang pemain biola. Pada tahun 1959, ia membentuk grup kesenian di URRIL Kodam III Sumatera Barat. Pada masa PRRI, ia sering dikirim ke berbagai daerah untuk mengadakan pertunjukan. Pada tahun 1963, ia memimpin tim tari untuk memeriahkan Ganefo di Jakarta.

Pada tahun 1968 ia menetap di Jakarta dan mendirikan Bengkel Tari di Taman Ismail Marzuki. Tiga tahun kemudian, ia menjadi pengajar tari pada jurusan tari, Akademi Teater Tari, Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ). Di Jakarta, dia banyak menghasilkan karya-karya populer. Yang cukup terkenal adalah seni drama Tari Malikundang dalam 3 babak, dipentaskan di Jakarta (1969) dan Padangpanjang (1971). Disamping itu ia juga mengkreasikan tari-tari pendek, seperti: tari Payung, tari Pedang, tari Rebana dan tari Sepasang Api Jatuh Cinta.

Selain menjadi penari dan pencipta tari yang terkemuka, Huriah juga merupakan pemain biola, pelukis, serta pemahat. Salah satu karyanya ialah Patung Pembebasan di Bukittinggi. Ia wafat di dalam pesawat Merpati yang hilang di Kepulauan Katang-Katang, dalam penerbangan Jakarta-Padang. Atas jasa-jasanya di bidang kesenian, tahun 1977 ia menerima penghargaan Anugerah Seni dari Presiden RI Soeharto, dan pada tahun 2011 ia memperoleh Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Pranala luar


Sumber :
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ensiklopedia.web.id, ensiklopedia-dunia.nomor.net, nomor.net (kodepos.nomor.net), indonesia-info.net,
kota-jakarta.web.id, kuliah-karyawan.com, kucing.biz, kelas-karyawan.co.id, kelas-karyawan-bandung.com, al-quran.co,
civitasbook.com (Pahlawan Indonesia), jadwal-shalat.com, gilland-ganesha.com, sepakbola.biz, gilland-group.co.id