Kenapa bayi rewel saat digendong ibunya?

Jakarta (ANTARA News) - Cara terbaik menghentikan tangis bayi adalah pelukan ibunya, demikian para peneliti seperti dikutip Health.com.

Para peneliti berasumsi, ketika bayi rewel digendong ibunya maka bayi merasakan reaksi tenang yang seketika.

Efek revolusioner yang terlihat pada tikus dan manusia  menunjukkan serangkaian pengaturan terkoordinasi gerak jantung dan syaraf motorik, kata para ilmuwan itu dalam hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal Current Biology.

Kesimpulan itu juga menjelaskan mengapa bayi  yang sudah tenang mendadak menangis lagi begitu diturunkan dari gendongan ibunya.

Penemuan ini besar manfaatnya bagi orangtua yang frustasi menghadapi bayi yang rewel, sekaligus menghindari kekerasan terhadap anak.

"Dari manusia sampai tikus, bayi mamalia menenang dan relaks ketika digendong ibunya,” kata Kumi Kuroda dari Institut Ilmu Otak RIKEN di Saitama, Jepang. “Respons bayi ini penting baik bagi ibu maupun bayi.”

Selagi dalam gendongan ibunya, anak akan tumbuh tenang, dan ini pula terjadi pada tikus di laboratorium. 

"Ketika saya mengambil bayi tikus lewat punggungnya dengan selembut dan sehalus induk tikus, maka si bayi tikus segera berhenti meronta dan menjinak," kata Kuroda.

Respons menenangkan pada tikus ini mirip terjadi dengan saat para ibu menggendong bayi mereka.

Para peneliti mendapati jantung bayi itu berdetak lambat begitu digendong ibunya, lalu berhenti meronta.

Dengan menggunakan elektroda pemonitor gerak jantung, respons yang sama terjadi pada tikus. 

Menurut para peneliti area-area tertentu otak dan sistem syaraf sangat penting dalam mengkoordinasikan respons bayi.

Penemuan ini amat berguna untuk masa pengasuhan bayi dan berperan penting dalam perkembangan anak sehingga tak mengalami kekerasan dari ibunya, kata peneliti. 

Memahami tangisan dari perspektif bayi bisa menurunkan frustasi ibu karena saat frustasi orangtua berkurang, maka kemungkinan kekerasan pada bayi pun berkurang.

"Pemahaman ilmiah mengenai respons bayi ini akan membantu orangtua untuk tidak salah mengartikan tangisan bayi sebagai upaya bayi mengendalikan orangtuanya seperti disebut teori-teori pengasuhan selama ini,” kata Kuroda.

Fenomena bayi menangis harus ditafsirkan sebagai konsekuensi alamiah dari sistem sensor motoris bayi, sambung Kuroda seperti dikutip Health.com.

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2013

Kompas.com - Seringkah Anda merasa sudah melakukan semua hal supaya si kecil tenang tapi tak ada hasilnya? Periksa popoknya tidak basah, disusui tidak mau, digendong tetap menangis, diletakkan di boks tambah rewel. Rasanya semua cara sudah dilakukan tapi kok si kecil tetap tidak tenang. Apa yang harus dilakukan?

Ternyata tenang atau tidaknya bayi dipengaruhi oleh tenang atau tidaknya sang ibu. Sebuah penelitian dilakukan Paul Wilson dan Tania Wilson dari Calm Centre terhadap ibu-ibu yang sedang menyusui. Penelitian meliputi aktivitas gelombang otak yang diobservasi dan dicatat selama beberapa waktu.

Dari hasil penelitian itu diperoleh fakta bahwa pola yang terekam dari aktivitas otak bayi yang sedang disusui hampir identik dengan sang ibu. Pada saat ibu atau bayi mengalami gangguan, misalnya bayi buang angin atau ibu merasa terganggu, maka gelombang otak yang lain akan mengikuti perubahan tersebut.

Kesimpulannya, dua orang yang mempunyai ikatan batin yang kuat, emosi mereka cenderung bekerja secara pararel. Jika yang satu relaks, yang lain juga relaks. Jika yang satu tegang, yang lain juga tegang. Dengan kata lain ibu yang mudah panik akan memiliki anak yang juga mudah panik sedang ibu yang tenang akan memiliki anak yang tenang juga. Sekarang Anda mengerti kan, mengapa si kecil masih tetap rewel meski segala hal sudah Anda lakukan? Jangan-jangan justru Anda yang “menularkan” rasa tidak tenang itu kepadanya.

Mengapa hanya kondisi ibu yang berpengaruh pada bayinya? Karena umumnya ibu lebih intens berinteraksi dengan bayinya. Setidaknya selama 6 bulan di awal kehidupan bayi, ibu memberikan ASI eksklusif yang membentuk ikatan batin yang “eksklusif” pula dengan bayinya.

Selain itu, dari hasil penelitian diperoleh fakta, umumnya ibu lebih memerhatikan perasaan bayinya ketimbang ayah yang cenderung ingin segera memecahkan “masalah” atas kondisi yang ada. Kecenderungan ini pula yang membedakan kualitas ikatan batin ibu dan bayi dengan ayah dan bayi. Contohnya, saat bayi menangis, ayah cenderung hanya berkutat mencari penyebabnya seperti ngompol atau haus, sedangkan ibu lebih peka dengan mencoba merasakan apa yang sedang dirasakan bayinya.

Nah, karena hubungan batin ibu dan bayi sedemikian kuat, maka penting bagi ibu untuk memelihara sikap relaks supaya bayinya juga tertular perasaan relaks dan berperilaku tenang.

Jelasnya, perilaku yang diharapkan dari bayi harus dimulai dari ibu dulu. Meski sedang banyak tekanan, terutama bagi ibu bekerja, usahakan saat berdekatan dengan bayi, buang jauh-jauh segala keruwetan itu.

Bayangkan keberadaan Anda membuat bayi merasa aman, terlindungi, dan bahwa segala yang ada di dunia ini baik-baik saja. Bila ibu belum bisa santai menghadapi tekanan, tip ini bisa dilakukan:

Katakan pada diri Anda bahwa Anda punya banyak waktu untuk berdua dan melakukan apa saja dengan si kecil.

- Tarik napas dalam, dengarkan napas Anda, coba relaks dan lupakan tekanan yang ada karena bayi Anda jauh lebih berharga daripada tekanan apa pun.

- Bila belum bisa, coba kompres wajah Anda dengan air hangat.

    - Bila rasa tenang tak kunjung datang, mandilah dengan air hangat. Air hangat akan membantu memperlancar peredaran darah dan membangkitkan rasa tenang.

    - Jika Anda tengah dalam tekanan berat, menangislah jika ingin menangis. Namun, jangan lakukan di hadapan bayi. Carilah tempat tertutup di ruangan lain. Jika sudah puas menangis, tarik napas panjang dan bulatkan tekad bahwa inilah waktu bersenang-senang dengan bayi.

    - Selama Anda menenangkan diri, bayi bisa diserahkan sementara kepada ayahnya atau pengasuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Kenapa bayi menangis saat digendong ibunya?

Salah satu penyebab bayi menangis saat diletakkan adalah karena bayi butuh kehangatan dan perasaan aman. Ini bisa menjadi alasan kenapa bayi ingin selalu berada dalam dekapan dan digendong oleh ibu. Ini adalah hal yang alami, sehingga bayi mungkin menjadi rewel setiap tidur di kasur atau Anda meletakkannya.

Kenapa bayi tidak boleh sering digendong?

Bayi yang terlalu sering digendong cenderung memiliki perkembangan yang pasif. Dan kepasifan ini bisa bertahan hingga dewasa kelak. Biasanya nanti ditandai dengan sikap yang penakut, peragu, dan memiliki ketergantungan dengan sosok sentralnya.

Apakah bayi menangis harus langsung digendong?

Membuat bayi lebih mudah tidur Studi menunjukkan bahwa tangisan yang normal mampu menambah jumlah waktu tidur bayi. Selain itu, membiarkan bayi menangis dapat membuat ia lebih mandiri tertidur sendiri tanpa harus digendong atau ditimang oleh orang tuanya.

Apa itu Wonder Week pada bayi?

Halodoc, Jakarta – Wonder weeks adalah kondisi yang terkait dengan perubahan perkembangan mental bayi, di mana bayi dapat mulai melihat dan memahami hal-hal yang terlalu cepat untuk dipahami sebelumnya.