Pada tahun berapa Portugis menguasai Malaka

tirto.id - Rombongan penjelajah Eropa dari bangsa Portugis pertama kali masuk ke wilayah Nusantara pada tahun 1511 yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Sejarah mencatat orang-orang Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang memasuki wilayah Nusantara, tepatnya di Kesultanan Malaka.

Sejak abad ke-15, bangsa Portugis telah menjelajahi lautan dan memiliki armada laut yang kuat. Ketika mengetahui di Asia Timur Jauh terdapat tanah yang kaya akan rempah, Raja Manuel I memanggil Vasco da Gama, seorang pelaut berpengalaman asal Portugis untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra.

Tujuan utama ekspedisi Portugis itu mencari rempah-rempah yang menjadi barang mahal di Eropa. Bangsa Barat menggunakan rempah-rempah sebagai bahan baku obat, parfum, dan yang paling penting adalah untuk pengawet makanan dan bumbu masakan. Pengawetan makanan termasuk kebutuhan vital di Eropa saat musim dingin tiba.

Ekspedisi yang dipimpin Vasco da Gama dimulai pada bulan Juli 1497 dari pelabuhan Lisabon. Rombongan kapal Portugis itu berusaha mencari wilayah sumber rempah-rempah [Nusantara] lewat rute yang pernah dilalui Bartholomeus Diaz. Nama terakhir merupakan penjelajah Portugis yang berhasil mencapai ujung paling selatan Benua Afrika dan singgah di Tanjung Harapan.

Maka, rombongan kapal yang dipimpin oleh Vasco da Gama mengawali penjelajahannya dengan menuju kawasan yang kini menjadi wilayah Afrika Selatan. Di Tanjung Harapan, Vasco da Gama menyewa pelaut bangsa Moor yang pernah berlayar ke Asia Timur Jauh untuk menjadi penunjuk arah.

Baca juga: Langgar Tinggi Pekojan: Berawal dari Pendatang Moor dan Arab

Pada tahun 1498, rombongan Vasco da Gama berhasil mencapai Kalikut dan Goa, yang merupakan wilayah India. Vasco da Gama kemudian tinggal di India karena mengira daerah tersebut adalah Hindia Timur, negeri penghasil rempah. Namun, setelah tinggal beberapa tahun dia menyadari bahwa tempat tersebut bukan penghasil rempah-rempah yang sebenarnya.

Maka itu, Portugis lantas memberangkatkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albequerque untuk menuju wilayah Malaka. Armada Portugis berangkat ke Malaka menggunakan kapal yang dilengkapi peralatan perang, seperti senapan dan meriam.

Pada tahun 1511, armada Portugis berhasil menguasai Malaka dan mulai memasuki wilayah Kepulauan Nusantara yang mereka sebut sebagai tanah India [Hindia]. Orang-orang Portugis pun segera mengetahui bahwa Kepulauan Nusantara merupakan tanah penghasil rempah-rempah, terutama wilayah Maluku.

Rombongan Alfonso de Albequerque ternyata membawa ambisi yang jauh lebih besar daripada sekadar kulakan rempah-rempah. Orang-orang Portugis segera menyerbu Kesultanan Malaka dan merebut wilayah yang memungkinkan mereka melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah.

Mereka bisa melakukan monopoli karena menguasai pelabuhan penting di Selat Malaka, jalur laut utama yang menghubungkan wilayah Nusantara dengan dunia luar. Tidak heran, setelah Portugis menguasai Malaka di tahun 1511, banyak pihak menentang mereka. Salah satunya adalah Kesultanan Demak dari Pulau Jawa yang mengirim armada laut ke Malaka pada tahun 1512 untuk memerangi orang-orang Portugis. Serangan yang dipimpin Pati Unus itu ternyata gagal mengusir Portugis.

Karena memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan maju secara teknologi, Portugis selalu berhasil meredam setiap perlawanan yang dilakukan oleh kerajaan-kerajaan di Nusantara. Hal itu pun membuat Portugis semakin kuat dan berusaha untuk terus memperluas daerah kekuasaannya di wilayah yang kini menjadi Indonesia.

Baca juga: Seratus Tahun Kejayaan Malaka Hancur Akibat Serangan Portugis

Infografik Mozaik Bangsa Portugis ke Indonesia. tirto.id/Tino

Setelah menguasai Malaka, Portugis mengirim ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan d’Abreu untuk mendatangi kawasan Indonesia Timur, wilayah yang kala itu kaya akan rempah-rempah.

Pada tahun 1512, mereka telah sampai di Maluku dan diterima dengan baik oleh Sultan Ternate. Pada waktu itu, kesultanan Ternate sedang bermusuhan dengan Tidore. Sultan Ternate meminta pasukan Portugis yang memiliki persenjataan lengkap untuk membantu mereka melawan Tidore. Sebagai imbalan, Portugis diizinkan mendirikan benteng dan mendapatkan hak monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah yang dikuasai Ternate.

Dari Ternate, armada Portugis berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah, terutama yang berasal dari Indonesia Timur. Mereka kemudian melakukan ekspedisi lanjutan di tahun 1522 ke wilayah Pajajaran di Pulau Jawa dan menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda yang diabadikan dalam padrao.

Tujuh tahun sebelum menjalin hubungan dengan Kerajaan Sunda, Alfonso de Albequerque--pemimpin armada Portugis yang mula-mula menembus Nusantara--meninggal di kota tua Goa, India, pada 16 Desember 1515, tepat hari ini 506 tahun silam. Ia sang pembawa malapetaka bagi Kesultanan Malaka dan sejumlah wilayah lainnya di Nusantara.

==========

Artikel ini pertama kali ditayangkan pada 28 September 2021. Kami melakukan penyuntingan ulang dan menerbitkannya kembali untuk rubrik Mozaik.

Baca juga artikel terkait PENJAJAHAN PORTUGIS atau tulisan menarik lainnya Permadi Suntama
[tirto.id - tam/add]

Penulis: Permadi Suntama Editor: Addi M IdhomIrfan Teguh Pribadi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Sejarah viewed by 12209 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Sejarah viewed by 4360 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Sejarah viewed by 3783 persons

Asked by wiki @ 26/08/2021 in Sejarah viewed by 2133 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Sejarah viewed by 1998 persons

Asked by wiki @ 02/08/2021 in Sejarah viewed by 1988 persons

Asked by wiki @ 08/12/2021 in Sejarah viewed by 1671 persons

Asked by wiki @ 10/08/2021 in Sejarah viewed by 1670 persons

Asked by wiki @ 31/07/2021 in Sejarah viewed by 1586 persons

Asked by wiki @ 29/07/2021 in Sejarah viewed by 1557 persons

Asked by wiki @ 23/08/2021 in Sejarah viewed by 1461 persons

Asked by wiki @ 09/08/2021 in Sejarah viewed by 1446 persons

Asked by wiki @ 03/08/2021 in Sejarah viewed by 1424 persons

Asked by wiki @ 01/08/2021 in Sejarah viewed by 1215 persons

Asked by wiki @ 31/08/2021 in Sejarah viewed by 1204 persons

Video yang berhubungan

Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa yang pertama kali hadir di kepulauan rempah-rempah. Portugis tercatat berlayar ke Nusantara pada abad ke-16 Masehi.

Kedatangan Bangsa Portugis di Pulau Malaka

Pada awal abad ke-16 tepatnya di tahun 1509 Masehi, bangsa Portugis yang dipimpin oleh Diogo Lopes de Sequeira hadir di Malaka. Kedatangan bangsa Portugis disambut baik oleh pihak Kesultanan Malaka.

Akan tetapi, para saudagar yang lebih dahulu berada di wilayah tersebut memberi kabar kepada pihak Kesultanan Malaka, kehadiran Portugis merupakan bencana besar bagi Malaka. Lalu, penguasa Kesultanan Malaka berubah pandangan dan memukul mundur Portugis dari bumi Malaka dengan cara menggempurnya.

Akibat mengalami serangan dari pihak Kesultanan Malaka, bangsa Portugis langsung berlabuh menjauhi Malaka. Hal itu untuk mencari cara dan mempersiapkan diri dalam menghantam wilayah Malaka.

Dalam persiapannya, Portugis berlabuh dari wilayah Goa dan menjumpai Malaka kembali, guna membalas serangan dan menginvansi wilayah tersebut. Dan, pada serangan besar tersebut dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque dengan persiapannya dalam menghimpun pasukan sekitar 1.200 orang dan 18 kapal perang yang terjadi di tahun 1511 Masehi.

Peperangan pun diakhiri dengan kemenangan bangsa Portugis yang disebabkan karena peralatan perang yang lebih canggih, dan disebabkan pula karena adanya konflik internal dari pihak Kesultanan Malaka itu sendiri.

Lantas, Portugis mengambil alih wilayah Malaka dengan mempersiapkan pertahanannya guna menghalau serangan balik yang akan terjadi. Dalam kenyataannya, wilayah Malaka sebenarnya bukan tempat penghasil rempah-rempah, melainkan hanya pusat perdagangan.

Mengutip catatan dalam buku A History of Modern Indonesia Since c. 1200 (2005) yang ditulis oleh MC Ricklefs, Malaka memiliki peran besar dikarenakan sebagai pusat perdagangan, pelabuhan transit bagi para saudagar.

Seiring berjalannya waktu, Malaka mulai merosot pamornya disebabkan oleh adanya Portugis itu sendiri dan para saudagar mulai meninggalkan Malaka dan mencari wilayah lain untuk menumbuhkan pusat perdagangan baru, seperti wilayah Aceh dan Banten.

Kedatangan Bangsa Portugis di Pulau Maluku

Kejayaan Malaka yang kian meredup dan tidak pernah berjaya kembali. Pada tahun 1512 Masehi, Portugis yang masih dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque kemudian datang di wilayah timur Nusantara, tepatnya di Kepulauan Maluku untuk menanfaatkan komoditas utama yang mereka cari, yaitu rempah-rempah.

Di pulau Maluku, Portugis mulai menyadari akan kekuatan kerajaan-kerajaan Islam dan kekuatan-kekuatan perdagangan Islam di wilayah Asia Tenggara. Lantas, Portugis berupaya untuk menjalankan srateginya untuk menginvestasi pengaruhnya, dengan menggunakan kekuatan melalui persekutuan bersama Kerajaan Ternate.

Dengan kedekatannya antara Portugis dengan Kerajaan Ternate, Portugis diberikan izin untuk mendirikan sebuah Benteng di wilayah Ternate. Kemudian Benteng tersebut diberi nama Benteng Sao Paolo.

Hampir serupa halnya dengan di wilayah Malaka, setibanya Portugis disambut ramah oleh kalangan masyarakat Maluku dan mempunyai hubungan yang sangat baik dengan masyarakat setempat.

Lalu, terjadi kekacauan ketika Portugis menjalankan Misi Gospel terhadap masyarakat setempat di Maluku. Dan terjadinya konflik sosial di tengah masyarakat Maluku dengan orang-orang Portugis saat itu.

Di sisi lain, petinggi Portugis juga mengintervensi dengan urusan kerajaan-kerajaan setempat. Mengutip Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), selain melakukan kegiatan monopoli perdagangan rempah-rempah dan mengintervensi dalam urusan pemerintahan setempat, Portugis sekaligus menyebarkan agama Katholik.

Portugis sempat bertahan di Maluku sampai tahun 1605 Masehi. Dan Portugis hengkang dari wilayah pulau Maluku setelah Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) datang di Kepulauan Maluku.