Teori siapakah yang mengemukakan bahwa dalang G30S adalah PKI?

Kamis, 14 Juli 2022 | 16:15 WIB

Kamis, 14 Juli 2022 | 14:45 WIB

Kamis, 14 Juli 2022 | 10:33 WIB

Kamis, 14 Juli 2022 | 10:15 WIB

Kamis, 14 Juli 2022 | 08:15 WIB

Kamis, 14 Juli 2022 | 08:00 WIB

Rabu, 13 Juli 2022 | 20:48 WIB

Rabu, 13 Juli 2022 | 13:00 WIB

Rabu, 13 Juli 2022 | 12:15 WIB

Rabu, 13 Juli 2022 | 10:45 WIB

Selasa, 12 Juli 2022 | 08:45 WIB

Selasa, 12 Juli 2022 | 08:30 WIB

Selasa, 12 Juli 2022 | 07:30 WIB

Selasa, 12 Juli 2022 | 07:15 WIB

Selasa, 12 Juli 2022 | 07:00 WIB

Senin, 11 Juli 2022 | 14:10 WIB

Senin, 11 Juli 2022 | 12:15 WIB

Senin, 11 Juli 2022 | 08:52 WIB

Minggu, 10 Juli 2022 | 15:57 WIB

Sabtu, 9 Juli 2022 | 14:30 WIB


Page 2

Teori ini merupakan sebuah tulisan dari Peter Dale Scott atau Geoffrey Robinson.

3. Gerakan 30 September merupakan pertemuan kepentingan dua negara besar.

Peristiwa berdarah 30 September ini merupakan titik temu antara inggris dan Amerika Serikat. Inggris ingin agar Soekarno menghentikan sikap konfrontatif terhadap Malaysia, yang menyebut malaysia sebagai boneka inggris.

Sementara itu Amerika Serikat turut berkeinginan agar Indonesia terbebas dari komunis. Dengan menggulingkan kekuasaan Soekarno, keinginan Inggris dan Amerika Serikat akan tercapai.

Baca Juga: PSG vs Manchester City, Neymar dan Mbappe Tak Akur, Pep Guardiola Diuntungkan

4. Soekarno dalang dibalik semuanya.

Anthony Dake dan John Hughes merupakan orang yang berada dibalik teori ini. Muncul asumsi tentang keinginan Soekarno melenyapkan kekuatan oposisi, yang berasal dari petinggi angkatan darat. Teori ini didasarkan dari kesaksian Shri Biju Patnaik seorang pilot dari India yang menjadi sahabat pejabat di Indonesia.

Menurut penuturan Shri Biju Patnaik, Soekarno memintanya agar meninggalkan Jakarta sebelum subuh, Soekarno berkata "Setelah itu saya akan menutup lapangan terbang" seolah beliau tahu bahwa esok akan ada peristiwa besar.

Teori ini dilemahkan dengan fakta ketika Soekarno menolak mendukung G-30-S, bahkan Soekarno turut mengutuk gerakan tersebut.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 6 SD MI Halaman 69, Tabel Penemuan Sederhana yang Ada di Sekitar Rumah


Page 3


Page 4

Gerakan pada tanggal 30 September 1965 yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) sehingga dikenal dengan sebutan G30S/PKI, adalah sebuah gerakan pemberontakan dan suatu peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Republik Indonesia, yang berujung pada pergantian rezim pemerintahan dari orde lama ke orde baru. Dalam gerakan ini, PKI menculik dan membunuh enam orang Jenderal Angkatan Darat dan satu perwira menengah yang disangka adalah juga seorang Jenderal di Lubang Buaya, Jakarta. Selain itu PKI juga membunuh dua orang perwira TNI-AD di Yogyakarta dan pengawal rumah Wakil Perdana Menteri di Jakarta. Pada tanggal 1 Oktober 1965 PKI mengumumkan terbentuknya dibawah pimpinan Letkol Untung. TNI khususnya pasukan Kostrad di bawah Panglima Kostrad Mayjen Soeharto bergerak cepat menumpas pemberontakan ini.

Pembahasan

Banyak teori yang bermunculan mengenai latar belakang dan siapa dalang dibalik G30S/PKI ini, antara lain:

1. G30S/PKI adalah persoalan internal TNI Angkatan Darat

Teori ini dikemukakan oleh Ben Anderson, W.F. Wertheim dan Coen Hotsapel, mengemukakan bahwa G30S/PKI terjadi karena ada persoalan di dalam kalangan Angkatan Darat sendiri. Salah satu dasar dari teori ini adalah pernyataan pemimpin G30S/PKI, Letkol Untung yang mengkritik para pimpinan AD hidup bermewah mewahan, memperkaya diri dan mencemarkan nama baik Angkatan Darat. Hal ini sebenarnya tidak dapat digeneralisir pada semua pimpinan Angkatan Darat, karena faktanya Jenderal Nasution, Panglima TNI misalnya, hidup dengan sederhana.

2. G30S/PKI didalangi oleh CIA (Dinas Intelejen Amerika Serikat)

Teori ini dicetuskan oleh Peter Dale Scott dan Geoffrey Robinson, mengemukakan bahwa latar belakang pemberontakan ini adalah Amerika Serikat yang takut PKI berhasil membawa Indonesia menjadi negara komunis. CIA lalu bekerjasama dengan unsur-unsur dalam Angkatan Darat untuk memprovokasi PKI melakukan gerakan kudeta, dan setelah itu ganti menghancurkan PKI, dengan tujuan akhir menjatuhkan Presiden Sukarno.

3. G30S/PKI adalah kepentingan bersama Inggris dan AS

Teori ini dicetuskan oleh Greg Pulgarin yang mengemukakan bahwa G30S/PKI adalah pertemuan kepentingan Inggris yang ingin menggulingkan Sukarno agar sikap konfrontatif Indonesia terhadap Malaysia bisa diakhiri, dengan kepentingan AS yang ingin Indonesia bebas dari Komunisme.

4. G30S/PKI didalangi oleh Presiden Sukarno

Teori ini dicetuskan oleh Anthony Duke dan John Hughes, berdasarkan kesaksian seorang pilot India yang mengatakan bahwa Presiden Sukarno memintanya meninggalkan Jakarta sebelum Subuh tanggal 1 Oktober 1965, karena Sukarno akan menutup lapangan terbang. Hal ini menggambarkan seakan-akan Sukarno mengetahui tentang akan adanya kejadian besar pada tanggal 1 Oktober 1965, namun teori ini terbantahkan oleh kenyataan bahwa Sukarno menolak mendukung G30S/PKI, bahkan mengutuk gerakan ini dalam sidang Kabinet Dwikora di istana Bogor pada tanggal 6 Oktober 1965.

5. G30S/PKI tidak memiliki pemeran tunggal atau skenario

Teori ini dicetuskan oleh John D. Legge yang mengemukakan bahwa G30S/PKI, seperti yang dikatakan Sukarno, hanyalah merupakan perpaduan dari gerakan unsur-unsur Nekolim (negara barat), pimpinan PKI yang keblinger serta oknum TNI yang tidak benar.

6. G30S/PKI didalangi oleh PKI

Teori ini dicetuskan oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail saleh, dan merupakan teori yang paling umum di Indonesia, yang mengemukakan bahwa tokoh-tokoh pimpinan PKI adalah dalang dari kudeta dengan cara memperalat unsur-unsur dalam Angkatan Darat.

Kesimpulan

Teori yang menyebutkan bahwa CIA mempunyai andil dalam peristiwa G30S/PKI adalah menurut Peter Dale Scott dan Geoffrey Robinson.

Pelajari lebih lanjut

-----------------------------

Detil Jawaban

Kelas : 12 SMA

Mapel : Sejarah

Bab : Bab 2 -- Melawan Ancaman Pemberontakan

Kode : 12.3.2

Kata Kunci: teori, CIA, G30S/PKI

Bung Karno pernah berpesan “Jas Merah”, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Jargon singkat yang biasa kita dengar dalam forum pembahasan sejarah ini seakan membawa kita ke dalam peristiwa masa lampau.

Perlu kita ingat kembali bahwa perjalanan sejarah Bangsa Indonesia tidak pernah lepas dari peristiwa-peristiwa perjuangan yang sangat panjang.

Salah satu peristiwa penting yang tak terlupakan dalam ingatan sejarah Bangsa Indonesia adalah Gerakan 30 September 1965 atau seringkali disingkat G30S. Peristiwa berdarah yang sampai saat ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan dan dipertanyakan banyak orang.

Bagaimana jika empat dekade setelah berlalunya peristiwa tersebut ditemukan fakta-fakta yang dapat memunculkan berbagai versi sebuah peristiwa sejarah? . Salah satu konspirasi yang berkembang adalah siapa dalang G30S/PKI.

Kali ini BLITARTIMES mencoba merangkum 5 versi dalang dibalik Gerakan 30 September tahun 1965 yang berujung pada konflik pertikaian antar anak bangsa dan menyebabkan gugurnya 7 perwira ABRI serta aksi genosida yang menewaskan ribuan masyarakat sipil dengan dalih pembersihan ideologi komunis dari Indonesia.

1. Partai Komunis Indonesia (PKI)

PKI sebagai dalang G30S merupakan versi yang paling populer, paling kuno, dan paling melekat di ingatan dan hati sanubari seluruh rakyat Indonesia. Bahkan singkatan resmi untuk gerakan ini adalah G30S/PKI yang diterjemahkan sebagai Gerakan 30 September oleh PKI.

Selama masa Orde Baru setiap malam tanggal 30 September seluruh rakyat Indonesia diwajibkan menonton film kolosal tentang G30S/PKI dengan tujuan mengenang para pahlawan revolusi.

 Setelah rezim Soeharto tumbang belakangan banyak pendapat yang mengatakan bahwa film tersebut hanyalah propaganda dalam bentuk seluloid, film kolosal sebagai doktrinasi yang melanggengkan kekuasaan Soeharto.

Banyak juga ahli sejarah yang mempertanyakan doktrin bahwa PKI sebagai dalang gerakan berdarah ini. Kalau memang PKI memberontak kenapa 3,5 juta anggotanya yang menjadikan PKI partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan RRC-tidak melawan ketika terjadi pembersihan oleh ABRI?

Mengapa partai komunis dengan jumlah anggota terbanyak diantara negara-negara non-komunis itu sangat mudah diruntuhkan dalam waktu beberapa hari saja?

Bahkan putusan Mahkamah Militer Luar Biasa saja hanya menyebutkan individu-individu tertentu yang dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup dengan alasan terbukti melakukan makar. Tidak menyebutkan PKI yang melakukan makar. (sumber: kompasiana.com)

2. Sebagian Perwira Angkatan Darat dengan PKI sebagai Pemain Kedua

Masalah internal AD sebagai penyebab gerakan 30 September bertolak belakang dengan versi pertama. Teori ini pertama kali tercetus pada tajuk rencana surat kabar PKI, Harian Rakjat yang terbit 2 Oktober 1965. Hermawan Sulistyo dalam bukunya Palu Arit di Ladang Tebu menyebut ada beberapa fakta kunci yang dianggap mendukung versi ini.

Pertama, para Pahlawan Revolusi itu diculik oleh anggota AD. Tak ada sipil yang terlibat peristiwa tersebut. Kedua, tidak masuk akal bila PKI berjudi dengan menyingkirkan para jenderal melalui jalan kekerasan, sementara partai itu menikmati perkembangan dan kekuasaan yang sangat menuntungkan.

Sumber lain menyebut gerakan ini muncul karena kesenjangan dalam internal AD. Serta ambisi para perwira yang ingin memperoleh kursi kekuasan. (sumber: liputan6.com)

3. Sukarno

Setidaknya ada tiga buku yang menuding Presiden Sukarno terlibat dalam peristiwa G30S: Victor M. Fic, Anatomy of the Jakarta Coup, October 1, 1965 (2004); Antonie C.A. Dake, The Sukarno File, 1965-67: Chronology of a Defeat (2006) yang sebelumnya terbit berjudul The Devious Dalang: Sukarno and So Called Untung Putsch: Eyewitness Report by Bambang S. Widjanarko (1974); dan Lambert Giebels, Pembantaian yang Ditutup-tutupi, Peristiwa Fatal di Sekitar Kejatuhan Bung Karno.

Ketiga buku tersebut “mengarah kepada de-Sukarnoisasi yaitu menjadikan presiden RI pertama itu sebagai dalang peristiwa Gerakan 30 September dan bertanggungjawab atas segala dampak kudeta berdarah itu.” Ketika buku Dake terbit di Indonesia dengan judul Sukarno File (2005), keluarga Sukarno protes keras dan menyebutnya sebagai pembunuhan karakter terhadap Sukarno.

Untuk menyanggah buku-buku tersebut, Yayasan Bung Karno menerbitkan buku Bung Karno Difitnah pada 2006. Cetakan kedua memuat bantahan dari Kolonel CPM Maulwi Saelan, wakil komandan Resimen Tjakrabirawa (Sumber: beritaepuluh.com).

4. Soeharto

Komandan Brigade Infanteri I Jaya Sakti Komando Daerah Militer V, Kolonel Abdul Latief dalam Pledoi Kolonel A. Latief: Soeharto Terlibat G30S (1999) mengungkapkan bahwa dia melaporkan akan adanya G30S kepada Soeharto di kediamannya di Jalan Haji Agus Salim Jakarta pada 28 September 1965, dua hari sebelum operasi dijalankan.

Bahkan, empat jam sebelum G30S dilaksanakan, pada malam hari 30 September 1965, Latief kembali melaporkan kepada Soeharto bahwa operasi menggagalkan rencana kudeta Dewan Jenderal akan dilakukan pada dini hari 1 Oktober 1965. Menurut Latief, Soeharto tidak melarang atau mencegah operasi tersebut.

Menurut Asvi, fakta bahwa Soeharto bertemu dengan Latief dan mengetahui rencana G30S namun tidak melaporkannya kepada Ahmad Yani atau AH Nasution, menjadi titik masuk bagi analisis “kudeta merangkak” yang dilakukan oleh Soeharto.

Ada beberapa varian kudeta merangkak, antara lain disampaikan oleh Saskia Wierenga, Peter Dale Scott, dan paling akhir Soebandrio, mantan kepala Badan Pusat Intelijen (BPI) dan menteri luar negeri.

Dalam Kesaksianku tentang G30S (2000) Soebandrio mengungkapkan rangkaian peristiwa dari 1 Oktober 1965 sampai 11 Maret 1966 sebagai kudeta merangkak yang dilakukan melalui empat tahap: menyingkirkan para jenderal pesaing Soeharto melalui pembunuhan pada 1 Oktober 1965; membubarkan PKI, partai yang memiliki anggota jutaan dan pendukung Sukarno; menangkap 15 menteri yang loyal kepada Presiden Sukarno; dan mengambilalih kekuasaan dari Sukarno. (Sumber: historia.id)

5. Amerika Serikat Melalui CIA

Amerika “gatal” melihat perkembangan PKI di Indonesia. Sebagai “Macan Asia”, berkuasanya komunis di Indonesia bisa menimbulkan efek domino terhadap negara-negara lain di Asia Tenggara.

Jika hal ini terjadi maka berarti kiamat bagi Amerika. Hal ini sebenarnya telah disinyalir oleh Bung karno yang dismpaikan dalam pidato Nawaksara (1967) yang menyebut adanya “subversi Nekolim”.

Versi ini pada intinya menyatakan bahwa Amerika membujuk TNI AD untuk mengambil kekuasaan dari tangan Soekarno yang pro-komunis dengan membentuk Dewan Jenderal. Isu mengenai Dewan Jenderal-yang sebenarnya belum terbentuk karena TNI AD masih menunggu saat yang tepat-ini membuat PKI khawatir sehingga timbulah tindakan untuk mencegah perebutan kekuasaan oleh TNI AD dengan cara menculik 7 perwira tinggi AD.

Aksi penculikan yang kemudian dihembuskan sebagai tindakan pemberontakan inilah yang kemudian dijadikan dasar tentara-atau Soeharto-untuk membubarkan PKI dan memburu kader-kadernya sampai habis. (Sumber: kompasiana.com)