You're Reading a Free Preview Gulma merupakan tanaman pengganggu yang dapat merugikan bagi pertumbuhan dan hasil tanaman dan lingkungan perairan serta aspek lainnya. Beberapa sifat umum dari gulma adalah mempunyai kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi) yang kuat dan mempunyai daya persaingan yang tinggi. Sifat-sifat lain yang sering dimiliki oleh gulma antara lain dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak, cepat berkembang biak dan sifat dorman (masa istirahat) yang panjang. Seiring perkembangan teknologi pertanian, terdapat banyak faktor yang secara langsung atau tidak langsung dapat memacu pertumbuhan gulma, misalnya penanaman dalam barisan, jarak tanam yang lebar antara barisan tanaman, monokultur, pemupukan, penggunaan alat-alat besar dalam mekanisasi, dan pengairan. Sehingga dengan makin intensifnya penanaman dan majunya teknologi pertanian, masalah gulma tidak akan semakin ringan, tetapi cenderung akan semakin berat. Demikian diungkapkan Prof Dr Ir Husni Thamrin Sebayang MS dalam pidato pengukuhan guru besar di depan Rapat Terbuka Senat Universitas Brawijaya, Rabu (31/10). Dalam upacara yang dipimpin Rektor Prof Dr Ir Yogi Sugito di gedung Widyaloka tersebut, Prof Dr Ir Husni Thamrin Sebayang MS yang dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu gulma pada Fakultas Pertanian Unibraw (guru besar ke-147 Unibraw atau yang ke-36 dari Fakultas Pertanian) menyampaikan pidato ilmiah berjudul ?Gulma dan Pengendaliannya dalam Upaya Peningkatan Produksi Tanaman?. Lebih lanjut disampaikan Husni Thamrin, melihat pengaruh gulma yang begitu menentukan pada penurunan pertumbuhan dan hasil tanaman maka perlu diupayakan usaha untuk mengendalikannya. Namun demikian, pengendalian gulma sering tidak dilakukan atau ditunda pengendaliannya. Karena ada anggapan bahwa serangan gulma tidak berbahaya dan tidak separah serangan hama dan penyakit. Padahal sesungguhnya tidak demikian, serangan gulma dapat membuat tumbuhnya tanaman menjadi merana dan mematikan meskipun secara perlahan-lahan karena serangannya dalam bentuk persaingan pada sarana tumbuh. Beberapa metode pengendalian gulma yang umum dilakukan antara lain secara mekanis, pengelolaan budidaya (kultur teknis), penggunaan mulsa dan penutup tanah, rotasi tanaman, pengendalian gulma secara hayati, kimia, dan terpadu. Oleh sebab itu, pengendalian gulma harus direncanakan secara tepat dan terarah serta dievaluasi sehingga sesuai dengan kondisi lingkungan dan jenis tanaman yang diusahakan agar peningkatan produksi tanaman dapat tercapai. Penyuluhan yang lebih intensif kepada petani tentang jenis-jenis gulma yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan serta upaya pemanfaatan dan pengendaliannya perlu dilakukan. [bhm]
Kehadiran organisme pengganggu tanaman atau gulma pada lahan pertanian Anda dapat menyebabkan terjadinya persaingan dengan tanaman pokok. Persaingan atau kompetisi yang terjadi biasanya dalam perebutan unsur hara, menangkap cahaya, penyerapan air dan ruang hidup. Selain itu gulma juga dapat mengotori kualitas dari produksi lahan Anda. Misalnya yaitu pengotoran benih oleh biji gulma. Gulma juga dapat mengeluarkan zat atau cairan yang mengandung racun, sebagai tempat hidup hama pengganggu tanaman. Akibat dari semua itu nantinya akan berimbas kepada bertambahnya biaya usaha pertanian Anda dan penurunan dari produktivitas tanaman. Gulma merupakan salah satu faktor kendala utama di dalam usaha pertanian atau budidaya tanaman. Gulma mampu hidup dan tumbuh dengan pesat pada lahan tanaman budidaya Anda sehingga nantinya akan mempengaruhi perkembangan tanaman serta dapat mengakibatkan penurunan hasil panen baik itu dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Menurut morfologi, jenis jenis gulma dapat dibedakan menjadi tiga kelompok. Ketiga kelompok tersebut mempunyai karakter tersendiri yang membutuhkan strategi khusus dalam pengendalian gulma. Adapun tiga kelompok gulma tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kelompok Gulma Teki Tekian
2. Kelompok Gulma Rerumputan
3. Kelompok Gulma Berdaun Lebar
Setelah Anda mengenal jenis – jenis gulma, berikut adalah cara pengendalian gulma yang bisa Anda lakukan. a. Pengendalian Gulma Secara Mekanik Adapun pengendalian gulma dengan cara mekanik dapat dibagi menjadi:
b. Pengendalian Gulma Dengan Sistem Kultur Teknik Pengendalian dengan cara ini bisa dilakukan dengan cara, yaitu:
c. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi Untuk pengendalian gulma secara kimiawi, Anda bisa menggunakan herbisida. Menurut sistem kerjanya, herbisida dibagi atas beberapa jenis. Antara lain yaitu:
Sedangkan cara pengaplikasian herbisida untuk pengendalian gulma dibedakan menjadi:
d. Pengendalian Gulma Secara Biologi Pengendalian gulma dengan cara biologi adalah dengan memanfaatkan serangga yang dapat menghambat pertumbuhan gulma. Untuk pengendalian gulma secara biologi ada beberapa syarat yang Anda perlukan, hal tersebut adalah:
(Irfan Afandi, SP - Penyuluh Pertanian Pertama) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Sumber : 1. https://www.infoagribisnis.com/2018/06/pengendalian-gulma/
Sumber: Ratnawati (BPTP Aceh) Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma dapat menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang (Wikipedia, 2010). Selain kerugian dari sisi kompetisi, ada beberapa jenis gulma yang mempunyai sifat alelopati yaitu kemampuan mengeluarkan zat yang bersifat racun dan dapat menghambat pertumbuhan tanaman tertentu. Misalnya Imperata cylindrica menghasilkan zat phenol, Juglans nigra dapat memproduksi hydroksi juglon, Artemisia absinthium mengeluarkan zat absintin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan vegetatif. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara kultur teknis, mekanis, biologis, dan khemis, oleh karena harus dilakukan secara intensif (Widiyati et al. 2001 dalam Fadhly, 2004). Teknik Pengendalian GulmaPengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara: 1. Preventif (pencegahan)Cara pencegahan antara lain :
2. Pengendalian gulma secara fisikPengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :
3. Pengendalian gulma secara biologisPengendalian gulma secara biologis (hayati) dengan menggunakan organisme lain, seperti insekta, fungi, bakteri sebagainya. Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau fungi dapat erpotensi mengendalikan gulma secara biologis 4. Pengendalian gulma secara kimiawiPengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap pencemaran lingkungan. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. DAFTAR PUSTAKA
|