Salah satu karya ragam hias yang menjadi ikon blitar adalah

ABSTRAK

Putra, Edo Pranata. 2013. Studi Desain Pada Motif Dekorasi Kerajinan Kendang  Jimbe Di Kelurahan Tanggung, Kec. Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Dra. Lilik Indrawati, M.Pd, (II) Drs. AAG Rai Arimbawa, M.Sn.

Kata Kunci: Motif dekorasi, Kerajinan kendang Jimbe.

Kendang Jimbe bukanlah asli kendang Blitar, namun kendang Jimbe dijadikan salah satu ikon pariwisata kota blitar, karena sentra pembuatan kendang Jimbe yang besar ada di daerah Blitar, yaitu di desa tanggung. Kerajinan bubut kayu kendang Jimbe inidi mulai awal tahun 1980 kemudian baru tahun 2000-an banyak warga Tanggung yang  mengembangkan kendang Jimbe, termasuk dekorasi motif yang digunakan untuk menghiasi tiap body kendang Jimbe. Bentuk-bentuk ragam motif yang menghiasi kendang Jimbe sangat bervariasi dan indah, sehingga dalam  penelitian ini akan didiskripsikan tentang latar belakang dan visualisasi dekorasi motif kendang jimbeserta teknik dekorasi motif kendang Jimbe. Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan mengenai motif kerajinan kendangJimbe dan sentra usahanya di kota Blitar. Mengingat bahwa masih banyak yang menganggap kerajinan ini berasal dari Bali, yang disebabkan oleh pusat penjualan kendang Jimbe berada di pulau Bali.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dengan pendekatan deskriptif, yaitu untuk menggambarkan dan menjelaskan dekorasi motif kendang Jimbe yang diproduksi di Kelurahan Tanggung, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Proses penelitian berlangsung selama 4 bulan, yaitu mulai tanggal 25Oktober 2012 sampai sampai 2 Maret 2013. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah visualisasi dekorasi motif  dan teknik dekorasi motif pada kerajinan Jimbe. Instrumen yang digunakan adalah wawancara, dan observasi, dengan subyek penelitian adalah kendang Jimbe itu sendiri. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, mendisplaynya berdasarkan rumusan masalah, mengambil kesimpulan kemudian mengecek keabsahan datanya dengan menggunakan triangulasi data.

Dari hasil analisis ditemukan jawaban bahwa dekorasi motif pada kerajinan kendangJimbe menggunakan motif hiasan geometri berupa tumpal, meander, pilin ganda, serta motif non geomerti berupa kura-kura, lumba-lumba, cicak, palem, gajah. Sedangkan teknik dekorasi motif pada kerajinan kendang jimbe terbagi menjadipainting,  ukir datar dan ukir tinggi. Jenis motif yang digunakan digunakan sebagai hiasan pada tiap body kendang Jimbe dikelompokkan berdasarkan tekniknya. Barang-barang yang diproduksi di sentra bubut ini dominan terhadap kendang Jimbe saja, disarankan  bila mengembangkan produk lain seperti kendang  Jawa yang dapat menjadi sarana pengenal kebudayaan indonesia.

ABSTRAK

Yunita, Chusna. 2014. Studi tentang Motif Khas Batik Balitar di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Nurul Hidayati, S.Pd.,M.Sn, (2) Dra. Sri Eko Puji Rahayu, M.Si

Kata Kunci: batik, motif khas “Batik Balitar”

Batik Balitar merupakan salah satu industri batik yang ada di Kota Blitar, nama dari “Batik Balitar” tersebut bukan nama sebuah motif batik melainkan nama dari label industri batik dan dipatenkan sejak tanggal 29 Desember 2010 dengan No. D 0020010047502. Batik Balitar sebagai pelopor utama dari pembutan batik khas Kota Blitar, yang tergabung dalam satu kelompok yang dinamakan Asosiasi Batik Blitar Asli (ABABIL). Batik Balitar memiliki lima motif khas, yang kesluruhan motifnya dibuat berdasarkan ikon dan produk unggulan Kota Blitar. Kelima motif tersebut diantaranya adalah motif Sekarjagad Blitar, motif Bendogeritan, motif Koi-koi Blitar, motif Bintang Pancasila, dan motif Onthong-onthong. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang motif khas “Batik Balitar” di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti, Batik Balitar memiliki lima (5) motif khas diantaranya adalah; (1) Motif Khas Sekarjagad; (2) Motif Khas Bendogeritan; (3) Motif Khas Bintang Pancasila; (4) Motif Khas Koi-koi; (5) Motif Khas Onthong-onthong. (1) Motif khas Sekarjagad memiliki rangkaian motif yang didalamnya, antara lain adalah Gapura makam Bung Karno, Cungkup makam Bung Karno, ikan Koi, buah Belimbing, bunga Melati, bunga Rosella, waterpark Sumberudel, Sambal pecel, dan hasil bubut kayu Kota Blitar. Kesembilan motif tersebut tidak memiliki makna khusus, dan kesembilan motif tersebut hanya menggambarkan ciri khas yang ada di Kota Blitar, hal tersebut sekaligus melambangkan karakteristik manusia yang berbeda-beda; (2) Motif Bendogeritan yang dilambangkan dengan bentuk motif buah bendo, daun bendo, bunga bendo, dan truntum, merupakan gambaran lingkunga sekitar yang terdapat banyak pohon bendo, dari pohon bendo yang saling menyilang dengan pohon lain sehingga menimbulkan suara geritan yang pada akhirnya menjadi cikal bakal nama sebuah Kelurahan yang ada di Kota Blitar. Pada motif ini memiliki makna tuntunan atau arahan kepada aparatur kelurahan untuk dapat mengayomi, mengarahkan masyarakat ke hal yang lebih baik; (3) Motif Bintang Pancasila dilambangkan dalam bentuk Gunungan limo, Kawung panca, dan ungker-ungkeran wajah manusia, yang menggambarkan lahirnya Pancasila yang hanya diperingati setiap tahun di Kota Blitar yang disebut dengan Grebeg Pancasila, sedangkan makna dari lambang  motif tersebut dimaknai, siapapun yang mengenakan motif ini diharapkan dapat menjadi bintang dalam masyarakat jika dalam kesehariannya masih menghargai dan menjalankan kelima sila Pancasila; (4) Motif Koi-koi dilambangkan dengan bentuk ikan Koi, dimana motif tersebut diciptakan karena Kota Blitar sebagai salah satu pembudidayaan ikan Koi yang telah dikenal masyarakat luas, dan sekligus sebagai gambaran karakteristik manusia yang beragam; (5) Motif Onthong-onthong dilambangkan dengan bentuk macam-macam mainan anak-anak yakni Yoyo, Onthong-onthong, Marakas labu dan Marakas telur, dimana motif ini diciptakan oleh perajin karena Kota Blitar sebagai produsen mainan anak-anak dan sekaligus sebagai produk unggulan bubut kayu di Kota Blitar. Pada motif ini juga sebagai gambaran karakteristik anak-anak yang berbeda-beda. 

Saran yang dapat diberikan adalah (1) Pemerintah Daerah Kota Blitar, disarankan untuk mengadakan pelatihan atau lomba-lomba desain motif batik agar muncul ide-ide baru dalam pembutan motif batik Balitar khususnya dan dapat mendatangkan beberapa ahli pembatik dari daerah lain agar dapat melakukan pengembangan pada motif ataupun pengembangan pewarnaan batik; (2) Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Blitar, agar Batik Balitar lebih dikenal oleh masyarakat luas khususnya didalam ataupun di luar Kota Blitar, maka dapat diperkenalkan melalui kegiatan pameran nasional atau diadakannya gelar potensi di kota Blitar khususnya; (3) Saran bagi perajin Batik Balitar, diharapkan dapat melakukan pengembangan desain motif dan pengembangan pewarnaan “Batik Balitar” dan sekaligus dapat mendokumentasikan ataupun membukukan motif-motif khas “Batik Balitar” , dengan tujuan untuk menghindari hilangnya data-data penting yang ada di Batik Balitar dan Motif khas Batik Balitar agar tidak diklaim oleh daerah lain, disarankan kepada perajin Batik Balitar untuk segera mengurus hak cipta motif di HaKI; (4) Pada penelitian ini diharapkan budayawan yang ada di Kota Blitar dapat ikut serta mendampingi dan menjadi narasumber dalam pengembangan motif “Batik Balitar”.

Salah satu karya ragam hias yang menjadi ikon blitar adalah
Sejak 2015, dibentuk Asosiasi Batik Blitar Asli (Ababil). Asosiasi didirikan untuk mengembangkan batik khas Blitar. (Terakota/Balqis TC).

Reporter : Balqis T C

Terakota.id–-Lembaran kain batik aneka warna, cerah dan menarik bergelantung di rak. Kain batik dipajang, dipamerkan sebagai etalase. Batik Balitar khas Blitar digagas Nanang Pramdi, sejak 2007. Usai mengikuti pelatihan membatik di Yogyakarta.

Rumah Nanang di Jalan Kopda Ramli RT 02 RW 03 Ngegong, Gedog-Sananwetan, Kota Blitar menjadi galeri sekaligus ruang pamer. Para pengunjung bisa membeli langsung atau memesan dengan motif sesuai selera. Juga tersedia penjualan secara daring.

Dalam membatik, Nanang menggunakan beberapa teknik. Meliputi teknik batik tulis yakni menorehkan lilin cair menggunakan canting. Serta teknik cap, yakni menggunakan cap dengan  motif tertentu dicelupkan ke dalam lilin cair lalu ditempelkan ke kain. Atau teknik campuran dengan memadukan teknik tulis dan cap dalam satu lembar kain.

Batik Balitar memiliki ciri khas warna yang cerah, perpaduan variasi warna. Mulai warna merah, biru, variasi hijau, variasi ungu, varisai kuning. Bahkan sebagian kain batik memadukan dua sampai lima warna dalam satu lembar kain. Proses pewarnaan ini lebih efektif menggunakan teknik colet atau remasol.

Salah satu karya ragam hias yang menjadi ikon blitar adalah

“Selain lebih murah juga efektif untuk produksi warna cerah yang beragam,” kata Nanang.

Salah satu karya ragam hias yang menjadi ikon blitar adalah
Kain batik Balitar memiliki kesan hombre, dengan gradiasi warna yang berbeda. Batik warna cerah, popular di daerah pesisir dan Madura. (Terakota/Balqis TC).

Teknik colet, berbeda dengan celup. Kain yang telah dilapisi malam diolesi atau dilukis dengan pewarna remasol dengan warna tertentu. Proses pewarnaan ini menggunakan kuas. Dalam pewarnaan, dibutuhkan beberapa kali pengolesan. Teknik colet lebih mudah, namun jarang diterapkan perajin batik skala rumahan.

Kain batik Balitar memiliki kesan hombre, dengan gradiasi warna yang berbeda. Batik warna cerah, popular di daerah pesisir dan Madura. Warna kain batik yang cerah menarik minat pembeli di Jawa Timur. Sedangkan warna sogan atau coklat khas kain batik Solo dan Yogyakarta tak terlalu diminati masyarakat Jawa Timur.

Sedangkan motif, batik Balitar menggunakan beberapa motif untuk merepresentasikan Blitar. Seperti motif ikan koi yang memiliki latar belakang dan filosofi tersendiri. “Bung Karno membawa bibit ikan koi langsung dari Jepang. Blitar menjadi tempat pemijahan ikan koi pertama di Indonesia,” katanya,

Sehingga ikan koi menjadi salah satu ikon Blitar. Sedangkan motif bintang Pancasila terinspirasi dari Grebek Pancasila. Sebuah acara tahunan di Blitar untuk merayakan hari kelahiran Pancasila. Serta motif bunga sepatu, belimbing Karangsari, yoyo, kendang dan motif flora lain.

Perajin Batik di Blitar Terus Berkembang

Salah satu karya ragam hias yang menjadi ikon blitar adalah

Kini, perajin batik terus tumbuh dan berkembang di Blitar. Sejak 2015, dibentuk Asosiasi Batik Blitar Asli (Ababil). Asosiasi didirikan untuk mengembangkan batik khas Blitar. Serta memberikan kesempatan masyarakat untuk berlatih membatik sejak dini.

Kini, bermunculan perajin  batik skala kecil. Asosisasi sekaligus menjadi wadah perajin untuk berbagi ilmu, mengurus hak cipta atau paten, dan menjaga harga batik agar tetap stabil. Perajin batik yang tergabung dalam Ababil antara lain batik Balitar, Baduta, Warna, Putri Ayu, De Java, Sawunggaling, dan Larasati.

Bersama Ababil, perajin bersinergi dan memudahkan perajin untuk mempromosikan dan memasarkan batik secara adil. “Ababil menetukan harga dasar penjualan kain batik Rp 150 ribu per lember,” katanya.

Harga dasar merupakan harga minimal penjualan di tingkat perajin. Harga kain batik ditentukan dengan jenis kain, pewarnaan, tingkat kesulitan dan motif. “Selembar kain batik bisa berharga jutaan rupiah untuk pesanan khusus. Motif terbatas,” kata Nanang.

Salah satu karya ragam hias yang menjadi ikon blitar adalah

Merawat Tradisi Menebar Inspirasi