Pengaruh penggunaan bahasa asing terhadap nasionalisme

Seperti yang diketahui, pada era globalisasi ini bahasa asing terutama Bahasa Inggris tidak bisa dihindari. Penggunaan bahasa asing semakin berpengaruh terhadap bahasa lokal (Bahasa Indonesia). Penggunaan bahasa asing memang sudah ada sejak zaman penjajahan. Tidak dapat dihindari bahasa asing yang awalnya hanya menjadi bahasa International, sekarang mulai digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti contoh, sekarang banyak kaum milenial yang menggunakan bahasa asing sebagai alat berkomunikasi  sehari-hari. Karena itu, bahasa asing tidak mungkin dapat hilang begitu saja.

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi saat berinteraksi dengan orang lain. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan keinginan, perasaan, pendapat, ataupun pengetahuan. Peranan bahasa dalam manusia sangat penting. Hampir semua kegiatan memerlukan bahasa. Bahasa Indonesia merupakan media komunikasi utama masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu. Pemakaian bahasa Indonesia tidak bisa digunakan secara asal begitu saja. Terdapat aturan dan kaidah yang harus ditaati agar menjadikan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tetapi di era globalisasi seperti ini terdapat beberapa pengaruh hingga merubah bahasa keaslian Indonesia, salah satu contoh nya adalah banyak kata-kata singkatan, terciptalah bahasa gaul. Dampak yang terjadi sangatlah besar akibat perubahan era ini terhadap segala aspek kehidupan ini termasuk aspek bahasa. Perubahan aspek bahasa sendiri dipicu oleh semakin canggih-nya teknologi. penguasaan bahasa asing menjadi modal utama dalam berkompetisi menghadapi era globalisasi. Namun, hal tersebut dapat semakin mempengaruhi terhadap eksistensi bahasa Indonesia.

Pada era globalisasi ini, beberapa orang berfikir bahwa bahasa Indonesia menghambat  proses komunikasi yang dilakukan secara global karena Bahasa Indonesia tidak digunakan sebagai alat komunikasi global. Padahal, kita sebagai masyarakat Indonesia dapat memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada masyarakat Asing. Semakin penting bahasa Inggris di mata orang Indonesia, maka dapat mengurangi rasa cinta pada bahasa Indonesia, karena kedudukan bahasa Inggris saat ini sangat penting. 

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan bahasa asing memang sangat penting di era globalisasi ini. Bisa dilihat bahwa banyak perusahaan yang lebih mengutamakan calon pekerja memiliki kemampuan bahasa asing. Hal ini membuat masyarakat berlomba-lomba untuk menguasai bahasa asing ketimbang memperdalam bahasa Indonesia itu sendiri. Tentu saja, hal ini tidak harus dibiarkan begitu saja. Bahasa Indonesia harus tetap menjadi alat kebanggaan Bangsa.

Di era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu ditingkatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar masyarakat Indonesia tidak terbawa oleh pengaruh budaya asing. Era globalisasi merupakan tantangan bagi masyarakat Indonesia untuk mempertahankan diri ditengah-tengah pengaruh budaya luar. Jika hal ini terus dibiarkan, tidak dapat dipungkiri masyarakat akan semakin lupa dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia akan tergeserkan oleh bahasa asing yang semakin merajalela.

Bahasa asing berdampak positif dan negatif terhadap bahasa Indonesia. Dampak positifnya yaitu dapat meningkatkan pemerolehan bahasa, dapat menguntungkan beberapa kegiatan yang memerlukan penguasaan bahasa asing, sangat baik dalam kemampuan otak terutama pada anak serta semakin cepat pergerakan perekonomian Indonesia karena hampir seluruh aspek sudah menggunakan bahasa asing. Dampak negatif nya adalah berkurangnya nilai keaslian bahasa Indonesia karena sudah tercampur aduk oleh budaya asing, akan melupakan bahasa persatuan Indonesia, melunturkan sikap bangga pada bangsa sendiri, meremehkan bahasa Indonesia serta dapat megurangi rasa cinta pada tanah air

Kesimpulan 

Dengan adanya globalisasi kedudukan Bahasa Indonesia sedikit terancam, karena Bahasa Asing mulai masuk ke Indonesia. Dengan demikian, ada faktor negatif dan positif adanya globalisasi terhadap Bahasa Indonesia. Dampak positifnya, bangsa kita dapat mengikuti perkembangan internasional dengan baik dan lancar. Dampak negatifnya, Bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser oleh Bahasa Asing. Oleh karena itu, kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, dengan cara menggunakan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dan juga dapat menambahkan pelajaran Bahasa Indonesia sebagai media untuk mencintai bahasa Indonesia sendiri. Walaupun kita belajar bahasa asing, namun tidak boleh melupakan nilai-nilai yang ada dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah. Bahasa Indonesia harus tetap menjadi bahasa pemersatu dan bahasa sehari-sehari. Masyarakat tidak boleh menyampingkan bahasa Indonesia maupun bahasa daerah.

Disusun oleh : 

- STEVANNY                             : 211011200254

 - VINA RAHMAWATI           : 211011200019


Pengaruh penggunaan bahasa asing terhadap nasionalisme

Lihat Humaniora Selengkapnya

You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 8 are not shown in this preview.

Pengaruh penggunaan bahasa asing terhadap nasionalisme
beritapapua.id - Ilustrasi bahasa asing. (Foto: Istimewa)

Di era globalisasi, dimana internet sudah cukup mudah diakses, sehingga membuat komunikasi semakin mudah, sekalipun terbentang samudera, daratan yang berjarak ribuan kilo meter. Berkomunikasi dengan orang asing pun sudah menjadi hal yang biasa, beberapa mungkin masih menggunakan aplikasi penerjemah, namun tidak sedikit juga dari mereka yang sudah menguasai bahasa asing dengan fasih. Bahasa asing yang [dikuasai] pun biasanya lebih dari satu.

Di zaman modern ini, bahasa asing tidak lagi hanya [dikuasai] oleh orang dewasa dengan kepentingan pekerjaan, tetapi juga anak-anak kecil yang memang sudah diajari sejak usia dini agar pelafalannya semakin baik. Bahkan tidak sedikit orangtua yang dengan senang hati merogoh kantong dan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah Internasional demi mendapatkan pendidikan yang bertaraf internasional pula.

Namun, terkait dengan pelajaran bahasa asing, baik di sekolah negeri maupun di sekolah swasta, bahasa luar yang setidaknya [diajarkan] adalah bahasa Inggris. Hanya saja yang membedakan sekolah negeri dan sekolah swasta adalah waktu belajar mempelajari bahasa tersebut. Di swasta biasanya bahasa tersebut [diajarkan] lebih cepat, bahkan sejak dari sekolah dasar atau elementary. Lalu apa kaitannya belajar bahasa asing dengan rasa nasionalisme?

Banyak yang beranggapan bahwa ketika seseorang mempelajari bahasa luar dan sering menggunakannya dalam percakapan sehari-hari, maka orang tersebut memiliki rasa nasionalis yang lemah. Beberapa orang akan beranggapan bahwa seseorang yang lebih memilih berbicara dengan bahasa luar tidak memiliki kecintaan terhadap bahasa Indonesia yang merupakan salah satu budaya Indonesia, padahal tidaklah demikian.

Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah salah satu bentuk nasionalisme kita sebagai anak bangsa, seperti yang tertulis di dalam sumpah pemuda “Menjujung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Namun meskipun demikian, bukan berarti kita [dilarang] untuk menguasai bahasa asing.

Rasa Nasionalis Tidak Ada Kaitannya Dengan Kemampuan Berbahasa Asing

Secara umum, nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional. Singkatnya, nasionalisme dapat [disebut] sebagai rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.

Rasa nasionalis sebenarnya tidak ada kaitannya dengan kemampuan berbahasa asing. Orang dengan kemampuan bahasa luar memang sering dipandang sebagai orang yang lebih berfikiran terbuka, namun bukan berarti mereka tidak memiliki rasa cinta terhadap tanah air. Sebaliknya, seseorang yang tidak mempelajari bahasa asing ataupun tidak bisa berbahasa asing, belum tentu juga memiliki rasa nasionalis yang tinggi.

Baca Juga: Kementerian PUPR Umumkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah WWF 2024

Dari Puteri Indonesia kita bisa mengambil contoh, bahwa menguasai bahasa luar bisa membawa banyak dampak positif. Selain mengharumkan nama bangsa, menguasai bahasa asing juga bisa sebagai perwujudan toleransi kita sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya.

Tidak ada salahnya mengajarkan anak-anak bahasa asing sejak dini. Misalnya tentang kemampuan dasar bahasa Inggris. Hal tersebut akan mempersiapkan diri mereka untuk menghadapi persaingan global di masa mendatang.

Melansir dari azbahasainggris.com, bahasa asing juga bisa menjadi nilai tambah saat mencari pekerjaan. Mengingat banyak perusahaan asing yang mewajibkan karyawannya mampu berbahasa asing, terutama bahasa Inggris.

Dari pengertian nasionalisme saja seharusnya sudah bisa menjelaskan, bahwa rasa nasionalis tidak terpengaruh dengan kecerdasan berbahasa, itu semua kembali dan tergantung kepada masing-masing individu.