PENGUKURAN Aktivitas manusia setiap hari selalu berkaitan dengan pengukuran terutama pengukuran waktu. Misalnya, waktu yang kamu perlukan untuk menempuh jarak dari rumah ke sekolah adalah 25 menit. Dapatkah kamu menyebutkan aktivitasmu sehari-hari yang berkaitan dengan waktu? Untuk mendapatkan data yang akurat, pengukuran harus dilakukan dengan benar. Apa yang dimaksud dengan mengukur? Pernahkah kamu mengukur panjang meja dengan menggunakan jengkal? Berbedakah hasilnya jika kamu menggunakan penggaris? Panjang meja merupakan besaran (besaran panjang), sedangkan jengkal dan cm merupakan satuan dari besaran panjang yang diukur. Jadi, mengukur berarti membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan. Bagaimana hasil pengukuran panjang meja dengan jengkalmu dibandingkan dengan jengkal temanmu? Mengapa demikian? Jengkalmu dan jengkal temanmu memiliki panjang yang berbeda. Dengan demikian, pengukuran panjang dengan satuan jengkal menghasilkan data yang tidak sama. Oleh karena itu, jengkal disebut satuan tak baku. Adakah satuan-satuan tak baku yang lain? Pada pengukuran panjang meja dengan satuan cm menghasilkan data yang sama besar. Oleh karena itu, cm disebut satuan baku. Coba kamu sebutkan satuan baku yang lain. Jadi, a. satuan baku (standar) ialah satuan yang digunakan secara umum, misalnya meter adalah satuan panjang yang dipakai di seluruh dunia; b. satuan tak baku, yaitu satuan yang digunakan oleh masyarakat setempat, misalnya jengkal dan depa untuk satuan panjang yang hanya dipakai di daerah tertentu. Gambar mengukur menggunakan jengkal Gambar mengukur menggunakan penggaris 1. Pengukuran panjang Contoh alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang adalah penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pemilihan alat untuk mengukur panjang suatu benda disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diperlukan. a. Pengukuran panjang benda dengan penggaris Penggaris atau mistar mempunyai ketelitian hingga 0,5 cm. Penggaris dalam kehidupan sehari-hari banyak jenisnya. Bahan-bahan untuk membuat penggaris, seperti plastik, mika, kain, kayu, dan logam. Pengukuran yang kamu lakukan harus benar. Pengukuran panjang yang benar adalah skala 0 pada penggaris berimpit dengan ujung benda yang akan diukur panjangnya. rolmeter, jenis penggaris yang dipakai tukang kayu meteran kain, jenispenggaris yang biasa dipakai tukang jahit danpenjual bahan kain Gambar Berbagai JenisPenggaris Sumber Gambar: www.conseilho.com; www.rascalrule.com Gambar Skala Nol Berimpit dengan Ujung Benda yang Diukur b. Pengukuran panjang benda dengan jangka sorong Pernahkah kamu mengamati seorang tukang drat yang sedang bekerja mengganti sebuah mur-baut yang telah rusak? Alat apakah yang digunakannya untuk mengetahui ukuran diameter mur-baut yang hendak dibuatnya itu? Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter bagian luar atau diameter bagian dalam sebuah benda termasuk kedalaman sebuah lubang. Jangka sorong memiliki ketelitian hingga 0,1 mm. Selain digunakan oleh tukang drat, jangka sorong juga digunakan oleh tukang kunci duplikat agar kunci yang dibuatnya dapat tepat sama seperti aslinya. Kamu juga dapat menggunakan jangka sorong untuk mengetahui garis tengah pensilmu. Cara membaca hasil pengukuran dengan jangka sorong adalah sebagai berikut. 1. Jepit benda yang akan diukur dengan rahang jangka sorong. Perhatikan gambar berikut ini. Gambar Pembacaan Skala pada Jangka Sorong 2. Lihat angka pada skala utama. Pada gambar terlihat nilainya 3,1 cm. 3. Lihat garis pada skala nonius yang segaris lurus dengan garis pada skala utama. Pada gambar terlihat nilainya 0,06 cm. 4. Jadi, diameter benda itu adalah 3,1 cm + 0,06 mm = 3,16 cm. Pengukuran panjang benda dengan mikrometer sekrup Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur benda-benda yang berukuran tipis atau yang berbentuk pelat. Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Dalam kehidupan sehari-hari, mikrometer sekrup digunakan tukang servis kulkas dan pompa air untuk mengukur diameter kawat tembaga yang akan digunakan untuk mengganti kumparan kawat yang telah rusak. Cara membaca hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup. 1. Benda yang akan diukur dijepit pada rahang mikrometer sekrup. Amati gambar berikut ini. benda yang diukur skala putar 8,5 skala utama 0,395 Gambar Pembacaan Skala pada Mikrometer Sekrup 2. Lihat angka pada skala utama. Pada gambar terlihat nilainya 8,5 mm. 3. Lihat angka pada skala putar yang membentuk garis lurus dengan sumbu skala utama. Pada gambar terlihat nilainya 0,395 mm. 4. Jadi, tebal benda yang diukur = 8,5 mm + 0,395 mm = 8,895 mm. 2. Pengukuran massa Massa suatu benda diukur dengan alat yang disebut timbangan (neraca). Misalnya, neraca lengan sama panjang, neraca O Hauss, neraca lengan tak sama panjang, timbangan surat, dan timbangan dacin. a. Pengukuran massa benda dengan neraca O Hauss yang mempunyai dua lengan dan sebuah lingkaran skala Lengan depan memuat angka puluhan, lengan belakang memuat angka ratusan, sedangkan lingkaran skala memuat angka satuan dan sepersepuluhan. menimbang massa bahan percobaan di laboratorium dan menggunakan neraca dua lengan menimbang massa badan dengan timbangan badan Gambar Berbagai Kegiatan yang Menggunakan Pengukuran Massa Sumber Gambar: www.biology.clc.uc.edu, people.zoy.org b. Pengukuran massa benda dengan neraca O Hauss yang mempunyai tiga lengan Lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, sedangkan lengan paling belakang memuat angka ratusan. 3. Pengukuran waktu Setiap hari kamu mengikuti pelajaran di sekolah. Berapa menit lama waktu setiap jam pelajaran di sekolahmu? Dengan alat apa petugas sekolah menetapkan waktu untuk setiap jam pelajaran di sekolahmu? Alat ukur waktu yang biasa digunakan adalah arloji. Ada beberapa kegiatan tertentu yang memerlukan alat ukur waktu yang lebih teliti, misalnya pada kegiatan lomba lari. Alat ukur waktu yang memiliki ketelitian yang lebih tinggi adalah stopwatch. Stopwatch memiliki ketelitian lebih tinggi dibanding arloji. Stopwatch memiliki dua jarum, yaitu jarum panjang dan jarum pendek. Jarum panjang yang terdapat pada lingkaran besar menunjukkan waktu sekon. Lingkaran besar ini terbagi dalam 60 skala. Setiap jarum panjang berputar sekali, jarum pendek bergeser satu skala yang menunjukkan terjadi perubahan waktu selama satu menit. Pengukuran volume benda Coba kamu amati benda-benda yang ada di rumahmu. Ada yang bentuknya teratur, tetapi ada juga yang bentuknya tidak teratur, bukan? Dalam pelajaran matematika, kamu sudah mengenal bangun geometri, misalnya balok, silinder, kubus, dan limas. Dapatkah kamu menentukan volume bangun-bangun ruang tersebut? Volume benda-benda yang bentuknya teratur dapat ditentukan dengan rumus matematika. Mula-mula, panjang masing-masing bangun diukur dengan alat ukur panjang, kemudian volume dihitung dengan rumus yang sesuai. Misalnya, volume balok V = p l t volume silinder V = πr2t volume kubus V = p p p Kita tentu saja tidak asing dengan istilah ukur pada kehidupan sehari-hari. Istilah ini akan berkaitan erat dengan satuan sesuai dengan jenis dan bentuk ukurannya. Mencoba berbagi mengenai materi pembelajaran, maka kami sajikan Bab Pengukuran sebagai media pembelajaran sekaligus referensi bagi peserta didik. PENGANTAR Dalam kehidupan sehari-hari, kalian tentu sering menjumpai kegiatan yang berhubungan dengan pengukuran. Seperti halnya kegiatan lomba lari yang ditunjukkan gambar 1.1.
Gambar 1.1 Lomba lari jauh A. Besaran dan satuan Saat seseorang melakukan pengukuran, sebenarnya orang tersebut sedang membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Contoh, saat Ahmad mengukur panjang meja mengunakan jengkal tangan ternyata mendapatkan hasil pengukuran panjang meja 6 jengkal. Sedangkan saat Ahmad mengukur menggunakan alat berupa mistar didapatkan hasil pengukuran panjang meja 90 cm. Dari dua contoh tersebut, besaran yang diukur adalah panjang meja. Jengkal tangan dan mistar merupakan alat ukur panjang, dan satuan panjangnya dinyatakan dalam jengkal dan cm. Jadi, dalam kegiatan pengukuran terdapat tiga istilah yang akan sering kalian gunakan, yaitu besaran, satuan dan alat ukur. 1. Besaran fisika Dalam hasil pengukuran suatu besaran selalu terdapat nilai dan satuan. Misalnya, massa satu karung beras adalah 25 kg. Massa menyatakan besaran, nilai hasil pengukurannya adalah 25 dan kg adalah satuan yang digunakan. Jadi besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan hasil ukurnya dapat dinyatakan dengan nilai / angka. Menurut dimensinya, besaran dibedakan menjadi dua yaitu : a. Besaran pokok Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya sudah ditetapkan secara baku dan tidak diturunkan dari besaran lain. Berikut ini adalah satuan dasar SI untuk tujuh besaran pokok berdasarkan Konferensi Umum mengenai Berat dan Ukuran ke 14 tahun 1971
b. Besaran Turunan Besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok dinamakan besaran turunan. Karena itu satuan besaran turunan merupakan penjabaran dari satuan besaran pokok. Kadangkala satuan besaran turunan ini diberi nama baru untuk memudahkan penyebutannya. Contoh dari besaran turunan terdapat dalam tabel berikut ini.
Berikut adalah tabel besaran turunan dengan nama dan lambang khusus :
2. Satuan Setiap besaran mempunyai satuan yang sesuai. Hasil pengukuran suatu besaran harus dinyatakan dalam satuan yang tepat dan akurat. Penggunaan satuan yang berbeda-beda akan menimbulkan nilai hasil pengukuran yang tidak sama. Misalnya penggunaan satuan depa, jengkal, langkah, dan hasta akan memberikan hasil yang berbeda jika pengukuran dilakukan oleh dua orang yang berbeda. Satuan seperti ini disebut dengan satuan tidak baku. Agar hasil pengukuran antara satu orang dengan orang lainnya sama, diperlukan keseragaman dalam penggunaan satuan. Satuan yang memberikan hasil pengukuran sama walaupun dilakukan oleh dua orang yang berbeda dinamakan satuan baku.. Satuan yang kita gunakan saat ini merupakan satuan yang sudah ditetapkan keseragamannya secara internasional Sistem satuan yang telah disepakati pemakaiannya untuk tingkat internasional melalui Conference Generale de Poedes et Measure ini disebut System International d’united atau disingkat dengan SI. Di indonesia penggunaan SI diatur dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (UUML). B. FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENGUKURAN
1. Ketepatan (akurasi) Saat kalian hendak mengukur, pilihlah alat ukur yang sesuai dengan jenis besarannya dan tingkat ketelitiannya. Misalnya untuk mengukur tebal kaca kalian lebih baik menggunakan mikrometer daripada mistar, karena mikrometer mampu mengukur dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. 2. Kalibrasi alat Setiap alat ukur mempunyai cara penggunaan dan aturan pemasangan yang berbeda-beda. Misalnya alat ukur listrik yang dalam pemakaiannya harus dirangkai dengan alat atau beban. Jika dalam pemakaiannya tidak dirangkai dengan benar, maka alat ukur tersebut tidak dapat berfungsi. 3. Ketelitian (presisi) Setiap alat ukur mempunyai skala sebagai pedoman untuk menentukan hasil pengukuran. Satu skala yang berdekatan disebut nilai skala..Sebelum mengukur tentukan nilai skala yang tercantum pada alat ukur tersebut. Dan untuk teknik membaca skala, mata harus tegak lurus pada skala yang terbaca atau pada jarum penunjuk skala. Kesalahan posisi mata saat membaca dapat menyebabkan kesalahan pengukuran yang disebut dengan kesalahan parallax. 4. Kepekaan alat (sensitivitas) Seiring kemajuan teknologi saat ini tentu saja dituntut tersedianya alat ukur yang mampu memberikan hasil yang teliti dan akurat. Nilai ketelitian adalah nilai skala terkecil yang masih dapat diukur oleh alat ukur tersebut. Semakin tinggi nilai ketelitiannya akan semakin kecil tingkat kesalahan dalam pengukuran. 5. Menyusun dan memberi arti hasil pengukuran Agar hasil pengukuran mudah dipahami maka harus disajikan secara lengkap dengan menyatakan hasilnya dalam nilai bilangan dan satuannya. Tanpa satuan sebuah bilangan tidak mempunyai arti. Pemberian satuan yang salah juga akan memberikan arti yang berbeda pada hasil pengukuran. C. PENGUKURAN BESARAN DAN ALAT UKURNYA Kegiatan pengukuran mempunyai peranan penting dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Pada umumnya dalam proses pengamatan dan penelitian dilakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Untuk satuan yang berbeda, pengukuran akan memberikan hasil yang berbeda pula. Berikut akan disajikan cara pengukuran besaran menggunakan alat ukur yang sesuai. 1. ALAT UKUR PANJANG Dalam keseharian banyak sekali alat ukur panjang yang dapat kita jumpai, antara lain mistar, rolmeter, meteran kain, jangka sorong dan micrometer sekrup. Alat ukur yang kita gunakan untuk mengukur panjang benda harus sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur panjang pensil kita gunakan mistar, sedangkan untuk mengukur diameter pensil akan lebih teliti jika kita menggunakan micrometer. a. Mengukur dengan mistar
Mistar tergolong sebagai alat ukur panjang yang sering digunakan untuk berbagai macam keperluan. Misalnya penggaris plastik, penggaris kayu, rolmeter dan meteran pita. Pada umumnya mistar mempunyai batas ukur hanya 1 meter dan untuk meteran pita dapat mengukur panjang hingga 3 meter. Jadi mistar dapat digunakan untuk mengukur panjang benda dimana ukuran benda tersebut tidak
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus dengan skala mistar yang dibaca.
. Jarak antara dua garis panjang yang berdekatan dan diberi angka pada mistar sama dengan 1 cm. Setiap skala 1 cm terbagi menjadi 10 skala. Maka jarak terkecil pada mistar sama dengan 1 cm dibagi 10. Hal ini menunjukkan bahwa ketelitian mistar sebesar 0,1 cm atau 1 mm.
Gambar 1.5 Skala pada mistar b. Mengukur dengan jangka sorong Jangka sorong digunakan untuk mengukur bagian-bagian benda yang panjangnya tidak lebih dari 15 cm. Selain dapat mengukur panjang benda, jangka sorong dapat juga digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam pipa serta kedalaman tabung. Bagian-bagian jangka sorong :
Gambar 1.7 Bagian-bagian jangka sorong Jangka sorong mempunyai dua jenis skala, yaitu skala utama yang terletak pada rahang tetap dan skala nonius yang terletak di bagian rahang sorong. Skala tetap mempunyai garis skala yang sama dengan mistar, sedangkan skala nonius hanya terdiri dari 10 garis skala. Mengukur dengan jangka sorong menghasilkan nilai yang lebih teliti daripada mistar, sebab ketelitian jangka sorong mencapai 0,01 cm atau 0,1 mm. Cara mengukur panjang dengan jangka sorong : a. Putarlah pengunci ke kiri, lalu geserlah rahang sorong ke kanan. b. Masukkan benda ke rahang bagian bawah jangka sorong. c. Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci ke kanan.
c. Mengukur dengan mikrometer sekrup Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang berbentuk lempeng atau plat. Mikrometer sekrup hanya mampu mengukur benda yang panjangnya maksimal 2,5 cm dan memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm. Jika dengan jangka sorong kita mendapatkan ketelitian 0,1 mm, maka kita akan mendapatkan ketelitian yang lebih tinggi jika menggunakan mikrometer sekrup. Bagian-bagian mikrometer sekrup
Gambar 1.9 bagian- bagian mikrometer sekrup Pada umumnya mikrometer memiliki dua macam skala yakni skala utama (tetap) dan skala nonius (skala putar). Cara membaca skala pada micrometer hampir sama dengan jangka sorong.
Gambar 1.10 mikrometer dan cara menggunakannya Cara mengukur panjang / diameter benda menggunakan mikrometer : a. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka! b. Bukalah rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat dimasukkan ke rahang. c. Letakkan benda yang akan diukur pada rahang dan putar kembali sampai tepat!SPeng d. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan e. Bacalah skala utama dan skala noniusnya! 2. ALAT UKUR MASSA Alat ukur massa disebut dengan neraca atau timbangan. Jenis-jenis neraca cukup banyak, antara lain neraca pasar, neraca lengan dan neraca elektronik. a. Neraca pasar
Neraca jenis ini sering digunakan oleh pedagang di pasar tradisional. Pada salah satu sisi neraca diletakkan beberapa anak timbangan untuk mengimbangi benda yang terletak pada sisi neraca yang lain. Setelah seimbang, jumlah seluruh anak timbangan ini menunjukkan massa benda yang diukur.
b. Neraca dua lengan Jika kalian pernah berada di toko emas, kalian akan menjumpai neraca dua lengan ini. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan antara dua lengan dimana salah satu sisinya berisi benda dan sisi lainnya berisi anak timbangan. Massa benda sama dengan jumlah seluruh anak timbangan yang membuat kedudukan seimbang.
Neraca elektronik merupakan neraca yang paling mudah digunakan. Benda diletakkan di papan timbangan dan secara otomatis angka yang menyatakan massa benda akan tampil di layar. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan energi listrik. Neraca ini banyak dijumpai di pasar swalayan. d. Neraca Ohauss Neraca Ohauss umumnya digunakan di laboratorium. Batas maksimum pengukuran adalah 311 g dengan ketelitian 0,01 g. Neraca ini mempunyai bagian penting, antara lain tempat beban, skala yang disertai beban geser, sistem pengatur khusus, dan penunjuk keseimbangan
Langkah-langkah pengukuran massa dengan neraca Ohauss adalah sebagai berikut. 1) Atur sistem pengatur khusus sehingga neraca berada dalam keadaan seimbang (penunjuk keseimbangan segaris dengan angka nol acuan). 2) Letakkan benda atau zat yang akan diukur pada tempat beban. 3) Atur beban geser pada skala sehingga neraca berada dalam keadaan seimbang (penunjuk keseimbangan segaris dengan angka nol acuan). 4) Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan skala pada masing-masing lengan skala. Neraca ini mempunyai empat lengan skala, yaitu masing-masing dengan rentang bacaan 0 - 1,Og, 0-10g, 0-100g, dan 0-200g. 3. ALAT UKUR WAKTU
Gambar 1.15 Stopwatch dan arloji
Stopwatch digital mempunyai ketelitian yang lebih tinggi yaitu 0,01 sekon. Pemakaiannya juga lebih mudah karena hasil pengukuran waktu tertera langsung pada layar. Langkah-langkah pengukuran waktu menggunakan stopwatch adalah sebagai berikut. a. Tekan tombol reset (biasanya terletak di bagian tengah dan berwarna putih) kemudian lepaskan, sehingga jarum penunjuk ada pada posisi nol. b. Tekan dan lepaskan tombol start pada saat pengukuran waktu tepat dimulai. c. Tekan dan lepaskan tombol stop pada saat pengukuran waktu tepat selesai. d. Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk besar (dalam satuan sekon) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil (dalam satuan menit).
6. ALAT UKUR ARUS
Gambar 1.17 Bagian-bagian amperemeter Arus listrik dapat mengalir pada rangkaian listrik apabila dalam rangkaian itu terdapat beda potensial dan rangkaiannya tertutup. Jadi dalam penggunaannya amperemeter harus dirangkai dengan beban dan sumber tegangan membentuk suatu rangkaian listrik. Dalam rangkaian ini, amperemeter dipasang secara seri.
Nilai yang ditunjuk jarum
7. ALAT UKUR VOLUME Volume merupakan besaran turunan, yang disusun oleh besaran pokok panjang. Untuk benda padat yang bentuknya teratur, misalnya balok, bola, atau tabung, volumenya dapat ditentukan dengan rumus volume benda. Misalnya : a. Volume balok : V = p x l x t b. Volume tabung : V = π x r2x t c. Volume bola : V = 4/3 x π x r3 Untuk benda-benda yang bentuknya tidak beraturan seperti batu, atau gembok kunci, volumenya dapat ditentukan dengan cara berikut :
Langkah-langkah : 1) Letakkan gelas ukur diatas permukaan yang rata, misalnya meja 2) Isi gelas ukur dengan air sampai pada skala tertentu (V1) 3) Masukkan zat padat yang hendak diukur kedalam gelas ukur, amati skala permukaan air (V2)
4)
Gambar 1.19 Pengukuran volume dengan gelas ukur 5) Volume = ( V2 – V1 ) ml
Langkah-langkah : 1) Letakkan gelas ukur dan gelas berpancuran diatas permukan yang rata
2)
Gambar 1.20 Pengukuran volume dengan gelas berpancuran 3) Taruh gelas ukur tepat dibawah mulut lubang gelas berpancuran 4) Masukkan zat padat yang akan diukur ke dalam gelas berpancuran, maka air akan tumpah menuju gelas ukur 5) Amati dan baca skala yang ditunjukkan pada gelas ukur . Skala tersebut menunjukkan volume zat padat yang diukur.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1.
Hasil pengukuran panjang lidi tersebut adalah ... . 2. Perhatikan gambar hasil pengukuran jangka sorong di bawah ini !
3.
Hasil pengukuran tebal buku kamus Bahasa Inggris tampak seperti di atas, maka tebalnya buku adalah … 4. Sebuah mikrometer skrup digunakan untuk mengukur tebal pelat seng sehingga kedudukan skalanya seperti tampak pada gambar berikut.
5.
Sebuah kelereng diukur diameternya dengan micrometer sekrup. Hasil pengukuran yang terbaca adalah sebesar …. 6. Perhatikan gambar alat ukur yang sedang digunakan berikut!
Massa benda yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut adalah .... A. 163 g B. 173 g C. 173,45 g D. 1,073,45 g
7. 8. Seorang pelari berhasil mencatat rekor baru saat mengikuti kejuaraan lari 100 meter.
Waktu yang digunakan oleh pelari tersebut terlihat pada gambar. Hasil pembacaan stopwatch tersebut menunjukkan nilai.... 9. A. 8,5 sekon B. 31 sekon C. 1 menit 8,5 sekon D. 1 menit 31 sekon
10.
Dari hasil pengukuran kuat arus listrik didapatkan hasil pengukuran seperti pada gambar. Jika batas ukur amperemeter 10 mA, besar kuat arus yang terukur adalah ....
11. Perhatikan gambar berikut! Volume batu yang terukur adalah.... A. 100 cm3 B. 60 cm3 C. 40 cm3 D. 20 cm3
12. Perhatikan gambar alat dan bahan serta data pengukurannya berikut ! A. Massa zat cair ; 79,6 gram B. Massa zat cair ; 204,6 gram C. Volume zat cair ; 79,6 cm³ D. Volume zat cair ; 204,6 cm³ |