Pada zaman dahulu pertunjukan ondel-ondel biasanya dapat ditemui pada acara

JAKARTA - Istilah Ondel-ondel sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga Jakarta. Boneka besar yang digerakkan oleh orang di dalamnya tersebut merupakan budaya asli warga Betawi. Lekatnya Ondel-ondel dengan budaya Jakarta menjadikan boneka ini pun sebagai ikon Kota Jakarta.

Pegadang Inggris, Edmund Scott dalam bukunya menyebut Ondel-ondel diperkirakan sudah ada pada 1605. Dahulu, Ondel-ondel digunakan sebagai bagian dari iring-iringan acara kerajaan.

Kemudian ondel-ondel juga digunakan untuk menolak bala. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Betawi, penyakit cacar akan hilang setelah mengarak ondel-ondel keliling kampung.

Sifat sakralnya tersebut juga tercermin dari cara pembuatan ondel-ondel yang konon dilakukan melalui proses ritual tertentu. Hal ini dilakukan agar proses pembuatan ondel-ondel berjalan lancar.

Seiring berjalannya waktu, Ondel-Ondel pun mulai banyak dikenal sebagai pelengkap acara hajatan . Di era Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menjadikan ondel-ondel sebagai pertunjukan seni rakyat yang menghibur.

Baca Juga : HUT Jakarta Ke-494, Ini Deretan Kawasan Ikonik di Ibu Kota

Baca Juga : 10 Ondel-Ondel Raksasa Bakal Mejeng di HUT DKI 22 Juni

Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi musik Betawi seperti tanjidor, pencak Betawi, bende, ningnong, rebana, dan ketimpring. Saat ini, Ondel-ondel juga sering tampil dalam acara-acara budaya yang tak hanya di gelar di kota-kota di Indonesia, tapi juga mancanegara.

Namun seiring berjalannya waktu, martabat ondel-ondel semakin luntur. Beberapa tahun terakhir ini, ondel-ondel digunakan untuk mengamen di jalanan demi mendapat recehan.

(aky)

  • #HUT DKI Jakarta
  • #ondel-ondel
  • #HUT Ke 494 DKI Jakarta

BAGI Anda yang tinggal di Jakarta, tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya ondel-ondel. Boneka raksasa yang memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter itu merupakan kesenian Betawi dan salah satu ikon ibu kota. Selain itu, sekarang di jalan-jalan protokol sering ditemui rombongan ondel-ondel yang menari dengan iringan musik

Ondel-ondel terbuat dari rangka bambu dan kayu serta menggunakan ijuk untuk rambutnya. Biasanya dibuat sepasang yaitu laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel laki-laki wajahnya berwarna merah sedangkan yang perempuan wajahnya berwarna putih. Lalu kemudian ondel-ondel akan digerakkan oleh manusia dengan cara manusia tersebut masuk ke dalamnya dan terdapat iringan musik.

Pada zaman dahulu pertunjukan ondel-ondel biasanya dapat ditemui pada acara

Merangkum berbagai sumber, Minggu (24/6/2018), dulunya ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan dan pelindung di kampung-kampung. Ondel-ondel dianggap sebagai leluhur yang melindungi turunannya. Maka tak heran bila ada unsur mistis di dalamnya. Namun ondel-ondel memiliki makna simbolis yaitu menyimpan kearifan untuk menjunjung hidup bersih dari kejahatan dan sebagai pengingat untuk melenyapkan sesuatu yang merusak tatanan kehidupan.

Awal mula keberadaan ondel-ondel hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Berdasarkan buku yang dikarang oleh W. Scot tertulis jenis boneka seperti ondel-ondel sudah ada pada tahun 1605 di Jakarta. Sementara wisatawan asal Amerika, E.R. Scidmore mengatakan saat tinggal di Batavia dirinya sudah menemukan tarian jalanan seperti ondel-ondel pada abad ke-19. Selain itu, dalam buku berjudul Geschiedenis Van Java Jilid II karya W. Fruin Mees terungkap jika di abad ke-17 sudah ada iring-iringan dengan menampilkan boneka besar yang digerakkan oleh manusia.

Seiring berjalannya waktu, seni pertunjukan ondel-ondel tidak hanya untuk menolak bala tapi mulai menjadi bagian dalam semarak pesta rakyat, penyambutan tamu kehormatan, arak-arakan pengantin sunat, atau acara pernikahan. Musik pengiring ondel-ondel terdiri dari Gendang Tepak, Gendang Kempul, Kenong Kemong, krecek, gong, dan terompet. Ada pula yang mengiringnya dengan pertunjukan pencak silat Betawi.

Lalu pada masa Gubernur Ali Sadikin, ondel-ondel diangkat menjadi kesenian Betawi diangkat. Tujuannya untuk menaikkan citra masyarakat Betawi dengan ciri khasnya dan menjadikan DKI Jakarta sebagai kota tujuan wisata. Sejak saat itu, ondel-ondel berfungsi sebagai seni pertunjukan yang menghibur. Adapun Ondel-ondel sebagai pajangan, peletakkannya di sebelah kiri dan kanan pintu masuk.

(ren)

Jakarta -

Ondel-ondel adalah budaya tak terpisahkan dari adat Betawi, sekaligus menjadi ikon kota Jakarta. Boneka raksasa ini semakin dikenal masyarakat luas saat almarhum Benyamin Sueb membuat lagu berjudul Ondel-ondel.

Bagi warga Jakarta, biasanya sudah tidak asing dengan ondel-ondel sebagai kesenian khas daerah. Ondel-ondel akan banyak ditemukan di jalan-jalan, gedung, hotel, tempat makan, ataupun tempat pertunjukan terutama di hari perayaan tertentu. Bagaimana sejarah, bentuk, dan makna ondel-ondel?

Sejarah Ondel-Ondel

Ada beberapa versi berbeda mengenai asal-usul Ondel-ondel , namun belum ada informasi pasti tentang siapa penciptanya dan kapan diciptakan. Melansir dari laman Kemendikbud, ini beberapa sejarah Ondel-ondel di Jakarta.

Secara historis, ondel-ondel disebut sudah ada sebelum 1600 Masehi. Penjelasan ini ditulis pedagang dari Inggris bernama W. Scot dalam buku perjalanannya. Dalam catatannya, Scot mengaku melihat ada kebudayaan unik berbentuk boneka raksasa yang dipertunjukkan masyarakat Sunda Kelapa dalam upacara adat. Meski namanya tidak disebut, jenisnya diyakini mirip ondel-ondel.

Ada buku perjalanan lain yang menuliskan soal ondel-ondel yang ditulis E.R. Scidmore dari Amerika. Scidmore adalah wisatawan yang datang ke Jawa. Ia tinggal cukup lama di Batavia pada akhir abad 19. Dalam bukunya, Java, The Garden of The East, Scidmore menyebutkan ada seni jalanan berupa tarian boneka raksasa yang diarak ramai-ramai oleh masyarakat di Batavia.

Sementara menurut cerita turun-temurun sesepuh di Betawi, ondel-ondel sudah ada sejak zaman nenek moyang. Dulu ondel-ondel dibuat untuk upacara tolak balak. Upacara tolak balak diadakan untuk mengusir wabah penyakit yang menyerang perkampungan atau gangguan roh halus yang gentayangan.

Saat ini, ondel-ondel masih sering digunakan untuk meramaikan pesta rakyat, pernikahan, atau penyambutan tamu terhormat, misalnya saat peresmian gedung yang baru selesai dibangun.

Pertunjukan Ondel-Ondel

Ondel-ondel berbentuk boneka raksasa yang terbuat dari anyaman bambu, dan dihiasi pakaian serta aksesoris yang menyerupai manusia. Dalam pertunjukan, boneka ini digerakkan dari dalam oleh seseorang yang biasanya laki-laki karena beban yang cukup berat.

Umumnya, boneka ondel-ondel dibuat berpasangan, layaknya pengantin laki-laki dan perempuan dengan pakaian yang indah. Ondel-ondel lelaki dibuat berwarna merah, melambangkan semangat dan keberanian. Ondel-ondel perempuan berwarna putih yang menandakan kesucian dan kebaikan.

Tinggi ondel-ondel adalah sekitar 2,5 meter dengan lebar 80 sentimeter, maka wajar jika memiliki berat 20-25 kg. Boneka ini dibuat dari anyaman bambu agar saat dipikul lebih ringan. Bagian kepalanya mirip topeng yang diberi ijuk sebagai rambut, atau hiasan kepala runcing khas Melayu yang disebut kembang kelapa.

Pakaian ondel-ondel lelaki biasanya berwarna gelap, sedangkan untuk perempuan memakai warna cerah motif polos atau kembang-kembang, dan keduanya memakai selendang.

Pertunjukan ondel-ondel biasanya diiringi dengan berbagai kesenian lainnya. Seperti musik yang biasa mengiringi adalah tanjidor, gambang kromong, musik rebana, gendang pencak, dan lain-lain.

Makna Ondel-Ondel

Telah diwariskan turun-temurun, kebudayaan ini mengandung simbol dan makna yang mendalam. Topeng ondel-ondel lelaki warna merah memiliki arti laki-laki harus pemberani dan gagah perkasa, sementara topeng perempuan mengandung arti harus menjaga kesucian.

Kembang kelapa di atas kepala ondel-ondel berarti kekuatan. Pohon kelapa memiliki akar kuat yang semua unsur tubuhnya bisa dimanfaatkan. Sepasang ondel-ondel juga punya nama yaitu Kobar untuk laki-laki dan Borah untuk perempuan. Kobar menyimbolkan manusia harus mencari nafkah di dunia, sedangkan Borah adalah simbol akhirat, yaitu manusia harus selalu berbuat baik dan ingat kepada Tuhan.

Beberapa wujud ondel-ondel ada yang menyeramkan dengan rambut gimbal dan gigi bertaring. Ini dimaksudkan agar roh jahat takut dengan wajah raksasa yang menyeramkan, sehingga tidak mengganggu manusia. Selain itu, dulunya banyak sesajen dan upacara sebelum pertunjukan ondel-ondel dengan maksud mengusir roh jahat serta filosofi kehidupan.

Saat ini memang pertunjukkan ondel-ondel menjadi lebih sedikit karena generasi modern lebih menyukai hiburan seperti film atau band. Meski begitu, di Jakarta masih sering dijumpai ondel-ondel, baik untuk keperluan hiburan, perayaan, atau sekedar pajangan.

(pal/pal)

Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Tampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.

Pada zaman dahulu pertunjukan ondel-ondel biasanya dapat ditemui pada acara

Pertunjukan ondel-ondel di Monumen Nasional

Pada zaman dahulu pertunjukan ondel-ondel biasanya dapat ditemui pada acara

Ondel-ondel diarak dalam rangka selametan pembukaan sayap baru Hotel des Indes pada tahun 1923.

Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.

Mulanya, ondel-ondel pada zaman dahulu digunakan sebagai penolak bala dan penjaga kampung. Biasanya ia diarak saat ada pagebluk (wabah) yang melanda kampung, selametan, hajatan besar (Cap Go Meh, dll.) atau sedekah bumi setelah panen raya. Karenanya bentuk ondel-ondel laki-laki yang asli lebih seram dengan mata melotot dan adanya gigi taring. Awalnya ia juga dikenal dengan sebutan "barongan". Kata "ondel-ondel" menjadi lebih populer ketika Benyamin Sueb membawakan lagu "Ondel-ondel" pada tahun 1971 dalam irama gambang kromong yang digubah oleh Djoko Subagyo. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah semarak pesta-pesta rakyat, atau diarak untuk mengamen. Betapapun derasnya arus modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.

Sebenarnya ondel-ondel adalah tokoh yang dihilangkan pada sendratari Reog versi "Wengker" dari Ponorogo yang merupakan tokoh sepasang makhluk halus dengan tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan Singo Barong, maka dikutuklah mereka menjadi burung gagak dan burung merak dalam bentuk raksasa pula. Namun pada pemerintahan Bathara Katong, tokoh-tokoh yang tidak terlalu penting dihilangkan.

Di dalam kesenian Jathilan, dikenal dengan nama Genderuwo Gede, di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, yang sudah ada sejak pasca Perang Bubat yang dibawa pejabat sunda yang masih hidup dengan membawa Angklung Reog, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan nama Barong Landung yang merupakan jenis Barong Bali yang dibawa Raja Airlangga saat menyelamatkan diri. Menurut perkiraan jenis pertunjukan ini sudah ada sejak sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa.

Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak menentu, tetapi biasanya diiringi dengan irama gambang kromong. Ada juga yang diiringi tanjidor, seperti sanggar ondel-ondel pimpinan Gejen, Kampung Setu. Ada yang diiringi dengan pencak Betawi seperti sanggar “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarang pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diiring bende, remes, ningnong dan rebana ketimpring, seperti sanggar ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres.

Pada umumnya, pementasan ondel-ondel diiringi oleh musik pengiring dan pencak silat diantaranya:

  • 2 buah gendang yang dimainkan oleh 2 orang
  • 1 buah rebana/kecrekan yang dimainkan oleh 1 orang
  • 1 buah gong yang dimainkan oleh 1 orang
  • 1 buah kong'ahyan/tehyan yang dimainkan oleh 1 orang
  • 1 orang yang melakukan pencak silat yaitu Pencak Bunga Kembang.[1]
  1. tōa-sian ang-á, "ondel-ondel" versi Hokkien, populer di Taiwan.

  1. ^ "Ondel-ondel". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-12. Diakses tanggal 2019-02-10. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ondel-ondel&oldid=20900387"