Pertanyaan tentang perjuangan mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia

Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia - Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan berdiri Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka perjuangan kemerdekaan belumlah berakhir. Keinginan bangsa Indonesia untuk membangun sendiri negara yang merdeka dan berdaulat mendapat tantangan besar dari pemerintah Belanda. Pada 1946, secara sepihak Belanda kembali masuk ke Indonesia mengatas namakan sebagai penguasa yang sah karena berhasil mengalahkan Jepang yang sebelumnya mengambil alih kekuasaan Hindia Belanda (Indonesia) dari Belanda. Menghadapi situasi semacam ini, menggeloralah semangat revolusi kemerdekaan yang mengakibatkan Indonesia yang baru merdeka harus secara fisik berperang melawan Belanda yang ingin merampas kembali kemerdekaan Indonesia. Perjuangan mempefiahankan kemerdekaan tersebut melewati beberapa episode penting yang mengkombinasikan antara perang fisik dan perang diplomasi atau perundingan-penindingan dalam kurun Waktu 1945-1949.

Pertanyaan tentang perjuangan mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia
Perjuangan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. tembi.net
Acaman terhadap keutuhan Negara Kesatua Republik Indonesia setelah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 adalah kedatangan Belanda ke Indonesia. Belanda sebagai salah satu anggota Sekutu yang memenangkan Perang Dunia II, menyatakan berhak atas Indonesia karena sebelumnya mereka menjajah Indonesia. Mereka datang dengan membentuk Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) dengan menumpang dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI). Kedatangan Belanda dengan menumpang AFNEI mendapat perlawanan bangsa Indonesia. Apalagi setelah secara terang-terangan Belanda mulai menduduki wilayah Indonesia. Coba cari informasi bagaimana perjuangan rakyat di daerah kalian, dalam melawan Belanda pada awal kemerdekaan. Juga perjuangan rakyat di daerah lain di Indonesia. Apakah benar pernyataan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Berikut merupakan sebagian perjuangan melawan Belanda secara fisik untuk mempertahankan kemerdekaan.

a. Pertempuran Surabaya Tanggal 10 November 1945


Pertempuran Surabaya Tanggal 10 November 1945 - Terjadinya pertempuran di Surabaya diawali kedatangan atau mendaratnya brigade 29 dari divisi India ke 23 di bawah pimpinan Brigadir Mallaby pada tanggal 25 oktober 1945. Namun kedatangannya tersebut mengakibatkan terjadinya kerusuhan dengan pemuda karena adanya penyelewengan kepercayaan oleh pihak Sekutu. Pada tanggal 27 Oktober 1945 pemuda surabaya berhasil memporak-porandakan kekuatan Sekutu. Bahkan hampir menghancurkannya, kernudian untuk menyelesaikan insiden tersebut diadakan perundingan, Namun pada saat perundingan terjadi insiden Jembatan Merah Brigadir Mallaby tewas.Tanggal 9 November 1945 tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya agar para pemilik senjata menyerahkan senjata kepada Sekutu sampai tanggal l0 November jam 06.00. ultimatum itu tidak dihiraukan oleh rakyat Surabaya. Akibatnya pecahlah perang di Surabaya pada tanggal l0 november 1945, pemuda Surabaya melakukan perlawanan dengan menyusun organisasi yang teratur di bawah komando Sungkono. Bung Tomo melalui Radio pemberontakan mengobarkan semangat perlawanan Pemuda Surabaya agar pantang menyerah kepada penjajah, misalnya slogan Revolusi ”merdeka atau mati”. Pertempuran ini merupakan pertempuran yang paling dahsyat yang menelan korban l5.000 orang, peristiwa l0 November ini di peringati sebagai Hari Pahlawan oleh seluruh bangsa Indonesia.

b. Perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda

Perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda - Belanda selalu berusaha menguasai Indonesia dengan berbagai cara. Berbagai perundingan yang dilakukan sering kali dilanggar dengan berbagai alasan. Untuk menguasai seluruh Wilayah Indonesia Belanda melancarkan agresi militer sebanyak dua kali. Agresi Militer I dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 1947, dengan menguasai daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur . Indonesia mengadukan Agresi Militer ini ke masyarakat Internasional, dan akhirnya atas tekanan resolusi PBB akhirnya tercapai gencatan senjata.Agresi militer II dilakukan kernbali pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda perlawanan bangsa Indonesia merubah strategi dengan cara perang gerilya. Salah satu hasil perang gerilya adalah serangan umum tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman. Serangan ini memberi dampak bagi dunia internasional tentang keberadaan NKRI.

c. Perang Gerilya

Perang Gerilya - Perlawanan bangsa Indonesia juga menggunakan strategi perang gerilya, yaitu perang dengan berpindah-pindah tempat. Sewaktu-Waktu menyerang berbagai posisi tentara Belanda baik di jalan maupun di markasnya. Salah satu perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Soedirman. Beliau bergerilya dari luar kota Jogyakarta selama delapan bulan ditempuh kurang lebih 1000 km di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak jarang Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa rombongan Soedirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.

Kolonel A.H. Nasution, selaku Panglima Tentara dan Teritorium Jawa menyusun rencana pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian dikenal sebagai Perintah Siasat No 1 Salah satu pokok isinya ialah : Tugas pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal adalah ber-wingate (menyusup kebelakang garis musuh) dan membentuk kantong-kantong gerilya sehingga seluruh Pulau J awa akan rnenjadi medan gerilya yang luas. Salah satu pasukan yang harus melakukan wingate adalah pasukan Siliwangi. Pada tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah menuju daerah-daerah kantong yang telah ditetapkan di Jawa Barat. Perjalanan ini dikenal dengan nama Long March Siliwangi. Perjalanan yang jauh, menyeberangi sungai, mendaki gunung, menuruni lembah, melawan rasa lapar dan letih dibayangi bahaya serangan musuh.

Pertanyaan tentang perjuangan mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia

ardianpradana ardianpradana

Berikut ini lima pertanyaan tentang perjuangan, ancaman, dan semangat mempertahankan NKRI lengkap dengan jawabannya:

  1. Bagaimana seorang pelajar berjuang dalam mempertahankan NKRI? Perjuangan mempertahankan NKRI tidak lagi dilakukan melalui jalur peperangan. Namun perjuangan dilakukan melalui jalur pendidikan, ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu seorang pelajar dapat berpartisipasi mempertahankan NKRI dengan cara menjadi orang yang hebat, rajin mempelajari budaya Indonesia, dan selalu berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
  2. Sebutkan ancaman dalam bidang militer! Contoh ancaman dalam bidang militer adalah gerakan separatisme yang ingin memisahkan diri dari negara Indonesia, aksi terorisme, dan ancaman militer dari negara lain.
  3. Apa saja ancaman yang bersifat non militer? Contoh ancaman non militer adalah perilaku pemboikotan secara ekonomi dan politik oleh bangsa lain. Contoh lainnya adalah masuknya barang-barang impor yang dapat mematikan para pengusaha dalam negeri.
  4. Kenapa semangat mempertahankan NKRI penting bagi keutuhan NKRI? Semangat mempertahankan NKRI diperlukan karena ancaman terhadap keutuhan NKRI akan selalu ada. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia harus sadar dan selalu berperan aktif dalam menjaga keutuhan negara Indonesia.
  5. Sebutkan perilaku yang menunjukan semangat mempertahankan NKRI! Contoh perilaku yang mencerminkan semangat mempertahankan NKRI adalah sikap yang selalu mengendapkan persatuan dan kesatuan, rela berkorban demi kepentingan bersama, berperilaku adil, dan menerapkan hidup toleransi di dalam masyrakat Inodonesia yang beragam.

Pembahasan

Negara Indonesia tidak akan pernah luput dari berbagai ancaman yang dapat mengganggu keutuhan NKRI. Ancaman yang membahayakan keutuhan NKRI dapat bersifat militer dan non militer. Oleh karena itu kewajiban untuk menjaga keutuhan NKRI tidak hanya berada pada polisi dan aparat hukum tapi juga menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia.

Pelajari lebih lanjut:

Detail jawaban:

Kelas: VII

Mapel: PPKN

Bab; Semangat dan Komitmen Kebangsaan untuk Memperkuat NKRI

Kode: 7.9.6

#AyoBelajar