Garis kontur adalah suatu garis yang menghubungkan tempat–tempat yang sangat tinggi dan suatu permukaan tanah di dalam peta. Garis kontur ini dapat kita bayangkan sebagai tepi dari suatu danau atau laut. Kerapatan jarak kontur pada suatupeta dengan lainya menunjukkan keadaan wilayah yang curam. Sebaliknya semakin jarang jarak antara garis kontur pada suatu peta menunjukan bahwa daerah yang disebut termasuk dalam kategori landai[1]. Di dalam pembuatan kontur, terdapat beberapa sifat–sifat garis kontur yaitu : Jarak horizontal dua buah garis kontur akan semakin rapat dengan kontur interval. Pada tanah dengan lereng seragam maka garis kontur akan semakin sejajar dan berjarak satu sama lain. Garis–garis kontur tidak akan berpotongan satu sama lain kecuali dalam keadaan khusus. Pada permukaan datar atau rata garis kontur akan merupakan suatu garis lurus, berjarak sama dan sejajar satu sama lain. Suatu garis kontur tidak akan terletak pada dua buah garis kontur yang lebih tinggi atau lebih rendah elevasinya. Garisgaris kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting garis kontur juga memperhatikan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah[2]. Garis–garis kontur memberikan informasi yang maksimum tentang daerah peta, dan tidak menyembunyikan rincian peta lainnya yang penting. Garis kontur juga memperlihatkan elevasi dan konfigurasi permukaan tanah. Elevasi titik–titik yang tidak terletak diatas garis kontur bisa dicari dengan interpolasi antara dua garis kontur yang terletak dikedua sisi titik tersebut. Adapun bidang acuan umum yang sering dipakai adalah bidang permukaan laut rata-rata. Informasi relief secara absolut memperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan garis ketinggian tersebut di atas di suatu bidang tertentu[3]. Peta kontur adalah peta yang menggambarkan sebagian bentuk-bentuk permukaan bumi yang bersifat alami dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur pada peta topografi diperoleh dengan melakukan pengolahan interpolasi linier antara titik-titik ketinggian yang berdekatan. Interpolasi linier adalah suatu metode atau fungsi matematika yang menduga nilai pada lokasilokasi yang datanya tidak tersedia atau tidak didapatkan. Interpolasi linier mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu di dalam ruang dan atribut ini saling berhubungan (dependence) [4]. Pembentukan garis kontur menggunakan data dari pemetaan terestris memiliki akurasi yang tinggi tetapi pengukuran terestris memiliki beberapa kelemahan diantaranya membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang besar karena semakin luas area yang dipetakan semakin banyak pula titik yang harus diukur. Semakin rapat titik yang diambil, maka semakin akurat pula kontur yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Titik ketinggian (spotheight) yang diambil dalam pengukuran terestris harus memiliki kerapatan dan persebaran yang baik untuk mengurangi kesalahan pada interpolasi kontur [4]. Salah satu solusi untuk memperoleh data ketinggian adalah dengan menggunakan data foto udara yang dihasilkan dari pemetaan menggunakan Unmanned Aeral Vehicle (UAV). Data foto udara akan menghasilkan data Digital Surface Model (DSM) yang kemudian dilakukan filterisasi untuk membentuk Digital Terrain Model (DTM). Data DTM tersebut digunakan untuk mengekstrak spotheight untuk mengoptimalisasi kerapatan titik ukur yang kurang. Pembuatan peta topografi menggunakan metode ini memiliki tingkat ketelitian yang dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya yaitu metode pengolahan, sehingga sering kali kajian mengenai akurasi berkaitan dengan optimalisasi pengolahan yang dilakukan [4]. Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dengan metode lain dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksterestrial menggunakan receiver GPS yang mempunyai ketelitian tinggi dengan waktu yang relatif singkat [5]. Pengukuran ketinggian menggunakan rata-rata permukaan air laut (MSL/Mean Sea Level). Pengukuran permukaan yang dianggap memiliki ketinggian 0 meter dan dipakai rujukan untuk mengukur ketinggian (elevation) yang disebut sebagai Datum Vertikal (Vertical Datum) [6]. Kemudian menyederhanakan dengan mendefinisikan MSL adalah 0 meter. Terdapat 3 jenis model permukaan di bumi ini:Geoid, Ellipsoid, dan Topographic surface. Geoid adalah pendekatan bentuk fisis permukaan bumi yang dimodelkan secara matematis dan sangat kompleks. Untuk kegunaan praktis geoid dianggap berimpit dengan MSL sehingga dianggap memiliki ketinggian 0 m. Ellipsoid adalah suatu bentuk pendekatan model bumi yang dipakai untuk memudahkan baik perhitungan maupun penunjukkan suatu titik di bumi dengan besaran matematika. Permukaan bumi/ permukaan Topografi adalah yang terlihat secara fisik sebagai permukaan bumi (Gambar 1). Kedudukan dan perbedaan ketinggian ketiga model permukaan tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 [6].
Gambar 1. Gambar permukaan bumi/ permukaan topografi Pengukuran model permukaan adalah sebagai berikut: MSL, adalah diukur orthometric secara kasar diatas Geoid (H). Ketinggian Geoid (N), diukur terpisah diantara Geoid dan Ellipsoid dalam besaran minus atau plus. Ketinggian Ellipsoid (h= N+H), adalah jarak diatas atau dibawah ellipsoid dalam besaran plus atau minus. Ketinggian Ellipsoid bisa dikenal juga sebagai Ketinggian Geodetic.
Gambar 2. Kedudukan dan perbedaan ketinggian model permukaan bumi Datar Pustaka: [1] Srijono, dkk. 1981. Peta Topografi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada [2] Sastrodarsono, Suyono. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Jakarta: Pradnya Paramita [3] Salman. Garis kontur, Sifat dan Interpolasinya. http://digilib.polibis.ac.id. Diakses 8 agustus 2019 [4] Kusnadi, R. 2013. http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/ 2010/07/petakontur.html [5] Armenda Bagas Ramadhony, Moehammad Awaluddin, Bandi Sasmito, “Analisis Pengukuran Bidang Tanah dengan Menggunakan GPS Pemetaan” Jurnal Geodesi Universitas Diponegoro, Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, 2017. [6] Abidin, Hasanuddin Z, Andrew Jones, dan Joenil Kahar, “Survei dengan GPS”, Jakarta, Pradnya Paramita, 2002. DAFTAR SEKARANG!! Training Center di Yogyakarta Contact us 1. Dwi Purwanto 085602006858 (m3) 081328361414 (simpati) Email: 2. Kurnia 08179414410 (xl) Email:
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval vertikal yang reguler.
Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu (biasanya berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima (tergantung pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi).
Kontur indeks dan titik-titik tinggi pada peta rupabumi skala 1:25.000
Bentuk KonturBentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal, kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur. Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:
Berbagai kenampakan kontur
Profil permukaan lahan dari potongan garis A-B Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit dan lembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan). Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan, praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.
Membuat Potongan Profil
Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.
Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B pada peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis. Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah adalah 80 meter.
Pemotongan Garis Kontur Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar dengan pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala yang sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang dipotong oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda pada setiap garis vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai dengan tingginya pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva yang halus, memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan antara kontur-kontur di lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid akan memudahkan penggambaran.
Potongan yang menunjukkan intervisibilitas Menentukan Gradien Jalan Pada Peta Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu gradien. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2 unit vertikal untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut sama pada kedua arah, maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya (meter atau pun kaki). Gradien tersebut biasanya ditulis sebagai 2/16.
Kemiringan lereng atau slope Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk mengkonversinya adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu: 2/16 x 100% = 1,25% Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10 meter dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut adalah 120 meter, maka gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 = 1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%. Untuk menentukan gradien yang paling terjal dari suatu jalan, temukan titik di mana dua kontur yang berturutan saling berdekatan, kemudian ukurlah seperti prosedur di atas. Suatu gradien rata-rata dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa interval kontur, meskipun hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan lereng yang konstan pada arah yang sama. Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum sepanjang suatu jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter, maka jarak antara kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter. Tandailah pada sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval kontur dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik mana pun lebih pendek dari jarak yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya lebih terjal dari 1/6.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta. Jadi kontur adalah suatu garis yang digambarkan diatas bidang datar melalui titik –titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi tertentu. Garis ini merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama terhadap suatu bidang referensi atau garis khayal yang menghubungkan titik – titik yang mempunyai ketinggian yang sama.Penarikan garis kontur bertujuan untuk memberikan informasi relief ( baik secara relative maupun absolute ) Sifat-sifat garis kontur adalah : 1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu. 2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi. 3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang. 4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta. 5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai. 6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung. 7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu lembah/jurang. Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan. Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil. Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya. Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah: Interval Kontur = 1/2000 x skala peta Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan besaran angka kontur disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil angka yang utuh atau bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung dari besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur 2,5 m atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5 m maka besarnya garis kontur yang dibuat adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m, 85m, 87,5 m, 90 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 5 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m, 85 m, 90 m , 95 m, 100 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25 m, maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m, 150 m, 175 m, 200 m dan seterusnya.
Cara penarikan kontur dilakukan dengan cara perkiraan (interpolasi) antara besarnya nilai Page 2
|