Pelajaran yang dapat diambil dari surat yang diterima Ratu Balqis adalah

Jakarta -

Al-Qur'an mengajarkan profesi diplomasi public melalui kisah Ratu Balqis. Ratu Balqis, sang penguasa negeri Saba', adalah sebuah nama yang fenomenal di dalam Al-Qur'an dan Bibel. Dalam Al-Qur'an ia diceritakan panjang lebar di dalam dua surah, yaitu Q.S. al-Naml/27 dan Q.S. al-Anbiya'/21. Ratu Balqis dijelaskan dalam beberapa leteratur klasik, ia merupakan putri Dzu Syarkh ibn Hudad, mantan Raja di Himyerit (Yaman). Sumber lain ada yang menyebut ibunya berasal dari bangsa jin. Namun di dalam Al-Qur'an samasekali tidak duhubungkan dengan keturunan bansa jin. Bahkan Al-Qur'an tidak pernah mengisyaratkan adanya sosok figur yang berasal dari kombinasi jin dan manusia. Kehebatan yang dimiliki Ratu Balqis membuatnua dimitoskan di dalam berbagai penceritaan. Mitologisasi Ratu Balqis dianggap oleh kaum feminis sebagai bagian dari upaya untuk mengaburkan sejarah bahwa perempuan juga pernah dan boleh menjadi pemimpin yang berhasil.

Kehebatan Ratu Balqis dilukiskan di dalam Al-Qur'an sebagai "pemilik pemerintahan yang superpower" (laha 'arsyun 'adhim/Q.S. al-Naml/27:23) dan negerinya dilukiskan dengan baldatun thayyibah wa Rabbun gafur atau negoro kang lohjinawi, toto tentrem kerto raharjo. Kita tidak pernah menemukan kehebatan seorang laki-laki, sekalipun itu Nabi atau Rasul yang mendapatkan dua gelar tadi. Dengan demikian menarik untuk dikaji lebih lanjut misteri Ratu Balqis. Apa yang membuatnya ia dikenang dan diabadikan di dalam Al-Qur'an.


Salahsatu bentuk diplomasi yang cerdas dilakukan Ratu Balqis ialah merencanakan sesuatu yang seimbang dengan apa yang dilakukan Nabi Sulaiman kepadanya. Peristiwanya ketika Nabi Sulaiman baru saja menyampaikan surat sakti yang dibawah oleh seekor burung yang langsung dijatuhkan di dada Ratu Balqis, sang penyembah matahari, ketika sedang istirahat siang. Surat itu berisi ajakan untuk mengikuti ajaran monoteisme yang dibawah oleh Nabi Sulaiman. Isi suratnya singkat: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri" (27:30-31). Ratu Balqis tidak memandang enteng surat ini dan perasaannya tidak tenang seolah ada ancaman terhadap kerajaannya. Reaksi Pemimpin negeri Saba' ini langsung rapat dan meminta pendapat para petingginya mengenai langkah-langkah yang akan diambil. Para petinggi negeri Saba' memutuskan untuk mempersiapkan beberapa langkah. Langkah pertama mereka akan berusaha memberi "hadiah" kepada Nabi Sulaiman berupa perhiasan mahal (Q.S. al-Naml/27:35). Tentu saja Nabi Sulaiman yang dikenal sangat kaya itu tersinggung, menolak "hadiah" itu."(27:36-37).


Nabi Sulaiman menyusun strategi untuk memberi pelajaran terhadap Ratu Balqis dan pasukannya, yaitu menghukum mereka dengan mempermalukan tanpa harus menimbulkan korban jiwa. Nabi Sulaiman menyeru kepada para pembesarnya: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri" (27:38). Salahseorang pendukung Nabi Sulaiman berupa jin yang bernama Ifrit menyanggupi: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". (27:39). Petinggi lain menawarkan jasa yang sama: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip" (27:40). Setelah singgasana hadiah itu sudah berada di tengah-tengah mereka, maka Nabi Sulaiman mengistruksikan: "Robahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal (nya)" (27:41). Akhir kisahnya, Nabi Sulaiman menang dan Ratu Balqis tidak merasa kalah, itulah hakekat diplomasi.

(lus/pal)

Jakarta -

Keberadaan Ratu Balqis yang dikisahkan panjang lebar di dalam Al Quran menyisahkan pelajaran politik yang amat penting. Kisah Ratu Balqis tentu bukan hanya sebagai cerita pengantar tidur tetapi di dalam cuplikan peristiwanya banyak hal yang menarik untuk dipelajari. Ia sosok tokoh yang amat fenomenal di dalam Al Quran. Satu-satunya orang yang pernah mendapat pengakuan dari Tuhan sebagai 'pemilik pemerintahan superpower' (laha 'arsyun 'adhim/27:23) dan negerinya dilukiskan dengan baldatun thayyibah wa Rabbun gafur atau negoro kang lohjinawi, toto tentrem kerto raharjo, ialah Ratu Balqis.

Apa rahasia kesuksesan Ratu Balqis sampai diceritakan dengan dua surah dalam Al Quran (al-Naml dan al-Anbiya')? Mengapa ia mendapatkan pujian manajemen paling tinggi di dalam Al Quran? Para nabi dan orang bijak lainnya tidak ada yang mendapatkan predikat seperti itu. Nabi Sulaiman menjadi rival Ratu Balqis tidak mendapatkan predikat itu, padahal, ia mempunyai kemampuan untuk membangun koalisi dengan jin dan burung (27:17), kemampuan melakukan mobilitas dengan cepat, karena ia dapat 'merekayasa angin' (21:81), kemampuan untuk melakukan eksplorasi di dasar laut (21:82), kemampuan untuk berkomunikasi dengan hewan dan serangga (27:18), termasuk memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan setan (21:82). Padahal, Ratu Balqis seorang perempuan dan non Islam karena ia masih menjadi penyembah matahari (27:24) saat itu.

Ratu Balqis yang ditonjolkan di dalam Al Quran ialah kemampuannya di dalam membangun etika politik di dalam memimpin masyarakat Saba'. Ia memeraktekkan prinsip-prinsip demokrasi yang santun, transparansi yang beradab, keadilan yang bertanggung jawab, kejujuran yang sejati, diplomasi yang agung, dan keteladanan yang tinggi. Sikap ini disambut dengan sikap santun oleh para pembesar dan rasa cinta dari masyarakat. Dalam beberapa sumber diceritakan ia sebagai putri Dzu Syarkh ibn Hudad, mantan Raja di Himyerit (Yaman). Informasi keberadaan Ratu Balqis sebagai pemimpin yang tangguh dan solid oleh
Nabi Sulaiman diperoleh melalui burung hud-hud. Melalui perantaraan burung ini, Nabi Sulaiman mengirim surat ("surat mulia/kitab karim" menurut istilah Balqis) yang intinya mengajak Ratu Balqis untuk menjalin hubungan diplomatik (27:29).

Meskipun Ratu ia tetap memberikan kesempatan kepada pembesarnya untuk memberikan saran dan opsi. Balqis mengajak pembesarnya yang dilukiskan dengan indah di dalam redaksi AlQuran: "Wahai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusan ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kalian berada di dalam majlisku (27:22). Ungkapan simpatik dari Ratu Balqis dijawab dengan santun oleh para pembesarnya: "Kita memiliki potensi kekuatan dan keberanian, dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".

Alangkah indahnya komunikasi politik yang terjalin antara Sang Ratu dengan para elite politiknya. Sama sekali tidak diceritakan hubungan negatif antara berbagai pihak di kalangan elite politik. Tidak ada manufer yang mengarah kepada sikap saling menjatuhkan satu asama lain. Meskipun ia seorang Ratu, ia selalu memberikan kepercayaan dan otoritas kepada para pembesar lain untuk menyatakan pendapatnya. Sebaliknya, hak dan kewenangan itu dimanfatkan dengan baik oleh para pembesar dengan santun. Self of belonging dari warga masyarakat terhadap negerinya sangat tinggi. Ini kita bisa lihat dari banyaknya opsi yang diterima Balqis untuk mengantisipasi surat yang diterima dari Sulaiman. Ini mengisyaratkan bahwa pemimpin yang besar ialah pemimpin yang memiliki banyak opsi, apalagi opsi-opsi itu dihimpun dari anggota masyarakat.

(nwy/nwy)

AKURAT.CO, Nabi Sulaiman adalah salah satu utusan Allah yang kisahnya diabadikan di dalam Al-Qur'an Surah An-Naml ayat 41-44.

Menurut para ahli tafsir, kisah itu bermula ketika Nabi Sulaiman memanggil burung Hud-hud untuk memintanya mencari sumber air di tempat yang kering dan tandus. Namun, burung yang biasa menjadi utusan Nabi Sulaiman itu tidak kunjung datang dan membuatnya sedikit kesal.

Beberapa saat kemudian, burung Hud-hud datang dengan wajah sedikit ketakutan. Ia membawa kabar yang penting untuk diketahui oleh Nabi Sulaiman.

Burung Hud-hud bercerita bahwa ia baru saja menemukan sebuah istana yang besar, megah, dan mewah di negeri Saba. Istana tersebut dipimpin oleh seorang perempuan bernama Ratu Balqis dengan kekayaan yang sangat luar biasa.

Akan tetapi, orang-orang yang ada di negeri Saba tidak mengenal Allah Swt atas limpahan karunia yang diperolehnya. Justru, menurut burung Hud-hud, orang-orang di sana menyembah matahari ketika terbit dan terbenam.

Mendengar informasi dari burung Hud-hud, Nabi Sulaiman akhirnya memaafkan burung tersebut lalu memberi perintah kepadanya.

Baiklah, kali ini aku mengampunimu karena berita yang engkau bawa ini aku anggap penting untuk diperhatikan. Namun untuk membenarkan beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yang engkau maksudkan itu dan kembalilah secepat-cepatnya, kata Nabi Sulaiman kepada burung Hud-hud.

Perintah Nabi Sulaiman itu pun segera dilakukan burung Hud-hud. Ia kemudian terbang ke negeri Saba dan langsung melemparkan sepucuk surat itu kepada Ratu Balqis yang tengah duduk di istana. Ratu Balqis yang terkejut itu pun membuka surat yang ia dapat dengan cara tak terduga tersebut.

Surat tersebut berisi: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri.”

Ratu Balqis yang merasa mendapat tamparan dari surat tersebut lantas mengundang para pembesar kerajaan untuk merundingkan tindakan apa yang akan dilakukan. Apakah mengerahkan bala tentara untuk berperang, atau menggunakan cara halus untuk menaklukkan Nabi Sulaiman.

Akhirnya, setelah keputusan ditentukan, Ratu Balqis memilih cara yang halus untuk menghadapi Nabi Sulaiman. Keputusan itu pun lantas dikabarkan dengan cepat oleh burung Hud-hud kepada Nabi Sulaiman.

Ratu Balqis mengutus sejumlah pasukan dengan membawakan hadiah yang menarik untuk diberikan kepada Nabi Sulaiman. Namun, Nabi Sulaiman yang juga memiliki kekayaan luar biasa langsung mengutus para jin untuk membangun sebuah istana yang mampu menyilaukan mata utusan Ratu Balqis.

Hingga saat utusan Ratu Balqis tiba berhadapan dengan Nabi Sulaiman, hadiah yang mereka bawa ditolak dan diminta untuk dikembalikan kepada ratu mereka. Nabi Sulaiman juga berpesan kepada utusan Ratu Balqis bahwa pihaknya akan mengirim pasukan ke negeri Saba jika mereka tidak beriman kepada Allah ta'ala.

Setelah Ratu Balqis terdesak, ia pun berpikir untuk mengunjungi kerajaan Nabi Sulaiman untuk menyerahkan diri. Di tengah perjalanan Ratu Balqis meninggalkan negeri Saba, Nabi Sulaiman memanggil golongan jin untuk membantunya agar Ratu Balqis terkejut saat tiba di kerajaan.

Kemudian, berkatalah Jin Ifrit yang terkenal cerdik kepada Nabi Sulaiman. Aku mampu membawa takhta Ratu Balqis dari istananya sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukmu, kata Jin Ifrit.

Di tengah pembicaraan itu, salah satu jin lainnya yang juga memiliki ilmu lebih berkata, Akan aku bawa tahta Ratu Balqis ke hadapanmu bahkan sebelum engkau sempat memejamkan mata.”

Dan benar saja, dalam sekejap, takhta Ratu Balqis telah dipindahkan ke kerajaan Nabi Sulaiman.

Sesampainya di kerajaan Nabi Sulaiman, Ratu Balqis pun terkejut melihat takhta yang ia tinggalkan di negeri Saba telah berpindah ke kerajaan yang ia tuju. Ratu Balqis pun terheran-heran dengan kemegahan kerajaan Nabi Sulaiman dengan dinding dan lantainya terbuat dari kaca putih.

Ratu Balqis yang semula mengira bahwa ia paling kuat langsung merasa ciut di hadapan Nabi Sulaiman dan berkenan untuk beriman kepada Allah. Ia berkata, Ampunilah aku, aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.”

Begitulah kisah Nabi Sulaiman yang dikaruniai berbagai kelebihan oleh Allah Swt. Semoga kita dapat mengambil hikmahnya.

Wallahu a'lam. []